Bilangan Kuantum

Bilangan kuantum (dalam fungsi gelombang) adalah bilangan yg mempunyai makna khusus dlm menjelaskan kondisi tata cara kuantum. Bilangan-bilangan kuantum mampu menawarkan deskripsi kondisi elektron dlm atom.

Setelah dikemukakannya teori dualisme partikel−gelombang, pada tahun 1926 Erwin Schrödinger mengajukan teori mekanika kuantum yg menerangkan struktur atom. Model atom mekanika kuantum Schrödinger dinyatakan dlm persamaan matematis yg disebut persamaan gelombang. Penyelesaian persamaan gelombang Schrödinger untuk atom hidrogen menciptakan fungsi gelombang (ψ) atau orbital atom yg menggambarkan eksistensi elektron dlm atom. Kuadrat dr fungsi gelombang, ψ2, memiliki arti khusus yaitu besar probabilitas menemukan elektron dlm ruang dgn volum tertentu di sekitar inti atom. Sebagaimana asas ketidakpastian Heisenberg, posisi elektron dlm atom tak dapat dipastikan, tetapi hanya dapat dimengerti tempat di mana elektron paling mungkin didapatkan.

Lihat pula materi Wargamasyarakat.org yang lain:

Sel Volta

Tata Nama Senyawa

Orbital & Bilangan Kuantum

Setiap orbital atom memiliki satu set tiga bilangan kuantum yg unik, antara lain bilangan kuantum utama (n), azimuth (atau momentum angular) (l), & magnetik (ml). Ketiga bilangan kuantum tersebut mampu mendeskripsikan tingkat energi orbital & pula ukuran, bentuk, & orientasi dr distribusi probabilitas radial orbital atom. Lalu, terdapat bilangan yg keempat, yakni bilangan kuantum spin (ms), yg menawarkan informasi spin suatu elektron dlm sebuah orbital. Setiap elektron dlm suatu atom mempunyai satu set empat bilangan kuantum yg unik, yakni n, l, ml, & ms.

  • Bilangan kuantum utama (n) mendeskripsikan ukuran & tingkat energi orbital. Semakin besar nilai n, maka makin besar ukuran orbital & semakin tinggi tingkat energinya. Nilai n yg diperbolehkan adalah bilangan bulat positif (1, 2, 3, & seterusnya).
  • Bilangan kuantum azimuth (l) mendeskripsikan bentuk orbital. Nilai l yg diperbolehkan ialah bilangan lingkaran dr 0 hingga n − 1.
  • Bilangan kuantum magnetik (ml) mendeskripsikan orientasi orbital. Nilai ml yg diperbolehkan yakni bilangan bulat dr −l sampai +l.
  • Bilangan kuantum spin (ms) mendeskripsikan arah spin elektron dlm orbital. Nilai ms yg diperbolehkan yakni +½ atau −½.

Kombinasi bilangan kuantum n, l, & ml yg mungkin pada 4 kulit elektron pertama dapat dilihat pada tabel berikut:

bilangan kuantum k l m n

Bentuk Orbital Atom

Orbital s

Orbital s adalah orbital dgn l = 0 berupa bola dgn inti atom pada penggalan tengah. Oleh alasannya adalah bola cuma mempunyai satu orientasi, semua orbital s cuma mempunyai satu nilai ml, yaitu ml = 0. Orbital 1s memiliki densitas (kerapatan) elektron tertinggi pada belahan inti atom & lalu densitas makin menurun perlahan-lahan setelah menjauh dr inti atom. Orbital 2s mempunyai dua tempat dgn densitas elektron tinggi. Di antara kedua daerah tersebut terdapat simpul bola, di mana probabilitas memperoleh elektron pada tempat tersebut menurun sampai nol (ψ2 = 0). Pada orbital 3s, terdapat tiga tempat dgn densitas elektron tinggi & dua simpul. Pola bertambahnya simpul orbital s ini masih terus berlanjut dgn orbital 4s, 5s, & seterusnya.

representasi orbital 1s 2s 3s

Representasi orbital 1s, 2s, & 3s
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)

Orbital p

Orbital p yaitu orbital dgn l = 1 berbentuk mirip balon terpilin dgn dua cuping. Kedua cuping terletak pada dua segi inti atom yg saling bersebrangan. Inti atom terletak pada bidang simpul orbital p, yakni di antara dua cuping yg masing-masing mempunyai densitas elektron tinggi. Orbital p mempunyai tiga jenis orientasi ruang, px, py, & pz, sebagaimana terdapat tiga nilai ml yg mungkin, yaitu −1, 0, atau +1. Ketiga orbital p tersebut terletak saling tegak lurus pada sumbu x, y, & z koordinat Kartesius dgn bentuk, ukuran, & energi yg sama.

gambar orbital 2p

Representasi orbital 2p: px, py, & pz
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)

Orbital d

Orbital d yaitu orbital dgn l = 2. Orbital d memiliki lima jenis orientasi, sebagaimana terdapat lima nilai ml yg mungkin, yaitu −2, −1, 0, +1, atau +2. Empat dr lima orbital d, antara lain dxy, dxz dyz, & dx2−y2, mempunyai empat cuping seperti bentuk daun semanggi. Orbital d kelima, dz2, memiliki dua cuping utama pada sumbu z & satu kepingan berupa donat pada pecahan tengah.

orbital 3d

Representasi orbital 3d: dz2, dx2−y2, dxy, dxz, & dyz
(Sumber: Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-Hill Education)

Orbital f

Orbital f yakni orbital dgn l = 3. Orbital f memiliki tujuh jenis orientasi, sebagaimana terdapat tujuh nilai ml yg mungkin (2l + 1 = 7). Ketujuh orbital f mempunyai bentuk yg kompleks dgn beberapa cuping.

bilangan kuantum orbital 4f

Representasi ketujuh orbital 4f
(Sumber: Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5th edition). New York: W.H. Freeman & Company)

Konfigurasi Elektron

Setelah mengetahui korelasi eksistensi elektron dlm atom dgn orbital pada teori atom mekanika kuantum, berikut akan dibahas konfigurasi elektron, yakni penyusunan elektron-elektron dlm orbital-orbital pada kulit-kulit atom multi elektron. Aturan-aturan dlm penentuan konfigurasi elektron berdasarkan orbital, antara lain:

  1. Asas Aufbau: Elektron menempati orbital-orbital dimulai dr tingkat energi yg paling rendah, dimulai dr 1s, 2s, 2p, & seterusnya mirip urutan subkulit yg tampakpada gambar berikut.

tingkat energi subkulit

Urutan tingkat energi subkulit
(Sumber: Spencer, James N., Bodner, George M., & Rickard, Lyman H. 2011. Chemistry: Structure and Dynamics (5th edition). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.)

  1. Asas larangan Pauli: Tidak ada dua elektron dlm satu atom yg memiliki keempat bilangan kuantum yg sama. Setiap orbital maksimum diisi oleh 2 elektron yg mempunyai spin yg berlawanan (ms = +½ & ms = −½).
  2. Kaidah Hund: Jika ada orbital dgn tingkat energi yg sama, konfigurasi elektron dgn energi terendah yakni dgn jumlah elektron tak berpasangan dgn spin paralel yg paling banyak.

diagram orbital & konfigurasi elektron

Diagram orbital & konfigurasi elektron berdasarkan orbital dr 10 unsur pertama
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rd edition). New York: W. W. Norton & Company, Inc.)

Berdasarkan eksperimen, terdapat anomali konfigurasi elektron dr aturan-aturan di atas. Subkulit d mempunyai kecenderungan untuk terisi setengah sarat atau terisi penuh. Contohnya, konfigurasi elektron 24Cr: [Ar] 4s1 3d5 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d4; & 29Cu: [Ar] 4s1 3d10 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d9.

Konfigurasi elektron untuk ion monoatomik (seperti Na+, K+, Ca2+, S2-, Br) dapat ditentukan dr konfigurasi elektron atom netralnya apalagi dahulu. Pada kation (ion bermuatan positif) monoatomik Ax+ yg bermuatan x+, sebanyak x elektron dilepas (dikurangi) dr kulit elektron terluar atom netral A. Pada anion (ion bermuatan negatif) monoatomik By yg bermuatan y−, sebanyak y elektron ditangkap (ditambahkan) pada orbital level energi terendah yg masih belum penuh oleh elektron.

Contoh Soal Bilangan Kuantum

Tentukan konfigurasi elektron & diagram elektron dr atom unsur & ion monoatomik berikut.

a. 27Co

b. 32Ge

c. 20Mg2+

d. 26Fe3+

e. 8O2−

Pembahasan:

a. 27Co: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7 atau [Ar] 4s2 3d7

27Co

b. 32Ge: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2 atau [Ar] 4s2 3d10 4p2

32Ge

c. 20Mg: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 atau [Ar] 4s2

20Mg2+:  1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 atau [Ar] (sebanyak 2 elektron dikurangi dr kulit terluar: 4s2−2)

20mg2+

d. 26Fe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 atau [Ar] 4s2 3d6

26Fe3+:  1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 atau [Ar] 3d5 (sebanyak 3 elektron dikurangi dr kulit terluar: 4s2−2 3d6−1)

26fe3+

e. 8O: 1s2 2s2 2p4 atau [He] 2s2 2p4

8O2−:  1s2 2s2 2p6 atau [He] 2s2 2p6 atau [Ne] (sebanyak 2 elektron ditambahkan: 2s2 2p4+2)

8O

Bilangan Kuantum – Referensi

Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5th edition). New York: W.H. Freeman & Company

Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-Hill Education

Housecroft, Catherine E. & Constable, Edwin C. 2010. Chemistry (4th edition). Harlow: Pearson Education Limited

Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA & MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Esis

McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.

Purba, Michael. 2006. Kimia 2A untuk Sekolah Menengan Atas Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education

Materi: Bilangan Kuantum

Kontributor: Nirwan Susianto, S.Si.

Alumni Kimia FMIPA UI

Materi Wargamasyarakat.org lainnya:

  1. Termokimia
  2. Senyawa Hidrokarbon
  3. Reaksi Redoks

  Diketahui reaksi kesetimbangan berikut: 2SO₂(g) + O₂(g)