Ada pertanyaan nih dr adik-adik sekolah, jelaskan syarat ketaatan pada ulil amri. Kita tahu bahwa yg namanya ulil Amri ialah orang atau sekelompok orang yg mengurusi kepentingan rakyat.
Ketaatan pada Ulil Amri (Pemimpin) merupakan keharusan umat. Ketaatan pada ulil amri ada syarat-syarat tertentu yakni sepanjang tak bertentangan dgn teks zhahir. Adapun dilema ibadah, semua duduk perkara harus berdasarkan ketentuan Allah SWT & Rasul-Nya.
Sebutkan Syarat-Syarat Ulil Amri
Menurut Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah seperti dilansir dr Bimbingan Islam, syarat ulil amri itu antara lain :
- maujud (ada)
- ma’lum (dikenal)
- mempunyai qudrah (kesanggupan)
- amanah
Keempat syarat di atas ini ada & kita bisa melihatnya pada penguasa negara kita, sedangkan kemampuannya berlainan-beda dlm hal kelemahan & kekuatan. Keberadaan negara kita, serta pesan-pesan Islam rupanya masih berjalan hingga saat ini, sedikit banyak menjelaskan pada kita adanya kesanggupan tersebut.
Banyak ulama ahlis sunnah wal jama’ah dgn terang menerangkan siapa ulil amri di suatu negara. Baik dengan-cara global / garis besar maupun dengan-cara detail dgn menta’yin.
Di antara yg mengatakan dengan-cara global bahwa penguasa suatu negara berbentuk republik adalah presiden (selain hukum republik yg merupakan pembahasan lain), yaitu Imam Muhammad bin Salih Al-Uthaimin Rahimahullah.
Adapun Imam dlm tatanan & sistem tergolong Imamul A’dzom (khalifah) & jajarannya. Imamul A’dzom adalah orang yg mempunyai eksekusi tertinggi di suatu negara, mirip raja & presiden (pemimpin republik), atau sejenisnya.
Lihatlah, Imam Ibn Uthaimin dengan-cara terang-terangan menyebut presiden republik sebagai Imamul a’dzom atau kata lain Ulil Amri untuk rakyatnya. Dan ia tahu dengan-cara detail apa itu republik alasannya adalah ia hidup di zaman kita sekarang.
Di antara ulama ahlis sunnah wal jama’ah yg terang-terangan menyebut presiden Indonesia sebagai Ulil Amri, yg sah ialah Syekh Prof. DR. Ibrahim bin Amir Ar Ruhaili (mufti masjid Nabawi Madinah).
Daftar Isi
Jelaskan Maksud dr Taat Pada Ulil Amri
Ketaatan pada ulil amri dapat dibaca dlm Alquran, Surat An-Nisa ‘ayat 59: “Hai sekalian yg beriman! Ikutilah Allah & ikuti Rasul & ulil amri dr antara ananda & jika ananda berbeda usulan perihal sesuatu, kembalikan pada Allah & Rasul, jika ananda beriman pada Allah & hari kemudian; itulah yg lebih baik & lebih baik pada balasannya.”
Dengan ayat ini, semua pertikaian yg tak diperdebatkan mengenai kesesuaian ideologi ulul amri & lain-lain, dilema itu harus dikembalikan pada dasar-dasar & pokok-pokok al-Quran & Sunnah Nabi untuk dituntaskan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ulil amri atau pemerintah menurut Islam wajib menaati Alquran & Sunnah Nabi sebagai perwujudan ketaatan pada Allah & Nabi.
Disamping itu, ulil amri pula harus amanah. Untuk menentukan & menentukan orang-orang yg akan duduk di perwakilan & pemerintahan, itu mesti diserahkan pada orang yg berhak, yakni para andal yg berhak menerimanya. Karena jikalau suatu hal diserahkan pada seseorang yg bukan hebat, pasti akan timbul bahaya yg besar.
Makara ulama mufassirin menerangkan bahwa ketaatan pada ulil amri adalah ketaatan yg tak bersifat mutlak, melainkan bersyarat.
Contoh Taat Pada Ulil Amri
Contoh taat pada ulil amri adalah mematuhi aturan atau hukum yg berlaku untuk setiap pemimpin atau daerah, contohnya taat aturan lalu lintas, membayar kewajiban pajak, mencoblos dlm pilkada & lain-lain.
Manfaat Taat Pada Ulil Amri
Beberapa manfaat yg didapat jika taat pada ulil amri antara lain :
- Sama dgn mentaati Allah & Rasul sehingga menemukan pahala
- Memiliki ketenangan batin
- Masyarakat tak akan memfitnah & bergosip
- Ada rasa hormat di antara penduduk
- Punya rasa optimistis
- Akrab dgn lingkungan
- Timbul kasih sayang di antara sesama