Ibadah sunnah pahalanya seperti wajib. Dan ibadah wajib, pahalanya dilipatgandakan.
Update 2020
.
Daftar Isi
Update Pantun Ramadhan di Tengah Wabah Corona
Pantun Puasa Saat Corona
Sayur kentang di animo hujan,
gubuk kecil dari papan.
Selamat datang bulan Ramadhan
moga berkah dalam kehidupan.
Daun pandan dalam rantang
hendak dibawa ke atas gunung.
Bulan ramadhan telah datang
saatnya untuk banyak merenung.
Anak Belanda pakai celana,
hendak main burung dara.
Dunia dilanda oleh corona
moga corona usai segera.
Sungguh indah bunga lembah,
daerah bermain anak rusa.
Tiada pernah datang wabah
kecuali manusia banyak dosa.
Paling yummy soto tebas,
campur dengan buah tomat.
Mari kita secepatnya taubat
biar dunia akhirat selamat.
Buah naga dikemas pita,
kirim ke kota esok lusa.
Tetap jaga kesehatan kita
tetap di rumah senantiasa.
Pohon kina jati belanda,
beli ikan air berbusa.
Walau corona melanda,
jangan lewati syariat puasa.
Langit gelap terdengar guntur,
Makan nasi di depan lepau.
Dengan puasa semoga luntur
segala dosa di kala lampau.
Dari laut ubur-ubur,
ubur-ubur di atas papan.
Awas jangan telat sahur
apalagi sahur jam delapan.
Sebelumnya kita telah menciptakan pantun yang lengkap.
Ada pada judul Pantun Bulan Ramadhan.
Tetapi kini kita buat lagi pantun khusus pantun ucapan selamat Ramadhan.
2. Pantun Terbaik Bulan Ramadhan
3. Pantun Mutiara Hikmah Ramadhan
4. Pantun Untuk Kawan Di Kampung
5. Pantun Buat Yang Ngga Puasa
6. Pantun Kocak Bulan Ramadhan
7. Pantun Penutup Bulan Ramadhan
1. Pantun Selamat Datang Ramadhan
[1]
Pak tani sedang menanam kentang,
Anak kecil bermain benang.
Bulan ramadhan sudah tiba,
Semua muslim merasa bahagia.
[2]
Burung tertangkap baik dilepaskan,
Biar terbang menuju awan.
Selamat berpuasa kami ucapkan,
Untuk teman dan kawan-kawan.
[3]
Jalan-jalan ke Tanah Guci,
Kaki berdarah terkena duri.
Ramadhan yaitu bulan suci,
Jangan biarkan maksiat mengotori.
[4]
Buah manggis bagus rasanya,
Minum air botol aqua.
Berpuasa sebulan lamanya,
Agar menjadi orang bertakwa.
[5]
Anak kecil menatap rusa,
Air jernih dalam telaga.
Karena Allah kita puasa,
Menahan lapar dan dahaga.
[6]
Air turun membuktikan hujan,
Turun ke ladang dan ke rawa.
Jika sedang menunggu waktu adzan,
Perbanyak dzikir dan berdoa.
[7]
Menimba air dari sumur,
Sumur zam-zam ada di Mekah.
Jangan lupa makan sahur,
Di dalamnya banyak berkah.
[8]
Larangan Allah jangan dilanggar,
Kalau dilanggar terancam neraka.
Jika adzan maghrib terdengar,
Segerakanlah untuk berbuka.
[9]
Kancil main dengan kura-kura,
Kakinya sakit menginjak bara.
Pergi taraweh bersama saudara,
Hati bahagia jiwa gembira.
[10]
Sudah merah warna tomat,
Api tungku terasa hangat.
Bulan ramadhan bulan mulia,
Banyak ibadah untuk alam baka.
3. Pantun Mutiara Hikmah di Bulan Ramadhan
[11]
Kampung Ciraos dijaga hansip,
Pak Kemed jadi komandan.
Bulan ramadhan jangan bergosip,
Lebih baik membaca Al Alquran.
[12]
Ayah Nabi namanya Abdullah,
Kota Madinah amat permai.
Haus dan lapar alasannya adalah Allah,
Membuat jiwa merasa damai.
[13]
Masa berlalu berganti zaman,
Bunga indah di tengah taman.
Bila di hati penuh keyakinan,
Dengan puasa terasa nyaman.
[14]
Panjang galah cuma sehasta,
Pergi ke kota esok lusa.
Jaga verbal jangan berdusta,
Agar puasa tak sia-sia.
4. Pantun Ucapan Ramadhan Untuk Kawan Di Kampung
[15]
Jalan-jalan ke tanah Lampung,
Anak kecil berlarian.
Bagaimana kabar kawan di kampung?
Ramadhan di sini bersendirian.
[16]
Kota Milan kota Roma,
Lebih indah kota di Jawa.
Ingat waktu taraweh bersama,
Rasa damai di dalam jiwa.
[17]
Buah kelapa tinggi pohonnya,
Kelapa muda segar rasanya.
Buka bareng seadanya,
Tapi nikmat hebat.
5. Pantun Untuk Orang Tidak Puasa
[19]
Mahkota indah milik raja,
Pangeran kecil minum susu.
Hidup di dunia sebentar saja,
Jangan cuma menurut nafsu.
[20]
Harum aroma bunga melati,
Dipakai oleh para penari.
Sebentar atau usang niscaya mati,
Puasa selaku bekal bagi diri.
[21]
Harga beras sedang murah,
Pergi ke pasar duit dibawa.
Allah berikan aneka macam anugerah,
Mari bersyukur dengan bertakwa.
[22]
Pulang kampung naik kereta,
Berjejal sarat para penumpangnya.
Dengan puasa kita menderita,
Tapi diujungnya berbahagia.
[23]
Ayam jantan jangan dikurung,
Takut ada orang nyolong.
Pergi taraweh pake sarung,
Lupa sarung sudah bolong.
[24]
Langit biru maritim biru,
Belang-belang harimau tutul.
Sholat taraweh tergesa-gesa,
Bokong orang kena sundul.
[25]
Ada rusa jangan heran,
Wajah lugu jangan terdiam.
Tiga kali puasa tiga kali idul fitri,
Dari dahulu masih jomblo.
[26]
Anak kecil memasarkan koran,
Uang digunakan untuk iuran.
Deg-degan erat lebaran,
Takut ada yang bikin lamaran.
[27]
Dulu tenggiri sekarang selasih.
Dulu sendiri kini masih.
[28]
Baca koran sambil nginang.
Habis lebaran saya meminang.
7. Pantun Penutup Bulan Puasa
[29]
Buah duku berbutir-butir,
Masih lezat buah kelikir.
Sebelum ramadhan berakhir,
Mari i’tikaf, merenung, dan berfikir.
[30]
Jalan-jalan naik bis,
Beli mangga mangga kueni.
Bulan puasa akan habis,
Sedih hati masih begini.
[31]
Sangat tinggi puncak bukit,
Banyak semak yang berduri.
Ibadah diri masih sedikit,
Dosa menumpuk setiap hari.
[32]
Kuda berlari kancil berlangsung,
Hujan turun bareng taufan.
Kepadamu handai taulan,
Aku memohon kemaafan.
[33]
Puteri cantik suka berdandan,
Sore hari duduk di dipan.
Cukup sekian pantun ramadhan,
Moga berjumpa lagi tahun depan.