Selamat Natal dan Tahun Baru. pengertianartidefinisidari.blogspot.com- Natal, festival Kristen merayakan kelahiran Yesus. Istilah bahasa Inggris Natal (“misa pada hari Kristus”) yakni asal yang cukup baru. Istilah sebelumnya Yule mungkin berasal dari bahasa Jermanik atau geo Anglo-Saxon, yang merujuk pada hari raya titik balik matahari animo masbodoh. Istilah-perumpamaan yang cocok dalam bahasa lain; Navidad dalam bahasa Spanyol, Natale dalam bahasa Italia, Noël dalam bahasa Prancis; semuanya mungkin menunjukkan kelahiran orisinil. Kata Weihnachten (Bahsa Jerman) memiliki arti “malam suci.” Sejak awal era ke-20, Natal juga ialah hari libur keluarga sekuler, yang diamati oleh orang-orang Katolik dan non-Nasrani, tanpa komponen-komponen Kristen, dan ditandai dengan pertukaran hadiah yang kian rumit. Dalam peringatan Natal sekuler ini, seorang tokoh mitos bernama Santa Claus memainkan peran penting.
Daftar Isi
1. Sejarah Natal (Asal Mula)
Menurut sejarah singkatnya, Asal seruan dan kemajuan Natal dibilang bahwa ini bermula dari Komunitas Kristen permulaan yang membedakan antara kenali tanggal kelahiran Yesus dan perayaan keagamaan dari kejadian itu. Peringatan sesungguhnya dari hari kelahiran Yesus sudah usang datang. Secara khusus, selama dua era pertama Kekristenan ada oposisi berpengaruh untuk mengakui ulang tahun para martir atau, dalam hal ini, Yesus. Banyak Bapa Gereja menyampaikan sarkastik perihal kebiasaan kafir saat merayakan ulang tahun, pada kenyataannya, orang-orang kudus dan martir mesti dihormati pada hari-hari kemartirannya atau “ulang tahun” sejati mereka, dari sudut pandang gereja.
Lalu kapan kapan dimulainya perayaan natal?, Asal seruan sempurna penugasan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus tidak terang. Perjanjian Baru tidak memberikan petunjuk dalam hal ini. 25 Desember pertama kali diidentifikasi sebagai tanggal kelahiran Yesus oleh Sextus Julius Africanus pada 221 dan lalu menjadi tanggal yang diterima secara universal. Satu penjelasan luas perihal sejarah natal yang sebetulnya dari asal seruan tanggal ini adalah bahwa 25 Desember ialah dari Kristenisasi dies solis invicti nati (“hari kelahiran matahari yang tak ditaklukkan”), sebuah hari libur terkenal di Kekaisaran Romawi yang merayakan titik balik matahari demam isu cuek sebagai simbol dari kebangkitan matahari, menghalau musim cuek dan menggembar-gemborkan kelahiran kembali animo semi dan demam isu panas. Memang, sehabis 25 Desember diterima secara luas selaku tanggal kelahiran Yesus, para penulis Kristen sering menciptakan korelasi antara kelahiran kembali matahari dan kelahiran Putra. Salah satu kesulitan dengan pandangan ini yakni bahwa hal itu menunjukkan kemauan hirau tak hirau dari pihak gereja Kristen untuk menyelenggarakan ekspo kafir saat gereja mula-mula begitu ingin membedakan dirinya sendiri secara kategoris dari iktikad dan praktik pagan.
Pandangan kedua memperlihatkan bahwa 25 Desember menjadi tanggal kelahiran Yesus dengan alasan apriori yang mengidentifikasi titik balik trend semi selaku tanggal penciptaan dunia dan hari keempat penciptaan, dikala cahaya diciptakan, seperti hari Yesus. ‘konsepsi (adalah, 25 Maret). 25 Desember, sembilan bulan kemudian, kemudian menjadi tanggal kelahiran Yesus. Untuk waktu yang lama perayaan kelahiran Yesus diamati bersamaan dengan pembaptisannya, dirayakan pada 6 Januari.
Natal mulai dirayakan secara luas dengan liturgi khusus pada kurun ke-9 namun tidak meraih kepentingan liturgi baik Jumat Agung atau Paskah, dua hari libur utama Kristen yang lain. Gereja-gereja Nasrani Roma merayakan misa Natal pertama di tengah malam, dan gereja-gereja Protestan semakin banyak menyelenggarakan kebaktian cahaya lilin pada malam hari tanggal 24 Desember untuk makna natal katolik. Secara singkat makna natal dari layanan khusus “pelajaran dan nyanyian Natal” menghubungkan jalinan lagu-lagu Natal dengan pembacaan Alkitab yang menceritakan sejarah keselamatan semenjak Kejatuhan Taman Eden sampai kedatangan Kristus. Layanan ini sudah menjadi sangat terkenal dan diresmikan oleh E.W. Benson dan diadopsi di University of Cambridge.
Baca:
2. Kebudayaan Natal Kontemporer Di Barat
Dari sejarah dan fakta terutama tentang asal ajakan pohon natal dan Santa Claus, tak satu pun dari kebiasaan Natal kekinian memiliki asal-undangan mereka dalam penegasan teologis atau liturgi, dan sebagian besar berasal dari tanggal yang cukup baru. Kebiasaan menempatkan cabang-cabang pohon cemara di rumah-rumah. Meskipun ada beberapa ketidakpastian ihwal tanggal dan asal yang tepat dari tradisi pohon Natal, sepertinya pohon cemara yang dihiasi apel pertama kali diketahui di Strasbourg pada 1605. Penggunaan pertama lilin pada pohon-pohon tersebut dilaksanakan oleh bangsawan Silesia pada tahun 1611. Karangan bunga Advent terbuat dari cabang-cabang pohon cemara, dengan empat lilin yang menawarkan empat Minggu demam isu Advent ialah asal yang bahkan lebih baru, khususnya di Amerika Utara. Kebiasaan itu, yang dimulai pada periode ke-19 tetapi berakar pada abad ke-16, awalnya melibatkan karangan bunga cemara dengan 24 lilin (24 hari sebelum Natal, mulai 1 Desember), tetapi kecanggungan mempunyai terlalu banyak lilin di karangan bunga menghemat jumlah ke empat. Kebiasaan analog ialah kalender Advent, yang menawarkan 24 pembukaan, satu dibuka setiap hari mulai 1 Desember. Menurut tradisi, kalender itu dibuat pada abad ke-19 oleh seorang ibu rumah tangga Munich yang lelah alasannya mesti menjawab tanpa henti dikala Natal akan tiba . Kalender komersial pertama dicetak di Jerman pada tahun 1851. Persiapan intensif untuk Natal yang merupakan bab dari komersialisasi piknik sudah mengaburkan perbedaan liturgi tradisional antara Advent dan ekspresi dominan Natal, seperti yang mampu dilihat dengan penempatan pohon Natal di daerah-tempat suci. jauh sebelum 25 Desember.
Menjelang final kala ke-18 praktik perlindungan kado kepada anggota keluarga menjadi mapan. Secara teologis, hari raya itu mengingatkan orang Nasrani akan dukungan Tuhan Yesus terhadap umat insan bahkan dikala kedatangan Orang Majus, atau entah bagaimana ke Betlehem menyarankan bahwa Natal berkaitan dengan sumbangan kado. Praktek pinjaman kado, yang kembali ke kala ke-15, berkontribusi pada persepsi bahwa Natal yaitu hari libur sekuler yang berkonsentrasi pada keluarga dan sahabat. Ini adalah salah satu argumentasi mengapa orang-orang Puritan di Inggris Lama dan Baru menentang perayaan Natal dan baik di Inggris maupun Amerika berhasil melarang ketaatannya.
Tradisi merayakan Natal selaku liburan keluarga sekuler diilustrasikan dengan indah oleh sejumlah lagu-lagu Natal mirip “Here We Come A-Wassailing” atau “Deck the Halls.” Makna natal ini juga dapat dilihat dalam praktik pengiriman gambar kartu ucapan selamat Natal dan Tahun baru. Kartu ucapan selamat yang dimulai di Inggris pada masa ke-19. Selain itu, di negara-negara seperti Austria dan Jerman, menyebabkan relasi antara pameran Nasrani dan liburan keluarga dijalankan dengan mengidentifikasi Anak Kristus selaku pemberi kado kepada keluarga. Di beberapa negara Eropa, St Nikolas timbul pada hari raya (6 Desember) membawakan kado permen dan kado yang lain untuk bawah umur. Di Amerika Utara tugas pra-Natal dari santa Kristen, Nicholas diubah, di bawah imbas puisi “A Visit from St. Nicholas” (atau “Twas the Night Before Christmas”), menjadi tugas sentral Santa Claus yang kian sentral. selaku sumber kado Natal untuk keluarga. Sementara nama dan pakaian versi pakaian tradisional uskup dari Sinterklas mengungkap akar kekristenannya, dan kiprahnya dalam menanyakan belum dewasa ihwal sikap kurun kemudian mereka mereplikasi sikap St. Nicholas, ia dipandang selaku sosok sekuler. Di Australia, di mana orang menghadiri konser terbuka lagu-lagu Natal dan makan malam Natal di pantai, Santa Claus mengenakan celana renang merah serta janggut putih.
3. Kebudayaan Kontemporer Di Ortodoksi Timur Dan Timur
Gereja-gereja Ortodoks Timur menghormati Natal pada 25 Desember. Namun, bagi mereka yang terus menggunakan kalender Julian untuk perayaan liturgi mereka, tanggal ini sesuai dengan 7 Januari pada kalender Gregorian. Gereja-gereja dari persekutuan Ortodoks Oriental merayakan Natal dengan aneka macam cara. Misalnya, di Armenia, negara pertama yang mengadopsi agama Nasrani selaku agama resminya, gereja menggunakan kalendernya sendiri; Gereja Kerasulan Armenia menghormati 6 Januari selaku Natal. Di Etiopia, di mana agama Katolik telah memiliki rumah sejak kurun ke-4, Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia merayakan Natal pada tanggal 7 Januari. Sebagian besar gereja di Patriarchate Ortodoks Syria Antiokhia dan Seluruh bangsa di timur termasuk Indonesia merayakan Natal pada 25 Desember; di Gereja Kelahiran Yesus di Betlehem, Syria Ortodoks merayakan Natal pada 6 Januari dengan Gereja Kerasulan Armenia. Jemaat Gereja Ortodoks Koptik Alexandria mengikuti tanggal 25 Desember pada kalender Julian, yang cocok dengan Khiak 29 pada kalender Koptik antik.
4. Kebudayaan Kontemporer Di Bidang Lain
Dengan penyebaran agama Katolik di luar Eropa dan Amerika Utara, perayaan Natal dipindahkan ke penduduk di seluruh dunia non-Barat. Di banyak negara ini, orang-orang Nasrani bukanlah populasi secara umum dikuasai, dan oleh alasannya adalah itu, hari libur keagamaan belum menjadi hari libur budaya. Kebiasaan-kebiasaan Natal dalam penduduk -penduduk ini dengan demikian sering menggemakan tradisi-tradisi Barat karena orang-orang terpapar pada agama Katolik selaku agama dan artefak budaya Barat.
Di Amerika Selatan dan Tengah, tradisi agama dan sekuler yang unik menandai perayaan Natal. Di Meksiko, pada hari-hari menjelang Natal, pencarian Mary dan Joseph untuk kawasan tinggal dijalankan kembali, dan bawah umur mencoba memecahkan piñata yang penuh dengan mainan dan permen. Natal yakni ekspo animo panas yang jago di Brasil, tergolong liburan, kembang api, dan perayaan lainnya serta prosesi khusyuk para imam ke gereja untuk merayakan misa tengah malam.
Di beberapa bagian India pohon Natal yang senantiasa hijau digantikan oleh pohon mangga atau pohon bambu, dan rumah-rumah dihiasi dengan daun mangga dan bintang kertas. Natal sebagian besar tetap ialah hari libur Katolik dan sebaliknya tidak diperhatikan secara luas.
Jepang berfungsi sebagai gambaran dari jenis yang berbeda. Di negara yang didominasi Shinto dan Budha itu, faktor sekuler dari liburan khusus pohon Natal dan dekorasi, bahkan nyanyian lagu-lagu Natal seperti “Rudolph the Red-Nosed Reindeer” atau “White Christmas” banyak dilihat daripada aspek keagamaan.
Sedangkan di Indonesia, sebagai negara dengan 16.5 juta pemeluk Nasrani dan 6.9 juta pemeluk agama Kristen Roma, hari Natal dirayakan dengan tradisi yang sungguh berlawanan-beda di aneka macam kawasan. Di tempat-tempat dengan jumlah penduduk Nasrani/Nasrani yang besar, peringatan Natal diwarnai dengan ritual khusus dan makanan khas kawasan lokal. Di kota-kota besar, daerah pertokoan kerap dihiasi dengan pohon Natal plastik dan Sinterklas. Di Bali, perayaan Natal dirayakan dengan pohon Natal yang yang dibuat dari bulu ayam. Pohon Natal unik tersebut telah diimpor ke aneka macam negara Eropa. Sebagian besar stasiun televisi setempat akan memberitakan konser musik Natal dan juga perayaan Natal nasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh pemerintah. Di samping berbagai makanan tradisional, Natal biasanya dilengkapi dengan sajian kudapan manis kering mirip nastar, kastengel, dan “putri salju”.
5. Maksud dan Tujuan Perayaan Natal
Setiap orang tentu mempunyai pemahaman tersendiri ihwal tujuan merayakan hari natal tetapi secara umum, tanpa berniat lain menurut saya Natal yakni pesta. Secara khusus, ini yaitu pesta ulang tahun untuk Yesus dan ulang tahun dimaksudkan untuk dirayakan. Itu sebabnya kami mengatakan “Selamat Natal!”.
Ironisnya, di sebagian besar pesta Natal, orang yang ulang tahunnya sebaiknya kita rayakan sama sekali diabaikan. Dia bahkan tidak pernah disebutkan padahal sungguh penting dalam memaknai natal secara singkat. Meskipun Yesus adalah argumentasi untuk isu terkini ini, beliau sering diabaikan atau hanya disebutkan bareng dengan Rudolph, Frosty the Snowman, Santa Claus, Grinch, elf, dan daftar panjang aksara fiksi terkenal.
6. Kata Ucapan Selamat Hari Raya Natal dan Tahun Baru
Berbagai tradisi Natal telah dikaitkan dengan perayaan Natal, dan berbagai budaya merayakan cara yang berbeda sebagai renungan. Adapun salah satu cara merayakan natal untuk keluarga, teman, sanak saudara sampai sahabat yang berada jauh ialah dengan mengantarkata-kata bijak untuk mengucapkan selamat hari raya natal dan tahun baru. Berikut teladan ucapan-ucapan selamat hari natal dan tahun gres tersebut.
1. “Kami sekeluarga mengucapkan selamat hari Natal dan tahun gres. Semoga anda beserta keluarga sehat dan makmur di tahun yang gres ini.”
2. “Kami sekeluarga mengucapkan selamat hari Natal dan tahun gres kepada seluruh umat Kristiani dimanapun. Semoga peringatan natal menjinjing makna terindah serta berka terbaik untuk Anda dan orang tercinta.”
3. “Selamat Hari NATAL 25 Desember 2020 dan Tahun Baru 2021 (1 Januari 2021) bagi segenap umat Kristiani.”
4. “Mari membuatkan kebahagiaan natal tahun ini lewat beragam kebaikan bukan sekedar kata-kata serta doakan lewat ucapan Selamat Natal untuk orang-orang tersayang apabila mereka berada jauh dengan menjinjing impian, membawa dogma. Selamat Natal 25 Desember 2020 dan tahun baru 1 Januari 2021.”
5. “Selamat Menyambut Tahun Baru 2021 yang lebih baik dan sarat keinginan dan tidak lupa kami mengucapkan selamat merayakan Hari Natal 2020 kepada seluruh umat Kristiani.”
6. “Kepada semua sobat terbaik, mantan terindah, pacar tersayang serta semua yang merayakannya, Selamat merayakan natal 22 Desember 2020 dan Tahun Baru 1 Januari 2021 supaya peringatan kali ini menjinjing harapan dan kedamaian untuk kita.”
Demikianlah tulisan untuk memaknai Natal, sejarah, tradisi budaya, maksud, tujuan dan kata-kata bijak ucapan selamat hari raya Natal juga Tahun Baru 2020, pengertianartidefinisidari.blogspot.com agar berfaedah!!