Artis Peggy Melati Sukma kini memang aktif di dunia dakwah semenjak memutuskan untuk berhijrah & menggunakan hijab.
Padahal dahulu diketahui selaku artis yg kehidupannya sangat glamour, sering berpakai tak layak dipandang mata & suka membuat “pusing” para kaum adam Indonesia. Masa kecilnya orangtuanya pula ketat memintannya untuk tak lupa mengaji Al-Qur’an.
Bagaimana Peggy melalui itu semua? Berikut penuturannya tatkala mengisi kajian kemuslimahan di Masjid Albarokah Gedung Cyber, Jakarta, beberapa waktu silam.
***
Saya bukan orang yg dr kecil di pesantren & saya bukan orang yg suci. Saya ini pendosa, saya ini jahiliyah. Kejahiliyahan yg gampang dilihat. Kaprikornus artis umur 14 tahun (kini 40 tahun). Dakwah gres 3 tahun. Pakai jilbab gres 4 tahun. Jadi artis sudah 22 tahun (berhijab usia 36), selama 22 tahun itu saya jual aurat untuk dunia. Ini yg konkret. Begitu aurat itu dibuka, direlakan untuk dunia, untuk kepentingan pergaulan, untuk kepentingan dunia, untuk kepentingan segala sesuatu. Akhirnya perilaku pula terbawa.
Al-iman yazid wa yankus. Iman itu naik & turun. Maka bila kepercayaan kalian mau naik, caranya cuma satu yaitu takwa. Apa itu takwa? Jalankan perintah, jauhi larangan. Kalau lewati perintah & kerjakan larangan, sengaja melaksanakan maksiat, nggak mau berguru & Allah dikesampingkan, maka iktikad akan turun terus. Itu terimplementasi dlm sikap.
Maka tatkala saya menetapkan untuk berhijrah, untuk move on, yg saya kerjakan yaitu syahadat. asyhadu allah ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. “Masuk” Islam lagi. Saya tanya diri sendiri, saya Islam? Konstruksi paling mendalam dr keislaman kita yaitu keyakinan.
Kenapa saya membuat Amazing Muslimah? Kenapa saya sangat ingin berkontribusi dlm training membaca Al-Qur’an? Kenapa metodenya One Day Training?
Yang pertama, 53 % umat Islam di Indonesia tak mampu membaca Al-Qur’an. Saya jahiliyah, begajulan, jumpalitan, ini itu, umur 0-12 tahun orangtua saya habis-habisan mengajari agama, punya dasar, punya basis. Terjun di dunia (entertainment) habis dilibas oleh dunia, nanti nggak punya pegangan bila tak berguru agama semenjak dini. Tapi tatkala menemukan jalan kembali untuk hijrah, ada pegangan, alasannya adalah punya ilmu yg ditanamkan orangtua, baca Al-Qur’an terjaga hingga hari ini.
Dalam kejahiliyahan saya, ibu saya tiap waktu mengingatkan saya untuk baca Al-Alquran.
“Baca Al-Qur’annya!”
Lalu ngumpet ke kamar atas, baca kenceng-kenceng. “Bismillahirrahmanirrahim..” Padahal bacanya cuma dua ayat habis itu membisu ngerjain yg lain-lain.
Dalam Al-Qur’an surat Hud 15-16, Allah berfirman, “Barangsiapa yg menghendaki kehidupan dunia & perhiasannya, pasti Kami berikan pada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dgn sempurna & mereka di dunia itu tak akan dirugikan. Itulah orang-orang yg tak menerima di akhirat, kecuali neraka & lenyaplah di akhirat itu apa yg sudah mereka usahakan di dunia & sia-sialah apa yg sudah mereka kerjakan.”
Di dunia hiburan dulu tak ada yg tak dikerjain, segala job diambil & waktu habis dipakai untuk ngerjain itu semua. Di luar itu saya pula pengusaha, perusahaannya tak cuma satu namun enam, dr bidang komunikasi sampai trading. Sudah khatam lah urusan bisnis, dr ABCD. Sebagai pegiat sosial, yayasan tak cuma satu tetapi tiga. Umur 18 bikin yg pertama, umur 21 bikin lagi, umur 26 bikin lagi, umur 30 tahun saya memimpin organisasi internasional yg berkedudukan di Eropa.
Dalam masa itu, saya banyak jadi duta negara, juru bicara kementerian atau pemerintah, mewakili Indonesia ke PBB atau KTT ASEAN pula sudah, jadi juru bicara World Bank Amerika pula sudah. Artinya saya hampir melaksanakan segala hal dlm hidup saya.
Apa kaitannya dgn surat Hud 15-16?
“Barangsiapa yg mengharapkan kehidupan dunia & perhiasannya, pasti Kami berikan pada mereka jawaban pekerjaan mereka di dunia dgn sempurna & mereka di dunia itu tak akan dirugikan.”
Peggy ngetop tidak? Ngetop. Duitnya banyak tidak? Banyak, mengalir dr mana-mana.Segalanya punya & ada. Pusaang…pusiing..pusaang..pusiiing!Duit berdatangan dr mana-mana. Tujuh tahun masyarakat dibuat sakit kepala dgn pusingnya Peggy Melati Sukma.
“Itulah orang-orang yg tak memperoleh di akhirat, kecuali neraka & lenyaplah di darul baka itu apa yg sudah mereka usahakan di dunia & sia-sialah apa yg sudah mereka laksanakan.”
“Lenyaplah” di alam baka nanti apa yg sudah mereka usahakan di dunia & sia-sia. Hilang yg mereka lakukan di dunia. Sia-sia semua.
Kita jago surga apa andal jahanam? Mari kita tafakuri.