Adakah Puasa Khusus Bulan Rajab 10 Hari Berturut-Turut?

Di awal Rajab kemarin malam sampai siang tadi, banyak broadcast bertebaran tentang puasa Rajab. “Puasa 1 hari mirip puasa setahun. Puasa 7 hari ditutup pintu-pintu neraka jahanam. Puasa 8 hari dibuka 8 pintu nirwana. Puasa 10 hari dikabulkan segala permintaannya,” demikian kutipan broadcast itu.

Benarkah demikian? Adakah puasa khusus bulan Rajab?

Ternyata, ‘keutamaan’ puasa Rajab yg disebutkan dlm broadcast itu tak memiliki dasar sama sekali. Tidak ada hadits yg mengatakan demikian, hadits dhaif sekalipun. Bahkan menurut para ulama seperti Ibnu Taimiyah & Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hadits yg menyebutkan puasa Rajab adalah hadits dhaif.

Senada dgn itu, Sayyid Sabiq dlm Fiqih Sunnah ketika menerangkan puasa pada bulan-bulan Haram ia mengatakan: “Mengenai puasa Rajab, tak ada keutamaan yg menonjol dibanding bulan-bulan lainnya, kecuali bahwa ia tergolong bulan haram. Dan tak diterima dr sunnah adanya riwayat shahih yg menjelaskan bahwa puasa di bulan Rajab memiliki keutamaan khusus.”

Sayyid Sabiq pula mengutip penjelasan Ibnu Hajar Al Asqalani yg menegaskan, “Tidak ada hadits shahih yg menyebutkan keutamaan puasa pada bulan Rajab, tak pula puasa pada hari-hari tertentu dr bulan Rajab, atau qiyamul lail pada malam-malam tertentu.”

Selain Fiqih Sunnah, kitab fikih terpercaya yang lain pula tak terdapat pembahasan mengenai puasa Rajab. Seandainya dengan-cara khusus ada puasa Rajab yg disunnahkan pastilah ada pembahasannya, sebagaimana puasa sya’ban & puasa syawal. Bahkan di dlm Fiqih Manhaji Mazhab Imam Syafi’i juga tak ada puasa Rajab. Pada kitab-kitab fadhilah amal pula tak ada bagian puasa Rajab.

Lalu bagaimana dgn klarifikasi Ibnu Abbas & Qatadah yg dikutip oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya bahwa amal shalih di bulan-bulan haram (termasuk Rajab) pahalanya lebih besar?

  Tak Pernah Tinggalkan Sholat Dhuha, Ini yang Dialami Abu Hurairah

Maksudnya yaitu segala amal shalih yg bersifat umum. Dalam hal puasa, maka maksudnya puasa-puasa yg disunnahkan di setiap bulan, insya Allah pahalanya lebih besar tatkala dijalankan di bulan-bulan haram termasuk Rajab. Misalnya Puasa Senin Kamis, Puasa Dawud, & Puasa Ayyamul Bidh.

Sebagian ulama beropini puasa di bulan Rajab dengan-cara umum lebih utama daripada bulan yang lain yg bukan asyhhurul hurum. Syaikh Zainuddin Al-Malibari dlm Fathul Mu‘in menerangkan:

 أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان

Bulan paling utama untuk ibadah puasa sesudah Ramadlan ialah bulan-bulan yg dimuliakan Allah & Rasulnya. Yang paling utama ialah Muharram, kemudian Rajab, kemudian Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban.

Puasa di bulan Rajab dengan-cara biasa pula mempunyai nasihat merencanakan diri menghadapi Puasa Ramadhan. Namun, sekali lagi, tak ada tuntunan di tanggal-tanggal tertentu melainkan puasa sunnah dengan-cara biasa seperti Senin Kamis, Ayyamul Bidh & Puasa Daud.

Adapun mengkhususkan puasa di hari tertentu di bulan Rajab (tanggal 1, 2 , 3 & seterusnya) tak ada dalilnya & dengan-cara otomatis tak ada keutamaan terutama. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]