√ Ciri Ciri Umum Filum Dalam Kingdom Protista Serta Peranannya Dalam Kehidupan

Ciri Ciri Umum Filum Dalam Kingdom Protista Serta Peranannya Dalam KehidupanProtista merupakan kelompok mikroorganisme eukariotik, belum terdapat diferensiasi jaringan, & memberikan kemiripan morfologi & fisiologi dgn hewan, tanaman, atau jamur. Kebanyakan Protista yakni organisme uniseluler mikroskopis, namun ada pula yg multiseluler atau berkoloni dgn banyak sel. Koloni Protista mampu membentuk organisasi sel yg ibarat organisme tingkat tinggi. Kamu bisa mengamati Protista dgn gampang menggunakan mikroskop cahaya karena panjangnya meraih 5 μm – 3 mm. Tidak semua Protista berukuran mikroskopis, jenis ganggang cokelat mampu mencapai panjang 60 meter atau lebih. Beberapa kelompok Protista dapat bergerak bebas (motil), sedangkan yg lain hidup menetap selamanya atau pada periode tertentu dr siklus hidupnya. Banyak kelompok yg bisa membentuk spora atau kista jikalau lingkungan tak menguntungkan.

Ciri Ciri Umum Filum Dalam Kingdom Protista Serta Peranannya Dalam Kehidupan √  Ciri Ciri Umum Filum Dalam Kingdom Protista Serta Peranannya Dalam Kehidupan
Ciri Ciri Umum Filum Dalam Kingdom Protista Serta Peranannya Dalam Kehidupan

Protista ada yg bersifat autotrof & ada yang heterotrof. Protista autotrof menerima masakan dr fotosintesis, sedangkan yg heterotrof memperoleh masakan dr organisme lain. Beberapa jenis diketahui mampu hidup selaku autotrof & heterotrof sekaligus. Semua Protista dapat meningkat biak dengan-cara aseksual dgn pembelahan biner. Sebagian Protista pula mampu berkembang biak dengan-cara seksual dgn konjugasi. Protista dikelompokkan menjadi Protista menyerupai tumbuhan meliputi kalangan ganggang eukariotik, Protista mirip binatang yg disebut Protozoa, & Protista mirip jamur meliputi golongan jamur lendir.
Baca juga

A. Protista Menyerupai Hewan

Protista mirip binatang meliputi golongan Protozoa. Protozoa merupakan Protista eukariotik, bersel tunggal, mempunyai kesanggupan bergerak pada tingkatan tertentu dlm daur hidupnya, serta tak mempunyai dinding sel. Habitat Protozoa ialah di perairan selaku zooplankton & di tempat-tempat yg lembab. Kebanyakan Protozoa bersifat heterotrof, makanannya dicerna dlm vakuola kuliner yg mengandung enzim pencernaan. Saat ini telah diketahui lebih dr 65.000 jenis, nyaris setengahnya telah berupa fosil. Sekitar 10.000 di antaranya merupakan parasit.

Ukuran & bentuk Protozoa bermacam-macam, beberapa jenis bersifat polimorfik (bentuknya berbeda pada tingkatan yg berbeda dlm daur hidupnya). Protozoa mikroskopis panjangnya cuma sekitar 10 mikrometer, sedangkan Protozoa yg besar menjangkau panjang 2 mm sehingga dapat dilihat dgn mata telanjang. Sel Protozoa dikemas oleh membran sitoplasma tanpa adanya dinding sel. Umumnya nukleus berjumlah satu, tetapi banyak didapatkan Protozoa yg multinukleat nyaris di sepanjang siklus hidupnya. Pada Ciliata terdapat nukleus yg berskala besar (makronukleus) yg mengatur metabolisme & perkembangan & nukleus berukuran mini (mikronukleus) yg berperan dlm reproduksi.

Sitoplasma mengandung granula glikogen, bermacam-macam minyak, & vakuola. Selain vakuola masakan, berbagai macam mempunyai vakuola kontraktil untuk mengeluarkan kelebihan air. Beberapa jenis mempunyai lapisan ektoplasma yg dapat membentuk butir-butir pasir yg terikat pada zat kitin, kalsium karbonat, & silika.
Protozoa berkembang biak dgn aseksual & seksual. Reproduksi aseksual berjalan dgn pembelahan sel. Reproduksi seksual dijalankan dgn konjugasi, misalnya pada Ciliata. Beberapa Protozoa benalu mempunyai daur hidup yg rumit, melibatkan aneka macam jenis inang yg bertentangan.
Peranan Protozoa dlm kehidupan ialah selaku berikut.
  1. Merupakan cuilan penting dlm rantai kuliner pada komunitas lingkungan akuatik.
  2. Mengendalikan pertumbuhan bakteri & menolong mengurai sisa-sisa zat organik.
  3. Menyebabkan penyakit pada insan & hewan.
Protozoa dibagi menjadi empat filum menurut alat geraknya yaitu flagela, pseudopodia, silia, & sporozoa. 

Klasifikasi Protozoa

No.
Filum
Cara Gerak
Cara Berkembang Biak
Ciri-Ciri Lain
1.
Mastigophora
Flagela (satu atau
Pembelahan biner, pada
Nutrisinya  fototrofik,
(Flagellata)
lebih)
beberapa kelompok ada
heterotrofik, atau kedua-
reproduksi seksual
nya
2.
Sarcodina
Pseudopodia
Pembelahan biner, tidak
Kebanyakan
spesies
(Rhizopoda)
ada reproduksi seksual
hidup bebas, heterotrof
3.
Ciliata
Silia
Pembelahan biner me-
Kebanyakan
spesies
lintang, reproduksi sek-
hidup bebas, heterotrof
sual dgn konjugasi
4.
Sporozoa
Meluncur atau
Pembelahan berganda,
Semua spesies bersifat
tidak bergerak
ada reproduksi seksual
Parasit

1. Mastigophora atau Flagellata

Flagellata meliputi sekitar 1500 jenis Protozoa yg semuanya mempunyai alat gerak flagela. Semua jenis dlm kelompok ini meningkat biak dengan-cara aseksual dgn membelah diri dengan-cara membujur. Beberapa jenis Flagellata bersimbiosis dgn organisme lain, misalnya Oikomonas synsyanotica & Amphisolenia bersimbiosis dgn Cyanobacteria. Jenis yg lain bersifat benalu yg mengifeksi manusia & memunculkan penyakit pada alat kelamin, usus, & penyakit sistemik. 

Perhatikan beberapa teladan Flagellata berikut ini.

  • Giardia lamblia merupakan Protozoa usus yg mampu menimbulkan disentri & diare, utamanya didapatkan dlm usus dua belas jari. Ditularkan lewat masakan atau minuman yg terkontaminasi atau kontak dr tangan ke verbal.
  • Tricomonas vaginalis menimbulkan peradangan pada vagina, ditandai dgn keluarnya cairan disertai rasa panas mirip terbakar & rasa gatal.
  • Tricomonas homini hidup di dlm alat pencernaan, tak patogen.
  • Tricomonas foetus menimbulkan abortus impulsif pada ternak.
  • Leishmania tropica menimbulkan leishmaniasis yakni menimbulkan leiso (luka patologis) pada kulit atau organ pencernaan.
  • Trypanosoma gambiense menimbulkan penyakit tidur pada insan.

2. Sarcodina atau Rhizopoda

Saat ini sudah diketahui sekitar 40.000 jenis Sarcodina, yakni Protozoa yg bentuknya tak tetap, selalu berganti-ubah. Sarcodina mencakup ratusan jenis Amoeba yg hidup di air tawar, air asin, di tanah yg lembab, & beberapa jenis hidup selaku parasit pada hewan & manusia. Beberapa Sarcodina mempunyai pelindung berupa testa, umpamanya Foraminifera & Radiolaria yg hidup di laut. Sarcodina yg hidup di air tawar mempunyai vakuola kontraktil untuk membuang keunggulan air di dlm sel. Beberapa jenis bisa membentuk sista jika lingkungan tak menguntungkan.

Sel Sarcodina dilindungi oleh suatu membran tipis, di potongan luarnya terdapat lapisan tipis yg agak kaku disebut ektoplasma. Ektoplasma berfungsi sebagai tempat ekskresi & tempat pertukaran gas, yaitu masuknya oksigen & keluarnya karbon dioksida. Di sebelah dlm membran sel terdapat sitoplasma bergranuler & nukleus yg berupa lonjong. Semua Sarcodina memakai kaki semu atau pseudopodia yg berupa perluasan protoplasma untuk bergerak & menelan partikel masakan dgn fagositosis. Gerak dgn penjuluran sitoplasma membentuk kaki semu disebut gerak amoeboid. Makanan yg masuk secepatnya dilingkupi oleh membran yg kemudian membentuk vakuola. Kemudian enzim dikeluarkan ke vakuola makanan untuk mencerna makanan menjadi zat-zat yg mampu dipakai oleh sel. Sisa kuliner yg tak dapat dicerna (dihancurkan) dikeluarkan lewat ektoplasma. Setelah lewat masa perkembangan, Amoeba bereproduksi dgn cara membelah diri menjadi dua sel anak yg sama. Proses ini disebut pem-belahan biner. Perhatikan beberapa pola Sarcodina berikut ini.

Amoeba, setidaknya ada enam jenis Amoeba yg bersifat parasit di dlm badan insan. Amoeba yg paling penting yaitu Entamoeba histolytica yg dapat mengakibatkan penyakit amoebiasis & disentri yg sering berakibat fatal. Entamoeba gingivalis hidup dlm verbal manusia & Entamoeba coli menghuni usus insan tetapi tak bersifat patogen.

Foraminifera, meliputi lebih dr 30.000 jenis yg sudah dikenali, sebagian diantaranya merupakan fosil. Foraminifera menyerupai Amoeba yg hidup di laut tetapi mempunyai cangkang pelindung yg disebut testa. Kebanyakan testa berdinding rapat, tetapi ada pula yg berpori. Bentuk testa bermacam-macam, ada yg mirip tabung sederhana hingga yg berupa bilik spiral. Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm tetapi ada yg meraih 8 cm. Foraminifera bergerak dgn pseudopodia kecil yg timbul pada pecahan testa yg terbuka yg disebut apertur. Pada testa yg berpori, pseudopodia menjulur lewat pori-pori ini. Foraminifera meningkat biak dengan-cara seksual & aseksual. Seluruh sitoplasma digunakan untuk membentuk sel anak sehingga sel induk mati setelah meningkat biak. Foraminifera yg ada yg hidup di dasar laut & ada yg mengapung di permukaan maritim menyusun plankton. Makanan utamanya ialah basil & diatom. Jika mati, cangkang testanya tenggelam & berkumpul membentuk tanah globigerina (diambil dr nama Globigerinidae, yakni salah satu familia dr Foraminifera yg paling melimpah). Piramida di Mesir dibikin dr tanah Foraminifera yg dilapisi dgn granit. Para hebat geologi pula mempelajari endapan cangkang Foraminifera sebagai petunjuk lokasi ditemukannya cadangan minyak bumi.

Radiolaria, bersifat uniseluler mirip amoeba tetapi dilengkapi dgn eksoskeleton yg rumit disebut testa. Testa berfungsi selaku pelindung. Biasanya berupa bundar simetris yg lebarnya bisa meraih beberapa milimeter. Umumnya terbuat dr silika & sering mempunyai tonjolan-tonjolan keluar. Testa berpori yg digunakan untuk menjulurkan pseudopodia guna mencari makan. Sitoplasma Radiolaria mengandung banyak vakuola yg menolong untuk tetap mengapung di perairan. Radiolaria meningkat biak dengan-cara aseksual dgn pembelahan inti yg diikuti pemisahan sitoplasma & sebagian testa. Radiolaria yg mati cangkangnya tenggelam & mengendap membentuk lapisan tanah radiolaria di dasar bahari dalam.

3. Ciliata

Terdapat sekitar 8.000 jenis Ciliata yg bergerak dgn struktur mirip rambut yg disebut silia, pada biasanya hidup di perairan air tawar. Ciliata dibagi menjadi dua golongan berdasarkan distribusi silia, yaitu silia pada sebagian sel saja & silia yg menyelimuti seluruh pecahan sel. Silia berfungsi untuk bergerak & memunculkan imbas pusaran air yg menolong menerima masakan berupa kuman & ganggang mikroskopis.

Semua Ciliata mempunyai vakuola kontraktil untuk menertibkan tekanan osmosis sel. Beberapa Ciliata mempunyai dua nukleus di dlm satu sel, yaitu makronukleus yg berperan dlm metabolisme & reproduksi aseksual, & mikronukleus yg berperan dlm reproduksi seksual. Ciliata bereproduksi dgn pembelahan biner & konjugasi dua sel yg melibatkan mikronukleus. Konjugasi tak menghasilkan sel anak yg gres, tetapi setelah melaksanakan konjugasi, sel membelah menghasilkan empat sel anak yg identik yg lebih bisa bertahan hidup terhadap kondisi lingkungan yg kurang menguntungkan. Kebanyakan Ciliata hidup ber-simbiosis komensalisme di dlm perut herbivora. Ciliata pula bersifat parasit di dlm usus insan (Balantidium coli) yg menyebabkan luka (inflamasi) yg disebut balantidiasis.

Ciliata dibagi menjadi empat kalangan: Holotricha (berenang bebas, umpamanya Paramecium), Suctoria (mempunyai tentakel & biasanya hidup melekat pada substrat), Peritricha (biasanya berupa mirip bola yg berkoloni), & Spirotricha (berupa mirip terompet yaitu Stentor & Euplotes). Perhatikan beberapa pola Ciliata berikut ini.

a. Balantidium coli merupakan Protozoa benalu yg mengakibatkan penyakit diare berdarah pada insan, hidup dlm terusan pencernaan Vertebrata.

Paramecium sering disebut binatang sandal karena bentuk selnya mirip sandal. Merupakan organisme sel tunggal yg panjangnya biasanya kurang dr 0,25 mm. Paramecium mempunyai dua nukleus, nukleus yg besar disebut makronukleus & dua buah nukleus yg kecil disebut mikronukleus. Tanpa makronukleus Paramecium tak mampu hidup & tanpa mikronukleus Paramecium tak bisa meningkat biak. Perkembangbiakan dilakukan dengan-cara aseksual dgn pembelahan binar. Kadang-kadang pula berkembang biak dengan-cara seksual dgn konjugasi. Paramecium didapatkan melimpah di genangan air tawar hampir di seluruh dunia. Beberapa spesies Paramecium ditemukan hidup di laut. Paramecium caudatum merupakan salah satu jenis Paramecium air tawar yg banyak digunakan untuk pengamatan.

Stentor, Didinium, Vorticella, & Stylonichia merupakan contoh Ciliata yg hidup di perairan air tawar.

4. Sporozoa

Terdapat 4.000 jenis Sporozoa yg sebagian besar hidup selaku parasit pada hewan. Bentuk dewasanya tak mempunyai alat untuk bergerak. Banyak Sporozoa yg mempunyai daur hidup yg rumit, pada fase tertentu hidup pada suatu inang & pada fase yg lain hidup pada inang yg berbeda. Dalam daur hidupnya menyampaikan adanya pergiliran keturunan antara fase vegetatif & generatif. Sporozoa yg belum cukup umur disebut sporosit yg simpel berpindah-pindah mengikuti fatwa darah. Semua Sporozoa membetuk spora berdinding tebal tatkala berada pada tahap zigot.

  • Sporozoa menyebabkan penyakit pada manusia, umpamanya toksoplasma & malaria.
  • Toksoplasma disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Gejala penyakit tergantung pada tempat infeksi.
  • Malaria disebabkan oleh Plasmodium yg menginfeksi hati & sel-sel darah merah. Inang Plasmodium ialah nyamuk Anopheles betina tempat berlangsungnya reproduksi seksual. Diketaui empat jenis Plasmodium.
  • Plasmodium vivax memunculkan malaria tersiana tak ganas (demam tiap 48 jam).
  • Plasmodium ovale menyebabkan malaria tersiana tak ganas dgn gejala seperti disebabkan oleh Plasmodium vivax.
  • Plasmodium malariae menimbulkan malaria kuartana tak ganas (demam tiap 72 jam).
  • Plasmodium falciparum mengakibatkan malaria tersiana ganas (demam tak teratur, jikalau tak secepatnya dilaksanakan mampu menjadi fatal).
  √ Soal Biologi Kelas 12 Perihal Pembelahan Sel
Perhatikan daur hidup Plasmodium pada Gambar 4.7. Daur hidup Plasmodium meliputi siklus reproduksi seksual dgn inang nyamuk & siklus reproduksi aseksual dlm tubuh insan. Infeksi dimulai tatkala nyamuk pembawa memasukkan partikel benalu (disebut sporosit) bareng -sama dgn kelenjar saliva yg dipakai untuk membatasi pembekuan darah ke dlm metode peredaran darah tubuh insan. Tatkala sporosit masuk ke dlm hati, dimulailah reproduksi aseksual (pembelahan ektoeritrositik) selama 7 hingga 14 hari yg membuat 10.000 hingga 30.000 sel anak yg disebut merozoit yg menyerang sel darah merah. Di dlm sel darah merah merozoit membelah lagi dengan-cara aseksual (pembelahan eritrositik) yg membuat antara 8 sampai 16 merozoit setiap 48 atau 72 jam tergantung dr jenis Plasmodium. Merosoit dilepaskan bersama-sama dgn pecahnya sel darah merah yg siap untuk menginfeksi sel darah merah yg lain. Bersamaan dgn itu pula dikeluarkan senyawa racun yg dihasilkan merozoit sehingga penderita merasakan demam. Beberapa merosoit membentuk gametosit jantan & betina yg bisa masuk ke dlm tubuh nyamuk tatkala menggigit penderita.

Di dlm badan nyamuk Anopheles betina, Plasmodium me-lengkapi siklus hidupnya dgn reproduksi seksual. Pem-buahan berlangsung di dlm usus nyamuk yg menciptakan zigot. Zigot bermetamorfosis sporosit & sporosit inilah yg kemudian ditularkan ke penderita gres.

Beberapa jenis Plasmodium yg lain dimengerti mampu menginfeksi primata, rodensia, burung, & kadal.

B. Protista Menyerupai Tumbuhan

Protozoa yg mirip tumbuhan meliputi kelompok ganggang eukariotik. Kesamaan ciri dgn tumbuhan yakni mempunyai klorofil sehingga bersifat autotrof. Namun ganggang ini tak dimasukkan dlm kingdom Plantae lantaran belum mempunyai diferensiasi sel yakni belum mempunyai akar, batang, & daun (semua pecahan disebut talus).

Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 spesies ganggang yg pada umumnya hidup di maritim. Ganggang ditemui di tempat yg lembab, cukup cahaya, & nutrien. Beberapa jenis hidup di kawasan kutub & ada pula yg hidup di sumber air panas yg bersuhu 70°C, walaupun suhu optimum untuk ganggang termofilik antara 50° – 54°C. Beberapa ganggang menyesuaikan diri untuk mampu hidup di tanah basah, di kulit-kulit pohon, bahkan permukaan batuan. Sebagian besar ganggang yakni uniseluler yg hidup soliter & berskala mikroskopis, sebagian kecil hidup berkoloni, beberapa ada yg multiseluler & makroskopis yg panjangnya mencapai beberapa meter. Ganggang uniseluler yg hidup di maritim menjadi potongan dr fitoplankton merupakan produsen/sumber masakan yg penting bagi organisme lain. Beberapa ganggang hidup ber-simbiosis dgn organisme lain seperti Paramecium hijau, Infusoria, Foraminifera, Rotifera, Hydra, Coelenterata, & siput.

Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe.

  1. Ganggang uniseluler, hidup di perairan selaku fitoplankton.
  2. Ganggang berkoloni, dgn atau tanpa organisasi sel.
  3. Ganggang berfilamen, yaitu hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang yg paling bawah membentuk perlekatan dgn substrat.
  4. Ganggang multiseluler, mempunyai talus yg berukuran besar & kompleks yakni membentuk struktur serupa daun, batang, & akar.

Sel ganggang mempunyai nukleus yg dibatasi oleh membran sel. Di potongan luar membran sel terdapat dinding sel yg tersusun atas selulosa. Beberapa ganggang mampu bergerak dgn flagela tunggal, berpasangan, atau bergerombol di permukaan sel. Di dlm sitoplasma didapatkan butir-butir pati, tetesan minyak, & vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yg berupa pita atau seperti cakram. Ganggang mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yakni klorofil, karotenoid, & fikobilin. Semua ganggang mempunyai klorofil a yg identik dgn klorofil tumbuhan tinggi. Karotenoid pada ganggang ada dua macam yakni karoten & xantofil. Fikobilin pada ganggang pula terdapat dua jenis yakni fikosianin & fikoeritrin. Adanya pigmen selain klorofil ini mengakibatkan warna klorofil bisa tertutupi sehingga tak berwarna hijau, contohnya beberapa ganggang berwarna cokelat karena mempunyai xantofil & karoten dlm jumlah besar. Ganggang yg lain berwarna merah keunguan karena mengandung fikobilin. Ganggang menyimpan aneka macam produk masakan hasil fotosintesis selaku granula di dlm sel. Cadangan masakan ini bisa berupa pati, lemak, atau dlm bentuk lain.

Ganggang berkembang biak dengan-cara aseksual & seksual. Reproduksi aseksual dgn membelah diri, fragmentasi, & membentuk spora. Selain itu ganggang pula mampu ber-kembangbiak membentuk akinet, yakni sel-sel vegetatif yg berdinding tebal yg terbentuk karena lingkungan yg tak menguntungkan. Tatkala kondisi lingkungan membaik, akinet berkecambah & berkembang menjadi ganggang yg gres. Spora aseksualnya berflagela & mampu bergerak yg disebut zoospora. Pada ganggang yg hidup di darat spora ini tak mampu bergerak yg disebut aplanospora. Reproduksi seksual pada ganggang berjalan dgn konjugasi gamet sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet-gamet yg bersatu bentuknya sama, dinamakan isogami. Jika gamet ukurannya tak sama, proses itu disebut heterogami/anisogami. Pada ganggang yg lebih tinggi, sel-sel seksual bisa dibedakan dgn mudah. Sel telur/ovum berukuran besar & nonmotil, sedangkan gamet jantan/sel sperma bentuknya kecil & aktif bergerak. Proses seksual mirip ini disebut oogami. Gamet jantan & betina bisa dihasilkan pada individu yg sama maka jenis itu disebut ganggang biseksual. Jika gamet jantan & gamet betina dibikin oleh individu yg berbeda maka jenis itu disebut ganggang uniseksual.

Peranan ganggang dlm kehidupan yaitu sebagai berikut.

  • Ganggang yg bersifat saprofit membantu menguraikan sisa masakan.
  • Merupakan produsen penting di perairan (fitoplankton) yg penting.
Di semua lingkungan membuat gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh basil aerob Menghasilkan materi industri & materi kuliner yakni: tanah diatom, algin, keragen, supaya-semoga, vitamin, & protein. Di Jepang, Porphyra (ganggang merah) dipakai sebagai bahan pangan.

Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan dengan-cara ekstraseluler atau dilepaskan tatkala ganggang terdekomposisi pada dikala terjadi blooming ganggang, yakni populasi ganggang yg sungguh padat hingga menutupi permukaan perairan. Gymnodinium & Gonyaulax membuat neurotoksin yg mematikan binatang akuatik.

Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yg menyerang manusia yakni bisa menimbulkan peradangan persendian. Beberapa ganggang yg terbawa udara me-nyebabkan alergi.

Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh, kopi, lada, cengkeh, jeruk, & lain-lain di tempat tropik & memunculkan banyak kerusakan.
Ganggang diklasifikasikan menjadi tujuh filum. Perhatikan pembagian teratur mengenai ganggang berikut ini :

Klasifikasi Protista menyerupai tumbuhan

No.
Filum
Bentuk Talus
Pigmen
Cadangan
Komposisi
Makanan
Dinding Sel
1.
Chlorophyta
Uniseluler, ada
Klorofil a & b,
Tepung atau pati
Polisakarida
(ganggang
yang berkoloni,
karoten
utamanya selulosa
hijau)
berupa fila-
men, & multi-
seluler
2.
Phaeophyta
Multiseluler
Klorofil a & c,
Laminarin (seje-
Selulosa dgn asam
(ganggang
karoten,
dan
nis karbohidrat
alginat
cokelat)
fukosantin
berlemak)
3.
Rhodophyta
Multiseluler
Klorofil a, fiko-
Tepung
Selulosa atau pektin,
(ganggang
bilin, karoten
juga mengandung
merah)
kalsium karbonat
4.
Bacillario-
Kebanyakan
Klorofil a & c,
Leukosin (seje-
Pektin, pula mengan-
phyta
uniseluler, be-
karoten, xantofil
nis karbohidrat
dung  silikon
di-
(diatom)
berapa berko-
berlemak)
oksida
loni
5.
Dinoflagellata
Uniseluler
Klorofil a & c,
Tepung
Selulosa
karoten
6.
Chrysophyta
Kebanyakan
Klorofil a & c,
Laminarin (seje-
Selulosa
(ganggang
uniseluler, be-
karoten,
xan-
nis karbohidrat
keemasan)
berapa berko-
tofil
berlemak)
loni
7.
Euglenophyta
Uniseluler
Klorofil a & b,
Paramilon (seje-
Tanpa dinding sel
karoten,
xan-
nis tepung)
tofil

1. Chlorophyta

Chlorophyta atau ganggang hijau terdiri dr ± 7.000 jenis yg hidup di perairan maupun di darat. Sejumlah ganggang hijau hidup di air laut, tetapi sebagian besar hidup di air tawar. Ganggang hijau ada yg hidup soliter & ada yg berkoloni. Bentuk selnya bermacam-macam. Ganggang hijau uniseluler bisa bergerak bebas karena mempunyai flagela. Beberapa jenis ganggang hijau yg berkoloni mempunyai alat pelekat pada substrat yg menolong menempel berpengaruh pada bebatuan/substrat lain di dasar perairan. Contoh koloni Chlorophyta dgn jamur adalah lumut kerak.

Dinding sel ganggang hijau tersusun dr selulosa. Sito-plasma mengandung vakuola yg besar. Di dlm sitoplasma terdapat sebutir kloroplas atau lebih. Di dlm kloroplas sering berisi protein cadangan yg disebut pirenoid yg merupakan sentra pembentukan tepung atau pati.

Ganggang hijau meningkat biak dengan-cara aseksual dgn membelah diri & membentuk spora aseksual berflagela & dengan-cara seksual dgn isogami & heterogami.

Contoh ganggang hijau merupakan Chlamydomonas, Volvox, Protococcus, Spyrogyra, Ulothrix, Oedogonium, Chlorella, Chlorococcum, Ulva, & Chara.

Chlamydomonas

Chlamydomonas merupakan ganggang hijau uniseluler yg berflagela. Berukuran antara 3 – 30 mikrometer, sering didapatkan di air tawar yg tergenang. Selnya berupa menyerupai bola agak lonjong dgn dinding sel dr materi selulosa. Dua flagela timbul dr ujung depan sel. Mempunyai kloroplas tunggal berbentuk mangkuk yg hampir mengisi seluruh ruangan di dlm sel. Satu atau beberapa butir pirenoid didapatkan di dlm sitoplasma. Chlamydomonas mempunyai bintik mata yg mengandung pigmen kemerahan terletak di pangkal flagela yg disebut stigma. Bintik mata ini peka kepada cahaya. Vakuola kontraktil terletak di akrab flagela yg memiliki kegunaan untuk mengeluarkan kelebihan air guna menjaga kestabilan tekanan osmotis sel. Chlamydomonas bereproduksi dengan-cara aseksual dgn membelah diri & dengan-cara seksual dgn isogami. Tatkala akan membelah diri, flagela menghilang & terbentuk kembali setelah sel anak dilepaskan dr sel induk.

Volvox

Volvok merupakan ganggang hijau berkoloni yg sering didapatkan di telaga & danau. Koloninya berupa bola cukup besar sehingga terlihat dgn mata telanjang. Sel-sel dlm koloni Volvox berjumlah antara 500 sampai sekitar 20.000 sel. Sel-sel tersebut tersusun dlm selaput tipis yg berfungsi selaku kulit suatu bola berlubang. Bagian dlm koloni terisi dgn cairan berlendir & seluruh sel dlm koloni diliputi oleh pembungkus mirip gelatin. Setiap sel terhubung dgn sel-sel yg berdampingan di sekelilingnya lewat untaian sitoplasma. Setiap sel Volvox dlm keadaan bebas sungguh mirip dgn Chlamydomonas.

Volvox mampu berkembang biak dengan-cara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dgn membentuk beberapa koloni kecil di dlm bola. Koloni ini meningkat dgn serangkaian pembelahan sel yg bergerak bebas di dlm koloni induk. Koloni-koloni gres akan melepaskan diri bareng -sama dgn hancurnya koloni induk. Reproduksi seksual Volvox bersifat oogami. Beberapa sel dlm koloni membesar & menciptakan telur-telur yg tak bergerak. Beberapa sel yg lain menciptakan banyak sperma motil yg akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, zigot membesar & membentuk dinding tebal. Zigot dibebaskan dr koloni sel induk serempak dgn hancurnya koloni. Zigot kemudian berkembang & membelah berulang-ulang membentuk koloni gres.

Spirogyra

Spirogyra merupakan ganggang berfilamen yg berukuran besar & mempunyai kawasan penyebaran yg luas. Spirogyra dapat ditemui di permukaan kolam atau sungai yg alirannya damai. Sel-sel Spirogyra meningkat dlm filamen/benang-benang yg tak bercabang, setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yg berpilin. Di dlm kloroplas terdapat pirenoid yg letaknya beraturan, biasanya dikelilingi oleh butiran-butiran pati. Spirogyra mampu meningkat biak dengan-cara aseksual & seksual. Reproduksi aseksual dilaksanakan dgn fragmentasi benang-benang, yg memungkinkan potongan benang itu untuk berkembang menjadi ganggang gres. Reproduksi seksual berjalan dgn konjugasi. Dua filamen yg berdekatan akan berafiliasi & membentuk tabung konjugasi. Seluruh isi salah satu sel (gamet pemberi) bergerak melalui tabung konjugasi untuk bersatu dgn protoplas sel yg lain (gamet akseptor). Peleburan gamet menghasilkan zigospora bundar. Jika dinding sel induk larut, zigospora ini dilepaskan & dapat berkecambah & meningkat membentuk filamen gres.

2. Phaeophyta

Sekitar 1.500 jenis Phaeophyta atau ganggang cokelat sudah dimengerti. Hampir semua jenis Phaeophyta hidup di laut terutama di tempat yg dingin, yaitu hidup di watu-batuan di dasar perairan sedalam 1,5 – 5 meter dr permukaan air. Semua Phaeophyta hidup berkoloni dgn bentuk bervariasi dr yg sederhana hingga yg berupa besar dgn organisasi sel yg rumit. Pada Phaeophyta yg berkoloni besar, belum terbentuk organ yg bahwasanya walaupun pada beberapa macam terdapat bentuk mirip akar, batang, & daun, tetapi keseluruhan cuilan itu disebut sebagai talus.

Reproduksi pada Phaeophyta menyerupai reproduksi pada Chlorophyta. Reproduksi aseksual dilaksanakan dgn zoospora berflagela, sedangkan reproduksi seksual dgn isogami atau oogami. Pada Fucus, telur & sperma dibuat di dlm ruang berupa bola yg disebut konseptakel, yg terletak di ujung-ujung talus yg membesar. Setelah matang gamet-gamet (sel telur & sperma) dilepaskan dr konseptakel untuk menyelenggarakan pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, terbentuk zigot yg berdinding tebal, kemudian menempel pada suatu batuan & berubah menjadi ganggang gres.

Banyak jenis Phaeophyta yg berguna bagi insan. Beberapa jenis menciptakan materi masakan manusia. Di negara lain kelp dimanfaatkan untuk masakan ternak & pupuk, karena kandungan nitrogen & kaliumnya tinggi tetapi kandungan fosfornya rendah. Phaeophyta pula menciptakan algin, suatu koloid yg berguna selaku materi penstabil pada pengerjaan es krim. Algin pula penting dlm industri farmasi, yakni untuk materi pengolahan pil, tablet, salep, & obat pembersih gigi.

Beberapa contoh Phaeophyta yakni selaku berikut.

  1. Fucus vesiculosus, tingginya bisa meraih 30 – 100 cm, hidup menempel di bebatuan yg tampak bila air surut. Terdapat gelembung udara sepanjang segi talus yg bercabang-cabang mirip garpu. Ujungnya membesar yg membentuk konseptakel.
  2. Sargassum siliquosum, hidup menempel bebatuan di sepanjang pantai berbatu kawasan tropis. Namun di pantai Atlantik belahan utara jenis Sargasssum natans hidup bebas menga-pung di permukaan laut. Ukuran Sargassum beragam dr yg kecil hingga yg panjangnya mencapai ratusan meter.
  3. Macrocystis atau kelp, ukurannya sungguh besar, di pantai barat Amerika Utara panjangnya didapatkan mampu mencapai tiga kilometer. Kelp hidup menempel berpengaruh di bebatuan dgn derma talus yg menyerupai akar.
  Keuntungan dan Kelemahan Kultur Jaringan

3. Rhodophyta

Ciri khas Rhodophyta atau ganggang merah yaitu memiliki pigmen berwarna merah (fikobilin) yg melimpah. Meskipun demikian beberapa Rhodophyta mempunyai warna agak hijau & kecokelatan. Saat ini sudah dikenal sekitar 2.500 jenis yg pada umumnya hidup di maritim khususnya tempat tropis. Rhodophyta tumbuh pada bebatuan di daerah pasang hingga di kedalaman meraih 90 meter di bawah permukaan laut di mana gelombang cahaya tertentu dr sinar matahari masih bisa mencapainya. Talus Rhodophyta relatif besar, tetapi jarang yg panjangnya melampaui 90 cm. Beberapa jenis berupa filamen tetapi pada biasanya membentuk struktur kompleks yg bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar mirip pita. Rhodophyta berkembang biak dengan-cara aseksual dgn membentuk spora nonmotil & dengan-cara seksual dgn oogami yg sungguh khusus. Ganggang merah merupakan materi pangan penting di negara-negara Asia. Selain menghasilkan algin, ganggang merah pula membuat karagenan & semoga. Karagenan merupakan sejenis polisakarida yg digunakan selaku materi kosmetik & kapsul gelatin. Agar dipakai selaku medium dlm laboratorium mikrobiologi & selaku bahan pangan.

Beberapa contoh Rodophyta merupakan selaku berikut.

  1. Eucheuma spinosum, banyak dibudidayakan karena menciptakan semoga.
  2. Chondrus crispus, pula dibudidayakan yg diketahui selaku rumput laut.
  3. Dasya, Gelidium, Gracilaria, & sebagainya.

4. Bacillariophyta

Kelompok ini terdiri dr diatom yg tersebar luas di perairan air tawar & air bahari, maupun di tanah-tanah yg lembab. Jumlah diatom sungguh banyak, diperkirakan meraih

000 jenis. Karena jumlahnya yg banyak, diatom fitoplankton menjadi komponen produsen penting di perairan bahari. Diatom ada yg hidup sendiri & ada yg berkoloni membentuk filamen. Sebagian hidup bebas di permukaan air, beberapa macam yg lain hidup menempel pada substrat. Setiap sel mengandung satu nukleus dgn satu atau beberapa plastid yg berupa pita atau cakram, berisi pigmen cokelat keemasan yg melimpah. Zat masakan berupa tetes-tetes minyak. Bentuk sel diatom memanjang, dilapisi oleh dinding sel (cangkang) yg terdiri dr dua belahan yg saling menutupi. Dinding sel ini yang dibikin dr lapisan pektin & silika. Apabila diatom mati, tersisa cangkang silika yg tembus cahaya. Cangkang pada diatom dilengkapi dgn lubang kecil yg memungkinkan sel bermitra dgn lingkungan air.

Diatom meningkat biak dgn cara seksual & aseksual. Cara pembelahan yg utama yakni pembelahan sel. Setelah nukleus, protoplasma, & plastida membelah menjadi dua, masing-masing belahan akan berada di dlm belahan katup. Kemudian masing-masing sel akan membentuk katup baru di sebelah dalam. Sel anak bisa melepaskan diri atau tetap menempel membentuk koloni.

Tanah Diatom

Cangkang diatom tak simpel rusak, sehingga memungkinkan untuk mempelajari jenis-jenis Diatom purba. Cangkang-cang-kang yg tertimbun selama jutaan tahun ini membentuk endapan diatomit atau tanah diatom. Di California, Amerika didapatkan lapisan tanah diatom yg menjangkau ketebalan hingga lebih dr 50 meter. Tanah diatom merupakan bahan baku industri yg penting, umpamanya digunakan selaku materi penyaring, umpamanya untuk menjernihkan gula tebu, sari buah, & minuman penyegar. Tanah diatom pula dipakai selaku materi pipa uap, alat pengedap bunyi, materi cat, & piringan hitam. Kekerasan-nya dimanfaatkan selaku pelicin & bahan amplas.

5. Dinoflagellata

Dinoflagellata disebut pula Pyrrophyta terdiri dr sekitar 100 jenis, khususnya hidup di dlm air maritim, walaupun berbagai macam hidup di air tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yg motil, dgn ciri utama terdapat celah & alur di sebelah luar pembungkus yg melingkupi dinding sel. Masing-masing alur pada Dinoflagellata mengandung satu bulu cambuk. Beberapa jenis Dinoflagellata tak mempunyai dinding sel, namun pada umumnya mempunyai dinding sel yg terbagi-bagi menjadi lempeng-lempeng selulosa poligonal yg saling bersambungan sungguh rapat. Pada beberapa macam cangkangnya mengandung fosfor sehingga memendarkan cahaya di malam hari. Di dlm sitoplasma terdapat plastida yg berisi pigmen klorofil & pigmen cokelat kekuning-kuningan. Ganggang ini meningkat biak dgn pembelahan sel. Contoh Dinoflagellata yakni Noctiluca yg bisa menciptakan cahaya berpendaran di bahari pada malam hari (bioluminesen).

6. Chrysophyta

Chrysophyta atau ganggang keemasan meliputi ± 850 jenis. Selnya mempunyai plastida berwarna hijau kekuningan/cokelat keemasan yg disebabkan oleh pigmen xantofil dlm jumlah besar. Chrysophyta ada yg hidup soliter & ada yg berkoloni. Sebagian besar Chrysophyta mempunyai flagela, tetapi ada pula bersifat amoeboid karena tak berdinding. Bentuk sel atau koloni bermacam-macam. Dapat hidup di air maupun daratan. Chrysophyta yg hidup di darat sering ditemui sebagai selaput mirip beludru di tepi kolam, tepi perairan, atau di tanah yg lembab. Selain laminarin, Chrysophyta menyimpan keunggulan kuliner dlm bentuk minyak sehingga merupakan komponen penting dlm pembentukan minyak bumi.

a . Ochromonas merupakan jenis Chrysophyta uniseluler yg mempunyai dua flagela, satu panjang & satu pendek. Ochromonas mampu meningkat dengan-cara autotrof dgn memakai energi cahaya matahari atau dengan-cara heterotrof dgn menyerap kuliner.

b . Vaucheria hidup berkoloni dlm filamen yg berupa tabung yg kadang-kadang bercabang. Jenis yg hidup di darat menempel pada permukaan dgn rizoid yakni cabang-cabang menyerupai akar yg tak berwarna. Filamen Vaucheria berinti banyak & tak dibatasi oleh dinding sekat yg disebut senosit. Di dlm sitoplasma terdapat vakuola besar di tengah sel. Di dlm sitoplasma terdapat banyak inti, plastida yg berbentuk cakram tanpa pirenoid. Cadangan masakan berupa minyak dlm bentuk tetes-tetes minyak.

Reproduksi Vaucheria berjalan dengan-cara aseksual & seksual. Reproduksi aseksual dikerjakan dgn pem-bentukan zoospora multinukleat berskala besar yg mempunyai banyak flagela. Zoospora ini dianggap selaku struktur beragam yg terdiri dr kumpulan zoospora kecil yg berflagela dua yg masing-masing tak memisahkan diri. Setelah zoospora ini dilepaskan, kemudian bergerak dgn flagelanya ke tempat gres. Setelah menetap, flagela dilepaskan & berkecambah membentuk Vaucheria gres.

Reproduksi seksual dilakukan dgn membentuk oogonia (pembentuk gamet betina) & anteridia (pembentuk gamet jantan) pada filamen yg sama. Sel telur yg dihasilkan berukuran besar dgn satu inti yg mengandung klorofil.

Sperma yg dihasilkan anteridia mempunyai flagela yg kecil. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk zigot. Setelah dilepaskan dr induknya, zigot siap meningkat membentuk filamen gres.

7. Euglenophyta

Euglenophyta meliputi sekitar 1.000 jenis ganggang uniseluler yg bergerak aktif dgn flagela. Ganggang ini tersebar luas di perairan maupun di tanah-tanah lembab membentuk selaput mirip beludru. Ganggang ini melakukan reproduksi aseksual dgn pembelahan biner membujur. Contoh yg populer yaitu Euglena. Euglena memberikan ciri-ciri binatang yakni tak mempunyai dinding sel dr selulosa. Membran luarnya lentur & dapat direnggangkan. Beberapa spesies mempunyai bintik mata yg terang. Di dlm selnya terdapat vakuola kontraktil & fibril-fibril/mikrotubula. Namun demikian Euglena melaksanakan fotosintesis lantaran mempunyai kloroplas & bersifat autotrof fakultatif.

C. Protista Menyerupai Jamur

Protista ibarat jamur terdiri dr kelompok jamur lendir (slime mold). Jamur lendir meliputi sekelompok mikroorganisme yg heterogen. Jamur lendir mempunyai ciri-ciri mirip binatang & jamur. Daur hidupnya lewat fase vegetatif & generatif yg bergantian. Fase vegetatifnya menyerupai lendir yg dapat bergerak mirip binatang (disebut plasmodium), namun struktur reproduksinya mampu menciptakan spora yg terbungkus dinding sel mirip pada jamur. Jamur lendir tak mempunyai klorofil sehingga semuanya bersifat heterotrof yg memakan materi organik (dekomposer atau saprofit), kuman, & Protozoa atau bersifat parasit pada organisme lain. Habitatnya yakni di perairan, tempat yg sejuk & lembab seperti di dasar hutan hujan tropis, serasah daun & kayu lapuk, & di tanah lembab yg banyak mengandung materi organik. Peranan jamur lendir yakni sebagai dekomposer, mengen-dalikan perkembangan bakteri & protozoa, & memunculkan penyakit pada binatang & tumbuhan budidaya.

Protozoa menyerupai jamur dibagi menjadi beberapa golongan yaitu jamur lendir sejati (Myxomycetes, filum Amoebozoa), jamur lendir endoparasit (Plasmodiophoro-mycetes), jamur lendir seluler (Acrasiomycetes), jamur lendir jaring (Labyrinthulomycetes) & jamur air (Oomycetes). Sistem pembagian terstruktur mengenai lama memasukkan jamur lendir endoparasit, jamur lendir seluler, & jamur lendir jaring ke dlm Myxomycetes, namun sekarang dipisah menjadi kelas tersendiri yg bareng -sama dgn jamur air dimasukkan dlm filum Heterokon-tophyta.

1. Myxomycetes

Beberapa jago menyebut Myxomycetes sebagai Mycetozoa karena dlm daur hidupnya ditemui tahapan yg serupa dgn kehidupan Protozoa, diselingi dgn tahapan yg menyerupai kehidupan jamur. Dalam siklus hidupnya terdapat fase vegetatif yg diselingi dgn fase generatif. Pada fase vegetatif bentuknya mirip lendir yg mampu berpindah-pindah dgn menjulur ke tempat-tempat yg mengandung banyak masakan. Sel Myxomycetes mirip protoplasma Amoeba dgn banyak inti (multinukleat) yg tak berdinding yg disebut plasmodium. Ukuran & warnanya sungguh bermacam-macam & bentuknya berganti-ubah tatkala merayap di atas permukaan substrat. Organisme ini mengkonsumsi bakteri, Protozoa, spora jamur lain, & materi-materi organik lain mirip sisa-sisa daun, ranting, & kayu. Makanan diserap dgn fagositosis & dicerna dlm vakuola makanan & sisa-sisa yg tak dicerna dikeluarkan dr vakuola. Jika lingkungan tak menguntungkan, jamur lendir ini membentuk sel yg berdinding tebal & keras yg disebut sklerotium.

Pada fase generatif/reproduktif, Myxomycetes hidup menetap & mempunyai bentuk yg khas berupa tubuh buah (sporangium) yg mempunyai dinding sel yg disebut peridium. Tubuh buah Myxomycetes membuat spora-spora haploid yg berflagela disebut miksflagelata (myxoflagellata). Spora ini tahan kepada kondisi lingkungan yg tak menguntungkan. Flagela pada spora berfungsi untuk bergerak & mampu dilepaskan tatkala berkembang menjadi individu gres yg disebut miksamuba (myxoamoeba). Contoh Myxomycetes yakni Ceratiomyxa fructilosa, Physarium polycephalum, Didymium nigripes. Trichia persimilis, & Stemonitis splendens. Perhatikan daur hidup Physarium polycephalum salah satu jenis Myxomycetes dr ordo Physarales.

2. Plasmodiophoromycetes

Mikroorganisme ini ibarat Myxomycetes, tetapi plasmodium multinukleatnya meningkat di dlm jaringan tumbuhan inang. Plasmodium menciptakan zoosporangium yg menciptakan spora. Infeksi terjadi jikalau zoospora menembus akar tumbuhan inang & berkembang menjadi myxoamoeba (perkecambahan spora yg menciptakan bentuk serupa amoeba) yg kemudian tumbuh menjadi plasmodium. Tatkala ukuran plasmodium bertambah menimbulkan akar-akar tanaman inang membesar memunculkan penyakit yg disebut bisul akar. Pada tahap ini spora dibuat & tetap tinggal di dlm sel-sel tumbuhan inang. Spora Plasmo-diophoromycetes tak dihasilkan di dlm tubuh buah mirip ditemui pada jamur lendir yg lain. Apabila tumbuhan inang mati & membusuk, spora-spora Plasmodiophoromycetes dibebaskan & siap untuk menginfeksi bibit-bibit tanaman gres. Tanaman yg sering digunakan sebagai inang yaitu tumbuhan kentang & kubis yg menyebabkan tumbuhan menjadi kerdil & diakhiri dgn maut sebelum waktunya. Kelompok Plasmodiophoromycetes yg lain merupakan parasit pada ganggang air tawar.

Contohnya yakni Plasmodiophora brassicae yg menyebab-kan nanah akar pada tumbuhan kubis, Spongospora subterranean merupakan parasit pada tumbuhan kentang, Sorodiscus, Tetramyxa, Octomyxa, & Polymyxa.

3. Acrasiomycetes

Acrasiomycetes merupakan jamur lendir seluler yg hidup bebas & amoeboid (berupa mirip amoeba), tetapi plasmodiumnya tak multinukleat. Dapat ditemui di banyak sekali tempat di dlm tanah yg banyak mengandung materi organik, menyantap kuman & zat-zat organik. Tubuh buah Acrasiomycetes disebut sorokarp yakni badan buah yg sering didapatkan bercabang-cabang & tiap ujung cabang membentuk golongan-golongan spora. Spora Acrasiomycetes berupa seperti bola atau telur dgn dinding sel tipis yg mengandung selulosa. Pada beberapa spesies yg lain, spora yg dihasilkan tak mengandung dinding sel yg disebut pseudospora. Spora akan berkecambah membentuk miksamuba yg kemudian menjelma plasmodium. Contoh jamur lendir seluler yakni Acrasis, Sappina, Polysphodylium, & Dictyostelium discoideum.

4. Labyrinthulomycetes

Jamur lendir dlm kelas Labyrinthulomycetes memiliki sedikit persamaan dgn golongan jamur. Kebanyakan ditemui di lingkungan laut & menjadi parasit atau saprofit pada ganggang laut. Namun beberapa jenisnya pula ditemui di daratan. Jamur lendir ini pada permukaannya terdapat jaring halus yg berasal dr lendir yg dikeluarkannya. Sel-selnya sebagian besar berupa lonjong atau seperti gelendong. Sel-sel ini tak berdinding & tiap sel berinti satu. Sel-sel tersebut terhimpun menjadi satu golongan oleh benang-benang dr lendir yg dihasilkannya. Sejumlah sel kemudian berkelompok & membentuk sporosit yg menciptakan spora. Spora Labytunthulomycetes berselaput lendir & berflagela dua.

Setelah dilepaskan dr sporosit, spora berenang memakai flagela. Tatkala flagela dilepaskan spora akan berkembang & membelah beberapa kali membentuk koloni gres. Contoh Labyrinthulomycetes yakni Labyrinthula minuta, L. algeriensis, L vitellina, & L. macrocystis.

5. Oomycetes

Oomycetes meliputi jenis-jenis jamur lendir uniseluler yg membentuk benang-benang miselium yg bercabang-cabang. Habitatnya di tempat yg lembab atau di perairan. Beberapa jenis bersifat saprofit selaku dekomposer & ada yg bersifat parasit pada tumbuhan & binatang air. Reproduksi aseksual pada Oomycetes yg hidup di air dgn zoospora berflagel dua, sedangkan yg hidup di darat dgn sporangium & konidium. Reoproduksi seksual dgn oogami. Selnya membentuk struktur yg mengandung sel telur & struktur yg membentuk sel sperma. Kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi pembuahan yg membuat zigot diploid yg kemudian tumbuh membentuk spora berdinding tebal yg disebut zoospora dgn dua flagela, satu flagela tak berbulu menjurus ke belakang & satu flagela berbulu memiliki kecenderungan ke depan. Zoospora bila berkecambah akan membentuk individu gres. Oomycetes penting dengan-cara ekonomi & ilmu wawasan lantaran banyak menimbulkan penyakit pada binatang & tanaman budidaya, umpamanya yaitu selaku berikut.

  • Lagenidium rabenhorstii, mempunyai hifa bercabang yg hidup benalu dlm sel-sel ganggang.
  • Saprolegnia parasitica parasit pada ikan & telur-telur ikan.
  • Phytium debaryanum menjadikan wangi pada kecambah.
  • Phytophthora infestans, merupakan parasit yg menyerang tumbuhan kentang, tomat, & sebagainya.
  • Pythophtora faberi, menimbulkan penyakit pada tanaman karet pada luka bekas sadapan.
  • Plasmopara viticola, merupakan parasit pada tanaman anggur.
  • Pseudoperonospora cubensis, benalu pada tumbuhan mentimun.
  • Albugo candida, parasit pada tumbuhan kol, kubis, & kelompok Cruciferae yg lain.
  Perbedaan Antara Bioma Dan Ekosistem

Demikianlah postingan mengenai Ciri Ciri Umum Filum Dalam Kingdom Protista Serta Peranannya Dalam Kehidupan yang kami bagikan pada kali ini. Semoga berguna.