Pemahaman Kesanggupan Berhitung Pada Anak Usia Dini

Pengertian Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini – Dapat ditelaah dengan lebih memahami pengertian berhitung. Dari sejumlah acuan diterangkan mampu kita maknai bahwa berhitung ialah bagian dari matematika khususnya rancangan bilangan yang ialah juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.


Bagi anak usia dini, kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan berhitung permulaan, ialah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan kemajuan kemampuannya anak mampu meningkat ke tahap pemahaman mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan penghematan (Susanto, 2011).

Baca juga : Pengertian & Karakteristik Anak Usia Dini

Kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut pula acara menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda nyata. Pada usia 4 tahun mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5 sampai 6 tahun mampu menyebutkan bilangan hingga seratus (Sriningsih, 2008)

Disimpulkan bahwa berhitung yakni kesanggupan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika mirip aktivitas mengurutkan bilangan atau membilang dan perihal jumlah untuk menumbuh kembangkan ketrampilan yang sungguh diharapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang juga selaku dasar pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan mengikuti pendidikan dasar bagi anak.

Tujuan Pembelajaran Berhitung

Secara umum berhitung permulaan bagi anak usia dini bermaksud untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks. Sedangkan secara khusus, mampu berpikir logis dan sistematis semenjak dini lewat pengamatan terhadap benda-benda konkrit gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekeliling , anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan kemampuan berhitung, kecermatan, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang lebih tinggi, memiliki pengertian desain ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuai kejadian yang terjadi di sekitarnya, dan memiliki kreatifitas dan khayalan dalam membuat sesuatu secara impulsif (Depdiknas, 2000)

Menurut Piaget, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini sebagai logico-mathematical learning atau berguru berpikir logis dan matematis dengan cara yang mengasyikkan dan tidak rumit. Sehingga bukan semoga anak mampu menghitung sampai seratus atau seribu, namun memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir (Suyanto, 2005)

Makara, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini, yaitu untuk melatih anak berpikir logis dan sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks.

Prinsip-prinsip Berhitung

Menurut Depdiknas (2000: 8) mengemukakan prinsip- prinsip dalam menerapkan permainan berhitung di Taman kanak-kanak yaitu, permainan berhitung diberikan secara sedikit demi sedikit, diawali dengan mengkalkulasikan benda-benda atau pengalaman peristiwa konkrit yang dialami lewat pengamatan kepada alam sekitar dan melalui tingkat kesukarannya, contohnya dari konkrit ke abstra k, gampang ke sulit, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks. Permainan berhitung akan berhasil kalau anak diberi potensi berpartisipasi dan dirangsa ng untuk menyelesaikan duduk perkara-masalahnya sendiri,

Permainan behitung memerlukan situasi menyenangkan dan memberikan rasa kondusif serta keleluasaan bagi anak. Untuk itu dibutuhkan alat peraga/media yang tepat denganbenda sesungguhnya (tiruan), menawan dan beragam, gampang digunakan dan tidak membahayakan. Selain itu bahasa yang dipakai didalam pengenalan rancangan berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar.

Lebih lanjut Yew (dalam Susanto, 2011:103) mengungkapkan beberapa prinsip dalam mengajarkan berhitung pada anak, diantaranya menciptakan pelajaran yangmenyenangkan, mengajak anak terlibat secara pribadi, membangun cita-cita dan doktrin diri dalam menyesuaikan berh itung, hargai kesalahan anak dan jangan menghukumnya, fokus pada apa yang anak capai. Pelajaran yang mengasyikan dengan melakukan acara yang menghubungkan kegiatan berhitung dengan kehidupan sehari-hari.

Dari prinsip-prinsip berhitung diatas, mampu ditarik kesimpulan prinsip-prinsip berhitung untuk anak usia dini ialah pembelajaran s ecara pribadi yang dikerjakan oleh anak asuh lewat bermain atau permainan yang diberikan secara sedikit demi sedikit, mengasyikkan bagi anak ajar dan tidak memaksakan kehendak gu ru dimana anak diberi kebebasan untuk ikut serta atau ter libat langsung menyelesaikan dilema-masalahnya.

Tahap Penguasaan Berhitung

Berhitung bagi anak usia dini seyogyanya dilakukan lewat tiga tahapan, yakni penguasaan desain, abad transisi, dan lambang (Depdiknas (2000:7). Penguasaan Konsep ialah pemahaman dan pengertian wacana sesuatu dengan memakai benda dan peristiwa konkrit, mirip pengenalan warna, bentuk, dan menjumlah jika nagan. Masa Transisi yakni proses berfikir yang merupakan kurun peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang yang absurd, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini mesti dijalankan guru secara sedikit demi sedikit sesuai dengan laju dan kecepatan kesanggupan anak yang secara indi vidual berbeda. Misalnya, saat gurumenjelaskan desain satu dengan menggunakan benda (satu buah pensil), anak-anak mampu menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambang dari angka satu itu.

Burns & Lorton menerangkan lebih terperinci bahwa sesudah desain diketahui oleh anak, guru mengenalkan lambang desain. Kejelasan hubungan antara konsep konkrit dan lambang bilangan menjadi tugas guru yang sungguh penting dan tidak tergesa-gesa. Sedangkan Lambang ialah visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan desain bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan desain bentuk (Sudono, 2010)

Manfaat Pengenalan Berhitung

Manfaat utama pengenalan matematika, tergolong di dalamnya acara berhitung adalah berbagi aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis (Suyanto, 2005).

Permainan matematika berdasarkan Siswanto (2008:44) mempunyai faedah bagi belum dewasa, dimana melalui banyak sekali pengamatan kepada benda disekelilingnya dapat berfikir secara sistematis dan logis, dapat mengikuti keadaan dan menyesuiakan dengan lingkungannya yang dalam keseharian memerlukan kepandaian berhitung. Memiliki apresiasi, konsentrasi serta kecermatan yang tinggi. Mengetahui rancangan ruang dan waktu.


Mampu memperkirakan urutan sesuatu. Terlatih, membuat sesuatu secara impulsif sehingga mempunyai kreativitas dan imajinasi yang tinggi. Anak-anak yang pintar matemati-nalar anak dengan memberi bahan-materi konkrit yang dapat dijadikan materi percobaan. Kecerdasaan matematika –nalar juga mampu ditumbuhka n melalui interaksi aktual yang bisa membuat puas rasa ingin tahu anak. Oleh alasannya itu, guru harus dapatmenjawab pertanyaan anak dan memberI penjelasan logis, disamping itu guru perlu memberikan permainan-permainan yang memotivasi nalar anak.

Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung Pada Anak

Perkembangan dipengaruhi oleh aspek kematangan dan mencar ilmu. Apabila anak sudah menandakan era peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang renta dan guru bagi anak usia dini mesti tanggap untuk segera memberikan layanan dan panduan sehingga keperluan anak mampu tercukupi dan tersalurkan dengan sebaik mungkin menuju perkembangan kesanggupan berhitung yang optimal.

Selain itu, jika acara berhitung diberikan melalui banyak sekali macam permainan pastinya akan lebih efektif alasannya adalah bermain merupakan wahana berguru dan bekerja bagi anak. Di yakini bahwa anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu kalau yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuannya (Murdjito, 2007)

Demikian pengertian kesanggupan berhitung pada anak usia dini dan sejumlah poin yang berkaitan dengan upaya mengerti kesanggupan berhitung mereka selaku pegangan bagi para pendidik anak usia dini.