Daftar Isi
Arti Wa Alaikum Salam (وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ)
Assalamu alaikum & wa alaikum salam merupakan ucapan salam khas milik umat Islam. Keduanya mampu dipakai baik dengan-cara verbal maupun goresan pena. Ucapan ini bermakna seorang hamba selalu mengenang Allah Swt, permintaan keamanan dari-Nya, & membiasakan diri untuk saling mendoakan.
Pengertian Wa Alaikum Salam (وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ)
- Wa (وَ) artinya “dan”
- ‘Ala (علي) artinya “untuk atau atas”
- kum (كم) artinya “kalian”
- Salam (السلام) artinya “keamanan”
Sementara itu, kalimat tambahannya yaitu “wa rahmatullahi wa barakatuh” memiliki arti:
- Wa (وَ) artinya “dan”
- Rahmatullah (رحمةالله) artinya “rahmat Allah”
- Barakatuh (بركاته) artinya “keberkahan-Nya”.
Tatkala seluruh kata di atas digabungkan, maka pengertian wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh yaitu “dan keselamatan atas kalian & rahmat Allah & keberkahan-Nya”.
Wa Alaikum Salam: Arab, Latin, Inggris
Sebelumnya, sudah kita selipkan goresan pena Arab dr wa alaikum salam. Tetapi, mungkin bentuk & ukuran tulisannya kecil sehingga kurang terang untuk dibaca. Hal ini disebabkan oleh pengaturan blogger yg dengan-cara otomatis menghalangi bentuk & ukuran kata. Olehnya itu, kami melakukan sedikit modifikasi manual supaya tulisan Arab dr wa alaikum salam bisa terbaca dgn terang.
Setelah kami pikir-pikir, mungkin tak ada salahnya jikalau kami tambahkan pula dgn abjad latin & Inggris dr ucapan wa alaikum salam. Kami rasa bisa berfaedah untuk menambah wawasan pembaca seputar jawaban salam ini. Nah, berikut ini ialah tulisan Arab, latin, & Inggris dr ucapan wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh:
Tulisan Arab
Tulisan Latin
Bahasa Inggris
Artinya
Hukum Mengucapkan & Menjawab Salam
Bila seseorang diucapkan salam padanya, hendaknya ia menjawab salam tersebut. Karena hal tersebut adalah keharusan baginya, sebagaimana hadis mengenai hak setiap muslim:
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Aku sudah mendengar Rasulullah bersabda ‘Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada lima, mengucapkan salam, menjenguk orang yg sakit, mengiringi mayat, & mendoakan yg bersin.'” (HR Bukhari)
Dan apabila ananda dihormati dgn suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dgn yg lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yg seimbang) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuati. (QS. An-Nisa: 86)
- Allah memerintahkan untuk menjawab salam tersebut dgn jawaban yg lebih baik atau yg seimbang, hal ini karena salam adalah sesuatu yg dituntut syara’
- Setiap hal yg berfaedah berupa amalan-amalan yg bermakna memuliakan, sebagaimana “ahsan” dlm ayat tersebut bermakna kita membalasnya dgn yg lebih baik dr amalan yg bermakna memuliakan tersebut
Hukum Salam Pada Non Muslim (Kafir)
Hukum Salam Pada Muslim Pelaku Bid’ah/Maksiat
Terkait dgn pelaku bid’ah, prinsip muqotho’ah (pemutusan relasi) sampai taraf tak memberi salam pada mereka sudah diketahui di kalangan para ulama. Adapun terhadap pelaku maksiat, dlm kasus-kasus tertentu maka hal tersebut perlu dirinci. Terkait mukhonnats, yg lebih tepat yakni memahami bahwa salam pada mereka tetap disyariatkan selama masih ada harapan mereka bertaubat & meninggalkan maksiat tersebut. Adapun kalau diketahui bahwa mereka tak akan berubah kecuali diberi sanksi sosial dgn cara tak diberi ucapan salam, maka tindakan tersebut yakni serpihan dr ta’dib yg disyariatkan.
Keutamaan Mengucapkan & Menjawab Salam
Mengucapkan salam, begitu pula menjawabnya, tergolong hal-hal yg mampu membahagiakan hati sesama muslim. Ayat-ayat Al-Qur’an & beberapa hadits Nabi banyak membahas keistimewaan mengucapkan & menjawab salam, tanpa ada keraguan lagi.
Imam Ibnu Katsir dlm kitab tafsirnya menulis:
Apabila seorang muslim mengucapkan salam kepadamu, maka balaslah itu dgn yg lebih baik darinya atau balaslah salam itu dgn yg serupa. Adapun penambahan jawaban salam yaitu disunahkan, sedangkan jawaban yg serupa ialah wajib.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Ash r.a, bahwa ada seorang sobat yg bertanya pada Rasulullah Saw:
Bagaimana Islam yg baik itu? Rasulullah menjawab, “Apabila ananda mau memberi makan seseorang, & mau mengucapkan salam pada orang yg ananda kenal & yg tak ananda kenal. (HR. Bukhari).
Diriwayatkan oleh Imam Malik dlm kitabnya Muwaththa’ bahwa Thufail bin Ubay bin Ka’ab bercerita kepadanya:
“Sesungguhnya gue pernah datang ke Abdullah bin Umar. Pagi-pagi sekali, gue pergi bersamanya ke pasar. Kami tak melewati para penjual baju bekas atau orang miskin atau siapa saja yg kami jumpai selain Abdullah bin Umar mengucapkan salam pada mereka”. Abu Thufait berkata, “Pada suatu hari gue kunjungi Abdullah bin Umar, kemudian ia meminta gue ikut ke pasar. Aku mengajukan pertanyaan kepadanya, “Apa yg kau kerjakan di pasar? Engkau tak pernah mampir pada pedagang . Tak pernah bertanya wacana harga barang. Juga tak menawar atau duduk-duduk di persinggahan pasar?” Marilah duduk di sini untuk berbincang-bincang. Ia menerangkan, “Aku pergi ke pasar cuma untuk mengucapkan salam pada orang yg gue temui.”
Bersalaman pula tergolong hal-hal yg dapat membahagiakan sesama muslim, malah lebih utama dibandingkan dgn salam saja. al-Hasan berkata bahwa bersalaman itu menambah rasa cinta.
Cara Menjawab Salam Yang Baik
Perbedaan Wa Alaikumsalam & Wa Alaikumussalam
Meskipun sudah jelas bahwa menjawab salam adalah wajib, tetapi terdapat dua versi mengenai jawaban salam tersebut. Ada yg menjawab dgn “Wa’alaikumsalam” & ada pula yg menjawab dgn “Wa’alaikumussalam”. Apa perbedaan di antara keduanya? Dan mana yg paling benar?
Untuk menjawab permasalahan ini, kami melaksanakan pencarian di google & mencari referensi yg berkaitan. Di salah satu media, kami membaca klarifikasi dr Kiai Subhan Makmun, Rais Syuriyah PBNU. Menurut ia, menjawab salam mesti dgn kalimat “wa’alaikumussalam”, bukan “wa’alaikum salam”.
Alasannya ialah orang yg mengucapkan salam pada kita dgn “assalamu’alaikum” dimana kata salam-nya (di dlm bahasa Arab) menggunalan “al” ma’rifat. Sehingga, kita pula harus memakai “al” ma’rifat biar kesudahannya sebanding. Jadi, menurut ia yg benar adalah “wa’alaikumussalam” lantaran mengandung “al” ma’rifat.
Masih menurut Kiai Subhan, suatu tatkala beliau kedatangan seorang tamu dr Pekalongan yg bernama Habib Abdullah bin Salim. Sebelum tamu tersebut datang, Kiai Subhan terlebih dahulu berpesan pada para santrinya untuk menjawab salam dgn “wa’alaikumussalam”. Para santri mematuhi perintah tersebut.
Rupanya, ada beberapa santri yg tak mendengar perayaan Kiai Subhan. Tatkala Habib Abdullah tiba, beberapa santri ini duduk di barisan tersebut. Terjadilah apa yg tak diinginkan. Beberapa santri tersebut menjawab salam dgn “wa’alaikum salam”. Seketika itu Habib Abdullah bin Salim menegur santri tersebut
Demikianlah penjelasan perihal Wa Alaikum Salam. Bagikan materi ini biar orang lain pula bisa membacanya. Terima kasih, gampang-mudahan berguna.
Referensi:
- As Sayyid, Majdi. 1997. Membahagiakan Sesama Muslim. Gema Insani Press: Jakarta.
- Misno, Abdurrahman. 2017. The Secrets of Salam: Rahasia Ucapan Salam dlm Islam. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.