Ngerinya Ngeriku”width=400>
PUISI NGERINYA NEGERIKUOleh: Muklis Puna
Negeriku, negeri para bedebah berulah dlm berkuasa.
Mereka mendedah segala celah kehidupan rakyat hingga ke aruahnya.
Rakyatku berupaya & meronta dlm merajut asa
Lidah kelu, berdebu menghadapi penguasa rungu.
Di negeriku orang miskin tidak boleh sakit.
Kalaupun harus sakit terpaksa pada hari sakti.
Hari sabtu & minggu itu kelabu karena yang kuasa tuhan izin berlayar ke luar kota
Para keluarga pasien di rumah sakit sibuk seperti kontraktor dgn bundle keramat untuk menyelamatkan jiwa keluarganya.
Pelayanan kesehatan di negeriku sungguh sungguh tergantung pada selembar kartu keluarga
Di negeriku, pahlawan sehebat Teuku Umar dihargai sebesar lima ribu rupiah
Bahkan pendekar sehebat Pattimura yg gagah beranipun dihargai seribu rupiah
Sukarno- Hatta pun yg berjasa dlm menyatukan negeri ini, paling tinggi dihargai seratus ribu rupiah.
Di negeriku penduduk miskin dikasih jatah makan duaratus ribu per-bulan.
Di dompet rakyatku bukan hero berbaris rapi, tapi kartu penyambung nyawa ditindih berlapis.
Rakyatku yg sebaiknya raja dikubangnya, namun harus mengemis,menjerit melalui panjangnya anteran maut di intansi pemerintah setiap kwartal.
Di negriku harga BBM naik turun bagaikan sarung
Harga sembako melilit membelit leher pembeli.
Keputusan para penguasa ditentukan dlm mimpi sehingga rakyat yg terhimpit.
Di negeriku bunyi rakyat bukan suara tuhan namun suara pengkhianat.
Di negeriku, setiap pemindahan tali toga oleh Rektor, Ketua & Direktur maka resmilah mahasiswa jadi penganggur abadi.
Ijazah, gelar, keahalian atau lain semacamnya tak begitu penting alasannya adalah pekerjaan cuma mudah didapat dgn pertalian darah & emosional.
Setiap pendapat, bukan dihargai menurut tingkat pendidikan, keahlian, & gelar namun menurut pendapatannya.
Para guru di negeriku tak bisa ditiru & digugu.
Mereka tak siap untuk hal itu.
Harga diri guru luntur mirip warna kain dijual di kaki lima
Mereka diproses diemperan -emperan toko dgn proses legalisasi dikebiri.
Tugasnya setiap hari menstranfer info pada peserta didik hasil copy paste
Mengajar sebagai tugas utama, mendidik & melatih hilang dr jiwanya.
Kalau tuan ke negeriku tuan akan mendapati rumah-rumah besar
Jangan heran tuan, itu rumah milik empat orang saja
Pertama rumah pejabat atau mantan pejabat, kedua
Rumah kontraktor atau mantan kontraktor, ketiga
Rumah pengusaha baik illegal loging atau bukan, & yg terakhir
Adalah rumah pengedar sabu-sabu yg belum terendus polisi.
Beginilah negeriku hari ini bagaimana dgn negeri tuan?
Demikianlah puisi kritik yg panjang berjudul puisi ngerinya negeriku baca pula puisi kritik sosial atau puisi untuk negeri tercinta yg sudah dipublikasikan wargamasyarakat.org sebelumnya.
Semoga puisi ngerinya negeriku dapat menghibur & memberi inspirasi untuk menulis puisi kritik pemerintahan atau puisi puisi tentang kritikan.