Namun sebenarnya dalam penggunaan tersebut terdapat penegasan.
Selain penegasan juga akan memperlihatkan estetika. Yakni keindahan di dalam berbahasa.
Majas tautologi disebut juga dengan sinonimi alasannya adalah menggunakan padanan kata.
Suku Sunda sering kali menggunakan majas perulangan tautologi dan yang sejenisnya.
Hal tersebut memang untuk mendapatkan keindahan. Baik dalam kalimat maupun dalam puisi bunyi yang diciptakan.
Majas tautologi hampir sama dengan pleonasme atau repetisi. Yang membedakannya ialah pada pengulangan itu sendiri.
Pada tautologi digunakan padanan kata atau makna yang seumpama dengannya. Bukan menggunakan kata.
Daftar Isi
Penjelasan
Gaya bahasa penegasan lazimnya menggunakan perulangan kata atau frasa.
Mari amati gaya bahasa berikut ini.
Sinonimi
- Aku dimintanya untuk bersabar, bersabar, dan bersabar menghadapi problem itu.
- Tidak, tidak, tidak mungkin beliau melakukannya.
Tautologi
- Keinginan dan kemauan kami adalah supaya mereka mencar ilmu dengan ulet.
- Kami menghendaki engkau menikah dengan orang yang baik hati, ramah, dan berbudi.
Penjelasan tentang tautologi. Untuk memahaminya, perhatikan contoh kalimat pada pembahasan berikut ini.
Contoh Kalimat Majas Tautologi
Berikut ini adalah kalimat yang mengandung majas tautologi.
- Aku akan senantiasa bersamamu dalam suka di dalam suka duka, sukar bahagia, sengsara atau bahagia.
- Disini aku menunggu tanpa jemu. Disini saya menunggu sepenuh hati.
- Katakan padaku apa masalahmu. Ceritakan padaku apa keluh kesahmu. Ungkapkan padaku segala unek-unekmu.
- Aku senang melihatmu. Aku senang menatapmu.
- Ranti ingin menemuimu. Dia ingin berjumpa denganmu.
- Aku menyayangimu sepenuh hati. Aku mencintaimu dengan segenap jiwa. Aku ingin bersamamu hari ini dan selamanya.
- Pekerjaanku hanyalah menulis, menciptakan kisah, menerbitkan novel.
- Orang sepertimulah yang kunanti. Yang kutunggu. Dan yang kucari.
- Bukanya saya tak cinta. Bukannya aku tak sayang.
- Betapa sunyinya malam ini. Alangkah sepinya tanpa suara.
- Aku menunggunya dengan kecemasan. Juga dengan kegalauan.
- Aku tidak senang dengan orang yang memecah belah; orang yang mengadu domba; orang yang menetapkan korelasi sesama.
- Terimalah dengan hati yang qanaah; hati yang puas; hati yang tidak mengeluh.
- Dia tidak acuh dengan berbagai rintangan. Dia mengabaikan segala halangan.
- Bukannya aku tak cinta, bukan pula saya tak suka. Tapi alasannya orang tuamu yang tak merestui cinta kita berdua.
- Amir merindukan kekasihnya yang elok; pujaan hatinya yang begitu kisah; yang parasnya ayu meneduhkan hati.
- Sudah setahun aku menanti seorang diri. Pulanglah sayang. Kembalilah segera.
- Aku sudah membuang segala ingatan. Aku juga mencampakkan segala dongeng kala lalu.
- Senyumannya bagus, menarik, dan sarat kehangatan.
- Mereka hidup dengan hati yang damai; hati yang permai; hati yang tentram.
- Malam ini tak ada bulan. Malam ini begitu gelap gulita. Malam ini tak ada cahaya.
- Ketika saya memandang wajahnya, Aku tahu bahwa beliau sangat menawan, sungguh menarik. Membuat kita terkesima.
- Orasi yang disampaikannya begitu menarik, berkesan, dan impresif.
- Istriku sangat cantik, elegan, dan bagus.
- Rumah itu amat sangat tidak murah sekali harganya.
- Pemukiman itu hancur, porak-poranda, dan berantakan alasannya adalah angin puting-beliung tadi malam.
- Kami mencium aroma; wangi, dan semerbak di penjuru ruangan itu.
- Kita dihentikan terpecah belah, bercerai berai, dan centang perenang.
- Hanya orang-orang yang memiliki hati yang tambah yang bisa menghadapinya. Orang yang memiliki hati yang tabah yang bisa melewatinya .
- Penjelasannya sangat sukar, sukar, dan sukar dipahami.
- Bagaimana hatiku tak senang; bagaimana hatiku tak senang, dikala kutahu ia mendapat juara pertama.
- Di usianya yang ke-40, ia mencicipi hidupnya begitu tentram, senang, hening, dan penuh keteduhan.
- Kasihan sekali para pecinta dunia. Hati mereka kering kerontang, gersang, dan kemarau.
- Apalagi yang kau harapkan dari ia? Dia telah membohongimu. Dia juga telah menipumu. Dan ia sangat arif mendustai daya dirimu.
- Semua belum dewasa merasa riang, bahagia, dan gembira.
- Wajahnya begitu cantik, merona, bercahaya.
- Aku menunggu sang surya bercahaya. Aku menunggu pagi mulai pecah. Matahari bersinar lagi.
- Ketika orang-orang mencaci makinya, beliau cuma membisu, tak bersuara, tak menjawab.
- Desainnya sangat tepat, tanpa cacat, tanpa cela.
- Mereka sudah tak bersama lagi. Mereka telah bercerai Beberapa bulan yang lalu.
- Anakku, jangan pernah engkau menyimpan iri, dengki, dan hasad kepada orang lain.
- Bocah itu berteriak dengan keras, lantang, dan menggelegar.
- Hatinya terasa lapang. Hatinya telah tulus menerima keputusan itu.
- Bunga sedap malam, aromanya akan busuk, semerbak dikala di waktu malam.
- Siapa yang bilang matematika itu susah? Sulit?
- Ketika haus, ia minum, meneguk segelas air.
- Reni menyalakan lampu, menerangi ruangan.
- Tak usah menimbang-nimbang yang telah berlalu, yang sudah lewat, dan tak mampu diulangi lagi.
- Setiap pagi di desa ini saya mendengar kicauan, cericit, dan nyanyian burung.
- Mobil mercy yang dibelinya, amat sangat tidak murah sekali harganya.
- Aku berangkat menuju hutan pagi-pagi sekali, embun masih membasahi, dan cahaya matahari belum jatuh ke tampang bumi.
- Dia yakni seorang penyair, pujangga, sastrawan, yang diketahui oleh manusia.
- Fitri berbintik, bersuara pelan, dikala memberitahukan berita itu kepadaku.
- Ya Allah, angkatlah dari diriku segala kesusahan, kesusahan, kemelaratan, kemiskinan.
- Orang tua itu meminta-minta, memohon-mohon, semoga dibebaskan dari tuduhan.
- Selama 10 tahun ini dia telah berwisata, berlangsung-jalan, melanglang buana.
- Apa yang sudah menjadikannya menangis, meratap-ratap, dan berduka cita seperti itu?
- Setiap kali bertemu dengannya aku merasa bingung, bingung, nervous, dan salah tingkah.
- Temanku itu memang orang yang ahli, luar biasa, dan istimewa.
- Bagaimana saya tak jatuh cinta kepadanya? Dia sungguh anggun, menarik, menarik , dan menarik.
- Hargailah segala bisnisnya. Dia sudah letih, lelah, kecapekan, penat, dan kepayahan demi membahagiakan dirimu.
- Hatinya begitu gembira, bahagia, berbunga-bunga, menerima hadiah istimewa dari orang yang disayanginya.
- Aku sangat menggemari keheningan, kesunyian, kesenyapan desa ini.
- Kita semua berharap supaya kita berkecukupan, kaya, berlimpah harta benda dan bahagia.
- Dia membangun rumah yang besar, luas, dan megah.
- Kita berlindung dari sifat sedih dan duka cita, pilu dan merana.
- Aku melihatnya selaku orang yang banyak tertawa, tersenyum, terkekeh-kekeh bila mendengar sesuatu yang lucu.
- Anak kecil itu sangat cepat, terampil, dan bergas.
- Biasalah manis jelita, ayu menawan, manis menarik hati.
- Suaminya terlihat sungguh tampan, gagah, sungguh rupawan.
- Tugas kita hanyalah berusaha, berusaha, berikhtiar. Sedangkan hasil kita serahkan kepada-Nya.
- Orang itu banyak berpikir, merenung, menerawang sesuatu dengan mendalam.
- Kurangilah banyak berbicara, berbicara, yang tidak ada manfaatnya.
- Peristiwa ini yaitu cobaan, godaan, ujian bagi kita semua.
- Semoga negeri ini dijauhkan dari peristiwa, kemalangan, marabahaya.
Pahami juga majas-majas yang lain:
teladan majas personifikasi
teladan majas metafora
pola majas hiperbola
contoh majas litotes
pola majas inversi
teladan majas ironi
acuan majas gradasi
acuan majas innuendo
Contoh Majas Tautologi Dalam Puisi
Dibawah ini beberapa acuan puisi yang mengandung majas tautologi sinonimi.
Sendiri
Aku sendiri
Menikmati sepi dan sunyi
Tanpa satupun yang menemani.
Hanya kicau burung di rimba
Yang kudengar suaranya
Bagaikan alunan
Seorang gadis jelita.
Kuharapkan
Engkaulah yang kuharapkan
Engkaulah yang ku impikan
Bersamamu hatiku riang
Bahagia, senang, tanpa kesedihan.
Di dekatmu
Aku tentram, damai, dan sentosa.
Nyanyian
Gerimis jatuh
Tergerai di dedaunan
Kudengar dari kedalaman
Hatiku berkata.
Aku telah jatuh cinta
Kemudian kusayangi
Dirimu.
Seperti gerimis ini
Hadirmu menyejukan,
Mendinginkan, menentramkan.
Engkau ialah nyanyian
Yang lahir di antara rimba kehidupan.
Selalu
Aku tetap berlangsung
Menapaki kegelapan
Mencari cahaya jelas benderang
Di bawah bintang-bintang.
Aku tahu
Cinta itu tak akan pernah pergi
Maka saya mencari
Kemanapun ia berlalu.
Aku ingin mendengar kata-katamu,
Suaramu, ucapan, yang
Menentramkan jiwa.
Selalu ku nanti ku tunggu hingga final dari perjalananku.
Perjalanan Kami
Walaupun letih
Lelah, penat, kaki ini
Kita akan tetap berjalan
Menyusuri pantai
dengan pasirnya.
Menikmati pagi
Dengan cahayanya.
Kita tahu
Kebahagiaan sedang menanti.
Maka jangan hentikan
Teruslah berlangsung
Hingga berjumpa
Dengan apa yang kita impikan.
Masa Depan Kita
Aku melihat
Menatap, memandang
Sebuah paras
Yang begitu cantik.
Ia tersenyum
Dengan cahaya di paras
Yang berseri-seri.
Ia begitu senang
Menikmati setiap detik dari hidupnya
Sebab ia tahu, ada orang yang begitu menyayanginya.
Orang itu,
Adalah aku.
Kelopak Mawar
Telah mekar
Berbunga dan berseri-seri
Sebuah kelompok dari mawar.
Aku mencium
Aroma yang harum
Semerbak menyanggupi udara.
Wahai mawar yang indah
Aku sudah jatuh cinta
Kepada indahnya wajahmu
Kepada berseri dirimu.
Jangan pernah layu
Apalagi mati
Sebab bagiku
Engkau yaitu pendamping
Di abad-abad penuh bahagia.