Pelajarancg: Dalam buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti untuk siswa dan guru SMA Kelas 10 yang telah direvisi dan diselaraskan sesuai pertumbuhan Kurikulum 2013, terdapat materi pembelajaran yang terbagi menjadi 8 Bab. Dimana tiap bagian mengangkat materi yang saling bekerjasama. Sebagai acuan: Bab 1 yakni materi pembahasan Manusia Makhluk Pribadi, berhubungan dengan Bab 2 ialah bahan pembahasan Manusia Makhluk Otonom. Bab 3 ialah materi pembahasan Kitab Suci dan Tradisi Sumber Iman akan Yesus Kristus, berhubungan dengan Bab 4 ialah bahan pembahasan Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan Kerajaan Allah. Begitu juga dengan Bab 5 ialah bahan pembahasan Sengsara, Wafat, Kebangkitan dan Kenaikan Yesus, berafiliasi dengan Bab 6 terkait dengan rangkuman Yesus, Sahabat, Tokoh Idola, Putra Allah dan Juruselamat, sebagaimana Bab yang akan kita pelajari hari ini di Kurikulum pelajarancg.blogspot.com (Pelajari: KATA UCAPAN SELAMAT HARI KENAIKAN TUHAN YESUS KRISTUS TERBARU)
Jadi hari ini, mari bareng kita merangkum pelajaran Agama Kristen Katolik utamanya untuk tingkat SMA dengan materi Bab 6 yang mengangkat tema tersebut dengan subtema 1 Yesus Kristus Sahabat Sejati dan Tokoh Idola dan subtema 2 Yesus Putra Allah dan Juru Selamat.
Daftar Isi
BAB VI YESUS, SAHABAT, TOKOH IDOLA, PUTRA ALLAH, DAN JURUSLAMAT PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 10 SMA
Bab 6 subtema 1 Yesus Kristus Sahabat Sejati dan Tokoh Idola
Syarat-syarat dan sikap-perilaku yang dibutuhkan dalam persahabatan antara lain sebagai berikut:
- Sikap saling menyayangi, misalnya: (a) Selalu mau membantu: (b) Selalu rela berkorban tanpa perkiraan, dan; (c) Tahu tenggang rasa.
- Sikap saling percaya, contohnya: (a) Berani membuka diri, menceritakan suka duka hidup; (b) serta Selalu mau memberi pujian dan kritik secara jujur
- Sikap saling menghormati, contohnya: (a) Menerima teman seadanya, dengan segala keunggulan dan kekurangannya; (b) Suka mendengar, menerima segala langkah-langkah dan ucapannya selaku sesuatu yang penting, dan; (c) Tidak memperalat sahabat.
Setiap orang umumnya memiliki tokoh idola. Orang menjajal meniru kehidupan tokoh idolanya. Bahkan pakaiannya, dandanannya, tingkah lakunya, dan sikapnya selalu ditiru. Orang ingin menjadi seperti sang tokoh. Kita memang memerlukan tokoh idola untuk mampu kita jadikan panutan dalam hidup kita. Yang paling penting yang mampu kita pelajari dari tokoh penutan kita itu adalah ajarannya, kepribadiannya, dan tindakan-perbuatannya yang kita anggap luhur.
Apapun rumusnya, Yesus gres mempunyai arti bagiku jika Ia menjadi Yesusku, Yesus bagiku. Bukan Yesus hafalan dari perjalanan agama atau dari kotbah atau dari rumusan-rumusan doa, namun Yesus yang menyangkut pribadiku. Itulah Yesus yang berarti bagiku. Apa yang disampaikan dalam pelajaran agama, kotbah, ataupun rumusan-rumusan doa gres mempunyai arti kalau dihayati secara langsung dalam kehidupan pribadi dalam kehidupan saban hari.
1. Yesus Saya Hayati selaku Sahabat yang Sejati
Yesus aku andalakan sebagai sahabat sejati, alasannya adalah sikapNya terhadap para rasul benar-benar dihayatiNya sebagai teman. “ AKu tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, namun “AKU MENYEBUT SAHABAT” ( Yoh 15 : 15).
- Untuk memupuk persahabatanNya dengan para rasul, Yesus menuntut akidah dari mereka. Sebaliknya, Ia sendiri sangat mempercayai para rasul-rasulNya, meskipun sukar diketahui. Contohnya: Yesus mempercayakan peran-tugas penting kepada penting kepada Petrus, padahal Petrus beberapa kali tidak layak dipercayai.
- Yesus sanagat menghormati kawan-kawannya, walaupun mereka tiba dari penduduk kalangan bawah. Yesus menerima mereka seperti adanya. Yesus membuka seluruh belakang layar diriNya dan tugas perutusanNya.” Aku menyebut kamu sobat, karena Aku sudah memberi tahu pada kau segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu “ (Yoh 15 : 15). Inilah sikap seorang teman yang sejati.
- Yesus menuntut cinta dari sobat-teman Nya, Yesus juga mengasihi mereka tanpa batas. Cinta yang sarat pengampunan dan cinta yang sarat pengorbanan, bahkan sampai kepada korban nyawa.
2. Yesus ialah Idola Sejati Bagi Kaum Remaja
Yesus adalah tokoh yang dapat dijadikan panutan bagi kaum sampaumur. kepribadianNya, ajaranNya, dan tindakanNya dapat kita jadikan panutan dalam hidup kita.
Ciri-ciri kepribadian Yesus antara lain ialah selaku berikut:
- Yesus bersahabat dengan sesama Yesus berasal dari desa Nazaret, dari keluarga yang sederhana. Ketika menjadi termasyur, dia tidak lupa asalNya. Ia tidak tinggal dilingkungan tertutup, dikawasan elite yang aman. Ia hidup ditengah-tengah penduduk , menjelajahi kota dan desa, tempat gunung, dan pantai. Ia ada ditengah-tengah suka duka hidup insan. Dalam suasana gembira pesta nikah, beliau tidak sungkan untuk turut bergembira dan mengambil bab didalamnya (yoh 2 : 2-12). Dalam suasana pedih karena menderita sakit, ia turut merasa sakit dan menunjukkan penyembuhan (mat 8 : 14 -7 ). Pada ketika sesamaNya lapar, Ia berupaya untuk mengenyangkan mereka (Mrk 6:30-44). Ia prihatin kepada sesamaNya yang terlantar, seperti domba tak bergembala. Semakin terlibat dengan manusia, Ia semakain mengerti kesusahan dan keperluan mereka. Sebab itu, Ia mengawali wartaNya bukan dengan instruksi dan bahaya, tetapi dengan berita tentang kasih dan pengampunan. Manusia dan prospek periode depannya menjadi sentra perhatian Yesus. Ia mendalami pengalaman-pengalamanNya sendiri dan pengalaman sesamaNya, lalu mengajak para pendengarNya untuk memperoleh nilai-nilai Kerajaan Allah di dalamnya. Pengajaran Yesus sangat mudah dan manusiawi. Berulang-ulang Ia berbicara perihal cara kebersamaan dan kasih sayang. Yesus mengatakan dalam bahasa yang gampang dimengerti, apalagi Ia sering menggunakan perimpamaaan yang dipetik dari pengalaman dan kehidupan sehari-hari. Ia tidak pernah mengatakan dalam rumusan-rumusan yang muluk-muluk dan sukar dimengerti. Cara berbicara dan isi pembicaraanNya berhubungan dekat dengan hidup penduduk pada umumnya. Singkatnya, seluruh cara dan sikap hidup Yesus, sampai dengan isi dan tutur kataNya memberikan bahwa Ia sungguh “dekat” dengan sesamaNya, utamanya rakyat lazimyang sederhana.
- Yesus sangat “ terbuka” terhadap siapa pun yang tiba kepadanya. Karena Yesus dekat dengan sesamaNya, maka Ia juga sungguh terbuka kepada semua orang yang datang kepadaNya. Ia bergaul dengan semua orang. Ia tidak membeda-bedakan orang yang dijumpaiNya dan yang datang kepadaNya. Ia erat dengan dengan para imam (Yoh 7 : 42-52), para penguasa, bahkan penjajah (Mrk 7 : 1-10) yang beritikad baik. Ia dekat pula dengan para pegawai pajak yang korup (Lk 19 : 1-10). Ia menyapa ( “NGUWONGKE”) para perempuan “bandel” (Luk “7 : 36 – 50) dan para penderita penyakit yang berbahaya.
Yesus juga bergaul dan menyapa para pendosa dan kaum perempuan. Pertama : perilaku Yesus kepada kaum pendosa Bagi orang Yahudi dosa itu menular mirip bakteri. Kena beyangan seorang berdosa, tinggal serumah dengan orang kahat, apalagi makan bareng mereka mempunyai arti kena dosa itu sendiri, menjadi orang berdosa. Maka, seorang yang saleh dihentikan bergaul dengan orang yang tidak saleh. Seorang Yahudi akan rusak namaya jika dia berafiliasi dengan orang kafir. Seorang yang beragama baik dianggap murtad jika dia kontak dengan orang yang tidak beragama.
Yesus justru bergaul dengan para pegawai pajak yang dianggap oleh umumsebagai koruptor dan pemeras. Yesus berjumpa dan menyapa orang-orang setengah kafir seperti bangsa Samaria dan mengunjungi negeri-negeri orang kafir dan berbicara dekat dengan mereka (Mat 15 : 21-28).
Kedua : Yesus bergaul dengan wanita Anggapan masyarakat Yahudi, perempuan itu penggoda. Maka, orang pria, lebih-lebih guru agama,dihentikan bergaul dengan perempuan yang belum dikenalnya. Yesus justru bergaul dengan perempuan. Bahkan, ada perempuan-perempuan tertentu yang tetap mengikuti Nya kemana Dia pergi. Yesus menyapa dan bergaul dengan wanita-perempuan kafir yang belum dikenalNya mirip wanita samaria.
Yesus bukan saja bergaul dengan wanita asal pilih, tetapi juga berusaha untuk membela perempuan-perempuan sundal, juga wanita yang ketahuan sedang terikat oleh peraturan yang diskriminatif.
- Yesus berani membela kebenaran dan keadilan secara konsekuen. Kehidupan rakyat jelata semasa Yesus sungguh parah. Mereka ditindas dan dihimpit oleh para penguasa dan pemimpin-pemimpin agama. Yesus berani membela rakyat kecil dan yang menderita. Yesus tidak pernah bungkam terhadap praktek-praktek sosial yang tidak adil dalam bentuk apapun. Yesus tidak berdiam diri atau bersikap kompromis terhadap kaum penguasa yang neyebut diri “ pelindung rakyat” ( Luk 22: 25). Ia tidak takut menyebut raja Herodes selaku srigala ( 13 : 32). Yesus berani mengatakan dengan terus terang kepada andal-jago taurat, orang –orang farisi, dan kaum munafik. Dan orang-orang yang munafik. “ Celakalah kau, hai mahir-mahir Taurat dan orang-orang Farisi, hai kaum-kaum munafik, alasannya kau sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang terlihat higienis, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan tulang-belulang dan aneka macam jenis kotoran. Demikian jugalah kau, disebelah luara kamu tampaknya benar dimata orang, tetapi disebelah dalam kmau penuh dengan kemunafikan dan kedurjanaan.(Mat 23 : 27-28). Ia berani membela rakyat kecil dengan mengkritik dan menyrang setiap penindasan dan ketidakadilan walaupun penuh resiko bagi hidupNya. Walaupun demikian, Yesus bukanlah seorang tokoh revolusioner yang mau mengganti kondisi sosial dan politik era itu. Yesus melaksanakan itu semua dalam rangka mewartakan Kabar Gembira, “Kerajaan Allah”. Kritik yang tajam terhadap para penguasa yang menindas rakyat tidak bernada politis dan usaha kelas. Yesus hanya mau menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah, yaitu keadilan, cinta kasih dan perdamaina. Para penguasa dan pemimpin-pemimpin agama harus menegakkan nilai-nilai itu. mereka harus melayani rakyat kecil, bukan menindasnya!
- Yesus yaitu orang yang sangat “beriman” Yesus sungguh terbuka kepada semua orang yang dijumpaiNya dan yang tiba kepadaNYa. Akibatnya, Yesus dianggap melanggar ketentuan budbahasa kebiasaan abad itu. meskipun demikian, Yesus tetap berani mengkritik dan menghadapi para penguasa dan para pemimpin agama yang bertindak tidak adil kepada rakyat. Mengapa Yesus berani? Apakah Dia punya backing? Yesus memang punya backing, adalah Allah sendiri. Yesus mempunyai gambaran tentang Allah yang dekat itu bukan hakim yang ditakuti, melainkan menyerupai bapa yang bagus, yang merangkul anak-anakNya untuk dengan sarat cinta. Oleh sebab itu, Yesus mengajak para pengikutNya untuk menyebut Allah “ Abba”. Abba yakni istilah anak kecil terhadap bapanya, dalam bahasa kita dapat diterjemahkan dengan “papa” atau “ papi”. Sebagai Bapa yang baik, Yesus yakin bahwa Allah tidak pandang bulu, tidak membedakan si miskin dan si kaya, si saleh dan si pendosa, yang baik dan yang jahat, Yahudi bukan Yahudi. Semua dirangkul, asal mereka terbuka terhadap cintaNya. Yesus sangat menghayati Allah yang akrab itu dan yang memanggilNya untuk melakukan kehendakNya pada setiap situasi nyata. Beriman terhadap Allah mempunyai arti menyadari kehadiranNya didalam kehidupan kita sehari-hari, menyimak panggilanNya dalam setiap suasana faktual dan berusaha menjawab panggilanNya sebaik mungkin. Itulah yang dibuat oleh Yesus. Yesus memprioritaskan pangilan dan hasratAllah dalam setiap situasi, apa pun resiko dan tantangannya. Yesus menghayati Allah yang dekat tidak semudah mirip yang kita bayangkan. Yesus pernah juga mencicipi Allah yang jauh dikala menghadapi saat-saat genting yang mengancam dan membahayakan hidupNYa. Di taman zaitun itu, Yesus pernah berdoa:”(Luk 22 : 42). Bahkan, saat Yesus disalib diGolgota Ia merasa ditinggalkan Allah. Yesus berkata, “ Ya Allah, Ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?” (Mat 27 : 46).
Iman selalu merupakan tantangan. Iman menjadi cemerlang justru dalam tantangan. Sebagai seorang beriman, Yesus mampu mengatasi semua tantangan. Yesus betul-betul idola bagi kita, kaum akil balig cukup akal, khususnya pada zaman yang penuh tantangan ini.
Bab 6 subtema 2 Yesus Putra Allah dan Juru Selamat
Kita sudah mendalami pelajarancg Agama katolik dimana dikatakan bahwa Yesus dapat menjadi sahabat dan idola bagi sampaumur. Yesus sungguh teman dan sangat idola. Namun, Yesus bahu-membahu lebih dari itu. Ada banyak gelar untuk-Nya. Salah satu gelar yang paling tinggi yaitu bahwa Yesus adalah Putra Allah dan Juru Selamat. Apa artinya gelar-gelar itu? Mari kita pelajari dalam pelajaran berikut ini. (Pelajari: 80 KATA-KATA DAN UCAPAN-UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN YANG TERBARU UNTUK SAHABAT DAN KELUARGA)
A. Gelar-Gelar Yesus
Dalam Kitab Suci, khususnya Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus memiliki banyak gelar. Dalam pelajaran ini kita hanya akan menghalangi gelar Yesus sebagai “Tuhan”, “Anak Allah”, dan “Juruselamat”.
- Yesus itu “Tuhan”. Gelar Yesus selaku “Tuhan” daripada gelar-gelar lainnya merupakan gelar ini yang paling populer. Tulisan-tulisan Perjanjian Baru memakai ungkapan antara lain: Yesus Tuhan, Tuhan Yesus, Tuhan kita, Tuhan kita Yesus Kristus. Bahkan, dalam surat-surat Paulus gelar ini dipakai lebih dari 200 kali. Kata “Tuhan” (dalam bahasa Yunani “Kyrios”) mempunyai arti “Dia yang mengatur seseorang atau sesuatu”. Yesus Tuhan bermakna Yesus yang memiliki kuasa untuk menertibkan atau memimpin. Makna dari gelar Yesus sebagai Tuhan berdasarkan Kitab Suci adalah sebagai berikut.
- Gelar “Tuhan” menawarkan kedudukan dan peranan. Yesus selaku tokoh yang diurapi Allah (bdk Luk 2: 11) yang mempunyai wibawa mulia.
- Gelar “Tuhan” dikaitkan dengan peranan Yesus sebagai Penyelamat manusia (bdk 2Ptr 1: 11). Wibawa kemuliaan bukan untuk merusak, melainkan untuk menyelamatkan. Yesus mempunyai kuasa untuk menyelamatkan.
- Gelar “Tuhan” dekat sekali keterkaitannya dengan kemuliaan yang hendak tiba kembali dengan kemuliaan-Nya. Orang Kristen mendambakan kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan-Nya. Pada kiamat, Tuhan Yesus memiliki kuasa dan wewenang untuk mengadili atau menghakimi.
- Gelar “Tuhan” yaitu gelar yang sarat dengan wibawa atau kekuasaan Yesus. Anak insan yakni Tuhan atas hari Sabat (bdk. Mrk 2: 28). Perintah Yesus yakni perintah yang mengikat alasannya merupakan perintah Tuhan (bdk. 1Kor 9: 14). Gelar Tuhan menjadi gelar yang menawarkan bahwa wibawa Yesus menyatakan kata terakhir yang tidak mampu digugat.
- Gelar “Tuhan” teristimewa adalah usul doa dan ibadat. Dalam doa, orang Nasrani menyapa Yesus sebagai Tuhan. Yesus adalah satu-satunya Junjungan (bdk 1 Kor 8: 5). Bila orang Katolik berkumpul dan bernyanyi, mereka bernyanyi bagi Tuhan.
Seruan “Yesus Tuhan” yaitu permintaan iktikad. Kepercayaan khas orang Katolik ialah iktikad akan Yesus, Kristus Tuhan (bdk Rm 10: 9). Roh Kuduslah yang mengantar orang hingga pada pengesahan bahwa Yesuslah Tuhan (bdk. 1 Kor 12: 3).
- Yesus yakni “Anak Allah”. Makna dari gelar Yesus sebagai Allah berdasarkan Kitab Suci ialah sebagai berikut.
- Gelar “Anak Allah” menunjukkan korelasi khas antara Yesus dan Allah. Tidak ada relasi yang begitu dekat dan mesra mirip Yesus dan Allah (bdk Yoh 10: 30).
- Gelar “Anak Allah” juga menunjukkan bahwa antara Yesus dan Bapa berbeda. Kendati relasi akrab dan mesra, namun Yesus tidak pernah sama dengan Allah Bapa. Allah Bapa berbeda dengan Yesus sang Anak (bdk. Yoh 14: 28). Anak dan Bapa mempunyai peranan yang berlawanan.
- Gelar “Anak Allah” memberikan korelasi antara Bapa dan Anak ialah kekerabatan istimewa dalam sisi “ketaatan”. Anak taat sempurna terhadap Allah, Bapa-Nya (bdk. Yoh 4: 34). Yesus tiba untuk melaksanakan kehendak Bapa. Seluruh hidup-Nya cuma didedikasikan bagi Bapa-Nya. Ia taat hingga mati di kayu salib.
- Gelar “Anak Allah” juga memberikan wawasan-Nya yang istimewa tentang Allah. Hanya Anaklah yang mengenal Bapa dengan baik (bdk. Mat 11: 27). Pengetahuan-Nya bukan sekedar pengertian intelektual, melainkan lebih selaku sikap eksklusif.
- Gelar “Anak Allah” juga memperlihatkan “kewibawaan Yesus”. Yesus yakni Anak Allah yang berwibawa
- Yesus ialah Juruselamat. Yesus tiba untuk menggapai dambaan manusia yang paling mendalam ialah keselamatannya sebagai manusia paripurna. Oleh karena itu, Yesus diberi gelar “Juru Selamat” atau “Penyelamat”. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus disebut dan diakui sebagai “Juru Selamat” karena Ia membebaskan umat dari dosa (bdk. Mat 1: 21) dan mendekatkan insan terhadap Allah (bdk. Ibr 7: 25). (Pelajari: 21 KATA MUTIARA JUMAT AGUNG TENTANG REFLEKSI UCAPAN SELAMAT MEMPERINGATI HARI WAFAT ISA ALMASIH TERBARU) Yesus tiba untuk me-nyelamatkan insan dari dosa. Tidak ada nama lain yang begitu dekat dihubungkan dengan keselamatan (bdk. Kis 4: 12). Siapa yang menyerukan nama-Nya akan selamat (bdk. Kis 2: 21). Yesus yakin bahwa karya-Nya memang sungguh bersahabat keterkaitannya dengan keamanan.
Keselamatan yang dibawa Yesus akrab keterkaitannya dengan kasih karunia Allah (bdk. Kis 15: 11). Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus bukan alasannya manusia berhak diselamatkan, melainkan sebab semata-mata karunia kasih-Nya (bdk. 1 Kor 1: 21). Kendati keselamatan adalah karunia, tetapi manusia mesti menjawab dan memperjuangkan keamanan itu.
Keselamatan Kristen dihubungkan dengan hidup dan perjuangan Yesus Kristus. Hidup dan usaha Yesus ialah mendekatkan relasi manusia dan Allah (bdk. Rm 5: 10).
Keselamatan itu berkembang dalam pewartaan (bdk. Yak 1: 21). Seperti biji yang ditaburkan, sabda keselamatan itu tumbuh dan menenteng buah (bdk. Mat 13: 1-9).
Keselamatan dalam Gereja terlaksana secara sakramental. Baptis, contohnya, adalah tanda kepercayaan dan anjuran keamanan.
Yesus selaku Juru Selamat datang untuk membantu manusia karena insan tidak mampu membantu dirinya sendiri di hadirat Allah. Yesus juga menolong manusia untuk mengisi periode depan, menciptakan segalanya gres. Keselamatan bukan sekedar pelarian, melainkan juga kemenangan. Yesus Juruselamat menjadi dambaan paling besar umat insan sepanjang abad. (Pelajari: 21 KATA MUTIARA JUMAT AGUNG TENTANG REFLEKSI UCAPAN SELAMAT MEMPERINGATI HARI WAFAT ISA ALMASIH TERBARU
B. Makna Gelar-Gelar Yesus Bagi Kita
Umat Kristiani mengakui bahwa Yesus yakni Tuhan, Anak Allah, dan Juru Selamat. Apa makna gelar-gelar Yesus tersebut bagi kehidupan kita sebagai umat Kristiani? berikut jawaban dari soal yang diringkas Kurikulum pelajarancg.blogspot.com:
- Umat Kristiani Mengakui bahwa Yesus ialah Tuhan. Jika kita mengakui bahwa Yesus yaitu Tuhan, maka itu berarti:
- Kita menimbulkan Yesus sebagai pimpinan atau junjungan yang mengarahkan hidup kita. Hidup kita setiap hari ada di dalam pimpinan-Nya.
- Kita menyebabkan kata-kata Yesus sebagai kata terakhir, alasannya adalah kata-kataNya adlaah sabda Tuhan. Kata-kata-Nya yakni ukuran terakhir dan tertinggi.
- Pengakuan kita terhadap Yesus merupakan pengesahan dogma yang ialah semboyan usaha sampai tuntas. Yesus Tuhan dulu dan kini. Pengakuan ini adalah suatu sikap penyerahan diri terhadap-Nya dengan segala risiko.
- Umat Kristiani mengakui bahwa Yesus yaitu Anak Allah. Jika kita mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, maka itu memiliki arti:
- Yesus merupakan pola bagi kita dalam hal ketaatan terhadap hasratAllah ketimbang ketaatan kepada kehendak sendiri.
- Yesus yakni langsung yang menampilkan wibawa dan pesona Ilahi. Orang yang berhadapan dengan Yesus mempunyai arti berhadapan dengan wibawa dan pesona Ilahi itu.
- Yesus erat dengan Allah yang tersuci dan patut dihormati. Sebutan itu menumbuhkan rasa devosi dan penyerahan diri.
- Umat Kristiani mengakui bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Jika kita mengakui bahwa Yesus yaitu Juru Selamat, maka itu bermakna:
- Kita bersedia mengikuti-Nya dan bersedia dibaptis sebagai tanda doktrin akan proposal keselamatan dari Yesus.
- Kita menimbulkan Yesus sebagai Penolong untuk sampai terhadap Allah, karena kita tidak mampu menolong diri kita sendiri di hadirat Allah.
- Kita percaya bahwa Yesus sudah membebaskan kita dari dosa dan maut; yakin bahwa kita yakni orang-orang yang sudah diselamatkan. Untuk menawarkan diri selaku orang yang telah diselamatkan, kita hidup sesuai dengan firman-Nya.
RINGKASAN
Syarat-syarat dan perilaku-sikap yang dibutuhkan dalam persahabatan antara lain selaku berikut:
- Sikap saling mengasihi, misalnya: (a) Selalu mau membantu: (b) Selalu rela berkorban tanpa perkiraan, dan; (c) Tahu empati.
- Sikap saling percaya, misalnya: (a) Berani membuka diri, menceritakan suka sedih hidup; (b) serta Selalu mau memberi kebanggaan dan kritik secara jujur
- Sikap saling menghormati, contohnya: (a) Menerima teman seadanya, dengan segala keunggulan dan kekurangannya; (b) Suka mendengar, mendapatkan segala langkah-langkah dan ucapannya sebagai sesuatu yang penting, dan; (c) Tidak memperalat sobat.
Pelajari:
Untuk memupuk persahabatanNya dengan sobat para rasul, Yesus menuntut iman dari mereka. Sebaliknya, Ia sendiri sungguh mempercayai para rasul-rasulNya, walaupun sulit diketahui. Contohnya: Yesus mempercayakan tugas-tugas penting terhadap penting kepada Petrus, padahal Petrus beberapa kali tidak layak dipercayai.
Sikap-sikap dan ciri-ciri kepribadian Yesus antara lain ialah selaku berikut:
- Yesus dekat dengan sesama Yesus berasal dari desa Nazaret, dari keluarga yang sederhana.
- Yesus sungguh “ terbuka” terhadap siapa pun yang datang kepadanya.
- Yesus berani membela kebenaran dan keadilan secara konsekuen.
- Yesus yakni orang yang sungguh “beriman” Yesus sungguh terbuka terhadap semua orang yang dijumpaiNya dan yang tiba kepadaNYa.
Dalam Kitab Suci, terutama Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus memiliki banyak gelar. Adapun gelar-gelar tersebut diantanya yakni: Yesus sebagai “Tuhan”, “Anak Allah”, dan “Juruselamat”, dan Umat Kristiani mengakuinya.
Demikianlan bahan soa pelajaran Agama Katolik terkait rangkuman yang secara lengkap diringkas tentang subtema 1 Yesus Kristus Sahabat Sejati dan Tokoh Idola dan subtema 2 Yesus Putra Allah dan Juru Selamat pada Bab 6 Yesus, Sahabat, Tokoh Idola, Putra Allah dan Juruselamat yang bisa dibagikan pelajarancg.blogspot.com