Ketimpangan Sosial Pembahasan Lengkap

Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya akan banyak dijumpai perbedaan, kemudian akan disamakan. Istilah ketimpangan sering digunakan untuk menggambarkan dua situasi yang sangat bertolak belakang dan berbeda.

Ketimpangan sosial secara umum adalah ketika terjadi kesenjangan atau jarak antar masyarakat, yang dapat disebabkan oleh perbedaan status sosial, ekonomi, dan budaya.

Perbedaan yang cukup dapat menimbulkan ketidakadilan, mulai dari perlakuan terhadap orang yang berbeda di daerah hingga ancaman ketidakadilan. Jenis-jenis ketimpangan dalam kehidupan sosial sangat beragam dan dapat dialami secara langsung.

Dari perbedaan perlakuan lainnya antara si kaya dan si miskin, antara si cantik atau si cantik dan si cantik, aturan yang jelas tapi tegas (untuk si kaya tapi tidak untuk si miskin), perbedaan akses pendidikan di desa dan kota, perbedaan fasilitas umum di desa dan kota, dll.

Ada banyak bentuk ketimpangan dalam kehidupan sosial masyarakat, karena faktor pendorongnya sangat berbeda. Seseorang mungkin mengalami perlakuan tidak adil dan tidak adil ketika berhadapan dengan orang-orang dari status sosial, ekonomi dan budaya yang lebih tinggi (lebih tinggi).

Pengertian ketimpangan sosial menurut para ahli

Masih bingung dengan apa itu ketimpangan sosial? Jika iya, Anda bisa menyimak beberapa pendapat para ahli yang menyampaikan definisi kesetaraan sosial. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Sobat Winarno

Definisi kesetaraan sosial yang pertama diberikan oleh Buddy Winarno. Menurutnya, ketimpangan sosial adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis warga di era globalisasi.

Di era globalisasi ketimpangan semakin parah dan ketimpangan semakin meningkat karena banyak faktor. Ketimpangan ini dianggap sebagai kegagalan dalam pembangunan, sehingga sulit memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.

2. Jonathan Houghton

Pendapat kedua dikemukakan oleh Jonathan Houghton, dan ketimpangan sosial merupakan ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan.

Oleh karena itu, kesetaraan sosial berjalan seiring dengan proses pembangunan di masyarakat. Proses pembangunan yang membutuhkan dana besar itu dilakukan secara bertahap. Mulai dari satu daerah ke daerah lain.

Perkembangan utama dan pertama terjadi di pusat kota, kemudian terlihat lebih modern. Kesempatan kerja juga semakin melebar dan memperlebar jurang pemisah antara pusat kota dengan pinggiran kota serta desa.

3. Reuchatel Aswidah

Komentar ketiga dikemukakan oleh Roychatul Aswidah yang menjelaskan bahwa ketimpangan sosial merupakan efek residual dari proses pembangunan ekonomi. Selebihnya adalah perbedaan yang menciptakan perbedaan.

Perbedaan ini tampaknya membangun kesetaraan sosial seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin kaya kehidupan masyarakat maka semakin banyak pula kebutuhan hidup yang dapat dipenuhi.

Tetapi ada perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya dalam aspek amal ini. Bagi sebagian orang untuk dengan mudah memenuhi kebutuhan dan keinginannya, sebagian harus berjuang sampai mati terlebih dahulu.

  Puisi Prosa Untuk Kekasih [hatimu tetap pergi]

4. William Ogburn

Definisi ketimpangan sosial juga dikemukakan oleh William Ogburn. Kesetaraan sosial dijelaskan sebagai perubahan sosial yang melibatkan unsur-unsur yang saling terkait dalam masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat, tercipta hubungan yang erat antara satu hal dengan hal lainnya dan antara satu orang dengan orang lain. Hubungan intim ini menumbuhkan kesadaran akan perbedaan dan menciptakan kesetaraan sosial.

5. Andrinoff A. Chaniago

Komentar terakhir tentang definisi ketimpangan sosial disampaikan oleh Andrinof A. Chaniago. Kesetaraan sosial dijelaskan sebagai buah dari pembangunan yang berfokus pada ekonomi dan melupakan masalah sosial.

Paling-paling, proses pembangunan berlangsung dalam dua aspek, ekonomi dan sosial. Berinternet itu pasti sulit, sehingga yang sering dilakukan adalah fokus pada aspek ekonomi. Hal ini menciptakan perbedaan kondisi ekonomi dan menciptakan ketimpangan dalam masyarakat.

Definisi kesetaraan sosial yang dikemukakan oleh banyak ahli dapat diringkas. Ketimpangan sosial adalah suatu keadaan dimana terdapat terlalu banyak perbedaan akibat proses pembangunan yang lebih menitikberatkan pada ekonomi.

Materi & Teori ketimpangan sosial

Bagi mahasiswa sosiologi, Anda biasanya tidak asing lagi dengan istilah teori ketimpangan sosial. Konsep ini sering digunakan untuk menganalisis fenomena kesetaraan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat.

Secara umum teori kesetaraan sosial terbagi menjadi dua, yaitu teori klasik dan teori modern.

Perlu dicatat bahwa ketimpangan sosial adalah penyebab ketimpangan dalam akses dan penggunaan sumber daya yang diciptakan.

Merujuk pada Ruang Guru, berikut beberapa teori kuno ketimpangan sosial yang banyak digunakan untuk penelitian:

Teori klasik tentang ketimpangan sosial

1. Teori Struktural Fungsional (Emile Durkheim)

Menurut Emile Durkheim, ketimpangan sosial tidak bisa dihindari dan memegang peranan penting dalam masyarakat. Karena ketimpangan digunakan untuk menciptakan sistem meritokrasi, yaitu sistem yang digunakan untuk menilai seseorang berdasarkan karakter dan kariernya.

Contoh dari teori ini adalah bahwa orang yang berpendidikan dan berketerampilan rendah mengisi pekerjaan berpenghasilan rendah. Namun, inilah yang diinginkan oleh orang-orang dengan pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi.

2. Teori Konflik (Karl Marx)

Menurut teori konflik, ketimpangan sosial dapat terjadi karena eksploitasi kelompok yang lebih kuat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kapitalisme, yang lebih menguntungkan bagi investor, tetapi lebih merugikan bagi pekerja atau pekerja.

Contoh yang sesuai dengan konsep ini adalah kontrak kerja yang tidak jelas atau sewenang-wenang, sehingga pekerja lebih rentan untuk dipecat. Memiliki upah dan perlindungan kerja yang tidak adil bagi karyawan atau pekerja juga merupakan contoh masalah yang cocok.

Kelemahan teori ini adalah terlalu fokus pada aspek ekonomi kesetaraan sosial. Sebenarnya, ada banyak bentuk ketimpangan sosial selain ketimpangan ekonomi.

3. Kelas, Status, Teori Daya (Max Weber)

Konsep ini memiliki 3 dimensi kesetaraan sosial, yaitu status, kekayaan dan kekuasaan. Oleh karena itu, teori ini mengisi celah dalam teori konflik yang berfokus pada masalah ekonomi.

Di tingkat kelas, kesetaraan sosial didasarkan pada upaya individu untuk memperoleh kekayaan.

Dimensi status berhubungan dengan individu atau kelompok. Luasnya kekuasaan adalah ketika orang-orang yang berkuasa menunjukkan dominasinya.

Konsep modern tentang ketimpangan sosial

1. Teori Dualisme Sosial (Julius H. Boke)

Teori dualisme sosial menyatakan bahwa ketimpangan antara negara Barat (maju) dan Timur (berkembang) disebabkan oleh perbedaan tujuan ekonomi.

  Puisi Cinta Dalam Penantiaan yang Tulus

Penyebabnya adalah karena dualitas ekonomi ini, kebijakan ekonomi di negara maju tidak mempertimbangkan kesejahteraan rakyat di negara berkembang dan bekas jajahan.

Contoh kasus berdasarkan konsep ini adalah adanya pemikiran tradisional pada masyarakat yang bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Hal ini pada akhirnya menghambat proses industrialisasi yang sulit dicapai.

2. Teori Ketergantungan (Raoul Prebisch)

Dependency theory atau ketergantungan berkaitan dengan ketergantungan antara negara berkembang dan negara maju. Adanya ketergantungan ini akan menyebabkan kegagalan di negara berkembang atau bekas jajahan.

Kelemahan teori ini adalah terfokus pada aspek eksternal, yaitu ketergantungan pada negara maju. Konsep ini masih sangat terfokus pada aspek ekonomi.

Faktor ketimpangan sosial

Ketimpangan sosial dalam masyarakat terjadi karena dua alasan.

1. Situasi faktor internal

Kondisi ini berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas seseorang merupakan salah satu penyebab internal. Ketimpangan sosial dapat tercipta karena kemiskinan yang membatasi masyarakat.

2. Faktor eksternal

Situasi ini disebabkan oleh orang lain. Keadaan ini dapat terjadi karena dominasi birokrasi atau hukum negara dimana masyarakat sulit untuk mengembangkan dirinya.

Ketimpangan sosial ini dapat memicu gejala kemiskinan struktural.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, ketimpangan sosial juga disebabkan oleh banyak faktor lain seperti faktor demografi, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor kesehatan, kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan, perbedaan status sosial masyarakat dan letak geografis.

1. Faktor demografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari masalah kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada perbedaan demografi antara satu komunitas dengan komunitas lainnya.

Perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berkaitan dengan jumlah penduduk, komposisi penduduk dan distribusi penduduk.

2. Kondisi pendidikan

Pendidikan adalah lift sosial, yaitu saluran efektif mobilitas sosial permanen, penting bagi semua orang. Pendidikan merupakan kunci pembangunan, khususnya pengembangan sumber daya manusia.

Seringkali anak-anak di daerah terpencil sangat bersemangat untuk belajar meskipun fasilitasnya tidak tersedia. Sementara itu, anak-anak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang kurang memadai seringkali terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik.

Keadaan ini mengurangi keinginan untuk belajar. ketimpangan sosial dapat dilihat dari kelembagaan, kualitas tenaga kerja dan kualitas pendidikan.

3. Situasi ekonomi

Faktor ekonomi seringkali dianggap sebagai penyebab utama ketimpangan sosial. Ketimpangan ini disebabkan oleh pembangunan ekonomi yang tidak merata. Perbedaan pertumbuhan ini disebabkan adanya perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Ketimpangan ekonomi juga disebabkan oleh perbedaan kepemilikan kekayaan dan faktor produksi.

4. Kondisi kesehatan

Masalah ketimpangan sosial dapat terjadi karena fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap wilayah, cakupan kesehatan yang kecil, pelayanan kesehatan yang tidak memadai dan sebagainya.

5. Kemiskinan

Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Kurangnya bakat di masyarakat, kualitas pendidikan dan sifat malas adalah contoh dari faktor internal.

Sementara itu, birokrasi atau regulasi yang diterapkan oleh badan-badan korporasi merupakan penyebab eksternal kemiskinan.

6. Kurangnya pekerjaan

Karena kesempatan kerja yang langka, kesenjangan antara yang bekerja dan yang menganggur melebar. Jika upaya pemerintah mengatasi pengangguran gagal, para pengangguran ini akan merasa didiskriminasi dan akan sulit mengatasi ketimpangan sosial.

7. Perbedaan status sosial masyarakat

Perbedaan ini terjadi karena strata atau segregasi sosial berdasarkan karakteristik pribadi seperti kesehatan, pendidikan atau kekayaan. Ketimpangan sosial ini sering terjadi di masyarakat.

Ketimpangan ini terlihat dari perbedaan status sosial antara si kaya dan si miskin. Penguasa dengan rakyat, atau ulama yang tamat SD.

  Puisi Politik Jaman Now

8. Topografi.

Letak geografis berdampak pada kesetaraan sosial. Secara geografis, Indonesia terdiri dari banyak pulau. Sayangnya, pulau-pulau tersebut tidak dapat dikelola dengan baik dan ketimpangan sosial pada akhirnya akan terjadi.

Pulau-pulau kecil yang tidak dikuasai pemerintah akhirnya tersisa pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera dan pulau-pulau besar lainnya.

Contoh ketimpangan sosial

Berikut ini adalah contoh-contoh ketimpangan sosial di berbagai bidang karena berbagai alasan. Diantara mereka;

  1. Koruptor yang mencuri uang orang hingga satu miliar rupiah hanya bisa dipenjara selama 3 tahun, sedangkan yang mencuri ayam bisa dipenjara maksimal dua belas tahun.
  2. Tidak ada transportasi yang memadai untuk penyandang disabilitas.
  3. Orang yang tampil dengan pakaian necis diperlakukan dengan baik oleh para pelayan dan perlakuan mereka sangat berbeda dari orang yang berpenampilan biasa.
  4. Jumlah penduduk semakin meningkat seiring dengan ketersediaan lahan pertanian.
  5. Urgensi kerajinan tangan di desa dengan produk industri modern.
  6. Tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan di desa.
  7. Kurangnya hasil panen memaksa penduduk desa untuk mencari mata pencaharian lain di kota. Penduduk desa berpendapat bahwa ada banyak pekerjaan di kota dan mudah untuk mendapatkan.
  8. Semakin banyak peluang untuk mengembangkan industri rumahan menjadi industri kerajinan di kota
  9. Pendidikan, khususnya pendidikan lanjutan, tersedia secara luas dan mudah diakses di kota-kota.
  10. Kota ini memiliki unsur budaya tingkat tinggi dan terhubung dengan semua jenis budaya manusia
  11. Kota memberikan kesempatan untuk melepaskan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah
  12. Kurangnya perhatian pemerintah untuk menyediakan fasilitas umum bagi penyandang disabilitas. Solusi yang mungkin adalah memberikan sumber daya kepada pemerintah untuk segera menyediakan fasilitas bagi penyandang cacat.
  13. Perlakuan antara klien yang tampaknya kaya dan orang-orang yang tampaknya biasa-biasa saja. Solusi yang bisa diterapkan adalah menginstruksikan setiap karyawan untuk memperlakukan pelanggan terlepas dari penampilan mereka.
  14. Hukuman untuk korupsi adalah 1 tahun dan untuk pencuri ayam 5 tahun. Solusi dari masalah ini adalah dengan mengambil tindakan terhadap ketidakadilan hukum yang ditujukan kepada pemerintah.
  15. Disparitas pelayanan kesehatan di rumah sakit antara pasien kaya dan pasien miskin. Solusi yang perlu dilakukan adalah memberikan sumber daya kepada manajer rumah sakit untuk menyalahkan tindakan tersebut pada staf rumah sakit.
  16. Fasilitas di lembaga pendidikan berbeda antara siswa kaya dan siswa miskin. Solusi yang perlu dilakukan adalah menindak pihak sekolah agar tidak terjadi perbedaan antar siswa dengan membuat satu kelas tanpa adanya perbedaan.
  17. Membayar gaji yang berbeda untuk pegawai lulusan SMA dan lulusan S1. Solusi untuk ini adalah gaji yang sama. Sebab, pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan permintaan perusahaan.
  18. Dibandingkan dengan siswa dengan nilai yang lebih tinggi, mereka diperlakukan lebih baik oleh guru. Solusi untuk menghindari hal tersebut adalah dengan memberikan teguran kepada guru agar tidak terjadi diskriminasi terhadap siswa.
  19. Kurangnya peminat produk buatan sendiri karena masih menggunakan alat produksi manual. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pelatihan penggunaan alat produksi yang berteknologi maju dan meningkatkan motivasi untuk melakukan produksi dengan memberikan tambahan modal.
  20. Karena minimnya kesempatan kerja dan tingginya tingkat persaingan, banyaknya jenis pengangguran di daerah tersebut. Pemberian pelatihan kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja merupakan solusi yang perlu dilakukan.
  21. Kesempatan seseorang untuk bekerja politik tertutup karena kemampuan finansial dan garis keturunannya, sehingga hanya mereka yang memiliki modal finansial yang dapat bekerja di institusi politik. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahayanya Politik uang.
  22. Di bidang kesehatan, ada contoh ketimpangan sosial dalam pemberian layanan di masa pandemi Covid-19. Tidak ada inkubator di kawasan 3T dalam pelayanannya dan pelayanan yang sama dengan kawasan perkotaan lainnya.

Masalah ketimpangan sosial macam-macam ketimpangan sosial Ketimpangan sosial ekonomi ketimpangan sosial di masyarakat

Masalah ketimpangan sosial macam-macam ketimpangan sosial Ketimpangan sosial ekonomi ketimpangan sosial di masyarakat