Pelajaran Biologi: Struktur Jaringan Tanaman

Pelajarancg.blogspot.com, Mata pelajaran biologi merupakan salah satu bidang kajian dari ilmu pengetahuan alam yang membahas makhluk hidup dengan lingkungan. Hal ini penting alasannya penerima didik mampu melatih kemampuan berpikir dan memecahkan duduk perkara serta pengaplikasikan rancangan dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajari: JARINGAN TUMBUHAN: PENGERTIAN, CIRI-CIRI, JENIS DAN FUNGSINYA LENGKAP

Hari ini mari pelajari terkait klarifikasi Struktur Jaringan Pada Tumbuhan selaku bahan pembelajaran siswa SMP maupun Sekolah Menengan Atas hadirin setia Pelajarancg.blogspot.com:

 Mata pelajaran biologi merupakan salah satu bidang kajian dari ilmu pengetahuan alam yang PELAJARAN BIOLOGI: STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN

A. SEL DAN JARINGAN TUMBUHAN

Secara evolusi, tanaman berbiji ialah organisme yang telah teradaptasi dengan lingkungan di daratan. Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan fungsi khusus untuk menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur jaringan tanaman bervariasi dalam setiap jenis flora yang tergantung pada tahap kemajuan dan perkembangan dari flora itu sendiri.

Umumnya, tumbuhan berbiji memiliki struktur dasar organ yang serupa, ialah terdiri atas: akar, batang, dan daun. Namun, ketiga struktur organ tersebut memiliki kombinasi dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsi pada setiap jenis tanaman. Adanya kombinasi dari ketiga struktur dasar tersebut memungkinkan flora dapat melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan yang bermacam-macam, seperti di tempat perairan dun gurun pasir yang tandus. semua jenis tanaman mempunyai dasar dilema yang serupa yakni bagaimana mereka dapat menemukan air dari dalam tanah, melalui batang dan membawanya sampai sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis dengan perlindungan sinar matahari. secara lazim, tumbuhan mempunyai dua metode organ, adalah: metode pucuk-(shoot system) yang terletak di bab atas tanah yang membentuk organ batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji; metode akai (root systen), yang terletak di bawah tanah membentuk organ akar umbi, dan akar rimpang (rizoma).

Semua organisme tersusun oleh sel yang mempunyai variasi dalam bentuk, ukuran, dan fungsi. sel tumbuhan berlainan dengan sel hewan sebab mempunyai struktur khusus, di antaranya sel tanaman mempunyai dinding sel yang kasatmata dan bersifat kaku sehingga flora tidak dapat bebas berpindah daerah sebagaimana hewan. Di samping itu, sel tumbuhan mempunyai organel khusus untuk fotosintesis, yakni kloroplas (plastida).

Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang mampu mengabsorpsi energi matahari dan mampu mengubah senyawa anorganik (CO, dan-air) menjadi senyawa karbohidrat yang dapat digunakan oleh makhluk hidup lain selaku masakan. Dengan struktur demikian, maka flora hijau merupakan produsen bagi organisme lain dan bersifat fotoautotrof.

Bentuk sel tanaman beragam. Ada yang berupa seperti kubus, prisma, kotak, elips, poligonal, memanjang mirip serabut dan ada yang mirip pipa. ukuran rata-rata sel flora berkisar antara 10 – 100 m. Beberapa sel tanaman memiliki diameter hingga 1 mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung dengan mata biasa. pada dasarnya, tanaman memiliki dua bab utama, yakni protoplas dan dinding sel. Protoplas terdiri atas bagian-bab yang bersifat hidup dan tidak hidup. Sedangkan, dinding sel bersifat tidak hidup. Ciri khas lainnya dari sel tanaman ialah memiliki vakuola yang besar yang berperan sebagai daerah cadangan kuliner dan memelihara kekakuan dinding sel dari cengkraman frustasi lingkungan.

Kelompok sel flora tertentu membentuk sebuah golongan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang serupa dan disebut jaringan. jaringan pada flora berasal dari pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi beragam bentuk vang memiliki fungsi khusus.

Berdasarkan acara pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, adalah jaringan meristem dan jaringan remaja (permanen). Berikut akan diuraikan karakateristik dari kedua macam jaringan tersebut secara rinci dalam penjelasan pelajarancg.blogspot.com.


1. Jaringan Meristem


Meristem yaitu jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara Mitosis secara terus menerus (bersifat embrional ) untuk memperbesar jumlah sel-sel badan pada Tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada flora. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi 2 yakni :

a. Jaringan Merisyem Primer

Jaringan Meristem primer merupakan pertumbuhan lebih lanjut dari jaringan embrional ( embrio/forum ) yang membelah secara mitosis dan menciptakan perkembangan primer pada tanaman sehingga tumbuhan mampu bertambah tinggi, meristem primer lazimnya terdapat pada ujung ( pucuk ) batang dan ujung akar.

b. Jaringan Meristem Sekunder

Jaringan Meristem Sekunder berasal dari jaringan dewasa yang sel-selnya telah berkembang lebih lanjut ( terdiferensiasi ), biasanya pada flora dikotil. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder, dan mengakibatkan pertambahan besar pada badan tumbuhan. dari jaringan meristem sekunder akan menciptakan kemajuan sekunder yang menimbulkan batang menjadi bertambah besar misalnya acara Kambium pada batang tanaman dikotil akan menghasilkan pembuluh kayu ( xilem ) ke bab dalam dan pembuluh tapis ( Floem ) ke bagian luar. disamping itu terdapat kambium gabus ( Felogen ) yang juga merupakan bagian dari kemajuan sekunder yang disebut Periderm.

Pelajari: MEMBEDAKAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Kambium Gabus terdiri atas 3 bab adalah :

  1. Felem, adalah jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas sel-sel mati
  2. Felogen, yaitu bagian kambium gabus yang mengarah keluar membentuk felem
  3. Feloderm, adalah bab yang dibuat felogen kearah dalam dan merupakan jarinagn yang sifatnya serupa parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup.

Sedangkan berdasarkan letaknya, meristem dibedakan atas :

  1. Meristem Apikal ( meristem ujung ) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar.
  2. Meristem interkalar/aksilar (meristem antara ), terdapat di antara jaringan sampaumur, contohnya pada pangkal ruas batang,
  3. Meristem Lateral (meristem samping ), terletak sejajar dengan permukaan organ, misalnya kambium dan kambium gabus.

Pada lazimnya , sel-sel penyusun jaringan meristem berdinding tipis, isodiametris, dan relative kaya akan protoplasma. Vakuola sel meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang belum terdiferensiasi. Kemampuan jaringan meristem untuk bermitosis secara terus-menerus menimbulkan tumbuhan mampu bertambah tinggi dan besar.


2. Jaringan Dewasa


Jaringan Dewasa ialah jaringan yang telah berhenti membelah, jaringan cukup umur merupakan golongan sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem dan sudah mengalami pengubahan bentuk yang disesuikan dengan fungsinya ( diferensiasi ). Jaringan akil balig cukup akal ada yang telah tidak bersifat meristematik lagi ( sel penyusunya sudah tidak membelah lagi ) sehingga disebut jaringan parmanen. Jaringan akil balig cukup akal dapat dibagi menjadi berbagai jenis :

  1. Jaringan Epidermis
  2. Jaringan Perenkim ( dasar )
  3. Jaringan Penguat / Penyokong
  4. Jaringan Pengangkut
  5. Jaringan Gabus

a. Jaringan Epidermis

Epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar yang menutupi permukaan badan atau organ flora, mirip : daun, bab bunga, buah, biji, batang, dan akar. fungsi utama jaringan Epidermis ialah selaku pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk, ukuran dan susunan, serta fungsi sel epidermis berlawanan-beda pada aneka macam jenis organ tanaman. ciri khas Epidermis adalah sel-selnya rapat satu sama lain dan membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.

Dinding sel Epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin, pada tumbuhan yang telah mengalami kemajuan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi mempunyai jaringan epidermis.

Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus. Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin ialah senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula kadangkala kita peroleh lapisan lilin yang kedap air untuk meminimalkan penguapan air.

Beberapa bentuk khusus sel Epidermis yang telah berubah struktur dan fungsinya yaitu : stomata (ekspresi daun) yang berperan selaku kawasan pertukaran gas dan uap air. Trikoma yang berupa tonjolan epidermis akar yang mempunyai dinding sel tipis dengan Vakuola besar.

Jaringan Epidermis tetap ada sepanjang hidup organ tertentu yang tidak mengalami penebalan sekunder. Pada beberapa tumbuhan yang berumur panjang, epidermis digantikan oleh jaringan gabus, kalau batangnya menua.

b. Jaringan Parenkim ( Jaringan Dasar )

Parenkim terdiri atas kalangan sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuanya untuk membelah walaupun telah remaja sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.

Sel-sel parenkim yang sudah dewasa dapat bersifat meristematik jikalau lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim khususnya terdapat pada bab kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan Endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, mirip pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.

Ciri utama sel parenkim adalah mempunyai dinding sel yang tipis, serta elastis. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, mirip parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung Vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim lainnya ialah sel-selnya memiliki ruang antarsel alasannya adalah bentuk selnya membulat.

Parenkim yang memiliki ruang antarsel ialah daun. Ruang antarsel ini berfungsi selaku fasilitas pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim mempunyai banyak fungsi, ialah untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan masakan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim, sedangkan yang mengandung rongga-rongga udara disebut Aerenkim.

Penyimpanan cadangan kuliner dan air oleh badan flora dilakukan oleh jaringan parenkim, cadangan masakan yang terdapat pada sel parenkim berbentuklarutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa Kristal ( amilum ). Sel parenkim ialah struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan flora. Ciri penting dari sel parenkim yakni dapat membelah dan terspesialisasi menjadi banyak sekali jaringan yang mempunyai fungsi khusus. Sel parenkim umumnya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh alasannya adalah itu disebut jaringan dasar.

Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa macam jaringan, yakni :

  1. Parenkim Asimilasi. Biasanya terletak di bab tepi sebuah organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.
  2. Parenkim peninbum. Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, contohnya pada empulur batang, umbi akal, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan kuliner yang berupa gula, tepung, lemak atau protein.
  3. Parenkim Air. Terdapat pada flora yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi kurun kering, misalnya pada tumbuhan kaktus atau pengecap buaya.
  4. Parenkim Udara. Ruang antar selnya besar, sel-sel penyusunnya bulat selaku alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok.
  Penggolongan Tumbuhan Berdasarkan Warna Bunga

c. Jaringan Penguat

Nama yang lain ialah stereon, fungsinya yaitu untuk menguatkan bab badan tanaman. Jaringan penyokong pada tumbuahan terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, alasannya adalah sel-sel penyusunnya cuma terdiri atas satu tipe sel.

1) Kolenkim

Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim berisikan senyawa dan ialah jaringan penguat pada organ badan muda atau bab tubuh tanaman yang lunak. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, namun tidak mampu kembali mirip semula jikalau organnya berkembang. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bab-bagian bunga,buah dan akar.

Sel kolenkim mampu mengandung kloroplas yang mirip sel-sel parenkim. Sel-sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim beraneka ragam, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang mirip serabut dengan ujung tumpul. Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas :

  • Kolenkim angular ( kolenkim sudut ), ialah jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bab sudut sel.
  • Kolenkim lamelal, ialah jaringan kolenkim yang penebalan selnya membujur.
  • Kolenkim Anular, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur.

2) Sklerenkim

Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sel-sel sklerenkim mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukan sifat elastis. Sklerenkim berisikan dua macam yakni serabut/serat dan sklereid. Sklereid disebut juga sel kerikil yang terdiri atas sel-sel pendek, sedangkan serabut sel-selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel-sel meristem.

Sklereid terdapat di banyak sekali bagian badan . sel-selnya membentuk jaringan yang keras,misalnya pada tempurung kelapa, kulit, biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman berdasarkan teladan yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

d. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut bertugas memuat zat-zat yang diharapkan oleh tanaman terdiri dari 2 (dua) macam jaringan adalah xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis / pembuluh kulit kayu, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler).

Xilem berperan untuk memuat air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh tubuh flora.sedangkan floem berfungsi untuk memuat air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bab tubuh tanaman, sedangkan floem berfungi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh flora.

1) Xilem

Xilem merupakan jaringan kompleks alasannya adalah tersusun dari beberapa tipe sel yang berlainan. penyusun terutama yaitu trakeid dan trakea selaku kanal pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi selaku penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam aneka macam aktivitas metabolisme sel. Xilem disebut juga selaku pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.

Trakeid dan trakea ialah dua golongan sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, yaitu pada trakeid tidak terdapat perforasi( lubang-lubang ), cuma celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel yang lain.

Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transport air dan mineral pada trakea berlangsung lewat perforasi ini.sedangkan pada trakeid berjalan melalui noktah (celah) antar sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga ialah gugusan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea mampu berbentukcincin spiral atau jala.

2) Floem

Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim. Tersusun atas beberapa tipe sel berlawanan yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga disebut pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu sel tapis (sieve plate) berbentuksel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk mirip ini pembuluh tapis mampu menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bab flora.

Pelajari: pelajaran ipa: soal dan balasan ihwal jaringan tanaman

B. ORGAN PADA TUMBUHAN

Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinnya, organ pada flora dibedakan menjadi organ selaku alat hara (orgnna nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang dan daun, ada juga bab lain yang berupa penyesuaian mirip umbi merupakan penyesuaian dari akar, bunga penyesuaian dari ranting dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.

1. Akar

Asal akar yakni dari akar lembaga (radix), pada dikotil dan gimnospermae, akar forum terus berkembang sehingga membentuk akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, pada monokotil akar lembaga mati, lalu pada pangkal batang akan berkembang akar-akar yang mempunyai ukuran relatif sama atau serupa rambut sehingga membentuk akar serabut.

Fungsi akar :

  • Untuk menambatkan badan flora pada tanah.
  • Alat untuk menyerap air dan garam-garam mineral terlarut
  • Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan kuliner.

Anatomi akar : Pada akar muda jika dilaksanakan pemotongan melintang akan terlihat bagian-bab dari luar ke dalam yaitu :

  • Epidermis.
  • Korteks
  • Endodermis.
  • Silinder pusat/stele.

Berdasarkan terbentuknya, akar mampu dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bab ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif meningkat dari akar yang telah cukup umur selain dari perisikel atau keluar dari organ lain mirip dari daun dan batang.

Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bab akar, mulai dari yang paling ujung yakni ujung akar,ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar kearah atas terdapat zona pembelahan sel,pada kawasan ini terdapat meristem apikal dan turunannya disebut meristem primer menuju ke atas zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan.

Pada zona pemanjangan sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berkhasiat untuk mendorong ujung akar (tergolong meristem) ke depan. Semakin keatas, zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan.pada zona pematangan sel-sel jaringan akar menuntaskan dan menyempurnakan diferensiasinya.

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra. Yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.

a. Epidermis

Susunan sel-selnya tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antarsel. Berdinding tipis dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.epidermis akar lazimnya satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yakni berbentukrambut atau bulu akar yang merupakan penyesuaian dari sel epidermis akar.

b. Korteks

Korteks sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim, letaknya eksklusif di bawah epidermis, korteks akar utamanya terdiri atas jaringan parenkim yang relative renggang atau tidak tersusun rapat dan sedikit jaringan penyokongnya sehingga banyak memiliki ruang antar sel.

Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin atau lignin.

c. Endodermis

Sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan memisahkan korteks dengan stele, lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yakni penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak mampu menembusnya. Endodermis flora Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tanaman Gymnospermae.

Pada perkembangan berikutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder sentra, bila diperhatikan di bawah mikroskop akan terlihat mirip huruf U, disebut sel U, sehingga air tidak dapat menuju ke silinder pusat.

Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silider sentra. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.

d. Silinder sentra/stele.

Silinder sentra tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis, silinder sentra selaku bagian terdalam dari akar, berisikan aneka macam macam jaringan adalah :

  1. Perisikel/perikambium. Perisikel tersusun atas sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai kesempatanmeristematik sehingga disebut perikambium. Peranan perisikel khususnya sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya Kambium Vaskuler, Kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem.

    Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bab tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan pada tanaman monokotil, xilem dan floem letaknya berselang seling.

  2. Berkas pembuluh angkut/vasis. Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jarum jari-jari.Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
  3. Empulur. Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.

2. Batang

Pada tanaman dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam sebuah lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar bulat dan empulur di bagian dalam bulat. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bab dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan perkembangan sekunder pada flora dikotil.

Kambium ialah jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam kemajuan sekunder.

Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tanaman dikotil, yaitu:

  1. kambium pembuluh (vascular cambium) yang menciptakan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,
  2. kambium gabus (cork cambium) yang menciptakan suatu epilog keras dan tebal yang mengambil alih epidermis pada batang dan akar.

Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur memiliki ruang antarsel yang positif dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berbentukpita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi terutama adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tanaman dikotil, jari-jari empulur terlihat berupa garis-garis halus yang membentuk bundar tahun.

Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.

a) Batang Dikotil

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

  1. Epidermis. Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
  2. Korteks. Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang akrab dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, semakin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
  3. Endodermis.Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis flora Gymnospermae.
  4. Stele/ Silinder Pusat. Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada pertumbuhan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga bermetamorfosis kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya mampu mengadakan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan bertambah besarnya diameter batang.

Pada tanaman Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berjalan terus-menerus, namun hanya pada ketika air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada demam isu kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga kemajuan menebalnya pada batang terlihat berlapis-lapis, setiap lapis memberikan aktivitas perkembangan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

b) Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele biasanya tidak terperinci. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menimbulkan batang Monokotil tidak mampu berkembang membengkak, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, contohnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

3. Daun

Daun ialah adaptasi dari batang, ialah bab tubuh flora yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun, tidak hanya sebagai kawasan fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi(penguapan air) dan respirasi( pernapasan).

Struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tanaman, struktur daun dilihat dari bentuk tulang daun, helai daun, tepi daun,ujung daun, pangkal daun dan permukaan daun.

Bila kita memperhatikan preparat irisan melintang daun, maka kita akan temui bab-bab penyusun struktur anatomi daun yang cocok dengan fungsi daun tersebut, daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim/mesofil, dan jaringan pengangkut.

a. Epidermis.

Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar lapisan epidermis dilapisi lapisan kutikula. Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan memiliki struktur khusus sebagai pembiasaan untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Yaitu adanya stoma dalam jumlah yang banyak disebut stomata, stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengadung kloroplas.

Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel-sel fotosintetik di bagian dalam daun dengan udara di sekitarnya, atau kawasan berlangsungnya pertukaran gas dari dan keluar badan flora. Stomata juga ialah jalan keluarnya uap air.

b. Parenkim/mesofil.

Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga mampu kita temui jaringan mesofil daun, parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel adalah palisade parenkim(jaringan pagar/tiang) dan spons parenkim (parenkim bunga karang), kedua jaringan mengandung kloroplas.

Jaringan pagar sel-selnya rapat sedangkan jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang antar sel, kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar sebab kloroplasnya lebih banyak dibandingkan dengan jaringan bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel-sel bulat pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel selaku tempat pertukaran gas selama fotosintesis berjalan.

c. Jaringan Pembuluh/Jaringan Pengangkut.

Jaringan pembuluh daun ialah lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun, tulang daun berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk memuat air dan hasil fotosintesis pada daun.

4. Bunga

Bunga ialah organ reproduksi pada tanaman, organ ini bukanlah organ pokok dan ialah modifikasi (pergantian bentuk) dari organ utama ialah batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya sudah diubahsuaikan dengan fungsinya selaku alat perkembangbiakan pada flora. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan adaptasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga ialah penyesuaian dari daun yang bentuk dan warnanya berganti. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.

Kelopak bunga ialah bagian bunga yang masih menjaga sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga lazimnya memiliki warna dan bentuk yang menarik jikalau dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menawan serangga dan agen penyerbukan lainnya.

Benang sari ialah bagian yang berperan selaku alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang ialah kawasan berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).

Putik ialah alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang umumnya mempunyai permukaan yang lengket sebagai kawasan menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik mempunyai saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).

C. PROSES PENGANGKUTAN PADA TUMBUHAN

1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral

Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tanaman tingkat tinggi, seperti pada flora biji dilakukan lewat dua prosedur pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel – sel akar.Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut selaku prosedur pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. berikutnya diangkut dalam berkas pembuluh adalah pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki flora melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan lalu mengalir naik ke pembuluh xilem hingga pucuk tanaman.

a. Pengangkutan Ekstravaskuler

Dalam perjalanan menuju silinder sentra, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilaksanakan lewat 2 mekanisme, yakni apoplas dan simplas.

1) Pengangkutan Apoplas

Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bab tak hidup dari akar tumbuhan, yakni dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus meraih xilem alasannya adalah terhalang oleh lapisan endodermis yang mempunyai penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bab korteks dan stele menjadi terpisah.

2) Pengangkutan Simplas

Pada pengangkutan ini, sehabis masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menjadikan air mampu meraih bagian silinder sentra. Adapun lintasan pedoman air pada pengangkutan simplas ialah sel – sel bulu akar menuju sel – sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.

b. Pengangkutan lewat berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)

Setelah melalui sel – sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, tetapi bab yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini yakni sel – sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem mirip pipa kapiler ini terjadi alasannya adalah sel – sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.

a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)

Pada organ daun terdapat proses penguapan air lewat mulut daun (stomata ) yang dikenal selaku proses transpirasi. Proses ini menimbulkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah hingga ke seluruh kolom air pada xilem sehingga mengakibatkan air kesengsem ke atas dari akar menuju ke daun.

Dengan adanya transpirasi membantu flora dalam proses peresapan dan angkutanair di dalam tanaman. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan prosedur pengaturan fisiologis yang herhubungan dengan proses pembiasaan tanaman kepada lingkungan.

Ada beberapa faktor yang menghipnotis proses kecepatan transparasi uap air dari daun, ialah :

  1. Temperatur udara, kian tinggi temperature , kecepatan transprasi akan kian tinggi.
  2. Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan kian tinggi.
  3. Kelembaban udara
  4. Kandungan air tanah.

Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh aspek dalam tanaman di antaranya yakni banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.

b. Kapilaritas Batang

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan air lewat xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan sebab adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan kepada molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.

c. Tekanan Akar

Akar flora menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, dikala transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut menolong mencegah kebocoran ion-ion ini keluar dari stele.

Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan memiliki peluang air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menciptakan sebuah tekanan faktual yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan flora mengalami gutasi, yakni keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.

Biasanya air yang keluar mampu kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tanaman tak berkayu) dikotil.

3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis

Proses pengangkutan materi makanan dalam tanaman dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ daerah penyimpanannya ke bagian lain flora yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bab tumbuhan yaitu floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem ialah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berlangsung satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang berlangsung satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem dapat berjalan kesegala arah, ialah dari sumber gula (daerah penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.

Satu pembuluh tapis dalam suatu berkas pembuluh mampu menjinjing cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.

D. PEMBUDIDAYAAN TANAMAN DENGAN TEKNIK CANGKOK DAN STEK

Untuk pernbudidayaan tumbuhan dapat dilaksanakan dengan cara menyetek dan mencangkok. Kedua teknik ini merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk rnemperbanyak tanamin secara vegetative. Banyak keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga mampu diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu yang relatif cepat sehingga cara ini juga efektif untuk membudidayakan flora yang termasuk langka.

Mencangkok ialah salah satu cara mendapatkan perakaran dari sebuah cabang tumbuhan tanpa mcmotong cabang tersebut dari induknya. Ada dua cara mencangkok yang sering dikerjakan di Indonesia, ialah ‘cangkok kerat dan cangkok belah. Cangkok kerat dikerjakan terhadap tanaman vang kulitnya mudah untuk dilepas, sedangkan cangkok belah dilaksanakan untuk tumbuhan-flora yang kulitnya susah dilepaskan. Waktu mencangkok sebaiknva dilakukan pada isu terkini hujan. Bila dikerjakan pada animo kemarau, cangkokan seharusnya mesti senantiasa disiram untuk menghalangi kekeringan. Adapun cara mencangkok yakni:

  1. Tentukan satu jenis flora yang hendak dicangkok. Biasanya dipilih dari tumbuhan yang berkualitas unggul, seperti rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan tumbuhan.
  2. Pilihlah satu atau dua cabang yang masih sehat, tidak terlalu bau tanah, dan tidak terlalu muda.
  3. Buatlah dua buah keratan melingkar pada kawasan pangkal cabang. Jarak antara keratan yang satu dengan yang berikutnya berkisar antara 2-5 cm tergantung besarnya diameter cabang tanaman.
  4. Lepaskan kulit di antara dua keratan tadi dan buanglah lapisan kambium yang masih melekat pada kayu dengan cara mengeriknya hingga lapisan kambium yang berbentuklendir hilang.
  5. Tutup bagian cabang vang sudah dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa abu sabut kelapa, pupuk kandang, kompos atau mos (akar pakis arang) barang banyak tersedia di toko bibit tumbuhan dan buah-buahan.
  6. Rungkus media cangkokan dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastik yang dilubangi.
  7. Basahilah cangkokan tersgb11t1ia p hari dengan air semoga tetap lembab.
  8. Biarkan beberapa beberapa waktu hingga terlihat adanya perkembangan akar di sekeliling tanah penutup luka cabang tanamin yang dicangkok tersebut.
  9. Potonglah cabang tadi di sebelah barvah keratan atau akar untuk di tanam terpisah dari induknya.

Stek merupakan salah satu cara memperoleh perakaran flora dari suatu bagian tanaman (cabang, pucuk, daun, atau akar) dengan memotong bab tumbuhan tersebut dari induknya dan menanamnya dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa dipakai ialah pasir atau adonan pasir dengan humus. salah satu hal yang perlu diamati dalam melakukan stek adalah menghalangi terjadinya penguapan yang terlalu tinggi pada stek tersebut.

Hal ini mampu dijalankan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi kelembaban udara di sekeliling media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang tanaman:

  1. Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa adonan pasir dan humus dengan perbandingan 3 : 1.
  2. Tentukan satu atau beberapa bab tumbuhan yang hendak distek.
  3. Pilihlah satu bab cabang taniman yang sehat dari tanaman yang akan distek.
  4. Buatlah beberapa penggalan cabang yang sudah dipilih tadi, masingmasing panjangnya sekitar 10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah dari cuilan dibentuk runcing untuk memperluas daerah tumbuhnya akar. Setiap penggalan cabang dapat disertai dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang disertii daun, jumlah daunnya diusahakan tidak terlalu banyak.
  5. Tanamkan belahan-bagian cabang tadi pada baki persemaian yang sudah disediakan, kemudian tutuplah baki tersebut dengan beling atau plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekeliling persemaian. (untuk stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan Iangkah di atas)

Pelajari: RANGKUMAN MATERI BIOLOGI KELAS 11 Sekolah Menengan Atas BAB 2 – STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

RINGKASAN STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN DALAM MATERI PELAJARANCG BIOLOGI:

Struktur jaringan akar adalah rambut akar, epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, xylem, floem dan empulur. Struktur jaringan batang adalah epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, xylem, floem dan empulur . Struktur jaringan daun yakni kutikula, epidermis atas, palisade, spons, xylem, floem, epidermis bawah, stomata.

Secara ringkas, Struktur jaringan akar monokotil yakni rambut akar, epidermis, korteks, endodermis, perisikel, xylem, floem dan empulur. Struktur jaringan akar dikotil ialah rambut akar, epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, xylem, dan floem. Struktur jaringan batang monokotil ialah epidermis, korteks, xylem, dan floem. Struktur jaringan batang dikotil yakni epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, xylem, floem dan empulur. Struktur jaringan daun yaitu kutikula, epidermis atas, palisade, spons, xylem, floem, epidermis bawah, stomata.

Fungsi dari jaringan penyusun akar, batang dan daun yakni sebagai berikut:

  1. rambut akar, berfungsi untuk memperluas bidang absorpsi air dan mineral pada akar
  2. epidermis, berfungsi untuk melindungi jaringan di dalamnya
  3. korteks, berfungsi untuk menyimpan cadangan masakan, cadangan air dan cadangan udara
  4. endodermis, berfungsi untuk menyeleksi zat yang boleh masuk hingga ke xilem
  5. perisikel, berfungsi untuk membentuk cabang akar maupun cabang batang
  6. kambium, berfungsi untuk membentuk xylem dan floem baru selaku perkembangan sekunder
  7. xylem, berfungsi untuk mengankut air dan mineral dari akar ke daun
  8. floem, berfungsi untuk memuat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh badan flora
  9. empulur, berfungsi untuk menyimpan cadangan kuliner
  10. kutikula, berfungsi untuk meminimalkan penguapan dari daun
  11. epidermis atas, berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya
  12. palisade , berfungsi untuk kawasan utama terjadinya fotosintesis
  13. spons, berfungsi untuk menolong fotosintesis, menyimpan air dan menyinpan udara
  14. epidermis bawah, berfungsi untuk melindungi jaringan di atasnya
  15. stomata, berfungsi untuk keluar masuknya udara

Berikut ialah materi singkat mengenai jaringan tanaman di pelajarancg.blogspot.com.

Jaringan tanaman dibagi menjadi 2 kelompok ialah jaringan muda dan jaringan sampaumur.

Contoh jaringan flora antara lain meristem, epidermis, parenkim, xylem, floem, kolenkim dan sklerenkim.

Jaringan muda atau meristem memiliki ciri lazim yakni aktif membelah dan belum mengalami diferensiasi.

Berdasarkan letaknya, meristem mampu dibagi menjadi:

  • Meristem apikal terletak di ujung batang dan ujung akar yang akan terus membelah sehingga batang akan berkembang ke atas dan akar akan tumbuh ke bawah yang mau menjadikan flora akan mengalami kemajuan primer.
  • Meristem lateral terdapat di batang berbentukkambium yang hendak terus membelah ke 2 arah ialah ke dalam membentuk xylem sekunder dan membelah keluar membentuk floem sekunder sehingga batang akan berkembang melebar dan disebut selaku perkembangan sekunder.
  • Meristem interkalar terletak di antara 2 ruas dan akan menjadikan batang bertambah panjang.
  • Jaringan sampaumur mempunyai ciri utama yaitu sudah memiliki fungsi yang khusus.

Jaringan sampaumur terdiri atas:

  • Jaringan penguat berbentukepidermis. Beberapa epidermis tumbuhan mengalami penyesuaian membentuk struktur yang mampu membantu fungsi epidermis contohnya membentuk stomata, trikoma, rambut akar, sel kipas, velamen dan lain sebagainya.
  • Jaringan pengisi berbentukparenkim korteks, parenkim palisade, parenkim spons. Parenkim biasa disebut dengan jaringan dasar dengan fungsi utama untuk menyimpan cadangan kuliner.
  • parenkim palisade dan parenkim spons yang menjadi tempat terjadinya fotosintesis karena mengandung klorofil.
  • Parenkim korteks pada kaktus juga dapat menyimpan cadangan air untuk menyesuaikan diri pada tempat yang kering dan panas.

Pelajari:

Jaringan pengangkut berupa xylem dan floem terdiri atas:

  • Xylem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun.
  • Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
  • Jaringan penyokong berupa sklerenkim dan kolenkim. Kolenkim mempunyai ciri utama yaitu berbentuksel hidup dan mengalami penebalan di sudut-sudut sel oleh zat selulosa.
  • Sklerenkim mempunyai ciri utama yakni berbentuksel mati dan mengalami penebalan pada seluruh dinding sel dari zat lignin.

Demikianlah klarifikasi Struktur Jaringan Pada Tumbuhan sebagai materi pembelajaran siswa SMP/SMA pengunjung setia Pelajarancg.blogspot.com agar berfaedah!