Wilayah Persebaran Hewan dan Tumbuhan di Indonesia

Persebaran keragaman hayati di Indonesia sangat berkaitan dekat dgn letak geografis Indonesia. Persebaran binatang & tumbuhan di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok atau zona yg berbeda yakni terdiri atas:

  1. Zona orientalis/kawasan barat (Benua Asia)
  2. Zona australis/ daerah timur (Benua Australia)
  3. Zona peralihan

Penyebaran ini sudah diselidiki oleh Alfred Rusell Wallace seorang ahli zoologi dr Inggris & seorang ilmuwan ahli zoologi dr Jerman adalah Weber. Perbedaannya, Wallace memperhatikan binatang di belahan barat Indonesia, sedangkan Weber memperhatikan di potongan timur Indonesia. Pengamatan dr kedua mahir zoologi tersebut, terdapat pembagian penyebaran binatang di serpihan barat & timur. Hal ini ditunjukkan dgn dibuatnya garis pemisah abstrak, adalah garis Wallace (garis yg membelah Selat Makassar menuju ke selatan hingga Selat Lombok) & garis Weber (garis pembatas yg berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara menuju Kepulauan Aru).  Pembagian penyebaran tersebut menjadikan adanya wilayah peralihan (Gambar 1).

Zona persebaran hewan & tumbuhan di Indonesia menurut Wallace & Weber

Gambar 1 Zona persebaran hewan & tumbuhan di Indonesia berdasarkan Wallace & Weber

Berdasarkan penyelidikan oleh Wallace & Weber, zona orientalis mencakup wilayah barat Indonesia ialah: Sumatra, Bali, Jawa, & Kalimantan sehingga pada zona ini hewan-hewan & berkembang-tumbuhan memiliki kemiripan dgn yg terdapat di Benua Asia. Zona australis meliputi wilayah timur Indonesia yaitu Maluku & Papua sehingga binatang-binatang & tumbuh tumbuhan pula mempunyai kemiripan dgn Benua Australia. Zona peralihan adalah yg terdapat di wilayah tengah antara zona orientalis & australis misalnya Sulawesi & Nusa Tenggara, pada zona ini binatang-hewan & tumbuh tumbuhannya mempunyai kemiripan antara Benua Asia & Benua Australia.

1. Zona Orientalis (Wilayah Barat Indonesia)

Zona orientalis mencakup wilayah kepingan barat Indonesia. Pada zona ini terdapat hutan hujan tropik yg didominasi oleh pohon dr famili Dipterocarpaceae. Famili Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi, membentuk kanopi hutan, & menciptakan biji bersayap. Tumbuhan yg termasuk famili Dipterocarpaceae antara lain: kayu kruing (Dipterocarpaceae), kayu meranti (Shorea spp.), kayu kapur (Dryobalanops aromatica), & kayu garu (Gonystylus bancanus). Tumbuhan hutan hujan tropik dicirikan dgn kanopi rapat & banyak tumbuhan yg memanjat (liana) mirip pohon mangga (Mangifera indica), pohon durian (Durio zibethinus) & pohon suku (Artocarpus).

Jenis-jenis binatang pada zona ini memiliki kemiripan dgn jenis hewan di Benua Asia yg terdiri atas banyak spesies mamalia berskala besar seperti gajah, banteng, badak, macan kumbang & macan serta terdapat aneka macam jenis simpanse mirip orang utan, bekantan, tarsius, & loris hantu.

Salah satu flora & fauna di zona orientalis. (A) meranti (Shorea spp.) (B) orang utan
Sumber: (A) (http://geographyeducation.wordpress.org); (B) http://worldwildlife.org

Gambar 2 Salah satu tumbuhan & fauna di zona orientalis. (A) meranti (Shorea spp.); (B) orang utan

2. Zona Australis (Wilayah Timur Indonesia)

Zona Australasia mencakup wilayah timur Indonesia. Pada zona ini terdapat hutan dgn pohon-pohon yg rendah & berada di daerah datar seperti matoa & Ficus (famili beringin).

Jenis-jenis hewannya memiliki kemiripan dgn jenis binatang di Benua Australia terdiri atas mamalia berskala kecil atau binatang berkantung mirip kuskus, bandicot, oposum, & kanguru jenis berkantung & musang berkantung di Maluku pecahan timur & Irian Jaya. Jenis burung mempunyai bermacam-macam warna mirip burung cendrawasih yg terdapat banyak di Papua & sedikit di Maluku. Daerah di wilayah Indonesia Timur populer selaku dunia burung.Terdapat 28 jenis burung berbulu, contohnya burung cendrawasih, kakaktua berjambul, & kasuari.

Salah satu flora di zona australis yaitu Ficus sp.
Sumber: http://toptropicals.org

Gambar 3 Salah satu tumbuhan di zona australis ialah Ficus sp.

Salah satu fauna di zona australis yaitu kuskus
Sumber: http://faunaindonesiaku.blogspot.org

Gambar 4 Salah satu fauna di zona australis yaitu kuskus

3. Zona Peralihan (Wilayah Tengah Indonesia)

Zona peralihan merupakan wilayah yg terdapat keragaman hayati berasal dr zona orientalis & zona australis. Zona ini meliputi wilayah tengah Indonesia yakni Sulawesi & Nusa Tenggara. Pada wilayah ini terdapat pohon eucalyptus & hewan oposum yg lebih menyerupai dgn tumbuhan & binatang dr zona Australasia. Selain itu, di Indonesia serpihan tengah terdapat hewan khas Indonesia seperti anoa (ibarat lembu & hidup liar) di Sulawesi, babirusa dgn taring panjang & melengkung terdapat di Sulawesi & Maluku pecahan barat, komodo sisa fauna purba di Pulau Komodo, burung maleo yg sungguh langka terdapat di Sulawesi & Kepulauan Sangihe.

Salah satu flora & fauna di zona peralihan. (A) pohon eucalyptus, (B) anoa
Sumber: http://id.wikipedia.org

Gambar 5 Salah satu tumbuhan & fauna di zona peralihan. (A) pohon eucalyptus, (B) anoa

Sumber:

Anonim. 2014. Full List of Top Tropicals Plant Photos: Ficus sp. http://toptropicals.org [6 April 2014].

Anonim. 2011. Persebarab Flora di Indonesia. http://geographyeducation.wordpress.org [6 April 2014].

Anonim. 2011. Kuskus. http://faunaindonesiaku.blogspot.org [6 April 2014].

Anonim. 2014. Eucalyptus, anoa. (http://id.wikipedia.org) [6 April 2014].

Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. 2009. Mudah & Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kistinnah I, Lestari ES. 2009. Biologi 1 Makhluk Hidup & Lingkungan. Jakarta: Pusat Perbukuan Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

WWF. 2014. Where Do Orangutans Live? And Nine Other Orangutan Facts. http://worldwildlife.org [6 April 2014].

  Pembagian Jenis Tumbuhan Berdasarkan Filogenik dan Morfologi