Inilah garis lurus antara San Francisco & Tokyo melewati Samudra Pasifik:
Pemodelan di atas dibuat memakai Google Earth, model globe Bumi 3D. Jika ananda galau, Amerika ada di kanan, Rusia & Jepang di kiri. Kepulauan Aleutian Alaska berada di tengah (daerah Rusia & Alaska hampir bersentuhan).
Pada peta bumi yg datar & tradisional, garis itu terlihat sungguh melengkung, pergi jauh ke utara gres kemudian turun lagi ke selatan. Peta datar Bumi cantik dipakai pada permukaan datar (buku, layar komputer, atau dinding).
Namun, sebab Bumi tak datar, peta tersebut tak mampu menunjukkan rute & jarak dengan-cara sempurna, sehingga setiap garis lurus yg mengarah lebih jauh ke utara akan terdistorsi & melengkung tatkala ditunjukkan pada peta datar yg sama (proyeksi Mercator).
Garis lurus dr Boston ke Tokyo melintasi Kutub Utara, sedangkan pada peta datar, itu terlihat sebagai kurva yg sungguh panjang.
Penerbangan antara Boston (Amerika Serikat) & Astana (Kazakhstan) terlihat lebih ekstrem. Garis lurus di antara keduanya melintasi Kutub Utara:
Rute yg sama di peta biasa:
Biru yaitu garis yg paling pribadi & tampak lurus di globe; merah sebenarnya jauh lebih lama, namun pada peta datar tradisional, ananda akan gundah.
Alasan lain ialah keamanan. Penerbangan pribadi melintasi Samudra Pasifik terlalu berisiko. Tidak banyak pilihan bandara yg tersedia jikalau terjadi hal-hal darurat.
Hal-hal darurat mampu menyangkut banyak hal, mulai dr cuaca, pembajakan, sampai masalah-duduk perkara teknis yg memaksa awak harus secepatnya menuju bandara terdekat.
Ditambah, pesawat pula memiliki batasan jarak tempuh alasannya kekurangan materi bakar atau hal lain. Berbeda dgn pesawat militer misal F-35 Lightning II yg mampu mengisi bahan bakar di udara, pada umumnya pesawat sipil tak bisa.
Makara itulah tanggapan atas pertanyaan “Kenapa pesawat tak melalui pasifik?” yg gampang-mudahan dapat menjawab rasa keingintahuanmu.