Bela Diri Muslimah

Muslimah bela diri
Muslimah bela diri. gambaran © defence.pk

Siapa sangka, di balik sosoknya yg elok, muslimah berjilbab ini jago bela diri. Dialah Anaway Anaway Iriani Mansyur. Saat mengenali keberanian & kesanggupan silatnya, orang yg berniat jahat kepa&ya pun terbirit-birit melarikan diri.

Seperti diberitakan Warta Kota, Senin (12/5/2014), ketika spion mobilnya akan dicuri penjahat di tengah kemacetan arus lalu lintas di Jakarta beberapa waktu kemudian, istri Presiden PKS ini eksklusif bertindak. Tanpa rasa takut ia turun dari kendaraan beroda empat menghajar penjahat sambil berteriak. Malingnya terkejut & lari tunggang langgang menerobos kemacetan untuk menyelamatkan diri dari kejaran warga.

Di zaman sekarang, dikala kejahatan tak kian surut tetapi justru terbuka & terperinci-terangan, para muslimah perlu mempertimbangkan untuk bisa menjaga dirinya sendiri. Belajar dari Anaway, saat muslimah menguasai bela diri, ancaman tindak kejahatan pun bisa terselesaikan, minimal dihemat.

Mungkin ada sebagian muslimah yg berpan&gan, belajar bela diri yaitu hal yg tabu. Sebab bela diri identik dgn kejantanan & ketangguhan yg lebih cocok dimiliki para ikhwan, para laki-laki muslim. Se&gkan muslimah semestinya lembut & feminim. Benarkah persepsi tersebut?

Sesungguhnya antara kelembutan –selaku sitri atau ibu- & kesanggupan bela diri bukanlah dua hal yg dikotomis. Seorang muslimah yakni seorang yg lembut dikala menjalankan tugasnya selaku seorang istri & ibu. Ia tampil feminim & sarat cinta di hadapan suami. Ia tampil sarat kasih sayg di hadapan anak-anaknya. Namun bila kondisi menginginkan, ia mampu membela diri saat ada orang yg mau berbuat jahat kepada dirinya, mau merampas hartanya, atau menistakan keluarganya. Lebih-lebih, saat panggilan agama tiba & memerlukan perlindungan semua umatnya, seorang muslimah mampu berperan baik di front logistik maupun ketika perlu di me& peperangan.

  Puisi Puspa Mawar Merah - Sukma Pamungkas

Sirah nabawiyah & sejarah Islam sesudahnya mengabadikan jejak-jejak peran muslimah di me& pertempuran. Ketika diharapkan, mereka tampil membela Islam secara fisik, tak kalah dari kaum pria. Misalnya pada perang Ahzab atau perang Khandaq. Saat itu Madinah dlm kondisi genting. Dari luar datang sekitar 10 ribu pasukan sekutu kafir Quraisy & Ghathafan. Hampir semua laki-laki Muslim Madinah sibuk bersiaga di garda terdepan parit Madinah yg baru saja final dibangun. Sementara di dlm Madinah, Yahudi Bani Quraizhah berkhianat. Mereka hendak menolong pasukan ahzab & bersiap menyerang Madinah dari dlm.

Shafiyah binti Abdul Muthalib mengisahkan bahwa seorang laki-laki Yahudi mengelilingi benteng tempat persembunyian kaum muslimah & bawah umur. Karena seluruh Muslim sudah berada di garda depan, praktis benteng itu tak ada yg melindungi, kecuali Hasan bin Tasbit yg menjaga belum dewasa.

“Wahai Hassan,” kata Shafiyyah, “Demi Allah saya tak merasa kondusif bila sampai titik lemah Madinah ini diketahui oleh kaum yahudi. Maka hampirilah beliau & bunuhlah”

“Engkau tahu, aku tak ahli dlm permasalahan bunuh membunuh.” Mendengar jawaban Hassan ini, Shafiyyah lalu turun tangan sendiri. Ia naik ke atap dgn menjinjing penygga. Saat berhasil mendekati pria yahudi tersebut, ia hantam kepalanya sampai roboh.

Mengetahui rekannya tewas, bani Quraizhah takut & menduga bahwa benteng itu dilindungi pasukan Muslim. Mereka pun urung menyerang Madinah.

Saat ini, di bagian bumi Islam sebagian kaum muslimah juga berjuang & menolong perjuangan dgn kemampuan bela diri & pertahanan mereka. Misalnya para muslimah di Palestina & sebagian mujahidah di Suriah.

Bagaimana saudariku, masih ragu untuk mencar ilmu bela diri & berani melindungi diri sendiri? [Webmuslimah.com]

  Puisi Persahabatan - Hari Untoro