Ketika JIL Diskakmat Seorang Ustadz Soal Ahok

Tokoh Jaringan Islam Liberal, Akhmad Sahal atau Sahal AS kian gemar melaksanakan kampanye untuk mendukung pemimpin dr kelompok nonmuslim. Dalih yg dipakai untuk melaksanakan pembenaran yaitu “jangan gunakan SARA”. Sahal yakni seorang muslim(?). Tentu ia paham, dlm Islam sendiri sangat tegas melarang memilih pemimpin di luar Islam.

“Hai orang-orang yg beriman, janganlah ananda mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin) dgn meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kami ingin menyelenggarakan argumentasi yg nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS: An Nisa’ [4]: 144).

Berikut ‘perang kicau’ antara Sahal dgn Ustadz Abdullah Haidir, pendiri Manhajuna.

Sahal AS: Yang kampanye SARA untuk jegal musuh politik: (1) Takut sabung program alasannya adalah lawan lebih unggul. (2) Cocoknya hidup di era Perang Salib.

Ustadz Abdullah Haidir: Sangat siap laga program boss. Masalahnya berani nggak pendekar Anda tak didampingi pengembang & tunjangan media? Anda pikir setiap yg anti Ahok nggak punya program & orang terbelakang? Anda yg dungu atau kita yg dungu? Anda anggap muslim yg menyerukan pemimpin muslim selaku tindakan SARA? Anda muslim, bukan?

Sahal AS: Saya bilang “Yang nyerang musuh politik pake SARA”. Memahami twit aja nggak becus kok dungu-dunguin orang.

Ustadz Abdullah Haidir:Saya paham betul maksud Anda, SARA yg Anda maksud yakni orang muslim yg memerintahkan muslim menentukan pemimpin muslim. Tidak ada yg menolak kepemimpinan Ahok semata alasannya cinanya, tapi yg ditolak ialah bahwa ia non muslim & merugikan umat. Coba anda jelaskan lebih definitif apa yg anda maksud dgn SARA dlm tweet anda terkait dgn pilkada DKI. Ayo konsentrasi. Saya paham batul kemana tweet Anda diarahkan dlm keadaan mirip kini ini, walau Anda berupaya gunakan kata-kata bersayap.

  Habis “Hormati yang Tak Puasa” Terbitlah “Hormati yang Tak Takbiran”

Sahal AS: Udah deh kalau ananda nggak paham twit saya jangan sok-sokan. Saya muslim, NU. Bukan Wahabi. Anda Wahabi, bukan?

Ustadz Abdullah Haidir:Ujung-ujungnya wahabi-NU… jangan-jangan saya lebih NU dr Anda, saya imam subuh pakai qunut, ngajar kitab fiqih Syafii. Anda sekarang ngaji atau ngajar kitab-kitab NU ngga? Saya ngajar matan Abu Syuja, Riyadhushalihin, Arbain Nawawi. Orangtua saya NU, mertua saya NU, saya sekarang tinggal di lingkungan NU. Anda tinggal dimana?

Sahal AS: Silakan menolak pendapatku, tapi saya akan melabrak siapapun yg mempersoalkan keislaman saya. Emangnya Ente siapa?

Ustadz Abdullah Haidir: Orang yg anti Ahok eksklusif Anda tuduh selaku takut dgn acara & layak hidup di era perang salib, itu melabrak, bukan? Jujur saja bro. Sikap Anda cukup memalukan kelompok intelektual!