Teori Dan Aturan Pertumbuhan


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Sang Maha Penguasa, Maha Pencipta lagi Maha Penyayang, Karena dengan semua lezat yang sudah diberikan baik lahir maupun batin. Penulis juga bersyukur atas kuasanya memberikan daya untuk mampu menuntaskan Karya tulis ini sampai tuntas. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda besar seluruh umat sepanjang era, ialah Nabi Muhammad SAW yang telah menimbulkan ilmu dan akhlak selaku pondasi utama
megarungi hidup ini.
Terlepas dari rasa syukur yang tercurahkan penulis berterima kasih kepada dosen yang mengatasi mata kuliah Psikologi Perkembangan dalam hal ini Ibu Ilfi Johar Nafisah, S.Pd, M.Pd yang terus membimbing penulis juga rekan-rekan mahasiswa dalam meningkatkan kualitas diri dan mengasah fatwa-ajaran menjadi sebuah janji untuk menjadi yang lebih baik lagi kedepannya khususnya dalam hal penulisan dan penuangan ajaran-pedoman yang di aplikasikan dalam makalah ini.
Pada karenanya, penulis mempersembahkan sebuah karya tulis sederhana ini kepada pihak yang menerimanya. Namun sebab penulis juga manusia umumyang tidak lepas dari salah dan lupa ini meminta maaf jikalau didapatkan beberapa kelemahan baik penulisan maupun susunan dari makalah itu sendiri, keinginan agar ada perbaikan demi perbaikan pada makalah-makalah selanjutnya.
  
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang terjadi pada anak mencakup segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan memiliki arti serangkaian pergeseran progresif yang terjadi selaku akibat dari proses kematangan dan pengalaman.  Kesepakatan para hebat menyatakan bahwa :  yang dimaksud dengan perkembangan itu yaitu suatu proses pergeseran pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih cukup umur, naqmun mereka berlawanan-beda pertimbangan perihal bagaimana proses pergeseran itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki[1].
Para andal psikologi kemajuan menekankan pertumbuhan manusia dan aneka macam aspek yang membentuk perilakunya semenjak lahir hingga berumur lanjut[2]. Jika diperhatikan,  kehidupan manusia dimulai ketika sel sperma dari kandidat ayah dan sel telur kandidat ibu berjumpa di badan si calon ibu, menyatu dan terus bertumbuh, meningkat dari satu sel menjadi berjuta-juta sel, menjadi lengkap selaku tubuh manusia, dan kemudian lahir.  Bayi yang tidak berdaya, tumbuh dan bermetamorfosis insan yang berdaya lewat sebuah proses yang panjang, beberapa tahun.  Dari insan yang tidak dapat memindahkan tubuhnya, menjadi insan yang mampu bergerak melintasi daerah, nampak ada pertumbuhan motorik.  Dalam perkembangan selanjutnya bayi memperlihatkan perubahan dalam kesanggupan kognitif, kesanggupan bereaksi  terhadap stimulus dari lingkungan, kehidupan emosi yang lebih bermacam-macam, tidak cuma bisa merasakan hal yang mengasyikkan dan tidak mengasyikkan, tetapi  dapat mencicipi perasaan murka, iri hati, kecewa, duka, sayang, dan bentuk emosi yang yang lain.  Kehidupan sosialnya pun bertambah intens dan meluas.  Seiring dengan bertambahnya usia, korelasi yang dijalin dengan orang-orang di lingkungannya pun lebih beragam, mulai dari kedekatan, tujuan berelasi dan dengan siapa pun mereka menjalin hubungan.
Manusia pun meningkat dalam memahami nilai-nilai yang ada dalam kehidupan bermasyarakat maupun nilai-nilai yang berhubungan dengan moralitas.  Pemahaman perihal nilai-nilai ini akan menuntun sikap insan ke arah yang semestinya, sesuai dengan permintaan penduduk , dan tuntutan hati nurani yang meningkat seiring dengan kematangan super ego (menurut Freud). 
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan persoalan dalam pembahasan ini yaitu :
1.      Apa saja Masalah Perkembangan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Teori Pekembangan
3.      Apa yang dimaksud dengan Hukum Perkembangan
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut :
1.      Memahami perngertian dilema, teori dan aturan perkembangan
2.      Mengetahui macam-macam teori kemajuan
3.      Memahami hukum pertumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Teori Perkembangan
 Teori adalah suatu metode pengertian atau konseptualisasi yang diorgainsasikan secara logis, dan diperoleh lewat jalan (pendekatan) yang sistematis. Adapun teori-teori yang menyangkut tentang pertumbuhan anak dari para jago itu sangat bermacam-macam polanya, akan namun secara sederhana dapat disebutkan antara lain :
1.      Teori Empirisme
Tokoh utama teori ini yakni Francis Bacon (Inggris 1561 1626) dan John Locke (Inggris 1632 – 1704). Teori ini berpandangan bahwa: pada dasamya anak lahir ke dunia; perkembangannya diputuskan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Dianggapnya anak lahir dalarn keadaan kosong, putih bersih seperti meja lilin (tabu larasa), maka pengalaman (empiris) anak akan menentukan corak dan bentuk pertumbuhan jiwa anak.
Dengan demikian berdasarkan teori ini, pendidikan atau pengajaran anak pasti berhasil dalam bisnisnya membentuk lain dari teori ini ialah :
ü  Teori Optinusme (pedagogic optimisme) dengan alasan adanya sebab teon ini sungguh percaya dan optimis akan kesuksesan upaya pendidikan dalam membina kepribadian anak.
ü  Teori yang berorientasi lingkungan (environmentalisme), dinamakan demkian karena lingkungan lebih banyak memilih kepada corak pertumbuhan anak.
ü  Teori Tabularasa: alasannya paham ini mengibaratkan anak lahir dalam kondisi putih bersih seperti meja lilin.
2.      Teori Nativisme
Tokoh terutama yaitu Shopenhauer (Jerman 1788-1860) teori ini rnengemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami (kodrat). Dan pembawaan (natives = Pembawaan) inilah yang hendak menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh dari dari luar tidak akan bisa mengganti pembawaan anak. Dengan demikian maka pendidikan bagi anak akan tidak berguna, dan tidak lagi dihraukan
Istilah lain dari ajaran ini disebut dengan :
·         Teori Pesimisme (Pedagogic-pesimistis), karena teori ini menolak, pesimis kepada pengaruh luar/lingkungan.
·         Teori Biologisme, disebabkan menitik beratkan pada faktor biologis, aspek keturunan (genetic) dan konstitusi atau kondisi psikolofisik yang dibawa semenjak lahir.
3.      Teori Konvergensi
Converge = nemusatkan pada satu titik tertentu. Teori ini penganjur terutama yaitu Williams Stern dibantu Istri setianya  Clara Stern.  Bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang, yaitu :
ü  faktor talenta dan
ü  aspek pengaruh lingkungan,
Keduanya tidak mampu dipisahkan, berjumpa dalam satu titik.  Disinilah mampu dimengerti bahwa kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik jika dibina oleh sebuah pendidikan (pengalaman) yang bagus serta ditopang oleh talenta yang merupakan pembawaan lahir.
4.      Teori Rekapitulasi
Rekapitulasi (recapitulation) memiliki arti ulangan, yaitu bahwa kemajuan jiwa anak ialah ialah hasil ulangan dari kemajuan seluruh jenis insan. Pernyataan terkenal dari teori ini adalah : Onogenese Recapitulasie ­Philogenese (kemajuan satu jenis makhluk yaitu mengulangi perkembangan semuanya).
5.      Teori Psikodinamika
Teori ini beropini bahwa kemajuan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh unsur dasar yang bersifat efektif,  ialah ketegangan yang ada didalam diri seseorang itu ikut memilih dinamikanya ditengah-tengah lingkungan.
6.      Teori Kemungkinan Berkembang
Teori ini berlandaskan kepada alasan-alasan :
ü  Anak ialah makhluk manusia yang hidup
ü  Waktu dilahirkan anak dalam keadaan tidak berdaya sehingga ia membtuhkan sumbangan
ü  Dalam pertumbuhan anak melaksanakan kegiatan yang bersifat pasif (mendapatkan) dan aktif (eksplorasi)
7.      Teori Intraksionisme
Bahwa berdasarkan teori ini, pertumbuhan jiwa atau sikap anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya, perkembangan yang wajar, melainkan diputuskan interaksi budaya.
B.  Hukum Perkembangan
Hukum perembangan yaitu Kaidah fundamental perihal realitas kehidupan anak-anak (manusia), yang sudah disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pedoman dan penelitian yang seksama.
Menurut hasil observasi para mahir ternyata perkembangan berlangsung menurut aturan-hukum kemajuan tertentu.  Hukum-hukum kemajuan itu berisikan:
1.      Hukum Konvergensi.  William Stern mengungkapkan bahwa kemajuan yang dialami anak dipengaruhi oleh bagian lingkungan dan bawaan.  Proporsi dari ke dua komponen itu beragam.  Pengaruh bagian bawaan dan lingkungan mampu sama kuatnya, atau salah satu dari bagian itu lebih kuat pengaruhnya terhadap perkembangan dibandingkan unsur yang yang lain[3].
Contoh, mengajarkan desain tentang burung pada anak usia 5 tahun dengan down syndrome akan memerlukan waktu yang lebih lama ketimbang anak usia 5 tahun dengan taraf kecerdasan rata-rata.
2.      Hukum Tempo Perkembangan. Setiap anak/individu mempunyai kecepatan perkembangan tersendiri.  Anak yang satu lebih cepat berlangsung dibandingkan anak lainnya, anak yang yang lain lebih lambat mengatakan dibandingkan yang lain.  Ini memberikan bahwa setiap pertumbuhan yang dialami individu berjalan menurut tempo (kecepatan) masing-masing.
3.      Hukum Masa peka.  Tiap-tiap fungsi psikis mempunyai waktunya untuk meningkat dengan sebaik-baiknya.  Prof. Hugo de Vries memperkenalkan era peka ini dalam ilmu biologi, ialah sebuah kurun dikala fungsi-fungsi psikis menonjolkan diri ke luar, dan peka akan efek rangsangan yang datang.  Sebagai contoh, anak usia 2 bulan tidak mampu diajar untuk berlangsung sebab anak tidak berada dalam masa pekanya. Hal tersebut akan berbeda dengan anak usia 10 bulan yang diajar berlangsung.  Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan  oleh Maria Montessori.  Menurut Montessori kala peka ialah kala pertumbuhan ketika sebuah fungsi psikis mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan.  Misalnya anak usia 3 sampai 5 tahun merupakan periode yang baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa di wilayahnya.
4.      Hukum Rekapitulasi.  Stanley Hall mengungkapkan bahwa kemajuan yang dialami seorang anak merupakan ulangan (secara cepat) sejarah kehidupan sebuah bangsa yang berlangsung dengan lambat selama berabad-kurun.  Seperti periode mengejar-ngejar dan menyamun, era ini dialami ketika anak berusia 8 tahun, yaitu anak senang menangkap hewan, senang bermain kejar-kejaran, perang-perangan.  Masa menggembala, era ini dialami anak berusia sekitar 10 tahun, contohnya anak bahagia memelihara hewan.  Masa bercocok tanam, periode ini dialami anak berusia sekitar 12 tahun, misalnya senang berkebun, menyiram tanaman.  Masa berdagang, periode ini dialami anak ketika berusia sekitar 14 tahun, misalnya senang bertukar perangko, berkirim foto[4].
5.      Hukum Bertahan dan berbagi diri.  Dorongan yang pertama ialah dorongan menjaga diri, kemudian disusul dengan dorongan menyebarkan diri.  Dorongan mempertahankan diri misalnya dorongan untuk makan kalau lapar, dan dorongan berbagi diri nampak  pada keinginan anak untuk mengenal lingkungannya, berupaya untuk berjalan, bermain dan lain sebagainya.
6.      Hukum Irama (ritme) Perkembangan.  Perkembangan berjalan sesuai dengan iramanya.  Irama kemajuan mengemukakan teladan pertumbuhan yang dialami individu.  Anak yang sedang ulet-giatnya mencar ilmu berlangsung, acara mencar ilmu berbicaranya mereda untuk sementara.  Bila beliau sudah mampu berjalan, kegiatan berjalan itu mereda pula untuk sementara, kemudian seluruh perhatiannya dialihkan untuk acara mengatakan.

 

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Perkembangan teori proses mencar ilmu yang ada dapat dikelompokkan kedalam 2 kalangan besar, yakni stimulus-respons yang kurang memperhitungkan faktor internal dan teori transformasi yang telah memperhitungkan aspek internal.Untuk melangsung kehidupan, manusia perlu belajar.
 Dalam hal ini ada 2 macam belajar, yaitu belajar secara fisik, misalnya menari, olah raga, mengendarai mobil, dan sebagainya, dan berguru psikis.Pandangan Millers dan Dollard bertitik tolak pada teori Hull yang lalu dikembangkan menjadi teori tersendiri.
 Para mahir dalam memperhatikan kemajuan anak, seakan – akan ada aturan tertentu, seghingga cenderung mengatakan aturan selaku aturan yaitu :
1.      Hukum tempo kemajuan artinya anak memiliki tempo yang berlainan pada fase satu dengan fase lain
2.      Hukum irama pengembangan, anak dalam pengembangan itu mempunyai iram sendiri – sendiri, ada yang lambat ada yang cepat
3.      Hukum konvergensi, dalam perkembanganya anak itu terjadi dari imbas luar dan dalam
4.      Hukum masa peka, dalam mengalami perkembangan tertentu pada sampai puncaknya
5.      Hukum kesatuan organis, pertumbuhan meliputi psiko-fisis dan sosial individu
6.      Hukum predistinasi, perkembangan itu terjadi karena hasratkodrat
DAFTAR PUSTAKA
Munawar. Sholeh, Abu Ahmadi, 2005, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT Rineka Cipta
Richard. Adkinson C., Rita L. Atkomson, 1997, Pengantar Psikologi I , Jakarta : Erlangga 

  Emosi Dan Motivasi Beragama Serta Hubungannya Dengan Pengembangan Tingkah Laris Beragama Manusia