Kali ini akan dibahas kumpulan hadits wacana dajjal lengkap dlm goresan pena bahasa arab & artinya. Hendaknya hadist hadits wacana kemunculan dajjal ini dipelajari & dipahami agar kita tahu bagaimana kelak dajjal akan muncul ke dunia & bagaimana bentuk fitnah (tipu dayanya).
Keluarnya dajjal kelak yakni salah satu dr tanda tanda hadirnya hari akhir zaman. Hal ini sudah dijelaskan di banyak sekali dalil hadist perihal dajjal. Disana Nabi Muhammad SAW memberikan banyak hal mengenai dajjal ini. Diantara tanda yang lain ialah munculnya Imam Mahdi & turunnya Nabi Isa dr langit untuk membunuh dajjal.
Mulai dr cici cirinya wajah & bentuk tubuhnya, bagaimana akal busuk & fitnahnya, tempat apa saja yg tak didatangi oleh dajjal hingga bagaimana proses kemunculan dajjal. Semuanya sudah diterangkan oleh Rasulullah SAW agar kita paham & mengerti duduk perkara dajjal ini.
Bahkan Rasulullah pun mengajarkan bagaimana semoga kita terhindar dr fitnah dajjal. Yaitu dgn berkala mengamalkan sebuah doa & membaca surat Al Kahfi. Untuk lebih jelasnya, baca doa biar terhindar dr fitnah dajjal.
Dajjal sungguh memiliki kekurangan yg besar & mempunyai aib yg tak bisa ia sembunyikan. Maka sungguh mustahil bila Dajjal mengklaim dirinya memiliki rububiyah. Sangat tak masuk akal kalau ia mengaku selaku tuhan insan. Tuhan manusia tak mungkin buta di dunia.
Ia muncul di dunia untuk berbuat kerusakan semata & menebar fitnah. Mereka yg tak beriman akan menjadi pengikutnya & tertipu oleh fitnah dajjal. Semua duduk perkara ini sudah disampaikan jauh jauh hari oleh Nabi Muhammad SAW dlm hadist hadits wacana dajjal.
Dan untuk selengkapnya, simak berikut ini daftar kumpulan hadits perihal dajjal yg shahih lengkap dlm lafadz arab & terjemahan bahasa Indonesianya.
لأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ مِنْهُ مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ أَحَدُهُمَا رَأْىَ الْعَيْنِ مَاءٌ أَبْيَضُ وَالآخَرُ رَأْىَ الْعَيْنِ نَارٌ تَأَجَّجُ فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِى يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيظَةٌ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
Artinya:“Sungguh gue tahu apa yg ada bersama Dajjal, bersamanya ada dua sungai yg mengalir. Salah satunya dengan-cara kasat mata berupa air putih & yg yang lain dengan-cara kasat mata berupa api yg bergejolak. Bila ada yg menjumpainya, hendaklah mengunjungi surga yg ia lihat berbentukapi & hendaklah menutup mata, kemudian hendaklah menundukkan kepala lalu meminumnya karena sesungguhnya itu ialah air cuek.”(HR. Muslim no. 2934)
فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ
“Dajjal diburuoleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam hingga mendapatkannya di Bab Ludd (satu negeri akrab Baitul Maqdis –Palestina, red.). Beliau pun membunuhnya.” (HR. Muslim no. 2937)
فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللهِ ذَابَ كَمَا يَذُوْبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ حَتَّى يَهْلِكَ وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللهُ بِيَدِهِ فَيُرِيْهِمْ دَمَهُ فِي حَرْبَتِهِ
“Ketika musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala (yakni Dajjal, -pen.) menyaksikan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melelehlah (tubuhnya) sebagaimana garam meleleh di air. Seandainya dibiarkan niscaya akan meleleh hingga binasa, akan tetapi Allah membunuhnya melalui tangan ‘Isa ‘alaihissalam, menawarkan darahnya pada mereka di tombak Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.” (HR. Muslim 2897)
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ: أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا، يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ
“…Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, berapa usang Dajjal tinggal di bumi?’ Rasulullah berkata: ‘40 hari. Satu harinya seperti satu tahun, kemudian mirip sebulan, kemudian seperti sepekan, kemudian hari-hari yang lain seperti hari kalian kini…’.” (HR. Muslim no. 2937)
اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ. فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُوْنَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُوْلَ عِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَيَأَجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Rasulullah menyaksikan kami tatkala kami tengah mengobrol. Beliau berkata: “Apa yg kalian perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang mengobrol tentang hari akhir zaman.” Beliau berkata: “Tidak akan terjadi hari akhir zaman hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau menyebutkan: “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dr barat, turunnya ‘Isa ‘alaihissalam, Ya’juj & Ma’juj, & tiga khusuf (dibenamkan ke dlm bumi) di timur, di barat, & di jazirah Arab, yg terakhir ialah api yg keluar dr Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)
Dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بُعِثَ نَبِىٌّ إِلاَّ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الأَعْوَرَ الْكَذَّابَ ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ
“Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain sudah memperingatkan kaumnya terhadap yg buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya “KAAFIR”.” (HR. Bukhari no. 7131)
يا أيها الناس ! إنها لم تكن فتنة على وجه الأرض منذ ذرأ الله ذرية آدم أعظم من فتنة الدجال و إن الله عز و جل لم يبعث نبيا إلا حذر أمته الدجال و أنا آخر الأنبياء و أنتم آخر الأمم و هو خارج فيكم لا محالة
“Wahai sekalian manusia, sungguh tak ada fitnah yg lebih besar dr fitnah Dajjal di paras bumi ini semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam. Tidak ada satu Nabi pun yg diutus oleh Allah melainkan ia akan memperingatkan pada umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan Aku yakni Nabi yg paling terakhir & kalian pula ummat yg paling terakhir, maka tak mampu disangkal lagi bahwa Dajjal akan timbul di tengah-tengah kalian.” (Dikeluarkan dlm Shahih Al Jaami’ Ash Shoghir no. 13833).
ثَلاَثٌ إِذَا خَرَجْنَ (لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ) الآيَةَ الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِنَ الْمَغْرِبِ أَوْ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Tiga tanda, kalau semuanya sudah terjadi, maka tak akan berguna lagi keimanan seseorang sebelumnya, yakni; keluarnya Dajjal, binatang melata, & terbitnya matahari dr barat atau dr tempat terbenamnya” (HR. Tirmidzi & Ahmad).
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ.
Dari Hudzaifah bin Usaid Al Ghifari RA, ia berkata, “Pada suatu ketika, dengan-cara tiba-tiba, Rasulullah SAW mengunjungi kami yg sedang mengobrol sambil mengajukan pertanyaan, ‘Apa yg sedang kalian perbincangkan?’ Para sahabat menjawab, “Kami mengobrol tentang kiamat.” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kiamat tak akan terjadi hingga kalian akan melihat sepuluh tanda sebelumnya, Rasululah menyebutkannya 1. Asap 2. Dajjal 3. Makhluk yg melata 4. Munculnya matahari dr barat 5. Turunnya Isa bin Maryam 6. Ya’juj & Ma’juj, serta tiga gerhana, yakni 7. Gerhana di timur 8. Gerhana di barat & 9. Gerhana di jazirah Arab. Akhir semuanya itu adalah Api yg keluar dr arah Yaman yg menghalau umat insan ke mahsyar.” (HR Muslim)
إِنِّى قَدْ حَدَّثْتُكُمْ عَنِ الدَّجَّالِ حَتَّى خَشِيتُ أَنْ لاَ تَعْقِلُوا إِنَّ مَسِيحَ الدَّجَّالِ رَجُلٌ قَصِيرٌ أَفْحَجُ جَعْدٌ أَعْوَرُ مَطْمُوسُ الْعَيْنِ لَيْسَ بِنَاتِئَةٍ وَلاَ جَحْرَاءَ فَإِنْ أُلْبِسَ عَلَيْكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Sungguh, gue sudah menceritakan perihal Dajjal pada kalian, hingga gue khawatir kalian tak lagi mampu memahaminya. Sesungguhnya Al Masih Dajjal adalah seorang laki-laki yg pendek, berkaki bengkok, berambut keriting, buta sebelah, matanya tak terlalu menonjol & tak pula terlalu tenggelam. Jika kalian merasa galau, maka ketahuilah bahwa Rabb kalian tak buta sebelah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، أَلاَ إِنَّ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
“Sesungguhnya Allah tak buta sebelah. Ingatlah bahwa Al Masih Ad Dajjal buta sebelah kanan, seakan matanya mirip buah anggur yg menjorok.
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ ، إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ ، لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّينَ ، يَحْرُسُونَهَا ، ثُمَّ تَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ ، فَيُخْرِجُ اللَّهُ كُلَّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ
“Tidak ada suatu negeri pun yg tak akan dimasuki Dajjal kecuali Makkah & Madinah, alasannya adalah tak ada satu pintu masuk pun dr pintu-pintu gerbangnya kecuali ada para malaikat yg berbaris menjaganya. Kemudian Madinah akan berguncang sebanyak tiga kali sehingga Allah mengeluarkan orang-orang kafir & munafiq daripadanya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
“Kiamat tak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yg berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah.” (H.R Muslim).
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ صَحِبْتُ ابْنَ صَائِدٍ إِلَى مَكَّةَ فَقَالَ لِي أَمَا قَدْ لَقِيتُ مِنْ النَّاسِ يَزْعُمُونَ أَنِّي الدَّجَّالُ أَلَسْتَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَا يُولَدُ لَهُ قَالَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدَ لِي أَوَلَيْسَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ وَلَا مَكَّةَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدْتُ بِالْمَدِينَةِ وَهَذَا أَنَا أُرِيدُ مَكَّةَ قَالَ ثُمَّ قَالَ لِي فِي آخِرِ قَوْلِهِ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ مَوْلِدَهُ وَمَكَانَهُ وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فَلَبَسَنِي
Dari Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata: Aku menemani Ibnu Shaid pergi ke Mekah, ia berkata kepadaku: Aku sudah berjumpa dgn beberapa orang yg menilai bahwa gue adalah seorang Dajjal. Apakah ananda pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Dajjal itu tak mempunyai anak. Aku jawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan gue sudah mempunyai anak. Bukankah ananda sudah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Dajjal itu tak akan memasuki Madinah & Mekah. Aku menjawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan gue sudah dilahirkan di Madinah & kini gue sedang menuju ke Mekah. Kemudian di selesai pertanyaannya ia berkata kepadaku: Demi Allah, sesungguhnya gue tahu waktu kelahirannya, tempatnya & di mana dia. Ia berkata: Ia telah mengaburkanku ihwal masalah itu. (HR Muslim) Dalam hadits lain, Rasulullah mengambarkan mengenai Dajjal ini yg artinya: “Sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal seorang laki-laki pendek…” [HR. Ahmad 23144, Abu Dawud 4320]
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجْنَا حُجَّاجًا أَوْ عُمَّارًا وَمَعَنَا ابْنُ صَائِدٍ قَالَ فَنَزَلْنَا مَنْزِلًا فَتَفَرَّقَ النَّاسُ وَبَقِيتُ أَنَا وَهُوَ فَاسْتَوْحَشْتُ مِنْهُ وَحْشَةً شَدِيدَةً مِمَّا يُقَالُ عَلَيْهِ قَالَ وَجَاءَ بِمَتَاعِهِ فَوَضَعَهُ مَعَ مَتَاعِي فَقُلْتُ إِنَّ الْحَرَّ شَدِيدٌ فَلَوْ وَضَعْتَهُ تَحْتَ تِلْكَ الشَّجَرَةِ قَالَ فَفَعَلَ قَالَ فَرُفِعَتْ لَنَا غَنَمٌ فَانْطَلَقَ فَجَاءَ بِعُسٍّ فَقَالَ اشْرَبْ أَبَا سَعِيدٍ فَقُلْتُ إِنَّ الْحَرَّ شَدِيدٌ وَاللَّبَنُ حَارٌّ مَا بِي إِلَّا أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أَشْرَبَ عَنْ يَدِهِ أَوْ قَالَ آخُذَ عَنْ يَدِهِ فَقَالَ أَبَا سَعِيدٍ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آخُذَ حَبْلًا فَأُعَلِّقَهُ بِشَجَرَةٍ ثُمَّ أَخْتَنِقَ مِمَّا يَقُولُ لِي النَّاسُ يَا أَبَا سَعِيدٍ مَنْ خَفِيَ عَلَيْهِ حَدِيثُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا خَفِيَ عَلَيْكُمْ مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ أَلَسْتَ مِنْ أَعْلَمِ النَّاسِ بِحَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ كَافِرٌ وَأَنَا مُسْلِمٌ أَوَلَيْسَ قَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ عَقِيمٌ لَا يُولَدُ لَهُ وَقَدْ تَرَكْتُ وَلَدِي بِالْمَدِينَةِ أَوَلَيْسَ قَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ وَلَا مَكَّةَ وَقَدْ أَقْبَلْتُ مِنْ الْمَدِينَةِ وَأَنَا أُرِيدُ مَكَّةَ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ حَتَّى كِدْتُ أَنْ أَعْذِرَهُ ثُمَّ قَالَ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ وَأَعْرِفُ مَوْلِدَهُ وَأَيْنَ هُوَ الْآنَ قَالَ قُلْتُ لَهُ تَبًّا لَكَ سَائِرَ الْيَوْمِ.
Artinya: Dari Abu Sa’id Al Khudri RA, ia berkata, “Kami pernah pergi haji atau umrah, sementara Ibnu Shaid bareng kami. Lalu kami singgah di suatu tempat. Setelah itu orang-orang berpencar & meninggalkan saya & Ibnu Shaid. Sungguh, saya tak mampu ramah kepadanya alasannya ia disebut-sebut selaku Dajjal. Abu Sa’id berkata, “Ibnu Shaid menjinjing barang-barangnya & saya pun berkata kepadanya, ‘Hai Ibnu Shaid, cuaca pada hari ini cukup panas, oleh karena itu, maka semestinya letakkanlah barang-barangmu di bawah pohon sana!’ Abu Sa’id berkata, “Ibnu Shaid membawa barang-barangnya & ia pun meletakkan barang-barang saya. Setelah itu saya berkata, ‘Cuaca sungguh panas. Sebaiknya ananda letakkan barang-barangmu di bawah pohon sana.’ Abu Sa’id berkata, “Ternyata ia, Ibnu Shaid, menuruti ucapan saya.” Abu Sa’id berkata, “Lalu saya disuguhi kambing. Kemudian Ibnu Shaid pergi & setelah itu kembali dgn menenteng segelas susu seraya berkata, ‘Minumlah hai Abu Sa’id!’ Saya, Abu Sa’id berkata, “Pada hari ini cuaca sungguh panas & susu yg ananda suguhkan pula panas.” Sebenarnya ucapan saya ini cuma merupakan penolakan halus, alasannya adalah saya tidak mau meminum sesuatu dr tangannya atau saya menjangkau dr tangannya . Ibnu Shaid berkata, “Hai Abu Sa’id, sebetulnya saya ingin mengambil seutas tali & mengikatkannya pada suatu pohon. Setelah itu, saya akan pergunakan tali tersebut untuk mencekik orang-orang yg menuduhku. Hai Abu Sa’id, apabila ada orang yg tak mengetahui hadits Rasulullah SAW, maka hadits tersebut pasti telah dimengerti oleh orang- orang Anshar. Bukankah ananda hai Abu Sa’id tergolong salah seorang yg paling tahu wacana hadits Rasulullah SAW? Bukankah Rasulullah SAW sudah bersabda bahwa Dajjal itu kafir sedangkan saya adalah muslim? Bukankah Rasulullah SAW sudah bersabda, ‘Dajjal itu mandul tanpa anak, sedangkan saya mempunyai anak di Madinah.’ Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Dajjal tak dapat memasuki Madinah & Makkah, sementara saya berangkat dr Madinah menuju Makkah.” Abu Sa’id berkata, “Hampir saja saya menerima alasannya. Setelah itu ia berkata, ‘Demi Allah, saya mengetahuinya, mengetahui tempat kelahirannya, & mengenali di mana sekarang ia berada.’ Abu Sa’id berkata, “Saya berkata kepadanya, ‘Celakalah ananda pada sisa hidupmu.”‘ Muslim 8/191
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ رَأَيْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَحْلِفُ بِاللَّهِ أَنَّ ابْنَ صَائِدٍ الدَّجَّالُ فَقُلْتُ أَتَحْلِفُ بِاللَّهِ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ عُمَرَ يَحْلِفُ عَلَى ذَلِكَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُنْكِرْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Dari Muhammad bin Al Munkadir, ia berkata, “Saya pernah melihat Jabir bin Abdullah bersumpah dgn nama Allah sebetulnya Ibnu Shaid itu yaitu Dajjal.” Lalu saya mengajukan pertanyaan, “Maukah ananda bersumpah dgn nama Allah?” Ia menjawab, “Sesungguhnya saya pernah mendengar Umar RA bersumpah di sisi Rasulullah SAW mengenai hal itu & beliau tak mengingkarinya.” Muslim 8/192
عن عَبْد اللَّهِ بْن عُمَرَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ انْطَلَقَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَهْطٍ قِبَلَ ابْنِ صَيَّادٍ حَتَّى وَجَدَهُ يَلْعَبُ مَعَ الصِّبْيَانِ عِنْدَ أُطُمِ بَنِي مَغَالَةَ وَقَدْ قَارَبَ ابْنُ صَيَّادٍ يَوْمَئِذٍ الْحُلُمَ فَلَمْ يَشْعُرْ حَتَّى ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ظَهْرَهُ بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِابْنِ صَيَّادٍ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَنَظَرَ إِلَيْهِ ابْنُ صَيَّادٍ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ الْأُمِّيِّينَ فَقَالَ ابْنُ صَيَّادٍ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَرَفَضَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ آمَنْتُ بِاللَّهِ وَبِرُسُلِهِ ثُمَّ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا تَرَى قَالَ ابْنُ صَيَّادٍ يَأْتِينِي صَادِقٌ وَكَاذِبٌ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِّطَ عَلَيْكَ الْأَمْرُ ثُمَّ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي قَدْ خَبَأْتُ لَكَ خَبِيئًا فَقَالَ ابْنُ صَيَّادٍ هُوَ الدُّخُّ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ذَرْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَضْرِبْ عُنُقَهُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ يَكُنْهُ فَلَنْ تُسَلَّطَ عَلَيْهِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْهُ فَلَا خَيْرَ لَكَ فِي قَتْلِهِ وَقَالَ سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ انْطَلَقَ بَعْدَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ الْأَنْصَارِيُّ إِلَى النَّخْلِ الَّتِي فِيهَا ابْنُ صَيَّادٍ حَتَّى إِذَا دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّخْلَ طَفِقَ يَتَّقِي بِجُذُوعِ النَّخْلِ وَهُوَ يَخْتِلُ أَنْ يَسْمَعَ مِنْ ابْنِ صَيَّادٍ شَيْئًا قَبْلَ أَنْ يَرَاهُ ابْنُ صَيَّادٍ فَرَآهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُضْطَجِعٌ عَلَى فِرَاشٍ فِي قَطِيفَةٍ لَهُ فِيهَا زَمْزَمَةٌ فَرَأَتْ أُمُّ ابْنِ صَيَّادٍ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَتَّقِي بِجُذُوعِ النَّخْلِ فَقَالَتْ لِابْنِ صَيَّادٍ يَا صَافِ وَهُوَ اسْمُ ابْنِ صَيَّادٍ هَذَا مُحَمَّدٌ فَثَارَ ابْنُ صَيَّادٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ تَرَكَتْهُ بَيَّنَ قَالَ سَالِمٌ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ تَعَلَّمُوا أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَأَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيُّ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ بَعْضُ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَ حَذَّرَ النَّاسَ الدَّجَّالَ إِنَّهُ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ وَقَالَ تَعَلَّمُوا أَنَّهُ لَنْ يَرَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَمُوتَ
2053-
Dari Abdullah bin Umar, bekerjsama Umar bin Khaththab RA pernah pergi bersama Rasululullah SAW dlm suatu rombongan menuju rumah Ibnu Shayyad. Tatkala tiba di tempat tujuan, Rasulullah & para teman dekat menjumpainya sedang bermain bareng belum dewasa lain di akrab benteng Bani Maghalah di mana pada dikala itu Ibnu Shayyad hampir akil balig cukup akal. Rupanya Ibnu Shayyad tak menyadari kehadiran Rasulullah di tempat itu hingga Rasululah menepuk punggungnya & berkata, “Apakah ananda bersaksi sebenarnya gue ini ialah utusan Allah?” Ibnu Shayyad memandang pada Rasulullah SAW & selanjutnya menjawab, “Saya bersaksi bahu-membahu kau-sekalian ialah seorang utusan yg ummi tak bisa membaca & menulis .” Lalu Ibnu Shayyad balik mengajukan pertanyaan, “Apakah kau-sekalian bersaksi bergotong-royong saya yakni utusan Allah?” Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah SAW menekannya, maka ibnu Shayyad berkata, “Saya beriman pada Allah & Rasul-Nya.” Setelah itu, Rasulullah SAW mengajukan pertanyaan lagi kepadanya, “Apa yg ananda lihat dlm mimpimu?” Ibnu Shayyad menjawab, “Datang khabar yg benar & kabar bohong kepadaku.” Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Kabar itu samar bagi kamu.” Kemudian Rasulullah bertanya lagi kepadanya, “Sesungguhnya gue telah menyembunyikan sesuatu darimu, apakah itu?” Ibnu Shayyad menjawab, “Asap.” Kemudian Rasulullah pun berseru kepadanya, “Enyalah kamu. Sesungguhnya ananda tak akan dapat menjawab” Umar bin Khaththab berkata, “Ya Rasulullah, izinkanlah saya memenggal batang lehernya!” Rasulullah SAW menjawab, “Jika benar ia ialah Dajjal, maka ananda tak akan mampu untuk melawannya ya Umar. Tetapi sebaliknya, bila ia bukan Dajjal sang pendusta, maka percuma saja ananda membunuhnya.” Salim bin Abdullah berkata, “Saya pernah mendengar
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ مِنْهُ مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ أَحَدُهُمَا رَأْيَ الْعَيْنِ مَاءٌ أَبْيَضُ وَالْآخَرُ رَأْيَ الْعَيْنِ نَارٌ تَأَجَّجُ فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِي يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيظَةٌ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ.
Dari Hudzaifah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW telah bersabda, ‘Sesungguhnya gue lebih tahu ihwal ciri-ciri Dajjal dibandingkan dengan dirinya sendiri. Ia menenteng dua sungai yg mengalir, yg satu terlihat lembap bening & yg lain terlihat berisi api yg menyala-nyala. Barang siapa menemuinya, maka hendaklah ia mendekati sungai yg tampak berisi air. Setelah itu, pejamkanlah mata & tundukkanlah kepala serta minumlah air dr sungai tersebut. Karena pada hakikatnya sungai tersebut berisi air yg sungguh sejuk & hambar. Sesungguhnya mata Dajjal itu tertutup oleh selaput kulit keras & di antara kedua matanya tertulis “kafir “. Tulisan tersebut — sebetulnya — dapat dibaca oleh setiap mukmin, baik yg mengerti tulisan ataupun yg tak mengerti goresan pena.”” Muslim 8/195
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعَرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ.
Artinya: Dari Hudzaifah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW sudah bersabda, ‘Mata Dajjal yg kiri buta, rambutnya lebat, & membawa nirwana serta neraka. Sesungguhnya nerakanya itu ialah nirwana Allah & surganya yakni neraka Allah.” Muslim 8/195
عن النَّوَّاس بْن سَمْعَان الْكِلَابِيَّ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ مِهْرَانَ الرَّازِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ جَابِرٍ الطَّائِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِينَا فَقَالَ مَا شَأْنُكُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَقَالَ غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ وَاللَّهُ خَلِيفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّأْمِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالًا يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي الْأَرْضِ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوْمٍ قَالَ لَا اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا إِسْرَاعُهُ فِي الْأَرْضِ قَالَ كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَالْأَرْضَ فَتُنْبِتُ فَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًا وَأَسْبَغَهُ ضُرُوعًا وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ ثُمَّ يَأْتِي الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَوْلَهُ فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ لَيْسَ بِأَيْدِيهِمْ شَيْءٌ مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا أَخْرِجِي كُنُوزَكِ فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ ثُمَّ يَدْعُو رَجُلًا مُمْتَلِئًا شَبَابًا فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ فَيَقْطَعُهُ جَزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الْغَرَضِ ثُمَّ يَدْعُوهُ فَيُقْبِلُ وَيَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ يَضْحَكُ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي حَيْثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِي عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمْ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمْ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنْ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِي الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنْ الْإِبِلِ لَتَكْفِي الْفِئَامَ مِنْ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنْ الْبَقَرِ لَتَكْفِي الْقَبِيلَةَ مِنْ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنْ الْغَنَمِ لَتَكْفِي الْفَخِذَ مِنْ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ.
Dari An-Nawwaas bin Sam’an RA, ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah SAW mengatakan ihwal Dajjal. Terkadang beliau merendahkan suaranya & sering kali meninggikannya sehingga kami yg mendengarnya seperti mendengar suara beliau di tengah pepohonan kurma. Pada suatu petang kami mengunjungi Rasulullah & sepertinya beliau sudah mengerti permasalahan kami. Oleh sebab itu, dia mengajukan pertanyaan, “Ada apa dgn kalian?’ Kami menjawab, “Ya Rasulullah, pagi tadi kamu-sekalian membuktikan pada kami wacana Dajjal dgn sesekali meninggikan & merendahkan suara, seolah-olah kami mendengarnya di tengah pepohonan kurma.” Rasulullah bersabda, “Sebenarnya bukan Dajjal yg paling gue khawatirkan terhadap kalian. Karena kalau ia timbul & gue masih bersama kalian, maka akulah yg akan menjadi pelindung kalian dr godaannya. Jika ia timbul tatkala gue telah tiada di tengah kalian, maka setiap individu dr kaum muslimin akan menjadi pelindung bagi dirinya sendiri & Allah-lah yg akan menggantikanku untuk melindungi setiap orang muslim. ” Dajjal ialah seorang cowok yg berambut keriting, matanya buta yg kanan , & gue sendiri lebih condong menyerupakannya dgn Abdul Uzza bin Qathan. Barang siapa di antara kalian menjumpainya, maka bacakanlah permulaan surat Al Kahfi kepadanya. Sesungguhnya Dajjal itu akan muncul di suatu tempat yg sepi antara Syam & Irak. Setelah itu, ia akan membuat keonaran ke kiri & ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah, teguhkanlah pendirian kalian semuanya.’ Kami mengajukan pertanyaan, “Ya Rasulullah, berapa usang Dajjal akan menetap di bumi?” Rasulullah pun menjawab, “Ia akan menetap selama empat puluh hari di bumi. Satu hari seperti satu tahun, satu hari lagi seperti sebulan, satu hari lagi seperti sepekan, sedangkan hari-hari selanjutnya yaitu seperti hari kalian kini” Kami bertanya, “Ya Rasulullah, pada dikala satu hari mirip setahun itu, apakah cukup bagi kami untuk melaksanakan shalat mirip shalat kami sekarang ini?” Rasulullah SAW menjawab, “Tidak. Tetapi, hitunglah seperti biasanya.” Kami mengajukan pertanyaan, “Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatan Dajjal berjalan di wajah bumi?” Rasulullah SAW menjawab, “Kecepatannya berlangsung di paras bumi seperti awan yg ditiup angin. Ia akan mendatangi suatu kaum & mengajak mereka untuk beriman kepadanya hingga mereka pun beriman kepadanya & menuruti perintahnya. Ia mampu menyuruh langit, maka hujan pun akan turun. Ia menyuruh pada bumi, maka tumbuhan pun akan segera tumbuh & pribadi dimakan oleh ternak-ternak, hingga ternak mereka pulang ke kandang pada petang hari dgn keadaan yg lebih gemuk, lebih besar, & lebih banyak air susunya sebab banyak menyantap rerumputan yg tumbuh di paras bumi. Kemudian Dajjal akan mengunjungi suatu kaum yg yang lain. Setelah itu, ia menyerukan pada mereka untuk beriman kepadanya, tetapi mereka menolak ajakannya. Lalu Dajjal menyingkir dr mereka, tetapi keesokan harinya negeri tersebut berubah menjadi negeri yg tandus & harta mereka lenyap. Setelah itu, Dajjal melalui suatu negeri yg hancur. Kemudian ia berkata, “Keluarkanlah harta simpananmu hai negeri yg porak poranda!” Kemudian simpanan negeri itu keluar sambil mengikuti Dajjal mirip ratu lebah yg diikuti oleh anak buahnya. Kemudian Dajjal mengundang seorang perjaka & memenggalnya dgn pedang hingga tubuh pemuda itu terbelah menjadi dua & belahan tubuhnya terlempar sejauh lemparan anak panah. Setelah itu, Dajjal mengundang tubuh perjaka tersebut, yg sudah terbelah, kepadanya. Tak lama kemudian, badan itu hidup lagi & langsung menghadap kepadanya dgn wajah yg berseri-berseri. Tatkala Dajjal tengah melaksanakan kerusakan & keonaran seperti itu, maka Allah Azza wa Jalla pun mendelegasikan Isa Al Masih bin Maryam ke bumi. Kemudian Isa Al Masih bin Maryam turun di bersahabat menara putih sebelah timur Damaskus dgn mengenakan pakaian dua warna sambil meletakkan dua telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Apabila ia merundukkan kepalanya, maka butir-butir mutiara akan berjatuhan dr kepalanya. Dan apabila ada orang kafir mencium nafasnya, maka ia pun akan mati, sedangkan nafasnya itu dapat tercium sejauh mata memandang. Isa Al Masih bin Maryam terus mencari Dajjal hingga bertemu dengannya di pintu gerbang kota Ludd, & kemudian membunuhnya. Setelah itu, Nabi Isa bin Maryam mengunjungi suatu kelompok kaum yg dilindungi Allah Subhanahu wa Ta’ala dr Dajjal. Lalu Isa bin Maryam mengusap wajah mereka & memberitahukan pada mereka mengenai derajat mereka di nirwana. Tatkala Isa bin Maryam berada dlm keadaan mirip itu, maka Allah pun mewahyukan kepadanya: ‘Sesungguhnya Aku sudah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yg tak terkalahkan oleh siapapun. Oleh sebab itu, selamatkanlah hamba-hamba-Ku yg shalih ke bukit.’ Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan Ya’juj & Ma’juj mereka turun ke segala penjuru dr tempat yg tinggi) (Qs. Al Anbiya 21 :96) Kelompok mereka yg pertama melewati telaga Thabariyah. Kemudian mereka meminum airnya hingga habis. Kelompok mereka yg terakhir lewat pula seraya berkata, “Di tempat ini dulu ada air.” Pada suatu di saat, Nabi Isa bin Maryam & para sahabatnya terkepung, hingga pada saat itu suatu kepala sapi lebih berharga bagi mereka ketimbang uang seratus dinar kini ini. Kemudian Nabi Isa bin Maryam & para sahabatnya berdoa supaya Allah mengancurkan Ya’juj & Ma’juj beserta para pengikutnya. Lalu Allah menimpakan pada mereka penyakit hidung —mirip yg melanda hewan ternak— hingga mereka semua binasa. Kemudian Nabi Isa bin Maryam bersama para sahabatnya tiba di suatu tempat di bumi. Mereka tidaklah mendapati sejengkal tanah, melainkan tanah tersebut telah sarat dgn bangkai-bangkai insan yg membusuk. Lalu Nabi Isa & para sahabatnya berdoa & memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga Allah menyuruh burung-burung sebesar unta yg membawa bangkai-bangkai insan tersebut & membuangnya ke tempat yg dikehendaki Allah Azza wa Jalla. Setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan hujan yg menyiram setiap rumah di kota & di desa hingga bumi menjadi bersih sesudah tersiram hujan. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan pada bumi, “Munculkanlah buah-buahanmu & kembalikanlah keberkahanmu!” Pada hari itu sekelompok keluarga mampu menjadi kenyang dgn memakan satu buah delima & mampu berteduh di bawah kulit buah delima. Air susu pula sarat dgn keberkahan hingga susu seekor unta cukup untuk sekelompok orang, susu seekor sapi cukup untuk satu kabilah, & susu seekor kambing cukup untuk beberapa orang keluarga dekat. Tatkala mereka berada dlm keadaan mirip ini, maka Allah pun mengirimkan angin baik yg melalui ketiak mereka. Angin tersebut merenggut nyawa setiap mukmin & muslim hingga tinggallah orang-orang yg jahat yg berhiruk pikuk seperti hiruk pikuknya keledai, maka terjadilah akhir zaman yg menimpa mereka.” Muslim 8/197-198
عن أَبي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيثًا طَوِيلًا عَنْ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا قَالَ يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِينَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُولُ لَهُ أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ فَيَقُولُ الدَّجَّالُ أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ فَيَقُولُونَ لَا قَالَ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ فَيَقُولُ حِينَ يُحْيِيهِ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ قَالَ فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ قَالَ أَبُو إِسْحَقَ يُقَالُ إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ هُوَ الْخَضِرُ عَلَيْهِ السَّلَام.
Dari Abu Said Al Khudri RA, ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah SAW pernah bercerita dengan-cara panjang lebar perihal Dajjal pada kami, antara lain beliau menyatakan, ‘Sesungguhnya Dajjal pasti akan terhalang untuk masuk ke dlm Madinah. Setelah itu ia berhenti di salah satu kebun di dekat Madinah. Tak usang kemudian, seorang laki-laki yg tampan pergi mendatanginya seraya berkata, ‘Saya bersaksi sesungguhnya ananda pasti Dajjal yg sudah diceritakan Rasulullah SAW pada kami.’ Kemudian Dajjal berkata pada para pengikutnya, “Bagaimanakah menurut usulan kalian jika saya bunuh orang ini & sesudah itu saya hidupkan kembali, apakah kalian masih merasa ragu perihal hal itu?” Para pengikut Dajjal menjawab, “Tidak hai Dajjal. Kami tak merasa ragu.” Akhirnya Dajjal pun membunuh pria tersebut & sehabis itu menghidupkannya kembali. Pada ketika pria itu dihidupkan kembali dr matinya, maka ia pun berkata, “Demi Allah, sekarang saya kian yakin bekerjsama ananda ini yakni Dajjal yg terkutuk itu.” Rasulullah meneruskan keterangannya, “Kemudian Dajjal ingin membunuhnya lagi, tetapi kini ia tak dapat mengalahkannya lagi.” Abu Ishaq berkata, “Sesungguhnya yg dimaksud dgn pria itu adalah Nabi Khidhir Alaihis-Salam.’ Muslim 8/199
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ صَحِبْتُ ابْنَ صَائِدٍ إِلَى مَكَّةَ فَقَالَ لِي أَمَا قَدْ لَقِيتُ مِنْ النَّاسِ يَزْعُمُونَ أَنِّي الدَّجَّالُ أَلَسْتَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَا يُولَدُ لَهُ قَالَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدَ لِي أَوَلَيْسَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ وَلَا مَكَّةَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدْتُ بِالْمَدِينَةِ وَهَذَا أَنَا أُرِيدُ مَكَّةَ قَالَ ثُمَّ قَالَ لِي فِي آخِرِ قَوْلِهِ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ مَوْلِدَهُ وَمَكَانَهُ وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فَلَبَسَنِي
Dari Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata: Aku menemani Ibnu Shaid pergi ke Mekah, ia berkata kepadaku: Aku telah bertemu dgn beberapa orang yg menganggap bahwa gue adalah seorang Dajjal. Apakah ananda pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Dajjal itu tak mempunyai anak. Aku jawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan gue sudah mempunyai anak. Bukankah ananda sudah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Dajjal itu tak akan memasuki Madinah & Mekah. Aku menjawab: Ya! Ia berkata lagi: Dan gue sudah dilahirkan di Madinah & sekarang gue sedang menuju ke Mekah. Kemudian di simpulan pertanyaannya ia berkata kepadaku: Demi Allah, sesungguhnya gue tahu waktu kelahirannya, tempatnya & di mana dia. Ia berkata: Ia sudah mengaburkanku ihwal perkara itu. Hadis riwayat Muslim
عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ مَا سَأَلَ أَحَدٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الدَّجَّالِ أَكْثَرَ مِمَّا سَأَلْتُ قَالَ وَمَا يُنْصِبُكَ مِنْهُ إِنَّهُ لَا يَضُرُّكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّ مَعَهُ الطَّعَامَ وَالْأَنْهَارَ قَالَ هُوَ أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ ذَلِكَ.
Dari Al Mughirah bin Syu’bah RA, ia berkata, “Tidak ada orang yg lebih banyak bertanya wacana Dajjal pada Rasulullah SAW selain saya.” Rasulullah SAW bertanya, “Apa gunanya ananda bertanya perihal Dajjal? Sesungguhnya Dajjal itu tak membahayakanmu.” Al Mughirah berkata, “Saya bertanya, ‘Ya Rasulullah, orang-orang mengatakan bahwa Dajjal menenteng kuliner & beberapa sungai, benarkah hal itu?” Rasulullah menjawab, “Lebih andal dibandingkan dengan apa yg diciptakan Dajjal, itu masih sungguh gampang bagi Allah.” Muslim 8/200
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَيْنَ ظَهْرَانَيْ النَّاسِ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلَا إِنَّ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَانِي اللَّيْلَةَ فِي الْمَنَامِ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا تَرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ رَجِلُ الشَّعْرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ بَيْنَهُمَا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا فَقَالُوا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَرَأَيْتُ وَرَاءَهُ رَجُلًا جَعْدًا قَطَطًا أَعْوَرَ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ رَأَيْتُ مِنْ النَّاسِ بِابْنِ قَطَنٍ وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالُوا هَذَا الْمَسِيحُ الدَّجَّالُ
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak, lalu ia bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT tidaklah buta sebelah. Ketahuilah, sesungguhnya mata kanan Dajjal itu buta, biji matanya bagai buah anggur yg mencolokke depan” Kata Abdullah bin Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku pernah bermimpi di segi ka’bah lalu di situ ada seorang laki-laki yg berkulit sawo matang, sepertinya ia orang berkulit sawo matang yg paling tampan, rambutnya panjang lagi berombak hingga ke bahu & ia memerciki kepalanya dgn air. ia meletakkan kedua tangannya di atas bahu dua orang laki-laki & bertawaf di Baitullah dgn didampingi dua orang pria tersebut, kemudian gue mengajukan pertanyaan, ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab, ‘Isa putra Maryam.’ Dibelakangnya ananda lihat seorang pria berambut keriting & mata kanannya buta, seperti mirip dgn seseorang yg pernah gue lihat yakni Ibnu Qathan. Laki-laki tersebut meletakkan lengannya di atas pundak dua orang pria sambil thawaf di Baitullah, kemudian gue mengajukan pertanyaan, ‘Siapa ini? Mereka menjawab, Ini ialah Al Masih Ad-Dajjal. “‘ Muslim 1/107 .
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلَائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasululluh SAW bersabda, “Di beberapa penjuru Madinah dijaga oleh para Malaikat, sehingga Tha’un & Dajjal tak dapat memasuki Madinah.” Muslim 4/120 .
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ
2065-
Artinya : Dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya Rasulullah SAW sudah bersabda, “Akan ada tujuh puluh ribu orang Yahudi Ashfahan yg mengikuti Dajjal. Mereka mengenakan jubah-jubah kebesaran” Muslim 8/207
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ عَنْ نَافِعِ بْنِ عُتْبَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ قَالَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ عَلَيْهِمْ ثِيَابُ الصُّوفِ فَوَافَقُوهُ عِنْدَ أَكَمَةٍ فَإِنَّهُمْ لَقِيَامٌ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ قَالَ فَقَالَتْ لِي نَفْسِي ائْتِهِمْ فَقُمْ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ لَا يَغْتَالُونَهُ قَالَ ثُمَّ قُلْتُ لَعَلَّهُ نَجِيٌّ مَعَهُمْ فَأَتَيْتُهُمْ فَقُمْتُ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ قَالَ فَحَفِظْتُ مِنْهُ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ أَعُدُّهُنَّ فِي يَدِي قَالَ تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ قَالَ فَقَالَ نَافِعٌ يَا جَابِرُ لَا نَرَى الدَّجَّالَ يَخْرُجُ حَتَّى تُفْتَحَ الرُّومُ.
Dari Jabir bin Samurah dr Nafi’ bin Utbah RA, ia berkata, “Kami pernah menyertai Rasulullah SAW dlm suatu pertempuran. Tak lama kemudian beberapa orang dr arah barat kota Madinah mengunjungi Rasulullah. Mereka mengenakan pakaian yg yang dibuat dr bulu domba wol . Setelah itu mereka menemui Rasulullah di dekat bukit. Mereka semua berada dlm posisi berdiri, sedangkan Rasulullah sendiri dlm posisi duduk. Nafi’ bin Utbah berkata, “Di dlm hati saya berkata, ‘Temuilah mereka & sesudah itu berdirilah di antara mereka sambil mengawalRasulullah biar mereka tak mempunyai peluang untuk membunuh ia!’ Saya berkata, “Mungkin Rasulullah SAW sedang menyampaikan suatu rahasia pada mereka.’ Akhirnya, saya pun mengunjungi mereka sambil berdiri di antara mereka & Rasulullah SAW. Nafi’ berkata, “Saya menghapal empat kalimat dr Rasulullah yg saya hitung dgn jari saya. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalian tentu akan menyerang jazirah Arab, kemudian Allah pun akan menaklukkannya untuk kalian. Setelah itu kalian akan menyerang negeri Persi, lalu Allah pun akan menaklukkannya untuk kalian. Kemudian kalian akan menyerang negara Romawi, lalu Allah pun akan menaklukkannya untuk kalian. Akhirnya, kalian akan menyerang Dajjal, kemudian Allah pun akan menaklukkannya untuk kalian.’ Jabir berkata, “Lalu Nafi’ mengatakan, ‘Hai Jabir, kami beropini bahwa Dajjal itu tak akan muncul sebelum negeri Romawi ditaklukkan.'” Muslim 8/178
عن أُمّ شَرِيكٍ أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيَفِرَّنَّ النَّاسُ مِنْ الدَّجَّالِ فِي الْجِبَالِ قَالَتْ أُمُّ شَرِيكٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَيْنَ الْعَرَبُ يَوْمَئِذٍ قَالَ هُمْ قَلِيلٌ.
Dari Ummu Syarik RA, ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yg berada di gunung-gunung akan berlari dr Dajjal.” Kemudian Ummu Syarik mengajukan pertanyaan, “Ya Rasulullah, pada dikala itu di manakah orang-orang Arab berada?” Rasulullah SAW menjawab, “Pada ketika itu mereka sangat sedikit.” Muslim 8/207
لاَ يَأْتِى أَرْبَعَةَ مَسَاجِدَ الْكَعْبَةَ وَمَسْجِدَ الرَّسُولِ والْمَسْجِدَ الأَقْصَى وَالطُّورَ
“Dajjal tak akan memasuki empat masjid: masjid Ka’bah (masjidil Haram), masjid Rasul (masjid Nabawi), masjid Al Aqsho’, & masjid Ath Thur.”
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
“… ia (Dajjal) datang pada satu kaum untuk mendakwahi mereka. Maka mereka pun beriman kepadanya, mendapatkan dakwahnya. Maka Dajjal menyuruh langit untuk hujan & memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tumbuhan, maka turunlah hujan & tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
عن زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَائِطٍ لِبَنِي النَّجَّارِ عَلَى بَغْلَةٍ لَهُ وَنَحْنُ مَعَهُ إِذْ حَادَتْ بِهِ فَكَادَتْ تُلْقِيهِ وَإِذَا أَقْبُرٌ سِتَّةٌ أَوْ خَمْسَةٌ أَوْ أَرْبَعَةٌ قَالَ كَذَا كَانَ يَقُولُ الْجُرَيْرِيُّ فَقَالَ مَنْ يَعْرِفُ أَصْحَابَ هَذِهِ الْأَقْبُرِ فَقَالَ رَجُلٌ أَنَا قَالَ فَمَتَى مَاتَ هَؤُلَاءِ قَالَ مَاتُوا فِي الْإِشْرَاكِ فَقَالَ إِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ تُبْتَلَى فِي قُبُورِهَا فَلَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِي أَسْمَعُ مِنْهُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dari Zaid bin Tsabit RA, ia berkata, “Disaat Rasulullah berada di tempat perbatasan bani Najjar di atas keledai & kami ketika itu bersamanya, tiba-tiba keledai itu meronta & hampir menjatuhkannya, ternyata di sana terdapat 6 atau 5 atau 4 makam (dia berkata, seperti inilah yg diceritakan Jurairi). Kemudian dia mengajukan pertanyaan, “Siapa yg mengetahui penghuni makam-makam itu?’ Seorang pemuda menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau mengajukan pertanyaan, ‘Kapan mereka meninggal?’ Pemuda itu menjawab, ‘Mereka semuanya meninggal pada zaman kemusyrikan.’ Lalu dia bersabda, ‘Sesungguhnya penghuni makam-makam ini akan menerima bencana atau siksaan di kuburnya. Kalau mereka belum dimakamkan, maka gue akan memohon pada Allah semoga kalian dapat menyimak siksa kubur mirip yg gue dengar.’ Lalu dia menghadapkan mukanya pada kami, seraya bersabda, ‘Mohonlah derma pada Allah SWT dr siksa api Neraka’ Lalu mereka berkata, ‘Kami berlindung pada Allah dr siksa api Neraka.’ Kemudian dia berkata, ‘Berlindunglah kalian pada Allah dr siksa kubur’ Mereka berkata, ‘Kami berlindung pada Allah dr siksa kubur’ Lalu ia bersabda, ‘Berlindunglah pada Allah dr fitnah yg nyata & yg tersembunyi’ mereka berkata, ‘Kami berlindung dr fitnah yg nyata & yg tersembunyi.’ Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Berlindunglah dr fitnah Dajjal Maka mereka berkata, “Kami berlindung dr fitnah Dajjal.'” Muslim 8/160-161
أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ قَالَتْ فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنْ الْمَغْرَمِ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
Dari Aisyah RA -istri Nabi SAW- pernah berdoa di dlm shalatnya diakhir tahiyyat , “Allahumma innii a’udzubika min ‘adzaabil qabr, wa a’udzubika min fitnatil masiihid-dajjaal, wa a’udzubika minal- matsami wal-maghrami.”” Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dr adzab kubur. gue berlindung terhadap-Mu dr fitnah Masih Ad-Dajjal. gue berlindung kepada-Mu dr dosa & kerugian . Kata Aisyah. “Lalu ada seorang bertanya pada Rasulullah SAW, ‘Betapa sering anda ucapkan mohon dukungan dr kerugian. ya Rasulullah!” Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya apabila seseorang mengalami kerugian hutang, maka ia berbicara kemudian berdusta. & ia berjanji kemudian ia ingkari”.’ Muslim 2/93
وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لأَعْرَابِىٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّى رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ. فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِى صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولاَنِ يَا بُنَىَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ.
“Di antara fitnah Dajjal adalah, ia akan berkata pada seorang Arab, ‘Pikirkanlah olehmu, sekiranya gue mampu membangkitkan ayah & ibumu yg telah mati, apakah ananda akan bersaksi bahwa gue adalah Rabbmu? ‘ Laki-laki arab tersebut menjawab, ‘Ya.’ Kemudian muncullah setan yg berkembang menjadi di hadapannya dlm bentuk ayah & ibunya, maka keduanya berkata, ‘Wahai anakku, ikutilah ia, sesungguhnya ia ialah Rabbmu.’Shahih Al Jaami’ Ash Shogir 6/274.
يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِي أُمَّتِي فَيَمْكُثُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فَيَبْعَثُ اللهُ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُوْدٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ
“Dajjal keluar di antara umatku selama 40 hari, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Isa bin Maryam ‘alaihissalam yg menyerupai dgn ‘Urwah bin Mas’ud. ‘Isa ‘alaihissalam mencarinya & membunuhnya….” (HR. Muslim no. 2940)
عن ابْن عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ قَالَ كَانَ نَافِعٌ يَقُولُ ابْنُ صَيَّادٍ قَالَ قَالَ ابْنُ عُمَرَ لَقِيتُهُ مَرَّتَيْنِ قَالَ فَلَقِيتُهُ فَقُلْتُ لِبَعْضِهِمْ هَلْ تَحَدَّثُونَ أَنَّهُ هُوَ قَالَ لَا وَاللَّهِ قَالَ قُلْتُ كَذَبْتَنِي وَاللَّهِ لَقَدْ أَخْبَرَنِي بَعْضُكُمْ أَنَّهُ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَكُونَ أَكْثَرَكُمْ مَالًا وَوَلَدًا فَكَذَلِكَ هُوَ زَعَمُوا الْيَوْمَ قَالَ فَتَحَدَّثْنَا ثُمَّ فَارَقْتُهُ قَالَ فَلَقِيتُهُ لَقْيَةً أُخْرَى وَقَدْ نَفَرَتْ عَيْنُهُ قَالَ فَقُلْتُ مَتَى فَعَلَتْ عَيْنُكَ مَا أَرَى قَالَ لَا أَدْرِي قَالَ قُلْتُ لَا تَدْرِي وَهِيَ فِي رَأْسِكَ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ خَلَقَهَا فِي عَصَاكَ هَذِهِ قَالَ فَنَخَرَ كَأَشَدِّ نَخِيرِ حِمَارٍ سَمِعْتُ قَالَ فَزَعَمَ بَعْضُ أَصْحَابِي أَنِّي ضَرَبْتُهُ بِعَصًا كَانَتْ مَعِيَ حَتَّى تَكَسَّرَتْ وَأَمَّا أَنَا فَوَاللَّهِ مَا شَعَرْتُ قَالَ وَجَاءَ حَتَّى دَخَلَ عَلَى أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فَحَدَّثَهَا فَقَالَتْ مَا تُرِيدُ إِلَيْهِ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّهُ قَدْ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ مَا يَبْعَثُهُ عَلَى النَّاسِ غَضَبٌ يَغْضَبُهُ.
Dari Ibnu ‘Aun dr Nafi, sebenarnya ia pernah membahas ihwal Ibnu Shayyad. Ibnu Nafi’ berkata, “Umar berkata, ‘Saya pernah bertemu dgn Ibnu Shayyad sebanyak dua kali.’ Nafi’ berkata, “Lalu saya menemui Ibnu Shayyad. Setelah itu, saya bertanya pada seseorang, ‘Apakah orang-orang mengatakan bahwa Ibnu Shayyad itu yaitu Dajjal?’ Orang tersebut menjawab, “Demi Allah, ia bukan Dajjal.” Saya berkata kepadanya, “Demi Allah, ananda sudah berdusta pada saya. Sesungguhnya saya pernah diberitahu oleh seseorang sebenarnya Dajjal itu tak akan mati sebelum ia menjadi orang yg paling banyak harta & anaknya. Sekarang ini, berdasarkan pendapat orang banyak bahwasanya Ibnu Shayyad pula mirip itu.” Nafi’ berkata, “Kemudian kami bercakap-cakap & setelah itu saya berpisah dengannya.” Nafi’ berkata, “Tak lama kemudian saya berjumpa lagi dgn Ibnu Shayyad yg pada dikala itu salah satu matanya menonjol keluar. Lalu saya pun mengajukan pertanyaan, ‘Hai Ibnu Shayyad, semenjak kapan matamu menjadi mirip yg saya lihat sekarang ini?’ Ibnu Shayyad menjawab, “Saya tak tahu.” Nafi’ berkata, “Saya mengajukan pertanyaan lagi, ‘Mengapa ananda tak tahu, bukankankah matamu itu ada di kepalamu sendiri?’ Ibnu Shayyad menjawab, “Apabila Allah menginginkan, maka ia pun bisa untuk bikin mata pada tongkatmu itu.” Nafi’ berkata, “Setelah itu, Ibnu Shayyad mendengus mirip dengusan keledai yg amat keras yg pernah saya dengar selama ini.” Nafi’ berkata, “Sebagian sahabat-sahabat saya mengatakan bahwa saya sudah memukul Ibnu Shayyad dgn tongkat yg saya bawa hingga matanya menjadi bisul. Padahal, demi Allah, saya tak pernah melakukan hal itu kepadanya.’ Kemudian Nafi’ pergi mengunjungi Ummul Mukminin untuk menceritakan perihal Ibnu Shayyad. Lalu Ummul Mukminin berkata, “Mengapa ananda senantiasa mencari Ibnu Shayyad? Tidakkah ananda tahu bantu-membantu Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa apa yg beliau sampaikan pertama kali pada para teman dekat mengenai Ibnu Shayyad adalah kemarahan beliau kepadanya.”
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو بِهَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ فَإِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْغِنَى وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْفَقْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِمَاءِ الثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّ قَلْبِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ فَإِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ وَالْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ.
Dari Aisyah RA, bantu-membantu Rasulullah SAW pernah membaca doa yg berbunyi, “Ya Allah, sesungguhnya gue berlindung terhadap-Mu dr fitnah api neraka & siksanya, dr fitnah kubur & siksanya, dr fitnah kekayaan, dr fitnah kefakiran, & gue berlindung kepada-Mu ya Allah dr fitnah Dajjal. Ya Allah, hapuskanlah dosaku dgn air salju & air embun, bersihkanlah hatiku dr segala kesalahan, sebagaimana Engkau bersihkan kain putih dr noda. Ya Allah, jauhkanlah antara gue & dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dgn barat.Ya Allah, sesungguhnya gue berlindung kepada-Mu dr kemalasan & kepikunan serta dr dosa & lilitan hutang.” Muslim 8/79
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سِتًّا الدَّجَّالَ وَالدُّخَانَ وَدَابَّةَ الْأَرْضِ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَأَمْرَ الْعَامَّةِ وَخُوَيْصَّةَ أَحَدِكُمْ.
Artinya : Dari Abu Hurairah RA dr Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Segeralah ananda berbuat baik sebelum tiba enam hal, yaitu; 1 . Dajjal 2 . Asap menjelang akhir zaman 3 . Makhluk yg melata di bumi 4 . Terbitnya matahari dr barat 5 . Kehancuran total 6 . Kematian Muslim 8/208
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ
“Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya akhir zaman yg fitnahnya (cobaannya) lebih besar dr Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satu-satunya yg berhak atas kebanggaan kemudian dia menceritakan Dajjal. Beliau bersabda,
إِنِّى لأُنْذِرُكُمُوهُ ، وَمَا مِنْ نَبِىٍّ إِلاَّ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ ، لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ ، وَلَكِنِّى أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِىٌّ لِقَوْمِهِ ، تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ ، وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Aku akan menceritakannya pada kalian & tak ada seorang Nabi pun melainkan sudah menceritakan ihwal Dajjal pada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam sudah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi gue katakan pada kalian tentangnya yg tak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun pada kaumnya, yakni Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta“. (HR. Bukhari no. 3337 & Muslim no. 169)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَمِعْتُمْ بِمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَحْرِ قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَقَ فَإِذَا جَاءُوهَا نَزَلُوا فَلَمْ يُقَاتِلُوا بِسِلَاحٍ وَلَمْ يَرْمُوا بِسَهْمٍ قَالُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ فَيَسْقُطُ أَحَدُ جَانِبَيْهَا قَالَ ثَوْرٌ لَا أَعْلَمُهُ إِلَّا قَالَ الَّذِي فِي الْبَحْرِ ثُمَّ يَقُولُوا الثَّانِيَةَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ فَيَسْقُطُ جَانِبُهَا الْآخَرُ ثُمَّ يَقُولُوا الثَّالِثَةَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ فَيُفَرَّجُ لَهُمْ فَيَدْخُلُوهَا فَيَغْنَمُوا فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْمَغَانِمَ إِذْ جَاءَهُمْ الصَّرِيخُ فَقَالَ إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ فَيَتْرُكُونَ كُلَّ شَيْءٍ وَيَرْجِعُونَ.
Dari Abu Hurairah RA, bantu-membantu Rasulullah SAW pernah bertanya, “Tahukah kalian bantu-membantu Madinah ini mempunyai dua arah, darat & bahari?” Para kawan dekat menjawab, “Ya, kami sudah tahu perihal hal itu ya Rasulullah!” Lalu Rasulullah bersabda, “Kiamat tak akan terjadi kecuali sesudah Madinah diserbu oleh tujuh puluh ribu orang dr Bani Ishaq. Tatkala mereka memasuki Madinah, maka mereka langsung mendudukinya. Mereka tak menyerang dgn senjata ataupun panah. Mereka akan meneriakkan kalimat Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar, maka jatuhlah kota Madinah dr salah satu arahnya Tsaur berkata, “Yang saya ketahui, Rasulullah cuma bersabda, ‘Yang dr arah maritim’ . Setelah itu, mereka pun mengucapkan Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, maka jatuhlah kota Madinah dr arah yg lain. Kemudian mereka mengucapkan untuk yg ketiga kalinya Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, maka terbukalah jalan masuk bagi mereka. Setelah itu, mereka pun memasuki kota Madinah & memperoleh harta rampasan perang. Tak lama kemudian datanglah seseorang yg berkata, “Dajjal sudah timbul.” Lalu mereka meninggalkan segala apa yg mereka dapatkan & kembali pulang.” Muslim 8/188
Demikianlah daftar kumpulan hadits tentang dajjal lengkap bahasa arab & artinya. Semoga semua dalil hadist Nabi Muhammad SAW mengenai dajjal diaatas ermanfaat & bisa menambah ilmu kita mengenai kemunculan dajjal kelak di hari kiamat/hari selesai. Wallahu a’lam.