Mewarisi Nilai Luhur Dan Mengkreasi Puisi Rakyat

Rangkuman Buku Sekolah Kelas 7 SMP/MTS Bahasa Indonesia Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat, yang dirangkum dalam artikel pengertianartidefinisidari.blogspot.com mari lestarikan budaya leluhur dengan Puisi Rakyat.

Baca: PANTUN ADALAH: PENGERTIAN, JENIS, CIRI-CIRI DAN CONTOH DARI PANTUN

 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat MEWARISI NILAI LUHUR DAN MENGKREASI PUISI RAKYAT

PENGERTIAN ARTI DEFINISI DARI PUISI RAKYAT

Puisi rakyat yaitu warisan bangsa yang berbentukpuisi, syair, pantun, dan gurindam, yang mempunyai nilai pesan akhlak, agama, dan kecerdikan pekerti.

Sehingga telah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus melestarikan dan mempelajarinya. Dengan mengenal dan mengerti kandungan suatu puisi rakyat akan menciptakan kita menjadi generasi penerus dengan nilai dan huruf yang baik, alasannya banyak pesan etika yang dapat diambil dari tiap puisi rakyat.

Pada artkel pengertianartidefinisidari mari membahasa 3 jenis puisi rakyat, adalah Gurindam, Syair, dan Pantun. Pembahasan dimulai dari definisi, asal, perumpamaan yang diambil beserta artinya, dan ciri-cirinya, serta bagian kebahasaaannya selaku Rangkuman Buku Sekolah Kelas 7 Sekolah Menengah Pertama/MTS Bahasa Indonesia Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat.

A. GURINDAM:

Gurindam yaitu puisi lama yang berasal dari negeri india. Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India, yaitu Kirindam artinya mula-mula / perumpamaan. Gurindam dipakai sebagai syarat nilai agama dan adab, sehingga dulu sungguh penting dan dijadikan selaku warisan budaya kehidupan. Tetapi sehabis berkembang mulai di gantikan dengan jenis gurindam (puisi usang melayu) yang penting selaku warisan budaya.

  Teks Ulasan

Ciri-ciri gurindam:

  1. Terdiri dari 2 baris dalam 1 bait.
  2. Tiap baris mempunyai 10-14 suku kata.
  3. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak (A-A, B-B, C-C, D-D).
  4. Merupakan 1 kesatuan yang utuh.
  5. Baris 1 berisi soal, persoalan atau perjanjian.
  6. Baris 2 berisi balasan, akibat dari duduk perkara atau kontrakpada baris pertama.
  7. Isi gurindam berupa pesan tersirat, filosofi hidup atau kata mutiara. (Baca: KUMPULAN KATA MUTIARA UCAPAN IDUL FITRI)

B. PANTUN:

Pantun yakni puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam penduduk Indonesia. Di beberapa tempat pantun diketahui dengan nama yang berbeda-beda. Contohnya Tonton dalam bahasa Togalog, Tuntun dalam bahasa Jawa, dan Pantun dalam bahasa Toba.

Ciri-ciri Pantun:

  1. Tiap bait berisikan 4 baris atau 4 larik.
  2. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
  3. Rima tamat tiap baris yaitu a-b-a-b.
  4. Baris 1 dan 2 ialah sampiran.
  5. Baris 3 dan 4 yakni isi.

C. SYAIR:

Syair berasal dari persia yang dibawa serentak dengan masuknya islam. Syair berasal dari bahasa arab yakni syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari, kemudian berubah menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum. Tapi sehabis mengalami perubahan syair menjadi puisi usang khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair Arab.

Ciri-ciri Syair:

  1. Tiap bait terdiri dari 4 baris.
  2. Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.
  3. Bersajak a-a-a-a.
  4. Semua baris ialah isi.
  5. Bahasanya berbentukkiasan.

8 UNSUR PUISI RAKYAT DALAM MENGKREASI DAN MEWARISI NILAI LUHUR

Unsur 1. Menggunakan Kalimat Perintah

Kalimat perintah yaitu kalimat yang berisi atau berniat menawarkan perintah atau suruhan.

Unsur 2. Menggunakan Kalimat Saran

Kalimat rekomendasi adalah kalimat yang bersi tentang usulan pada orang lain untuk kebaikan orang lain. Konjungsi yang dipakai adalah sebaiknya, seharusnya, demi keputusan yang tepat.

Unsur 3. Menggunakan Kalimat Ajakan

Kalimat usul yakni kalimat yang berisi permintaan pada orang lain untuk melakuakan suatu tindakan. Konjungsi yang dipakai yakni ayo dan mari.

Unsur 4. Menggunakan Kalimat Seru

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti takjub, heran, bahagia, dan murung. Konjungsi yang dipakai adalah alangkah, betapa, dan bukan main.

Unsur 5. Menggunakan Kalimat Larangan

Kalimat larangan yaitu kalimat yang berisi larangan biar orang lain tidak melakukan suatu kegiatan atau langkah-langkah. Konjungsi yang dipakai yaitu jangan dan hindari.

Unsur 6. Menggunakan Kata Penghubung

Kata penghubung di bagi menjadi 4 macam, ialah: (1) Kata penghubung tujuan, (2) Kata penghubung alasannya adalah atau kausal, (3) Kata penghubung balasan, dan (4) Kata penghubung syarat.

Unsur 7. Menggunakan kalimat Tunggal

Kalimat tunggal ialah kalimat yang mempunyai 1 subjek atau predikat.

Unsur 8. Menggunakan kalimat Majemuk

Kalimat beragam yakni kalimat yang mempunyai lebih dari 1 subjek atau predikat. Terjadi dari penggabungan 2 kalimat dasar atau lebih. Dan dibagi menjadi 7 macam, yakni:

  • Kalimat majemuk bertingkat. pengertianartidefinisidari Kalimat beragam bertingkat yaitu kalimat yang terjadi dari kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara.
  • Kalimat beragam kekerabatan syarat. pengertianartidefinisidari konjungsi yang dipakai yakni “ bila, seandainya, asalkan, bila, andaikan ”
  • Kalimat majemuk hubungan tujuan. konjungsi yang dipakai yaitu “ supaya, biar, semoga ”.
  • Kalimat majemuk konsensip. konjungsi yang dipakai ialah “ walaupun, walaupun, biarpun, kendatipun, sungguhpun ”.
  • Kalimat majemuk korelasi penyebaban. konjungsi yang digunakan ialah “ karena, alasannya, oleh alasannya itu…”.
  • Kalimat beragam kekerabatan perbandingan. konjungsi yang dipakai ialah “ sehingga, sampai-sampai, maka ”.
  • Kalimat beragam relasi cara

Lalu bagaimana cara membedakan Pantun, Gurindam, Puisi?. Untuk membedakan ketiga karya sastra Bahasa Indonesia Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat pada Rangkuman Buku Sekolah Kelas 7 SMP/MTS adalah agar lebih cepat klarifikasi dari jawaban soal tersebut, mari kita lihat dari segi persamaan ketiganya.

  Inti dari bacaan di atas

Adapun persamaan gurindam, syair, pantun, dan puisi ialah sebagaimana uraian pengertianartidefinisidari.blogspot.com:

  • Pantun, Gurindam, Puisi sama-sama ialah puisi rakyat
  • Ketiganya terikat hukum penulisan
  • ketiganya mempunyai rima/persamaan bunyi
  • ketiganya mempunyai irama
  • mempunyai/mengandung pesan/makna
  • terdiri dari bait-bait
  • memakai bahasa kiasan

Dalam Mapel Bahasa Indonesia Bab Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat di materi 5, kita juga mempelajari jenis-jenis Pantun Berdasarkan Tema atau Isi, Struktur, berikut teladan-misalnya.

jenis-jenis Pantun Berdasarkan Isi atau tema berisikan: (1) perkenalan, (2) berkasih-kasihan, (3) perceraian/ perpisahan, (4) berdukacita, (5) bersukacita, (6) nasihat, (7) etika, (8) agama, (9) jenaka, dan (10) teka-teki.

Sedangkan jenis-jenis Pantun Berdasarkan Struktur terdiri dari: (1) Pantun kilat/karmina, (2) Pantun biasa, (3) Pantun talibun, dan (4) Pantun berkait/seloka.

Baca:

CONTOH PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM DALAM PUISI RAKYAT

Contoh Pantun

Asam pauh dari seberang (a)
Dimuat orang dalam pedati (b)
Badan jauh dirantau orang (a)
Kalau sakit siapa mengobati (b)

Dalam acuan pengertianartidefinisidari.blogspot.com diatas yaitu acuan Rima final tiap baris yaitu a-b-a-b

Contoh Syair

Syair 1. Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini hadirnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu

Syair 2. Kakanda rindu di kalbu
Mohon adik jangan lupakan daku
Apa pun yang adik mau
Tentulah kanda memenuhi senantiasa

Contoh Gurindam

Gurindam1. Jadilah orang iktikad dan bertakwa
agar hidup selamat dan senang

Gurindam 2. Jika selalu menghargai sesama
tentulah sahabat banyak di mana-mana

Dalam teladan pengertianartidefinisidari.blogspot.com diatas adalah pola Gurindam berbentukfilosofi hidup atau kata mutiara atau pesan yang tersirat.