Mendapat rusa belang kaki.
Berguru kepalang ajar,
Bagai bunga kembang tak jadi.
.
.
.
Itulah sebait pola pantun nasehat usang.
Pantun anjuran adalah pantun yang berisikan ucapan yang mengandung tutorial, motivasi, dan kecerdikan.
Fungsi dari pantun anjuran adalah memperlihatkan pengetahuan akan kecerdikan dan anjuran untuk berbuat baik.
Banyak sekali tema dalam pantun usulan, mirip anjuran agar tabah, tekun, belajar. Nasehat berhubungan dengan agama, entah itu perintah untuk sholat, belajar mengaji, sabar, syukur, dan sebagainya.
Masih banyak lagi saran-saran lainnya. Kamu bisa mendapatkannya dengan membaca baris-baris dari bait pantun di bawah ini.
Daftar Isi
1. Pantun Nasehat Lucu
Berikut ini pantun usulan tetapi isinya dibarengi dengan suasana jenaka atau lucu.
[1]
Buah dipetik rasanya segar
Untuk dibentuk kudapan manis acar.
Kalau malas mencar ilmu,
Pasti bodoh di waktu besar.
[2]
Secangkir kopi dari kedai,
Beli kecap gambar bango.
Mengaku anak yang terpelajar,
Kalau ditanya planga plongo.
[3]
Pulang kerja hari lah petang,
Ada kudapan manis dari ketan.
Siapa suka yang berhutang,
Mungkin pacarnya orang utan.
[4]
Kondangan nikah pakai batik,
Bagusnya dikasih dua jempol.
Temanku memang sangat bagus,
Sayang masih suka mengompol.
2. Pantun Nasehat Belajar
Pantun saran belajar adalah pantun yang isinya berupa ajakan untuk tekun berguru dan faedah dari berguru.
[6]
Jalan-jalan ke Maluku,
Naik bahtera mancing ikan.
Siapa yang punya ilmu,
Tentu derajatnya ditinggikan.
[7]
Semua bumbu hendak diramu,
Agar sedap rasa kuliner.
Tinggi derajat sebab ilmu,
Ilmu menenteng pada doktrin.
[8]
Kota besar ada tugu,
Tempat berjumpa anak kembar.
Siapa yang ingin ilmu,
Carilah dengan tekun belajar.
[9]
Hitam putih warna keledai,
Duduk bersila di atas dipan.
Rajin mencar ilmu pangkal cerdik,
Itulah kunci dalam kehidupan.
[10]
Lada pedas tambah ketumbar,
Madu elok dari si lebah.
Hormati guru yang mengajar,
Supaya ilmu menjadi berkah.
[11]
Hari raya makan ketupat,
Rumah kampung di pedalaman.
Di mana ilmu hendak didapat,
Pada guru yang terlatih.
[12]
Lapangan bola amat lebar,
Tempat pemain banyak berjumpa .
Bersabar saat berguru,
Itulah kunci menerima ilmu.
[13]
Libur panjang sangat lama,
Dari Mekah bahwa kurma.
Dengarkan guru dengan seksama,
Moga ilmu masuk ke sukma.
[14]
Mancing di sungai mampu sepat,
Pulang ke rumah habis umpan.
Carilah ilmu hingga dapat,
Jangan hingga putus impian.
[15]
Datang tamu dari etopia,
Negeri jauh di afrika.
Sudah pandai adab mulia,
Itulah anak idaman orang renta.
[16]
Pergi ke kebun tanam lengkuas,
Tidak lupa menanam kucai.
Ilmu Allah sungguh luas,
mencar ilmu itu tak pernah usai.
[17]
Duduk melongo bukan merenung,
Mata menyaksikan ekor siluman.
Apa guna ilmu segunung,
Kalau tidak diamalkan.
[18]
Pedih tangan alasannya adalah tersayat,
Keluar darah luka diikat.
Jauhi olehmu segala maksiat,
supaya ilmu cepat didapat.
[19]
Orang datang beriring-iringan,
Melewati jalan berbatu.
Bangun pagi jangan kesiangan,
Datang ke sekolah sempurna waktu.
[20]
Petir datang kilat menyambar,
Hujan deras sedang ditunggu.
Datang sekolah untuk belajar,
Pulang sekolah mampu ilmu.
2. Pantun Nasehat Agama
Pantun nasehat agama adalah pantun yang berisi undangan untuk menegakan nilai-nilai agamis. Contohnya yakni berkasih sayang, menghormati orang bau tanah, mencar ilmu al Quran, menjalankan sunnah Nabi, dan sebagainya.
Hidup Untuk Ibadah.
[21]
Hutan lindung banyak rusa,
Kakinya lincah pintar berpindah.
Tidaklah diciptakan jin dan insan,
Kecuali supaya mereka beribadah.
[21]
Jalan-jalan ke kota Kedah,
Memang indah negri Malaysia.
Kepada Allah saja beribadah,
Jangan hingga kita mendua.
[23]
Kepak sayap berirama,
Burung bangau turun ke sawah.
Tauhid yakni yang utama,
Sebagai kunci menuju nirwana.
[24]
Cahaya surya amat terik,
Terkena tubuh amat panasnya.
Awas jangan berbuat syirik,
Bisa-bisa kekal di neraka.
[25]
Taman bunga sangat indah,
Tempat berenang hambar airnya.
Jika hidup untuk beribadah,
Hati hening jiwapun bahagia.
Tunaikan Sholat.
[26]
Jati tumbuh berjajar lima,
Sudah tinggi setinggi kelapa.
Sholat yakni tiang agama,
Menegakannya, menegakan agama.
[27]
Kincir angin negeri Belanda,
Tempat keju banyak mentega.
Sholat ialah pembeda,
Antara kafir dengan mukmin.
[28]
Cahaya pagi amat hangatnya,
Badan segar baik bekerja.
Dirikan sholat tuk mengingat-Nya,
Itulah tanda ada doktrin dalam dada.
[29]
Rumah panggung ada tangga,
Roda kempes mesti dipompa.
Siapa ingin masuk nirwana,
Lima waktu jangan dilupa.
[30]
Badan lelah terasa lesu,
Cobalah makan kue apam.
Siapa sholat dengan khusu;
Hatinya tenang hidupnya tentram.
Mari Menghafal Al Quran.
[31]
Sudah merah buah pepaya,
Bagi dua untuk tetangga.
Al Quran laksana cahaya,
Menerangi jalan menuju nirwana.
[32]
Bunyi karakter tolong lafalkan,
Kalau baca ayo ucapkan.
Ayat Al Quran mari hafalkan,
Sudah hafal, kita amalkan.
[33]
Hujan turun hutanpun berair,
Hutan rimba busuk aromanya.
Bacalah jangan tergesa-gesa,
Agar besar lengan berkuasa hafalannya.
[34]
Siapa suka melihat bahtera,
Pergi saja ke pelabuhan.
Siapa ingin hidup senang,
Jadikan al Quran selaku pedoman.
[35]
Burung melayang kancil berlangsung,
Angin datang angin puting-beliung melanda.
Ulang-ulangilah ayat hafalan,
Agar tersimpan di dalam dada.
3. Pantun Nasehat Orang Tua Untuk Anak-Anak Muda
Berakhlak Mulia.
[36]
Masak ikan alangkah sedap,
Ikan mujair ikan kakap.
Jadilah insan beradab,
Selalu sopan dalam bersikap.
[37]
Sungguh jernih sungai asahan,
Tempat anak bermain jala.
Bantu orang yang kesulitan,
Dengan tulus mengharap pahala.
[38]
Elang melayang jauh melayang,
Hinggap sebentar di atas tiang.
Siapa yang sifatnya penyayang,
Pasti dia akan disayang.
[39]
Memang anggun bunga dahlia,
Tumbuh bersemi di taman bunga.
Tetaplah berakhlak yang mulia,
Agar di akhirat hidupmu bahagia.
[40]
Dari datangnya landak,
Dari tanah yang terinjak.
Berpikirlah sebelum bertindak,
Itulah tanda manusia yang bijak.
Selalu Berjuang.
[41]
Ikan gabus punya insang,
Pohon pinus tinggi menjulang.
Pemuda itu mesti berjuang,
Peras keringat banting tulang.
[42]
Dari desa memetik cengkeh,
Banyak ditanam di tepi ladang.
Tekunlah berinfak sholeh,
Walau rintangan selalu menghadang.
[43]
Gadis desa sering dipingit,
Maka tak kenal si hidung belang.
Gantungkan harapan setinggi langit,
Lalu gapai dengan berjuang.
[44]
Pohon rindang membuat teduh,
Batu hancur jadi potongan.
Jangan menangis jangan mengeluh,
Hidup ini sarat usaha.
[45]
Kaki jatuh menginjak lubang,
Baju sobek carilah benang.
Siapa yang selalu berjuang,
Niscaya dia akan menang.
Menjemput Rezeki Yang Halal.
[46]
Tidur malam sering berimajinasi ,
Mimpi burung buanglah ludah.
Jika ingin mencari rezeki,
Niatkan untuk beribadah.
[47]
Safar jauh menenteng bekal,
Pergi ke Arab ke kota Mekah.
Siapa yang rezekinya halal,
Pasti hidupnya mendapat berkah.
[48]
Siapa hendak pergi ke Mekah,
Jangan lupa bekal dibawa.
Siapa yang mendapat berkah,
Tentu hatinya akan senang.
[49]
Gelas seloki ada airnya,
Gadis cantik tolong pinangkan.
Cari rezeki, cari berkahnya,
Walau sedikit menenangkan.
[50]
Untuk apa rempah-rempah,
Kalau mengolah masakan tidak mampu.
Untuk apa harta melimpah,
Kalau hatinya senantiasa sengsara.
Nikahi Yang Baik Agamanya.
[51]
Kain batik lurik-lurik,
Ujung kain banyak renda.
Wanita manis sungguh menawan,
Kaprikornus godaan setiap pemuda.
[52]
Kain batik banyak warnanya,
Untuk pengganti baju yang lama.
Yang manis belum tentu bahagia,
Kalau ia tak mengetahui agama.
[53]
Untuk apa burung gelatik,
Kalau pagi tidak berbunyi.
Untuk apa istrinya manis,
Tapi sering menyakiti.
[54]
Banyak belajar jadi pandai,
Rumah gubuk atap rumbia.
Carilah wanita berakhlak mulia,
Niscaya rumah tangga bahagia.
[55]
Ladang luas tiada hama,
Hanya tiba seekor lebah.
Alangkah lezat paham agama,
Suami sayang, istrinya shalehah.
Nasehat Cinta.
[56]
Pagi pagi mengolah makanan ubi,
Baca buku hero sakti.
Cintailah orang yang cinta Nabi,
Supaya dia banyak berbakti.
[57]
Hari minggu ada dauroh,
Ternyata banyak pesertanya.
Cintailah orang yang cinta Allah,
Akhlaknya mulia, membuatmu senang.
[58]
Jangan suka bermain kaca,
Nanti tangan mampu terluka.
Jangan buta karena cinta,
Niscaya hidupmu akan binasa.
[59]
Sudah bau tanah belum berjodoh,
Uban berkembang di kepala.
Sayangi dia alasannya adalah Allah,
Agar cintamu membawa pahala.
[60]
Indramayu kota mangga,
Mangga banyak aneka rasa.
Kalau membangun rumah tangga,
Bangunlah dengan orang yang kau cinta.
4. Berbalas Pantun Itu Mengasyikan Lho!
[61]
Apa gunanya daun lontar,
Kalau tergulung kemudian dilempar.
Apa gunanya kita berguru,
Kalau tidak menjadi pintar.
Jawaban
[62]
Air mengalir ke arungan,
Angin gunung berputar-putar.
Belajar itu ialah keharusan,
Dapat pahala walau tak arif.
[63]
Bagaimana menciptakan jamu,
Ambil akar di tanah landai.
Bagaimana menerima ilmu,
Kalau kita memang tak pintar?
Jawaban
[64]
Dari Turki mengolah makanan kebab,
Tambah sayur juga tomat.
Cari ilmu harus beradab,
Kepada guru mestilah hormat.
[65]
Mentari tiba cahaya berpijar,
Jarum patah di dalam peti.
Untuk apa senantiasa mencar ilmu,
Siang malam tiada henti.
Jawaban
[66]
Rakit yang dibuat dari bambu,
Bambu besar panjang sekaki.
Dengan mencar ilmu mampu ilmu,
Dengan ilmu banyak rezeki.
[67]
Sepohon kayu daunnya rimbun,
Lebat daunnya banyak buahnya.
Walau hidup seribu tahun,
Tak sembahyang apa gunanya.
[68]
Kijang lari cepat melesat,
Kalau dikejar tentulah penat.
Hidup di dunia banyak maksiat,
Sampai akhirat mendapat laknat.
[69]
Orang berkumis tampang sangar,
Hanya makan sepotong ubi.
Beragamalah dengan benar,
Beribadah ikuti Nabi.
[70]
Jalan-jalan ke kota Medan,
Dari jawa amat jauhnya.
Nabi ialah contoh tauladan,
Ikuti segala yang diperitahkannya.
5. Nasehat Menggapai Cita-Cita
[71]
Dari Aceh ke kota Banda,
Kota Lombak masjid beribu.
Ingatlah olehmu wahai ananda.
Jagalah Allah, Allah akan menjagamu.
[72]
Angsa putih akil berenang,
Walau berenang tiada basah.
Ingatlah Allah di waktu senang,
Allah ingat kau di waktu sukar.
[73]
Jika jalan tiada rata,
Tidak berpengaruh badanpun roboh.
Jika engkau hendak meminta,
Mintalah hanya kepada Allah.
[74]
Jika berkembang sebatang pohon,
Biarkan rindang, ambil buahnya.
Jika engkau hendak memohon,
Mohon pinjaman hanya pada-Nya.
[75]
Hendak tidur pasang kelambu,
Badan sakit minum jamu.
Apa yang tak dicatat untukmu,
Niscaya tidak akan menimpa kamu.
[76]
Ayam kampung suka bertelur,
Telur manis emas warnanya.
Bercita-citalah yang luhur,
Karena itu tanda insan yang mulia.
[77]
Mekar sudah bunga dahlia,
Sudah tercium amis aromanya.
Cita-cita jangan hanya dunia,
Yang tertinggi ke akhirat jua.
[78]
Akhir tahun berganti animo,
Angin kecang tiba melanda.
Apa impian seorang muslim
Tentu ingin memasuki surga.
[79]
Beringin tumbuh daunnya lebat,
Adik lahir di bulan rajab.
Hindari maksiat segera taubat,
Supaya terhindar dari adzab.
[80]
Tanah merah dibuat bata,
Bata bagus mahal di harga.
Jangan suka mengejar-ngejar harta,
Dengan harta, kejarlah surga.
Gapailah Cinta Sejati.
[81]
Senyum cantik ada gingsulnya,
Gadis desa sarat pesona.
Cintailah Allah dan Rasul-Nya,
Pasti hatimu penuh dengan bahagia.
[82]
Roti lembut minyak samin,
Selalu disuka sepanjang zaman.
Cintai insan alasannya Rabbul alamin,
Supaya terasa lezatnya doktrin.
[83]
Buah duku buah langsat,
Teman makan ikan darat.
Bencilah segala macam maksiat,
Sebagaimana benci siksa alam baka.
[84]
Jalan-jalan ke kota Jambi,
Kota Jambi banyak meranti.
Siapa yang mengaku cinta Nabi,
Segala sunnahnya pasti dibarengi.
[85]
Daun talas daun ubi,
Petik satu bunga melati.
Siapa yang mengaku cinta Nabi,
Tentu perintahnya ditaati.
6. Pantun Guruku Selalu Memberi Ilmu
Sepintar apapun seseorang, jangan pernah angkuh. Apalagi melewatkan jasa gurunya. Sebab gurulah yang membawanya ke jalan kecerdasan.
Kenangan Bersama Guru.
[86]
Panjang ekor ikan pari,
Bakar satu di tepi lembah.
Duduk sendiri terkenang diri,
Alangkah indahnya era sekolah.
[87]
Sahabat itu sahabat sejati,
Daun beringin alangkah lebatnya.
Teringat guru yang bagus hati,
Menetes air mata mengingatnya.
[88]
Gunung merapi tumbuh salak,
Pagi pagi membuat kolak.
Terkenang guru yang sungguh galak,
Rupanya biar saya memiliki budpekerti.
[89]
Langit cerah biru warnanya,
Bayi menangis putus pusarnya.
Terimakasih guru-guruku semua,
Jasa kalian alangkah besarnya.
[90]
Makan roti ditambah selai,
Roti tawar tak ada isinya.
Jerih payah guru tak ternilai,
Moga menerima pahala di sisinya.
Guru Selalu Memberi Ilmu.
[91]
Dari Palembang ke Kota Baru,
Oleh-oleh bawa baju.
Hormati senantiasa olehmu guru,
Karena guru memberi ilmu.
[92]
Gandum utuh dibuat roit,
Masak banyak tangannya lihai.
Guru mendidik sepenuh hati,
Supaya kita menjadi cendekia.
[93]
Raja bijak Indragiri,
Cinta sangat pada ratunya.
Guru mengajar setiap hari,
biar murid hidup sentosa.
[94]
Terbang tinggi hewan lalat,
Sayap berkepak sangat cepat.
Bagaimana ilmu berguna,
Bila terhadap guru tidak menghormat.
[95]
Beli baju di pasar gres,
Harga murah dua ribu.
Barang siapa sayang guru,
Tentu mudah mendapat ilmu.
Belajar ialah Ibadah.
[96]
Manis rasanya air tebu,
Sudah sepah lalu dibuang.
Bersama guru menuntu ilmu,
Kepada guru hatiku sayang.
[97]
Bila gempa bumi bergetar,
Tanah luas untuk hibah.
Jangan pernah bosan mencar ilmu,
Belajar bab dari ibadah.
[98]
Pergi jauh tuk berburu,
Bawa rumput satu pikulan.
Belajar ilmu tanpa guru,
Bisa-bisa kesasar jalan.
[99]
Orang kaya suka berderma,
Dari utara ke selatan.
Ilmu itu yang pertama,
Barulah amal perbuatan.
[100]
Lebat sangat kebun bambu,
Jamu pahit tak tertelan.
Siapa beribadah tanpa ilmu,
Tentu tersesat tak tau jalan.
7. Nasehat Agar Keluarga Bahagia Sejahtera
Hormati Yang Lebih Tua.
[101]
Cerita usang nyai serunti,
Dongeng petang sebelum mandi.
Orang yang renta dihormati,
Itulah ciri insan berbudi.
[102]
Tamu datang hendak disambut
Jarum patah dalam kotak.
Berkatalah dengan lembut,
Jangan hingga lidah membentak.
[103]
Dari Lombok ke pulau Jawa,
Sangat jauh perjalanannya.
Dengarkan rekomendasi orang bau tanah,
Karena telah banyak pengalamannya.
[104]
Di langit tinggi Tuhan istiwa,
Sifatnya tak mampu dijabarkan.
Selalu hormat pada yang bau tanah,
Orang tua kawasan keberkahan.
[105]
Burung puyuh main di rawa,
Masuk tanah yang berongga.
Ridha Allah pada orang tua,
Orang bau tanah ridha, pahalanya surga.
Sayangi Yang Muda.
[106]
Afrika negeri maghribi,
Kaum muslim selalu sembahyang.
Apa tanda umatnya Nabi,
Pada yang muda hatinya sayang.
[107]
Masakan lezat berbumbu lada,
Tambah sedikit kapulaga.
Hormati yang tua, sayangi yang muda,
Akan senang kehidupan keluarga.
[108]
Pemalas suka berangan-angan,
Hidup sulit dalam lamunan.
Yang muda perlu panduan,
Supaya hidupnya dalam tuntunan.
[109]
Makan gulai hingga kenyang,
Sungai jernih kawasan berenang.
Yang muda diberi kasih sayang,
Supaya hatinya merasa senang.
[110]
Walau tinggi pohon kelapa,
Kepala muda tolong ambilkan.
Orang yang hidup senang,
Lebih mudah berbuat kebaikan.
9. Nasehat Kehidupan Penuh Makna
Carilah Ridha Allah.
[111]
Impian lama kini berubah menjadi,
Digapai dengan rajin bekerja.
Ridha Allah tujuan utama,
Bukan mencari ridha manusia.
[112]
Ke Bandung membeli kunci,
Tanah Sunda Siliwingi.
Walau manusia banyak tidak senang,
Yang penting Allah mengasihi.
[113]
Untuk apa duduk di taman,
Kalau mata tidak tersadar.
Untuk apa hidup berteman,
Kalau tidak hingga ke nirwana.
[114]
Tukang pikul menggunakan batik,
Kalau berlangsung amat wibawa.
Berkumpulah dengan orang baik,
Supaya akhlakmu tetap tersadar.
[115]
Rumah akhlak ukuran lebar,
Lantai diganti dengan ubin.
Kalau dunia yang dikejar,
Hati sempit terasa miskin.
Nasehat Tentang Wanita.
[116]
Hari libur banyak agenda,
Jalan-jalan mencari mahkota.
Awas jangan hingga terpengaruhi,
Oleh harta dan wanita.
[117]
Anak melayu parasnya manja,
Hati bahagia menyaksikan pacuan.
Wanita selalu terlihat menggoda,
Karena mereka ialah suplemen.
[118]
Terampil tangan mengukir mihrab,
Sangat indah tak terhingga.
Wahai wanita kenakan hijab,
Supaya mampu masuk ke nirwana.
[119]
Potong kudapan manis lima kerat,
Mari bagi dengan rata.
Wanita yang mengumbar aurat,
Berarti ingin masuk neraka.
[120]
Cicak di dinding suka melata,
Nyamuk terbang tampakdi mata.
Untukmu wahai kaum wanita,
Taatilah suami penuh cinta.
Bijak Menggunakan Waktu.
[121]
Gadis elok kuning langsat,
Memintal kain menciptakan bantal.
Hidup di dunia cuma sesaat,
Gunakan waktu untuk beramal.
[122]
Angin tiba dengan semilir,
Tepi sungai tumbuh kecipir.
Waktu mirip sungai mengalir,
Dari hulu menuju hilir.
[123]
Kayu pintu kayu palang,
Nasi gulai dari lepau.
Waktu tak bisa diputar ulang,
Yang berlalu tak mampu terjangkau.
[124]
Laut luas berwarna biru,
Dengan langit seolah bertemu.
Gunakan waktu sehatmu,
Sebelum datang abad sakitmu.
[125]
Bahtera berlayar ke samudra,
Lewati ombak supaya berjaya.
Gunakan kurun muda,
Sebelum datang kurun renta.
[126]
Aib itu dirahasiakan,
Nafas pendek hingga tersengal.
Waktu muda disia-siakan,
Sudah tua cuma menyesal.
[127]
Dari Cirebon ke Rembang,
Tepi jalan pohon pinang.
Waktu muda selalu berjuang,
Sudah bau tanah hidupnya senang.
[128]
Masakan sedikit akan dihantar,
Untuk saudara dan tetangga.
Di dunia waktunya sebentar,
Gunakan untuk mengejar-ngejar surga.
[129]
Walau busuk bunga melati,
Kan dipetik di waktu pagi.
Walau cinta sampai mati,
Dunia niscaya ditinggal pergi.
[130]
Desa ramai di hari raya,
Banyak orang dari kota.
Hati-hati dengan dunia,
Belum ibadah tau-tau renta.
10. Hidup Bersih dan Sehat
Bersih Itu Sehat.
[131]
Semilir angin bagai alunan,
Bambu kecil membuat anyaman.
Bersihkan selalu lingkungan,
Supaya hidup makin nyaman.
[132]
Kayu jati menjadi kursi,
Ambil dari puncak bukit.
Cuci sepatu setiap ahad,
Kalau kotor banyak penyakit.
[133]
Sayur lodeh mana ketupatnya,
Makan besar jadi kenangan.
Buanglah sampah pada tempatnya,
Jangan buang sampah asal pilih.
[134]
Suara lembah cuma lirih,
Terdengar sayup di tengah hutan.
Mari menyapu sampai bersih,
Kuman hilang sehatlah tubuh.
[135]
Jalan berdua bergandengan,
Hendak pergi ke selatan.
Yang suka buang sampah asal-asalan,
Nanti pacarnya orang utan.
Menjaga Lingkungan Bersih, Indah, Sehat.
[136]
Ikan matang di atas garangan,
Baca buku baca Quran.
Bersama-sama jaga lingkungan,
Bersih dari segala kotoran.
[137]
Segar sekali minum selasih,
Duduk di atas tikar anyaman.
Kalau kota kita higienis,
Tentu hidup jadi nyaman.
[138]
Nusantara banyak tarian,
Masakan padang gulai rendang.
Mari tanam banyak pepohonan,
Supaya suasana kian rindang.
[139]
Sudah kaya penduduknya senang memberi,
Hati ikhlas tak suka pujian.
Lingkungan sehat jadi dambaan,
Banyak pohon dan bunga-bungaan.
[140]
Jalan-jalan ke Jepara,
Singgah ke Semarang simpang Lima.
Lingkungan sehat dipelihara,
Buanglah sampah pada tempatnya.
Jagalah Kesehatan.
[141]
Putih warna kambing domba,
Jangan lepas senantiasa dijaga.
Pagi baru saja datang,
Mari kita ber-olahraga.
[142]
Luas sawah berhektar-hektar,
Ke Jogja naik dokar.
Lari pagi tubuh bugar,
Udara pagi masihlah segar.
[143]
Sungai kecil ikan nilam,
Kalau memancing bawa umpan.
Bekerja siang dan malam,
Kesehatan jangan dilupakan.
[144]
Di pantai ada kapal,
Sudah siap kan berlayar.
Kesehatan itu mahal,
Kalau sakit biayanya besar.
[145]
Melamun itu tiada guna,
Lebih baik kita berjaga.
Supaya senang lebih usang,
Kesehatan selalu dijaga.
11. Pantun Nasehat Untuk Selalu Rajin
Rajin berguru pangkal cendekia. Rajin membaca pangkal berakal. Rajin menabung pangkal kaya.
Betapa banyak laba dengan tekun. Oleh sebab itu, telah seyogyanya kita bersungguh-sungguh pada hal-hal yang bagus dan berfaedah.
Rajin belajar menerima ilmu berfaedah.
[146]
Lawan takut tidak berkutik,
Hampir habis semua tenaga.
Siapa ingin menjadi baik,
Pahamilah ilmu agama.
[147]
Petang datang seorang tamu,
Sudah lama tidak berjumpa .
Sukses dunia dengan ilmu,
Sukses darul baka dengan ilmu.
[148]
Gunung Ciremai mengesankan,
Banyak tergambar dalam lukisan.
Belajar itu kadang menjemukan,
Bosan itu satu rintangan.
[149]
Gunung Uhud banyak watu,
Hutan Borneo sungguh rimbun.
Orang yang mencar ilmu sebuah ilmu,
Oleh malaikat dimintakan ampun
[150]
Nahkoda di bahtera berseru,
Karena kencang bertiup anginnya.
Barang siapa punya ilmu,
Ilmu akan menjaga dirinya.
Rajin menabung jangan dijumlah-hitung.
[151]
Ikan buntal ikan kembung,
Dimasak dengan bumbu kucai.
Teman-sobat mari menabung,
Rajin menabung pangkal berilmu.
[152]
Pasar malam banyak kaos,
Bambu muda namanya rebung.
Punya duit jangan boros,
Sisakan duit untuk ditabung.
[153]
Air tiba, orang membendung,
Sore hari bermain angklung.
Yuk kita rajin menabung,
Menabung jangan dijumlah-hitung.
[154]
Tali putus cobalah sambung,
bapak hansip bawa pentung.
Tang ting tung yuk kita nabung,
Tang ting tung eh jangan dihitung.
[155]
Dari Cikarang ke Cibitung,
Tanah Betawi daerah si Pitung.
Menabung tak dihitung-hitung,
Tau-tau nanti kita dapat untung.
Rajin beribadah, ikhlas untuk Allah.
[156]
Kijang besar berjulukan rusa,
Kalau lari tiada letih.
Tidak diciptakan manusia,
Kecuali agar mereka beribadah.
[157]
Rajin mencar ilmu naik kelas,
Tekun mencar ilmu dapat juara.
Ibadah itu haruslah nrimo,
Supaya dibalas dengan pahala.
[158]
Hati senang di hari raya,
Semua orang bergembira.
Saat ibadah hindari riya’
Riya menciptakan ibadah sia-sia.
[159]
Rambut panjang baik digelung,
Pakai kain kepala ikatnya.
Walau pahala sebanyak gunung,
Kalau riya’ tiada pahala.
[160]
Pagi hari ada embun,
Sangat bening di atas kembang.
Mari kita banyak berkebun,
Tanam bunga hatipun bahagia.
.
.
.
Masih perlu pantun lainnya? Cek dahulu pantun cinta, pantun jenaka, dan pantun teka-teki. 09/54/21.
Update!
Pantun ini tergolong pantun orang renta.
img: muslimah.or.id |
Dengan membaca pantun usulan, maka kita menerima aneka macam isyarat dan tutorial.
Kamu mampu mencari banyak sekali pantun di sini. Selain pantun saran, ada juga pantun anak – anak , pantun muda, pantun jenaka, ataupun pantun cinta.
Tetapi sekarang mari kita pelajari terlebih dulu pantun saran dengan maknanya.
Pantun Nasehat Orang Tua
Pantun Nasehat Budi Pekerti
Latihan Membuat Pantun Nasehat
Pantun Nasehat Bersajak AB AB
Pantun Nasehat, Jenaka, Teka-Teki
Contoh Pantun Nasehat Anak Berbakti Pada Orang Tua dan Maknanya
Di bawah ini ada 5 bait pantun anjuran berbakti pada orang tua. Disertai dengan penjelasan arti atau maknanya.
[1]
Benang putih panjang sekilan,
Perahu berlayar dengan mualim.
Kasih Ibu sepanjang jalan,
Tak pernah surut tak bermusim.
Maknanya: Kasih sayang seorang Ibu sungguh besar kepada anaknya. Tidak pernah terputus bagaimanapun keadaannya.
[2]
Tujuh sapi berbadan kurus,
Mencari rumput ke tengah ladang.
Siang hari sibuk mengorganisir
Malam hari banyak begadang.
Maknanya: Seorang Ibu melakukan pekerjaan siang malam. Siang hari mengurusi bawah umur, rumah, dan banyak sekali macam hal yang lain. Sedangkan malam sering terbangun untuk mengurusi kita ketika bayi.
[3]
Sangat kencang angin angin ribut,
Menerjang kayu jadi berantakan.
Berbakti kepada Ibu kewajiban
Berbakti kepada ayah jangan dilupakan.
Maknanya: Kita selaku anak mesti selalu berbakti kepada ibu dan kepada ayah. Karena ibu dan ayah banyak berkorban untuk kita.
[4]
Lihat kereta di kelokan,
Suara burung bersahut-sahutan.
Kepada Allah kita mendoakan,
Agar Ibu Bapak diberi kebahagiaan.
Maknanya: Kita mesti senantiasa mendoakan orang renta agar diampuni oleh Allah. Sehingga mereka dimasukan ke dalam nirwana.
Contoh Pantun Nasehat Pendidikan Budi Pekerti Dan Artinya
Berikutnya yakni pantun pendidikan. Khususnya wacana akal pekerti.
[1]
Bunga busuk bunga melati,
Tumbuh erat pohon kemangi.
Kepada yang renta menghormati,
Kepada yang muda menyayangi.
Maknanya: Salah satu akal pekerti luhur yakni menghormati orang yang lebih tua. Dan mengasihi yang lebih muda.
[2]
Beli balon sebanyak lima,
Kaki tersandung menjadi luka.
Rendah hati kepada sesama,
Pasti orang akan suka.
Maknanya: Kita hendaknya rendah hati ketika bergaul terhadap sesama: keluarga, teman, sahabat, dan masyarakat. Sehingga orang lain akan senang dengan kedatangan kita.
[3]
Burung dara melayang ke awan,
Terbang di langit sungguh lama.
Didiklah tanganmu semoga senang memberi,
Suka menolong terhadap sesama.
Maknanya: Makna pantun di atas adalah agar kita berguru menjadi dermawan, suka membantu, suka menolong.
[4]
Memanen padi isinya hampa,
Mengikat hadiah dengan pita.
Sopan santun jangan dilupa,
Itulah langsung bangsa kita.
Maknanya: Sebagai bangsa Indonesia sudah pasti kita harus sopan dan santun. Karena bangsa Indonesia diketahui selaku bangsa yang sopan.
[5]
Kalau hendak ke jalan raya,
Hati-hati banyak kendaraannya.
Bergaulah dengan berakhlak mulia,
Akan dirihdai Tuhan dicintai manusia.
Maknanya: orang yang memiliki budpekerti mulia, akan menerima keridhaan Tuhan sekaligus menerima kecintaan dari manusia.
Latihan Membuat Pantun Nasehat
Contoh pantun rekomendasi dan artinya |
Sejauh ini kita sudah banyak membaca pantun. Baik dari pantun saran, jenaka, teka-teki, dan yang yang lain.
Nah kini giliran kau yang menciptakan pantun. Bisa kan? Cobalah isi titik-titik sebagai latihan membuat pantun.
[1]
Buah mangga dibelah tiga,
Ambil satu aduh manisnya.
……………………………..
……………………………….
[2]
Buah kelapa kini murah,
Membeli satu dapat dua.
………………………………..
……………………………….
[3]
Ibu pergi ingin dikirim ,
………………………………..
Jadilah anak yang bakir,
………………………………..
[4]
Sumur usang amat dalam,
Ambil air dengan timba.
Ayah melakukan pekerjaan siang dan malam,
…………………………………………
[5]
Jalan-jalan ke Jakarta,
Pulang pergi naik kereta.
……………………………..
Karena Ibu senantiasa cinta.
Contoh Pantun Bersajak AB AB
Sebagai bonus terakhir, inilah pantun-pantun dengan sajak ab ab. Isinya dengan berbagai tema. Mulai dari lingkungan, kesehatan, agama, berguru, dan yang yang lain.
[1]
Motor jatuh di tikungan,
Lewat jembatan dari papan.
Jangan membuang sampah sembarang pilih,
Agar lingkungan indah dan nyaman.
[2]
Di sudut jalan tempat berjumpa,
Mengenang abad yang telah lalu.
Sarapan pagi jangan lupa,
Agar tubuh sehat senantiasa.
[3]
Terdengar kicau burung cicit,
Jauh di hutan suku Dayak.
Sholat berjamaah harus di masjid,
Pahala 27 derajat lebih banyak.
[4]
Menulis syair di daun lontar,
Pohon kelapa tempat si bajing.
Suka membaca otakpun berilmu,
Kelak jadi anak yang berakal.
[5]
Padang datar tempat beburu,
Bunga mawar berkembang di taman.
Hendaklah menghormati guru,
Itulah tanda murid yang budiman.
Pantun Nasehat, Pantun Jenaka, dan Pantun Teka-Teki
Inilah kumpulan pantun jenaka, teka-teki, dan pastinya pantun saran. Cobalah tebak mana yang pantun jenaka, pantun usulan, dan mana yang teka-teki.
[1]
Burung kutilang burung perkutut,
Main berdua di lereng lembah.
Lihat itu orang gendut,
Kalau berlangsung seperti gajah.
[2]
Keras bukan dari baja,
Banyak harta bukan kaya.
Bermahkota bukan raja,
Bersisik bukan buaya.
[3]
Sangat indah bunga setanggi,
Hendak di petik untuk penghulu.
Batang usia sudah tinggi,
Masa muda telah berlalu.
[4]
Pohon tinggi pohon meranti,
Hendak dibawa ke selat Malaka.
Sudah elok baik hati,
Banyak orang yang suka.
[5]
Ambil kudapan manis dengan tangan,
Naik kuda di atas pelana.
Gara-gara bangkit kesiangan,
Ke sekolah lupa pakai celana.
>
Pantun Nasehat Orang Tua
Pantun Nasehat Orang Tua Kepada Anaknya. Inilah pantun anjuran . Dari orang tua untuk anaknya.
Orang renta sering memberi nasehat. Memberi pengarahan terhadap putra-putrinya. Bukan sebab apa-apa. Tetapi semoga anaknya menjadi lebih baik.
Nasehat bukan tanda kebencian. Justru merupakan kasih sayang. Dengan usulan anak belajar lebih cepat.
Nasehat umumnya tiba dari pengalaman. Entah pengalaman baik ataupun buruk.
Orang bau tanah tak ingin anaknya mengalami hal jelek. Misalnya ada orang tua menyesal alasannya dikala kecil malas berguru.
Sehingga hidupnya sukar. Ia harus bersusah payah.
Ada pula anjuran disiplin. Mendidik anak agar teratur. Disiplin ialah kunci sukses.
Oleh karena itu orang renta ingin anaknya disiplin. Tujuannya agar anak hidup sukses.
Banyak-banyak membaca buku supaya kalbu terisi ilmu. |
Pantun Orang Tua Bertemakan Agama
Besar badan anaconda,
ular besar hidup di rawa.
Dengarlah wahai ananda,
pantun anjuran orang bau tanah.
Benih padi mari ditabur,
pada sawah tanah subur.
Pantun warisan leluhur,
banyak nasehat indah menghibur.
Asam asam buah belimbing,
walau asam tolong petikan.
Nasehat sebagai pembimbing,
untuk hidup di masa depan.
Tulis syair dengan pena,
sayang habis tinta hitamnya.
Agar engkau bijaksana,
jalani hidup di dunia.
Pantun Nasehat Tentang Akhlak Kepada Tuhan
Banyak cabang banyak dahan,
cuma ambil di pucuk saja.
Banyak insan menyembah Tuhan,
sembah cuma Tuhan Yang Esa.
Merah warna ikan lohan,
ikan patin membuat onar.
Jangan pernah memberi sembahan,
selain kepada Tuhan yang benar.
Terlihat cahaya pada dahi,
senyum manis menghiasi.
Syirik hendaknya dijauhi,
itulah tanda dogma di hati.
Jika ada binatang panda,
jangan pernah ganggu beliau.
Jika ada akidah di dada,
hidup ini akan bahagia.
Memang indah watu permata,
mencarinya badan sengsara.
Dekat kepada Sang Pencipta,
dunia alam baka niscaya makmur.
Melati melur berkembang rendah,
disirami dipupuk sudah.
Didik hati untuk ibadah,
supaya hidup kian gampang.
Putih kertas tiada nodanya,
mengambil air dengan timba.
Cintai Allah di atas semuanya,
itulah tanda baiknya hamba.
Bunga mekar dipetik jangan,
agar terjaga keindahan.
Turuti perintah jauhi larangan,
niat lapang dada mengharap keridhaan.
Pantun Nasehat Akhlak Kepada Sesama
Sesama manusia mesti tolong menolong. Selain itu kita harus rendah hati. Jangan sampai sombong.
Jika hidup harmoni sesama manusia, terciptalah kebahagiaan.
Indah senja amat berkesan,
bangau melayang sayap berkepakan.
Rendah hati di hadapan manusia,
arogan takabur dijauhkan.
Siapa menjinjing pisau belati,
bawalah dengan hati-hati.
Siapa yang rendah hati,
itulah insan yang berbudi.
Pagi hari sarapan ketan,
dengan kelapa ketan dikonsumsi.
Iri dengki bisikan setan,
segala godaan usah diturutkan.
Karang kawasan bermain ikan,
sayang karang banyak dihancurkan.
Bantu menolong dalam kebaikan,
dalam Kitabullah diperintahkan.
Jangan kumbang dijolokan,
walau hanya untuk mainan.
Jangan membantu dalam keburukan,
alasannya berujung pada penyesalan.
Benih mari kita semaikan,
untuk dibawa ke negeri Jepang.
Sholat secepatnya ditunaikan,
hati damai dadapun lapang.
Daun pandan bumbu ikan,
bumbu ada di atas nampan.
Puasa ramadhan kita kerjakan,
beroleh bahagia di kurun depan.
Sungguh indah kota Mekah,
kota tua banyak berkah.
Rajin-bersungguh-sungguh berinfak,
rezeki akan berkah melimpah.
Ambil arang dari rawa,
pergi jauh naik kuda.
Hormati orang lebih bau tanah,
sayangi yang lebih muda.
Lambat jalan kura-kura,
tempurung besar hilang kepala.
Hidup di dunia sementara,
banyak-banyak mencari pahala.
Pantun Nasehat Tentang Akhlak Kepada Alam Lingkungan
Nasehat indah dari orang tua yang mengasihi putra putrinya. |
Pulau terpisah oleh selat,
tiba burung iring-iringan.
Dalam kitab telah tercatat,
berbuat baiklah pada lingkungan.
Aneka rupa warna balon,
Pohon kelapa batangnya lurus.
Siapa yang menanam pohon,
mampu pahala terus menerus.
Pergi ke pasar beli sayuran,
beli juga sedikit pepesan.
Jangan merusak alam lingkungan,
itulah perintah bagi setiap manusia.
Burung dara terbang terbang,
lincah melayang badannya ringan.
Kepada binatang mesti sayang,
disiksa pastinya jangan.
Tatap langit terlihat awan,
pohon beringin besar di dahan.
Siapa memberi makan hewan,
pasti mendapat kasih Tuhan.
Jika ikan di dalam bak,
akan sukar mencari makan.
Jika kita rusakan alam,
bala bencana alam akan diturunkan.
Pantun Nasehat Orang Tua Tentang Rajin Belajar
Ilmu mempunyai kedudukan penting. Apalagi dalam agama Islam. Orang cerdik laksana purnama di antara bintang.
Orang arif lebih utama daripada mahir ibadah.
Betapa pentingnya ilmu. Terlebih ilmu agama. Dengannya kita terjaga. Kita mengetahui kurun depan.
Ilmu sebelum amal. Berilmu sungguh penting sebelum bersedekah. |
Kita kian perlu kepada ilmu. Terutama di zaman tamat mirip sekarang.
Itulah sebabnya. Kini kita pelajari juga pantun saran orang bau tanah untuk anaknya. Khususnya dengan ilmu selaku temanya.o
Angit Barat bergelora,
tumbang bunga serta merta.
Ilmu menyerupai berkas cahaya,
menerangi kehidupan kita.
Minum jamu sehatkan raga,
makan buah sehatkan mata.
Kumpulkan ilmu dalam dada,
amalkan ia di kehidupan positif.
Ikan sepat dalam pemilar,
ambil jambu pakai gantar.
Ilmu didapat dengan berguru,
semakin mencar ilmu semakin akil.
Apa tanda kembang merekah,
sangat harum di penciuman.
Apa tanda ilmunya berkah,
makin erat dengan Tuhan.
Memohon maaf jika salah,
luka di hati mampu sembuh.
Rajin belajar di sekolah,
rasa malas dibuang jauh.
Buat pagar tergigit lintah,
lintah suka menghisap darah.
Tekun mencar ilmu jangan menyerah,
ilmu didapat hiduppun berkah.
Prajurit tiba untuk melapor,
datang sendiri tak diminta.
Ilmu laksana api obor,
penerang di jalan gelap gulita.
Putih-putih bunga melati,
kumbang tiba tak kelahi.
Menuntut ilmu hati-hati,
luruskan niat sebab Illahi.
Baju usang sudah kumal,
padahal dahulu terlihat glamor.
Kalau ilmu tanpa amal,
laksana pohon tanpa buah.
Kemumu berkembang di tanah darat,
bukan di tanah banyak airnya.
Ilmu dicari sebab alam baka,
bukan karena mencari dunia.
Lama bekerja kepala penat,
lebih baik beristirahat.
Mencari ilmu salah niat,
niscaya rugi di akhirat.
Kumpulan Pantun Nasehat Orang Tua Kepada Anaknya
Inilah aneka macam kumpulan pantun nasehat untuk anak. Semoga dengan membaca pantun ini banyak kebaikan di dapat. Jangan pula lewatkan pantun tentang menjaga kebersihan lingkungan.
Pantun untuk bawah umur biar tekun belajar. |
Pantun berasal dari kata “penuntun.” Tujuannya untuk menuntun manusia. Yakni menuntun ke jalan yang benar.
Hati-hati main di taman,
taman banyak kumbang lebahnya.
Hati-hati dalam berteman,
pilih sobat berakhlak mulia.
Bekerja sehari tubuh letih,
baca puisi indah irama.
Bila engkau masih sekolah,
berguru yakni tugas utama.
Timun mentah seperti labu,
dalam pasar jua berjumpa .
Taati perintah ayah Ibu,
supaya berkah jalan hidupmu.
Badan basah tak terasa,
gerimis turun tergesah-gesah.
Bila susah engkau rasa,
banyak taubat lewati dosa.
Jalan lambat siput di kiri,
kancil lari sampaihlah telah.
Dosa menghambat jalan rezeki,
jauhi dosa rezekipun mudah.
Air kelapa lezat rasanya,
walau basah amat senangnya.
Barang siapa dunia cita-citanya,
niscaya sukar jalan hidupnya.
Lihat indah bunga setanggi,
setanggi dari arah Utara.
Jika dunia puncak tertinggi,
niscaya sengsara jiwa dan raga.
Benteng kerikil tak kan goyah,
walau diserang aneka macam arah.
Sediakan waktu untuk ibadah,
dunia kan datang tanpa berpayah.
>
Dari Barat ke Utara,
dengan kompas lihat arahnya.
Kehidupan menyerupai samudra,
dirimu laksana perahunya.
Putri cantik ciptakan tembang,
kurun ratu berwajah muram.
Banyak ombak dan gelombang,
hati-hati jangan karam.
Pantun Nasehat Untuk Anak Perempuan
Mendidik anak perempuan berpahala besar. Pahalanya surga. Mendidiknya harus penuh kasih sayang.
Dididik dengan lemah lembut. Diberi contoh dan teladan. Saat dia merasa dicinta, beliau akan memahami maksud saran.
Bukan untuk menyalahkan. Nasehat ialah bukti kasih sayang. Dan inilah pantun nasehat orang renta kepada anaknya. Terutama anak wanita.
Awas paku tajam ujungnya,
peninggalan bangsa Belanda.
Duhai putriku permata jiwa,
dengarlah saran dari Bunda.
Pagi hari datang kabut,
hanya di desa bukan di kota.
Jadilah perempuan yang lembut,
tampak manis dilihat mata.
Burung bulbul dalam kandang,
kini kicaunya mulai kurang.
Jadilah perempuan yang tegar,
lebih kuat dari karang.
Pulau Jawa banyak kweni,
rasanya asam amat kecut.
Dalam jiwa bersifat pemberani,
berlindung dari sifat pengecut.
Rajin membaca kitabullah,
hawa nafsu akan takluk.
Berdoa nrimo terhadap Allah,
jangan meminta terhadap makhluk.
Berbuat baik pada mitra,
saling menolong dalam pertemanan.
Didiklah diri menjadi dermawan,
Itulah tanda dari keimanan.
Pantun Nasehat Untuk Anak Laki-Laki
Mendidik anak merupakan hal mulia. Entah anak wanita ataupun laki-laki.
Anak adalah anugerah. Anak juga merupakan amanah. Orang renta harus mendidiknya.
Memenuhi kebutuhannya ialah kewajiban. Terlebih keperluan akan pendidikan. Seperti tampakdalam pantun saran perihal pentingnya pendidikan.
Di bawah ini merupakan teladan pantun anjuran orang tua untuk anak laki-lakinya.
Keras sekali kayu jati,
bukit tinggi tetap didaki.
Berani sudahlah niscaya,
itulah etika anak laki-laki.
Jatijajar daerah kompeni,
perjanjian dibuat tak ditepati.
Tekun berguru sejak dini,
persiapan untuk esok nanti.
Rumah dari kayu ulin,
telah dibangun tegak berdiri.
Latihlah diri berdisiplin,
tegas pada diri sendiri.
Kayu tumbang jatuh menimpa,
hujan deras sungguh usang.
Kitabullah jangan dilupa,
pelajari dengan seksama.
Jalan-jalan ke Kota Padang,
lihat kolam airnya jernih.
Dunia ini ialah ladang,
banyak-banyak menabur benih.
Kota Padang ada di Barat,
jalannya jauh awas kehilangan arah.
Dunia yaitu ladang darul baka,
hidup di dunia hanya sesaat.
Tinggi gunung Puncak Muria,
melalui lembah hijaunya sama.
Jadilah lelaki yang mulia,
berakhlak serta punya agama.
Kain katun untuk bahan,
buat celana dan pakaian.
Kelak kita menghadap Tuhan,
jadikan dunia sebagai antisipasi.
Bait-bait pantun sudah dihidangkan. Sangat banyak jadi pilihan. Itulah pantun rekomendasi orang renta. Untuk anaknya yang tersayang.
Sudah cukup banyak pantun di sini. Kalau kau masih perlu yang lain, coba lihat judul-judul lainnya di bawah ini. Ada juga pantun usulan dan jenaka dengan artinya. Semoga kian berfaedah untuk kau dalam mencar ilmu.