Putri sudah biasa belanja untuk keperluan sehari-hari di toko serba ada berinisial “I”. Alasannya alasannya adalah akrab dgn tempat tinggal. Seperti para konsumen lain, setiap kali ke meja kasir & selesai transaksi, senantiasa disodori pertanyaan oleh kasir. “Sisa Rp200nya berkenan untuk didonasikan?” Jumlah bilangan receh boleh beda, dgn kalimat yg tak jauh berlainan.
Memang itu pertanyaan menjengkelkan yg ada di dunia ini setelah pertanyaan “kapan nikah? & pertanyaan yg diajukan oleh Najwa Shihab pada narasumber. Untuk bilang “ya” atau “tidak” saja terasa berat.
Dalam sepekan terakhir ini, perempuan yg baru lulus dr Universitas Indonesia, Depok, itu ditodong kembali pertanyaan itu. Tidak mau menjadi pembeli yg cuma ‘memasrahkan hidup pada kasir’, Putri pun bertanya. “Didonasikan ke mana kah sisa duit belanjaan ini?”
Kasir wanita yg ada di hadapannya menjawab, “Yayasan, mbak!”
Putri bermaksud merelakan, tetapi ia kembali kritis bertanya, “Dari yayasan lalu untuk apa?”
Kasir menjawab singkat, “Natal”
Putri pun secepat kilat membatalkan sumbangan tersebut, meski uang kembaliannya berstatus receh.
Putri tak sendiri, Anda mungkin mengalami hal yg sama tatkala berbelanja di Indomaret atau Alfamart meski jawabannya berbeda-beda. Sebab, pihak yg menerima kontribusi-bantuan dr (pelanggan) toserba itu sifatnya periodik. Tiap periode berbeda.
Belakangan ini menyebar di ruang-ruang obrolan mirip WhatsApp perihal struk belanja di mana duit kita akan terpotong otomatis Rp100 tiap kali melaksanakan transaksi pembelian. Tentu saja ini pencurian yg bersifat halus. Sebab, pembeli belum tentu setuju dgn pemotongan tersebut. Lari kemana kah uang cepek tersebut? Tertulis dlm struk duit tersebut Donasiku untuk Negeri. Berembus kabar bahwa fulus itu untuk mempermulus pasangan kandidat yg akan maju ke kontestasi penyeleksian kepala tempat ibukota.
“Perusahaan mengajak konsumen mendonasikan sebagian uang kembalian lewat kasir toko, dana terhimpun disalurkan oleh yayasan kredibel untuk membantu lebih banyak masyarakat yg memerlukan,” kata Corporate Affairs Director SAT, Solihin lewat laman Alfamartku.
Ditodong dgn kembalian uang receh untuk apa memang pertanyaan sederhana yg kadang menghambat waktu. Lalu apa yg mesti kita lakukan dgn kembalian uang receh tersebut?
1. Sumbangkan dgn catatan.
Pasrahkan duit receh tersebut pada kasir. Sebelum memperlihatkan Anda boleh mengajukan pertanyaan langsung pada kasir duit tersebut akan melayang kemana & untuk apa. Cek baik-baik, jika forum yg diajak kolaborasi adalah lembaga atau yayasan kredibel mirip Dompet Dhuafa, Anda boleh bernafas lega & memasrahkan duit receh tersebut.
2. Tidak perlu disumbangkan
Ini pula opsi tepat, karena kuasa & hak ada di tangan Anda. Apalagi jikalau yayasan & peruntukan duit tersebut gurem bin tak terperinci. Seperti perkara Putri di atas. Lalu koin atau receh tersebut mampu Anda masukkan di celengan di rumah. Penulis sendiri punya kencleng peduli umat selaku tempat untuk meletakkan kembalian belanjaan.
3. Belanja di warung tetangga saja
Gerakan belanja di warung tetangga atau warung terdekat memang sedang gencar belakangan ini. Selain untuk pemberdayaan sekitar pula bisa sebagai ajang silaturahim atau ngobrol soal bola & gosip politik terkini. Dan tak di sini tak kita temukan, pertanyaan yg menciptakan kita hafal di luar kepala “isi pulsanya sekalian?”, “”mau pakai kantong kresek?”, “ada kartu membernya?” & “Sisa kembalian berkenan untuk didonasikan?” [Paramuda/Wargamasyarakat]