√ Eubacteria Dan Archaebacteria Beserta Peranannya Dalam Kehidupan

Eubacteria Dan Archaebacteria Beserta Peranannya Dalam Kehidupan – Eubacteria & Archaebacteria merupakan golongan organisme mikroskopis uniseluler yg sederhana. Ciri kas kalangan ini ialah selnya belum mempunyai membran nukleus, sehingga kromosomnya tersebar di sitoplasma yg disebut kawasan inti. Sel demikian disebut sel prokariot, sedangkan sel-sel yg sudah mempunyai membran inti disebut sel eukariot. Masih ingatkah kamu, apakah yg dimaksud kromosom, ADN, inti sel, & membran inti?

Eubacteria Dan Archaebacteria Beserta Peranannya Dalam Kehidupan √  Eubacteria Dan Archaebacteria Beserta Peranannya Dalam Kehidupan
Eubacteria Dan Archaebacteria Beserta Peranannya Dalam Kehidupan

Kelompok organisme prokariot ini dlm tata cara penjabaran menurut Copeland (1956) & Whittaker (1969) disatukan dlm kingdom Monera. Namun metode pembagian terstruktur mengenai terbaru yg dianjurkan mahir mikrobiologi Amerika Carl Woese pada tahun 1977 & 1990 Monera dipisahkan menjadi dua kelompok berdasarkan perbedaan struktur dinding sel & fisiologinya yakni Archaebacteria & Eubacteria. Eubacteria mencakup kelompok kuman & Cyanobacteria (kuman fotosintetik, dahulu disebut ganggang hijau biru). Sedangkan Archaebacteria meliputi kelompok mikroorganisme yg hidup di lingkungan yg ekstrim & mempunyai sifat fisiologis, materi genetik, & komposisi sel yg berbeda dgn kuman.

A. Eubacteria

Eubacteria (basil) merupakan organisme mikroskopis uniseluler (bersel tunggal) yg paling banyak ditemui di dunia. Ilmuwan yg meneliti basil pertama kali yakni Antoni van Leeuwenhoek pada tahun 1674 memakai mikroskop ciptaannya sendiri. Istilah basil diperkenalkan oleh Ehrenberg pada tahun 1828 yakni dr ancaman Yunani bacterium yg berarti tongkat kecil. Berdasarkan fosil yg didapatkan, diduga kuman telah ada sekurang-kurangnya 3,2 milyar tahun yg lalu. Ilmu yg mempelajari tentang kuman disebut bakteriologi yg merupakan potongan dr mikrobiologi.
Baca juga
Bakteri bisa didapatkan hampir di semua tempat, baik di udara, air, tanah, maritim, es, sumber air panas, hingga di dasar lautan, bahkan di lingkungan yg tak memungkinkan bagi organisme lain untuk hidup. Penyebaran yg luas ini disebabkan lantaran ukurannya kecil, bentuknya sederhana, kemampuan metabolismenya tinggi, & mampu memakai nyaris semua jenis senyawa organik selaku sumber makanannya.

1. Struktur & Bentuk Bakteri

Sel basil berskala sungguh kecil & bentuknya sederhana. Rata-rata panjangnya antara 2 – 10 mikrometer & diameternya antara 0,1 – 2 mikrometer. Sel basil merupakan sel prokariotik (belum mempunyai membran nukleus) yg dilingkupi oleh membran sel & dinding sel yg kaku. Beberapa jenis kuman mempunyai flagella & pili pada permukaan selnya.

Bentuk Bakteri

Secara biasa terdapat tiga bentuk kuman yakni bentuk lurus seperti batang yg disebut basil, bentuk lonjong atau bola disebut kokus, & bentuk panjang & lengkung seperti spiral yg disebut spirilum. Tatkala sel basil membelah, kadang kala sel anak yg dihasilkan tetap melekat satu dgn yg lain sehingga timbul beberapa tipe penataan sel mirip berpasangan, bergerombol, berantai, atau seperti filamen. Penataan ini khas untuk setiap jenis basil & penting untuk proses identifikasi.

Basil

Sel basil basil berupa silindris mirip batang. Ujung sel beraneka ragam mirip persegi, bundar, meruncing, & sebagainya. Pola penataan sel basil bentuk basil yaitu selaku berikut.

Monobasilus, yakni hanya terdiri dr satu basil bentuk basil yg hidup soliter.

Diplobasilus, yakni kuman basil yg hidup berpasangan dua-dua.

Streptobasilus, yakni kuman basil yg hidup berkoloni memanjang membentuk rantai.

Kokus

  • Sel kuman kokus berupa mirip bola, yg mempunyai beberapa pola penataan.
  • Monokokus, yakni cuma terdiri dr satu kuman bentuk kokus yg hidup sendiri.
  • Diplokokus, yakni basil kokus yg hidup berpasangan dua-dua yg saling menempel.
  • Tetrakokus, yakni basil kokus yg hidup berkelompok & pada setiap golongan terdiri dr empat sel yg saling menempel.
  • Streptokokus, yakni basil kokus yg hidup berkoloni saling berikatan memanjang seperti rantai.
  • Sarkina, yakni kuman kokus yg hidup berkelompok & saling berikatan dgn penataan mirip kubus.
  • Stafilokokus, yaitu bakteri kokus yg hidup berkelompok dgn pola penataan yg tak teratur, atau mirip gerombolan buah anggur.

Spirilum

Bakteri spirilum berupa panjang & lengkung mirip spiral, berkelok, atau melengkung. Biasanya bakteri bentuk ini hidup soliter, tak membentuk koloni. Meskipun bentuk dasarnya sama, tiap jenis kuman spirilum mempunyai perbedaan dlm hal panjang, jumlah lekukan, panjang lekukan, & kerapatan lekukan.

Flagela & Pili

Beberapa jenis kuman mempunyai flagela yg kecil, kaku, & berpilin yg bisa dipakai untuk berpindah tempat dgn gerakan berenang. Flagela kuman panjangnya berkisar antara 3 – 12 nanometer, dgn diameter antara 10 – 20 nanometer. Tidak semua kuman mempunyai flagela, biasanya hanya basil bentuk basil & spirilum yg memilikinya. Berdasarkan letak flagelanya, basil dibedakan menjadi 5 kelompok.

  1. Atrik, yakni kuman yg tak mempunyai flagela.
  2. Monotrik, yakni basil yg mempunyai satu buah flagela.
  3. Lofotrik, yakni basil yg mempunyai sekelompok flagela pada salah satu ujung sel.
  4. Amfitrik, yakni bakteri yg mempunyai flagela pada dua ujung sel, baik flagela tunggal maupun berkelompok pada setiap ujung selnya.
  5. Peritrik, yakni kuman yg seluruh permukaan sel dikelilingi oleh flagela.
Beberapa kuman, contohnya Escherichia coli & Neisseria gonorrhoeae mempunyai bentuk mirip flagela pendek & lurus yg disebut pili. Pili (disebut pula fimbria) berukuran lebih pendek dr flagela, panjangnya cuma beberapa mikrometer dgn diameter yg lebih kecil & bentuk yg lebih lurus dibandingkan flagela. Pili lazimnya cuma didapatkan pada basil gram negatif. Pili berkhasiat selaku alat bantu basil untuk menempel di banyak sekali permukaan, tergolong pelekatannya pada jaringan binatang atau tumbuhan yg ditempeli. Pada sel-sel basil yg melakukan kon-jugasi (pertukaran materi genetik), pertukaran ADN antara dua sel terjadi lewat pili khusus yg disebut pili seks.

Kapsul

Beberapa jenis bakteri mirip Penumococcus (penyebab penyakit pneumonia) selnya dikelilingi oleh lapisan lendir kental yg disebut kapsul. Ketebalan kapsul bermacam-macam dr sungguh tipis sampai sungguh tebal. Kapsul dibikin di dlm sitoplasma & dikeluarkan melalui dinding sel. Kapsul biasanya tersusun atas polimer karbohidrat sederhana. Selain sebagai pelindung kapsul pula berfungsi selaku cadangan kuliner. Pada kuman patogen mirip Streptococcus pneumoniae, kapsul berhubungan dgn sifat patogenitas-nya. Bakteri yg kehilangan kapsulnya akan kehilangan kesanggupan untuk menginfeksi.

Dinding Sel

Sel basil dibatasi oleh membran sitoplasma & dinding sel. Dinding sel kuman berlawanan dgn dinding sel tumbuhan, karena tak mengandung selulosa & susunannya lebih rumit. Tebal dinding sel bakteri biasanya berkisar antara 10 – 35 nanometer. Adanya dinding sel menjadikan bentuk sel kuman selalu tetap. Dinding sel kuman tersusun atas peptidoglikan atau mukopeptida, yakni polisakarida yg berikatan dgn protein. Bakteri gram kasatmata dinding selnya cukup tebal, terdiri dr satu lapis yg banyak mengandung peptidoglikan & asam tekoat.

Bakteri gram negatif dinding selnya lebih tipis, terdiri atas 3 lapis dgn lapisan tengah berupa peptidoglikan & tak mengandung asam tekoat.

Struktur Sel

Berbatasan dgn dinding sel terdapat membran sitoplasma. Di dlm sitoplasma terdapat beberapa organel yg penting untuk kehidupan sel basil.

Membran sitoplasma

Membran sitoplasma berperan penting dlm proses angkutanzat & tempat untuk berlangsungnya reaksi-reaksi biokimiawi bagi sel. Membran sel tersusun atas protein & lemak mirip membran sel eukariotik.

Pada tempat-tempat tertentu pada membran sitoplasma terdapat tonjolan-tonjolan ke dlm membentuk struktur yg disebut mesosom. Adanya mesosom akan memper-luas permukaan sel sebelah dalam. Pada mesosom terdapat banyak enzim, sehingga diperkirakan menjadi tempat pembentukan energi bagi kuman. Mesosom pula berperan dlm sintesis dinding sel & pembelahan sel.

Sitoplasma

Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi biokimiawi dlm metabolisme sel. Sitoplasma tersusun atas koloid yg berisi nutrien, inklusi, ribosom, enzim, & ADN.

Inklusi merupakan suatu kantong yg dibatasi membran serupa dgn membran sitoplasma yg berfungsi selaku tempat penyimpanan hasil metabolisme. Terdapat beberapa macam inklusi, contohnya inklusi yg berisi glikogen, volutin (sebuah bentuk fosfat anorganik), & lemak. Ribosom merupakan tempat untuk sintesa protein. Ribosom pada basil ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ribosom sel eukariotik & tipe ARN-ribosomnya pula bertentangan. Kerja ribosom kuman lebih mudah dihambat oleh antibiotik dibandingkan ribosom sel eukariotik.

ADN kuman merupakan materi genetik yg berupa sirkuler, terdiri dr dua utas polinukleotida yg berpilin, terletak di tengah sel yg disebut kawasan nukleus/tempat inti yg tak dibatasi membran inti.

Spora & Kista

Beberapa jenis kuman menciptakan spora, baik di luar sel (eksospora) maupun di dlm sel (endospora). Spora merupakan sel kuman yg dorman (tidak aktif) yg terbentuk karena kondisi lingkungan yg kurang menguntungkan. Spora ini tahan terhadap radiasi sinar ultraviolet, panas, & kekeringan serta tahan terhadap bahan kimiawi mirip desinfektan. Jika kondisi lingkungan telah sesuai, spora akan berkecambah & membuat sel kuman mirip sel asalnya. Contoh basil yg membuat endospora adalah Bacillus & Clostridium. Pada Azotobacter & Bdellovibrio bila kondisi lingkungan tak menguntungkan, sel mem-bentuk dinding yg lebih tebal & menjadi dorman. Struktur mirip ini disebut kista.

2. Nutrisi & Faktor yg Memengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Untuk dapat hidup, bakteri memerlukan nutrisi yg tepat. Semua sel kuman membutuhkan sumber karbon, nitrogen, welirang, fosfor, garam-garam anorganik (misalnya kalium, magnesium, natrium, kalsium, & besi), & sejumlah mikro-nutrien (antara lain seng, tembaga, mangan, selenium, tungsten, & molibdenum dlm jumlah sedikit).
Terdapat dua jenis sumber karbon bagi kuman, yaitu karbon yg berasal komponen organik & dr komponen anorganik. Berdasarkan cara memperoleh masakan (sumber karbon), kuman dibedakan menjadi basil heterotrof & autotrof.

Bakteri Heterotrof

Bakteri heterotrof memerlukan karbon yg berasal dr komponen organik. Bakteri jenis ini tak mampu bikin senyawa organik dr substansi anorganik sederhana, jadi senantiasa hidup dgn memperoleh makanan dr organisme lain. Kelompok terbesar basil heterotrof yaitu kuman saprofit, yakni bakteri yg memperoleh zat organik dr penguraian sampah, bangkai, kotoran, & sebagainya. Dalam proses penguraian itu dihasilkan CO2, H2O, energi, & mineral-mineral. Kelompok kuman heterotrof yg lain memperoleh kuliner pribadi dr organisme lain, disebut kuman parasit. Bakteri parasit didapatkan pada insan, binatang, & tanaman. Bakteri parasit yg menimbulkan penyakit disebut kuman patogen, misalnya Bacillus antrachis yg menimbulkan penyakit antraks pada sapi. Beberapa jenis basil parasit tak menimbulkan penyakit pada organisme yg ditumpanginya & disebut bakteri apatogen, umpamanya Escherichia coli yg hidup di usus besar insan.

Bakteri Autotrof

Bakteri autotrof dapat memakai karbon anorganik atau karbon dioksida bebas (CO2) sebagai sumber karbon. Bakteri jenis ini mampu bikin senyawa organik dr zat-zat anorganik, jadi mampu menyusun kuliner sendiri. Berdasarkan sumber energi yg dipergunakan untuk mensintesis senyawa organik, basil autotrof dibedakan menjadi basil fotoautotrof & kuman kemoautotrof.

Bakteri fotoautotrof

Bakteri fotoautotrof memakai energi cahaya untuk mensintesis senyawa organik yg diharapkan lewat proses fotosintesis. Bakteri ini mempunyai klorofil yg disebut bakterioklorofil. Contohnya merupakan kuman sulfur hijau, kuman sulfur ungu, & basil nonsulfur ungu. Proses fotosintesis pada kuman dilakukan dengan-cara anaerobik & tak dihasilkan oksigen.

Bakteri kemoautotrof

Bakteri kemoautotrof memakai energi kimia dr oksidasi molekul organik untuk menyusun makanannya. Molekul organik yg bisa digunakan oleh kuman kemoautotrof yakni senyawa nitrogen, welirang, & besi, atau dr oksidasi gas hidrogen. Dalam prosesnya kuman ini memerlukan oksigen. Contohnya yaitu basil besi, kuman sulfur, & kuman nitrogen.
Selain ketersediaan nutrisi, kuman pula memerlukan kondisi lingkungan yg memungkinkan untuk berkembang optimum. Kondisi lingkungan sungguh memengaruhi acara & pertumbuhan kuman. Berikut ini dijelaskan beberapa faktor yg memengaruhi kemajuan basil.

Oksigen

Reaksi biokimiawi dlm proses metabolisme memerlukan energi yg dihasilkan lewat respirasi. Dalam respirasi, ada kuman yg memerlukan oksigen & ada pula yg tak memerlukan oksigen. Berdasarkan kebutuhan kepada oksigen, basil dibedakan menjadi tiga golongan.

Bakteri aerob obligat

Bakteri aerob obligat memerlukan oksigen bebas dlm proses respirasi. Bakteri ini cuma bisa berkembang di tempat yg cukup tersedia oksigen. Oksigen diharapkan untuk memecah materi organik (zat makanan) sehingga diperoleh energi. Bakteri jenis ini menggemari tempat hidup yg mampu berhubungan dgn udara bebas. Contoh-nya yakni Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium tuberculosis, & Thiobacillus ferooxidans.

Bakteri anaerob obligat

Bakteri anaerob obligat tak memerlukan oksigen bebas untuk melangsungkan proses respirasi. Bakteri ini cuma dapat berkembang di tempat yg tak mengandung oksigen bebas. Untuk respirasinya, basil jenis ini mem-punyai enzim tertentu yg spesifik guna memecah materi organik (menghasilkan energi) dlm kondisi anarob. Contoh kuman anaerob obligat yakni Clostridium tetani, Methanobacterium, & Bacteroides.

Bakteri anaerob fakultatif

Bakteri anaerob fakultatif dapat berkembang dgn baik pada lingkungan dgn fokus oksigen yg rendah. Oksigen tak dibutuhkan dlm pembentukan energi, tetapi dapat memacu proses metabolisme, sehingga keberadaan sedikit oksigen mengakibatkan proses respirasi lebih efisien dibandingkan keadaan anaerob. Contohnya yaitu Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, & Staphylococcus aureus.

Suhu

Laju pertumbuhan bergantung pada reaksi biokimiawi & reaksi ini dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian pola perkembangan kuman dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimum yg diinginkan basil untuk kemajuan bertentangan-beda. Suhu optimum merupakan suhu yg paling baik/sesuai untuk kehidupan suatu jenis kuman.
Berdasarkan suhu optimumnya, kuman dibedakan menjadi tiga golongan.
  1. Bakteri psikrofil, mampu tumbuh pada suhu 0° – 30°C dgn suhu optimum 15°C. Contoh kuman psikrofil ialah Pseudomonas, Flavobacterium, Achromobacter, & Alcaligenes.
  2. Bakteri mesofil, mampu berkembang pada suhu 25° – 37°C dgn suhu optimum 32°C. Umumnya basil jenis ini hidup di dlm alat pencernaan. Beberapa jenis basil bahkan bisa hidup dgn baik pada suhu sekitar 40°C. Semua jenis basil yg bersifat patogen pada binatang merupakan kuman mesofil.
  3. Bakteri termofil, mampu berkembang pada kawasan yg suhunya tinggi, lebih dr 40°C. Temperatur optimumnya antara 55 – 60°C. Bakteri ini dijumpai pada sumber-sumber air panas, kawah gunung berapi, geiser, & sebagainya. Contoh kuman termofil yakni Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius, & Chloroflexus.
  √ Jenis Akar Pada Tanaman Dan Penjelasannya

Kelembapan

Bakteri bisa berkembang dgn baik pada lingkungan yg basah. Jika kondisi lingkungan menjadi kering, acara metabolismenya terhenti. Dalam kondisi ini bakteri akan membentuk spora yg mampu bertahan hidup dlm jangka waktu yg lama.

Tekanan Osmosis

Sel kuman mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga mengharapkan lingkungan yg tekanan osmosisnya sama dgn tekanan osmosis sel (isotonis). Jika sel basil berada pada lingkungan yg hipertonis (contohnya dlm larutan gula/garam yg pekat) pertumbuhannya akan terhambat karena bisa mengakibatkan plasmolisis, yakni terlepasnya membran sel dr dinding sel. Namun demikian berbagai jenis kuman dikenali mampu menyesuaikan diri kepada kadar garam atau kadar gula yg tinggi. Bakteri yg bisa hidup di lingkungan yg berkadar garam tinggi disebut bakteri halofil, misalnya Halobacterium.

Derajat Keasaman/pH

Setiap jenis kuman menghendaki pH tertentu untuk dapat meningkat optimum. Hal ini berhubungan dgn batas pH bagi kerja enzim. Derajat keasaman di luar batas nilai optimum menyebabkan kerusakan pada enzim, sehingga metabolisme sel terusik. Beberapa jenis kuman dapat hidup dgn baik pada pH tinggi (lingkungan bersifat basa) maupun pada pH rendah (lingkungan bersifat asam), namun pada umumnya basil memerlukan pH antara 6,5 – 7,5. Thiobacillus ferrooxidans dapat berkembang dgn baik pada pH 1,3.

Radiasi

Pada biasanya radiasi cahaya menimbulkan kerusakan pada kuman nonfotosintetik. Cahaya dgn panjang gelombang yg pendek jikalau dipaparkan pada basil akan menjadikan ionisasi komponen sel yg dapat berakibat pada maut. Oleh lantaran itu energi radiasi dr sinar X, sinar gamma, & sinar ultraviolet banyak dipakai untuk sterilisasi materi makanan.

Senyawa Kimia

Beberapa materi kimia mirip antibiotik & desinfektan dapat merusak & mematikan sel kuman, sehingga eksistensi bahan kimia dapat menghambat perkembangan kuman.

3. Perkembangbiakan & Rekombinasi pada Bakteri

Bakteri meningkat biak dengan-cara aseksual dgn pem-belahan sel. Pada selesai pembelahan sel, membran plasma & dinding sel berkembang ke arah dlm yg membagi sel menjadi dua. Dinding sel yg gres kemudian memisahkan kedua sel anak. Bila dinding sel ini tak memisah atau memisah kurang sempurna, maka akan terbentuk rantai/koloni basil.

Pada kuman tak ditemukan reproduksi seksual yg melibatkan peleburan sel gamet dgn dibarengi pengurangan jumlah kromosom. Namun pada beberapa kuman terjadi permindahan bahan genetik dr satu sel ke sel yg lain. Sel yg memperlihatkan bahan genetik disebut sel donor & sel yg menerima materi genetik disebut sel resipien. Penggabungan dua jenis materi genetik ini disebut rekombinasi. Rekombinasi materi genetik mampu terjadi lewat tiga cara, yakni transformasi, konjugasi, & transduksi.

Transformasi

Transformasi ialah pemindahan materi genetik dr satu sel ke sel yg lain tanpa lewat kontak langsung. Pada kondisi tertentu (contohnya perlakuan dgn kalsium klorida/CaCl2) basil bisa mengambil potongan ADN dr luar sel dengan-cara langsung. Pemindahan materi genetik pula mampu berjalan lewat perantaraan plasmid. Jika plasmid sebuah basil masuk ke dlm basil yg lain maka akan terjadi rekombinasi. Contoh kuman yg diketahui mampu melaksanakan transformasi dengan-cara alami yakni Haemophilus, Neisseria, Streptococcus, & Bacillus.

Konjugasi

Konjugasi merupakan pemindahan materi genetik dr sel donor ke sel resipien dengan-cara langsung lewat akses konjugasi sehingga kedua sel saling berafiliasi. Melalui terusan konjugasi ini materi genetik sel donor berpindah ke sel resipien sehingga terjadi rekombinasi genetik. Tentu ananda masih ingat struktur pili pada permukaan sel kuman. Pili inilah yg dipakai selaku terusan konjugasi yg disebut pili seks.

Transduksi

Transduksi yakni pemindahan materi genetik lewat perantaraan virus kuman (bakteriofag). Coba ananda ingat lagi proses replikasi virus. Tatkala terjadi sintesis partikel-partikel virus, sebagian kecil ADN sel inang mampu bergabung dgn materi genetik virus. Jika virus ini kemudian menginfeksi bakteri yg lain, maka fragmen-fragmen ADN basil yg terbawa mampu bergabung dgn ADN sel inang yg mengakibatkan terjadinya rekombinasi.

4. Peran Bakteri dlm Kehidupan

Dalam ekosistem basil berperan penting selaku pembusuk yg menguraikan bahan-materi organik & sisa-sisa organisme menjadi materi anorganik yg mampu digunakan tumbuhan. Diperkirakan dlm satu gram tanah yg subur terdapat miliaran basil beserta ribuan mikroorganisme lain. Bayangkan seandainya sisa-sisa organisme tak ada yg menguraikan, maka bumi ini akan segera penuh sesak dgn sisa-sisa makhluk hidup. Kamu harus bersyukur atas karunia Tuhan yg sudah membuat alam ini dgn keseimbangan-nya yg sempurna. Selain berperan penting dlm ekosistem, basil dapat memberi faedah bagi insan & ada pula yg merugikan.

Bakteri yg Menguntungkan

Bakteri membuat antibiotik mirip tirotrisin, basitrasin, streptomisin, teramisin, & polimiksin yg berkhasiat dlm pengobatan. Beberapa jenis basil dimanfaatkan dengan-cara luas untuk membuat materi organik & kuliner mirip keju, asam asetat, & banyak sekali asam amino. 

Berikut ini merupakan beberapa pola basil yg menguntungkan.

  • Lactobacillus bulgaricus & L. acidophilus untuk bikin yoghurt.
  • Lactobacillus casei digunakan dlm pembuatan keju.
  • Rizobium bersimbiosis dgn akar tanaman kacang-kacangan mampu menambat nitrogen dr udara bebas sehingga mampu menyuburkan tanah.
  • Acetobacter xylinum dipakai dlm proses pembuatan nata de coco dr air kelapa.
  • Escherichia coli yg hidup di dlm usus besar insan menolong membusukkan sisa-sisa kuliner & menghasilkan vitamin K.
  • Streptococcus griceus menciptakan antibiotik streptomisin.
Pada pengolahan limbah, diharapkan kuman aerob untuk mengoksidasi limbah, sehingga daya racun limbah terhadap lingkungan menyusut.

Pada pengerjaan biogas, kuman merubah sampah & kotoran menjadi biogas yg utamanya terdiri atas gas metana. Gas metana bisa digunakan sebagai materi bakar & penerangan.

Dalam rekayasa genetika, ADN basil dimodifikasi sehingga membuat protein tertentu yg dibutuhkan insan. Dengan demikian dapat diperoleh sejumlah besar protein/enzim dlm waktu relatif singkat.

Bakteri yg Merugikan

Banyak kuman yg bersifat merugikan karena menimbul-kan penyakit pada insan, binatang, & tumbuhan. Bakteri pula menyebabkan banyak kerusakan pada masakan, bahan pangan, & menciptakan toksin/racun. 

Berikut ini teladan aneka macam macam kuman yg merugikan.

  • Clostridium tetani memunculkan penyakit tetanus.
  • Salmonella typhi menimbulkan penyakit tifus.
  • Diplococcus pneumonia menimbulkan penyakit pneumonia/radang paru-paru.
  • Bacillus anthracis menimbulkan penyakit antraks pada sapi, kerbau, & domba.
  • Aspergillus flavus menghancurkan biji kacang-kacangan yg disimpan & menciptakan racun aflatoksin yg berbahaya.
  • Erwinia tracheiphila menimbulkan penyakit busuk daun pada tumbuhan labu.
  Gambar dan Tahapan Reproduksi Bakteri dengan Transduksi

Usaha Pencegahan

Usaha untuk mencegah serangan kuman merupakan mempertahankan kebersihan, gaya hidup bersih, & melakukan sterilisasi pada perlengkapan. Penyakit karena basil mampu diatasi dgn sumbangan vaksin & antibiotik. Serangan basil pada tumbuhan mampu teratasi dgn bantuan bakterisida. Untuk menghalangi kerusakan masakan & bahan pangan dilakukan aneka macam upaya pengawetan mirip pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan, dibuat manisan, pasteurisasi, radiasi, & meng-gunakan materi kimia.

B. Cyanobacteria

Cyanobacteria pula disebut ganggang hijau biru karena berwarna hijau kebiruan. Cyanobacteria merupakan golongan kuman yg mempunyai klorofil di dlm sitoplasmanya sehingga dapat melaksanakan fotosintesis. Cyanobacteria bisa didapatkan hampir di semua tempat yg lembab mirip tanah yg lembab, perakaran tumbuhan, & nyaris di semua lingkungan perairan, dr mata air panas hingga ke danau beku di Antartika. Namun Cyanobacteria tak didapatkan pada lingkungan perairan yg asam.

1. Ciri & Struktur Cyanobacteria

Ciri & struktur Cyanobacteria ibarat basil kebanyakan. Semua Cyanobacteria mengandung klorofil a mirip pada tumbuhan tingkat tinggi. Klorofil pada basil disebut bakterioklorofil. Selain klorofil a, Cyanobacteria mempunyai beberapa pigmen pemanis termasuk karotenoid. Warna biru pada Cyanobacteria disebabkan oleh pigmen biru atau fikosianin. Beberapa jenis Cyanobacteria pula mempunyai pigmen merah atau fikoeritrin di dlm selnya. Klorofil & pigmen-pigmen komplemen itu tak terdapat dlm plastida, melainkan tersebar pada metode membran sel.

Dinding sel Cyanobacteria tak mengandung selulosa, namun tersusun dr peptidoglikan mirip dinding sel kuman. Jika dites dgn pewarna gram, dinding sel Cyanobacteria memperlihatkan sifat selaku gram negatif. Cyanobacteria menyimpan cadangan makanan berupa polisakarida yg disebut sianofisin. Selain karbohidrat, Cyanobacteria pula menyimpan lemak & protein. Sel-sel Cyanobacteria tak mempunyai silia, flagela, maupun alat penggagas yg lain. Namun demikian beberapa Cyanobacteria yg berupa filamen bisa bergerak.

Semua Cyanobacteria berukuran mikroskopis, namun sering meningkat dlm kelompok yg besar sehingga panjangnya dapat mencapai lebih dr satu meter. Cyanobacteria ada yg hidup uniseluler & ada yg berkoloni. Contoh Cyanobacteria uniseluler yakni Croococcus & Gloeocapsa. Koloni Cyano-bacteria dapat berupa seperti benang atau filamen, bercabang-cabang, atau tak beraturan. Setiap sel dlm koloni bereproduksi dgn membelah. Sel gres yg dihasilkan mampu tetap berkoloni atau melepaskan diri & membentuk koloni yg terpisah. Pada Cyanobacteria yg berkoloni, sel satu dgn yg lain saling menempel pada dinding selnya tanpa ada korelasi sitoplasma. Jadi setiap sel dlm koloni tetap hidup dengan-cara bisa berdiri diatas kaki sendiri. Contoh Cyanobacteria berkoloni yaitu Polycistis & Spirulina, sedangkan Cyanobacteria berupa filamen/benang misalnya Oscillatoria, Nostoc, Rivularia, & Anabaena.

2. Reproduksi

Reproduksi Cyanobacteria uniseluler yakni dgn pembelahan sel. Cyanobacteria yg berkoloni melaksanakan reproduksi dgn fragmentasi. Fragmen multiseluler yg dihasilkannya disebut hormogonium.

Pada Cyanobacteria yg berkoloni berbentuk filamen, contohnya Nostoc & Anabaena, dapat membentuk heterosista, yakni sel-sel berukuran lebih besar dgn dinding berlapis banyak yg berlainan dgn sel-sel di sekitarnya. Di dlm sel ini terletak tilakoid yg tertata dlm pola konsentris. Heterosista bisa melepaskan diri dr filamen induknya & meningkat menjadi individu gres. Pada kondisi lingkungan yg tak menguntungkan, sel-sel vegetatif Cyanobacteria dapat menjelma spora berdinding tebal yg disebut akinet. Di dlm akinet terkonsentrasi cadangan karbohidrat sianofisin yg mengandung protein. Akinet sangat tahan terhadap lingkungan yg kurang baik & masih mampu berkecambah untuk menghasilkan individu gres setelah melebihi masa dorman yg lama, meraih 87 tahun. Pada Cyanobacteria pula ditemukan rekombinasi genetik mirip pada basil.

Stomatolit

Di perairan tropis dangkal Cyano-bacteria mampu membentuk gun-dukan mirip watu yg disebut stomatolit. Fosil stromatolit ditemukan dlm bentuk membatu yg sudah berumur lebih dr 3 miliar tahun, yakni terbentuk pada masa Precambrian. Diperkirakan pada zaman dahulu Cyanobacteria berperan dlm mengganti at-mosfer purba yg kaya karbon dioksida menjadi atmosfer dgn komposisi kaya nitrogen & oksigen serta miskin karbon dioksida mirip sekarang ini.

3. Peran Cyanobacteria dlm Kehidupan

Beberapa Cyanobacteria berperan sebagai plankton di lautan. Jenis Cyanobacteria yg lain hidup di air tawar. Cyanobacteria yg hidup di sekitar mata air panas sering membentuk lapisan endapan kapur yg tebal di sekitar koloninya. Beberapa jenis Cyanobacteria bisa menambat nitrogen umpamanya Nostoc, sehingga bisa hidup di bebatuan & tanah yg tandus.

Cyanobacteria yg bersimbiosis dgn tumbuhan air bisa menyuburkan perairan. Contohnya Anabaena azolae yg bersimbiosis dgn Azola pinata. Cyanobacteria lain bisa mengikat nitrogen bebas yakni Nostoc, & Gloeocapsa. Cyanobacteria bisa bersimbiosis dgn amoeba, protozoa berflagela, diatom, alga hijau tak berklorofil, Cyanobacteria yg lain, tumbuhan tingkat tinggi, & cendawan.

Beberapa jenis Cyanobacteria dikembangkan selaku sumber masakan atau protein sel tunggal. Salah satu jenis yg populer yakni Spirulina yg mengandung protein tinggi & aman dikonsumsi.

Beberapa Cyanobacteria yg hidup di perairan meng-hasilkan racun, sehingga bisa membunuh organisme yg hidup/memakai air di perairan tersebut. Cyanobacteria pula dapat hidup di tembok & kerikil (candi) sehingga merusak bangunan dr tembok & watu.

C. Archaebacteria

Archaebacteria meliputi kalangan kuman yg mempunyai beberapa perbedaan komposisi sel, fisiologi, & materi genetik dgn golongan Eubacteria. Organisme dlm kelompok Archaebacteria disebut arkae. Perbedaan pokok antara Archaebacteria dgn Eubacteria yakni komposisi lemak pada dinding sel & perbedaan lintasan metabolisme, enzim, & kofaktor enzim. Dinding sel Archaebacteria tak mengandung peptidoglikan, atau jikalau ada tak mengandung asam muramat. Meskipun bisa bersifat gram konkret atau gram negatif, dinding sel arkae dengan-cara struktural berlawanan dgn dinding sel bakteria. Archaebacteria tak dapat membentuk spora. Kebanyakan bersifat anaerob meskipun aneka macam macam bersifat aerobik, anaerobik, & anaerobik fakultatif. Di dlm selnya tak mengandung klorofil. Beberapa jenis Archaebacteria mempunyai flagella untuk bergerak. Ribosom arkae mempunyai komposisi protein yg berlawanan dgn ribosom basil.

Archaebacteria dapat ditemukan di daratan maupun di perairan & dapat hidup di lingkungan yg tak menguntungkan, yaitu bisa hidup di perairan panas & berkadar garam tinggi. Bentuk sel bermacam-macam, contohnya berbentuk mirip bola, batang, & spiral. Kelompok basil ini bereproduksi dgn pembelahan sel, membentuk tunas, & fragmentasi benang pada Archaebacteria yg hidup berkoloni.

1.  Jenis-Jenis Archaebacteria

Dalam metode pembagian terstruktur mengenai terbaru, Archaebacteria dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu krenarkaeota, euriarkaeota, korarkaeota, & nanoarkaeota. Euriarkaeota merupakan golongan yg penting, terdiri dr metanokokus, metanopiri, metanobakter, halobakteri, termoplasma, termokokus, & arkaeoglobi. 

Berdasarkan keadaan lingkungan yg diharapkan, Archaebacteria dibedakan menjadi tiga golongan.

Archaebacteria Halofil

Archaebacteria ini ditemukan di lingkungan berkadar garam tinggi. Contohnya merupakan Halobacterium yg mampu berkembang optimum pada kadar garam setinggi 20 – 30 persen. Jika konsentrasi garam turun, sel Halobacterium mengalami lisis sehingga rusak & mati.

Archaebacteria Metanogen

Archaebacteria metanogen memperoleh energi dr metabolisme yg mengganti senyawa karbon dioksida & hidrogen menjadi gas metana. Senyawa yg dapat diubah menjadi metana oleh orgnisme ini antara lain methanol, asam formiat, asam asetat, & metal alamin. Dalam dekomposisi senyawa organik umpamanya selulosa, pati, protein, asam amino, lemak, & alkohol Archaebacteria metanogen membutuhkan kuman anaerob lain yg mampu mengubah senyawa itu menjadi karbon dioksida & hidrogen. Gas karbon dioksida & hidrogen ini kemudian dipakai oleh Archaebacteria metanogen.

Semua Archaebacteria metanogen bersifat anaerobik. Archaebacteria jenis ini sering didapatkan pada sisa-sisa tumbuhan yg membusuk dengan-cara anaerobik. Bakteri ini pula didapatkan hidup di tanah, kolam, & di terusan pen-cernaan hewan ruminansia. Archaebacteria metanogen berperan penting pada degradasi limbah di unit pengolahan limbah. Contoh Archaebakteria metanogen yaitu Metanococcus, Metanobacter, & Metanomicrobium.

Archaebacteria Termofil

Archaebacteria ini mampu hidup di lingkungan bersuhu relatif tinggi, lebih tinggi daripada suhu yg ditolerir Eubacteria, yakni menjangkau suhu 80° – 110°C. Suhu setinggi ini biasanya ditemui di tempat pembuatan kompos, sumber air panas, & kawasan panas bumi di maritim dalam. Thermus aquaticus ditemukan di perairan yg suhunya meraih 79°C. Beberapa jenis Archaebacteria termofil lain bergantung pada eksistensi sulfur dlm metabolismenya. Contoh Archaebacteria termofil yakni Sulfolobus, Termoplasma, Pyrodictium, & Termococcus.

Peranan Archaebacteria

Archaebacteria membantu pencernakan masakan pada ruminansia. Bakteri metanogen digunakan untuk degradasi limbah pada unit pengolahan limbah. Membantu pembuatan kompos & biogas. Sampai dikala ini tak didapatkan Archae-bacteria yg menimbulkan penyakit pada organisme lain.
Lihat juga