Puisi Kritik Politik Indonesia [kerakusan di tanah leluhur]

Berikut ini yakni puisi kritik politik dgn judul puisi kerakusan di tanah leluhur, bagaimana kata kata kritikan politik dlm bait puisi tentang kritik yg dipublikasikan wargamasyarakat berkas puisi.

Apakah bercerita mirip puisi ihwal kritik sosial politik atau puisi kritik demokrasi, untuk lebih jelasnya disimak saja puisi perihal kritikan dibawah ini berjudul kerakusan di tanah leluhur dibawah ini.

KERAKUSAN DI TANAH LELUHUROleh: Bibo Sampa

Negri ku dibuat lawakan
para petarung elit politik
Pucat, termanggu, pasrah
di tengah masah masrakat adab
para budak pengemis jasa proyek dgn nilai Miliaran Rupiah……

Bercucuran air mata mengalir tanpa suara di ujung tanjung Ulie….
dengan desakan debu, yg berserakah di atas tana hasil lelang putra negri dgn harga tak terbilang …..

Para tikus berdasi
saling tikung demi mendapat banyak jatah…..
Sementara Gadis desa tanpa hari
mengunya makan seadanya
di kosan milik tuan berjaket tebal…….

Seketika semuanya menjadi kosong tuan-tuan berdasi makin merajalela membuat regulasi tanpa nurani,
Menulis pernyaataan di atas kertas kusam tanpa timbang…..
mengadai, menawar negri ku dgn menopang pemasukan tempat katanya…..

Hari bertambah
Wajah gadis desa dgn bercucuran air mata, meminta pada yg asal ….
Kapan praktek bertopeng ber ujung usai
di tengah mala petaka, yg menimpah negeri leluhur ku rampung ….

Pada legislatif, Birograsi bahkan golongan berpangkat tinggi …..
semuanya banyak kesepakatan tanpa solusi
mereka malah ikut memperbudak jiwa-jiwa generasi ku, suku, bahkan negri ku……..

Hentikan…..
Aku tak berdaya
nyaris tak ada garis penanda arti
dan nestapa menenteng kabar gembira ….

  Puisi Rinduku Tak Perlu Pengakuanmu

Roman wajah generasi ku tertusuk kata kesepakatan kapan ada niscaya melanjut pendidikan tanpa Memungut harta & pula bendah,
praktek rekening gendut kian berapi
demi penuhi diskotik & gedung-gedung pencakar langit…

berantrian, sampai hingga tiket habis di berong para Tuan negri sendiri …..

Potret paras negri ku makin kusam di tutupi bubuk perusahaan…..
Dengan aktifitas eksafator, & kendaraan beroda raksasah….

Oooohhhhhh sang kuasa yg agung
Nasib suku & generasiku,
dipermainkan ……….
Tradisiku, direkayasa orang-orang munafik
Aku kebingungan,
sembuhkan nasib negriku yg lukah tak berdaya …..

Para penghianat,
mereka sudah di butakan mata hatinya, mereka, cuma tau hidup di tengah bayan