Seputar Pengertian – Apa itu Abrasi…? yg perlu dimengerti bahwa Abrasi merupakan salah satu persoalan yg mengancam kondisi pesisir, yg dapat mengancam garis pantai sehingga mUndur kebelakang, merusak tambak maupun lokasi persawahan yg berada di pinggir pantai, & pula mengancam bangunan-bangunan yg memiliki batas pribadi dgn air bahari.
Abrasi atau kata lain biasa disebut erosi pantai. Kerusakan garis pantai tersebut dikarenakan terganggunya keseimbangan alam daerah dipantai tersebut. Dan meski Abrasi dapat disebabkan oleh tanda-tanda alami namun insan lah yg dijadikan selaku penyebab utama terjadinya erosi. Abrasi ini mampu terjadi kerena beberapa faktor antara lain, faktor alam, faktor manusia, & salah satu untuk mencegahnya tejadinya erosi tersebut yakni melakukan penanaman hutan mangrove. Beberpa faktor alam yg mampu menyebabkan erosi antara lain, angin yg bertiup di atas lautan sehingga menimbulkan gelombang serta arus maritim yg mempunyai kekuatan untuk mengikis sutau wilayah pantai.
Daftar Isi
Definisi Abrasi
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) abrasi ialah pengikisan batuan oleh air, es atau angin yg mengandung & mengangkut hancuran bahan. Secara singkat, luas daratan yg terkena pengikisan makin usang makin mengecil.
Proses erosi yg paling dominan disebabkan oleh kinerja gelombang bahari. Untuk menyingkat pemahaman tersebut, orang sering mempergunakan istilah erosi air laut. Sebetulnya, abrasi sudah bermula di kawasan pinggiran muara sungai pada ketika terjadi pasang surut wajah maritim. Abrasi terjadi makin besar, menuju ke kawasan muara sungai, daerah teluk, & kawasan tebing yg curam.
Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang bahari & arus maritim yg bersifat menghancurkan. Ada yg menyampaikan pengikisan sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat pengikisan ini di pengaruhi oleh tanda-tanda alamidan langkah-langkah manusia. Tindakan manusia mendorong terjadinya abrasi ialah pengambilan kerikil atau pasir di pesisir pantaiatau sungaisebagai materi bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat.[1]
Dampak Abrasi
- Luasan daratan/pulau menyusut. Apabila hal ini terjadi, akan memiliki efek pada keterbatasan pengadaan lahan untuk pertanian, permukiman, & dermaga.
- Topografi pantai menjadi terjal sehingga meminimalisir tempat pendaratan kapal nelayan.
- Tiang dermaga bertahap terkikis atau mengalami korosi sehingga memperpendek usia dermaga, & risikonya tak pantas difungsikan.
- Rusaknya tanggul pantai. Bagian dasar tanggul terabrasi, terkikis, & balasannya tanggul tak berfungsi lagi karena roboh.
- Berubahnya fungsi pantai, yg semula daerah rekreasi terpaksa dialih fungsikan menjadi hutan lindung.
Penyebab Abrasi Pantai
- Penurunan Permukaan Tanah. (Land Subsidence) Pemompaan Air tanah yg berlebihan untuk kebutuhan industri & air minum di wilayah pesisir akan menimbulkan penurunan tanah terutama bila komposisi tanah pantai sebagian besar terdiri dr lempung/lumpur karena sifat-sifat fisik lumpur /lempung yg gampang berubah balasan pergantian kadar air. Akibat penurunan air tanah ialah berkurangnya tekanan air pori. Hal ini mengakibatkan penggenangan & pada gilirannya meningkatkan erosi & erosi pantai. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatanpenurunan tanah cukup besar & menawarkan donasi terhadap genangan (rob) pada dikala air bahari pasang.
- Kerusakan Hutan Mangrove. Hutan Mangrove merupakan sumberdaya yg mampu pulih (sustaianable resources) & pembentuk ekosistem utama penunjang kehidupan yg penting di wilayah pesisir. Mangrove mempunyai peran penting selaku pelindung alami pantai lantaran mempunyai perakaran yg kokoh sehingga dapat meredam gelombang & menahan sedimen. Ini artinya mampu bertindak selaku pembentuk lahan (land cruiser).Sayangnya keberadaan hutan mangrove ini kini sudah kian punah karena keberadaan manusia yg memanfaatkan kayunya sebagai bahan bakar & materi bangunan.
- Kerusakan akhir gaya-gaya hidrodinamika. Gelombang Orientasi pantai yg relatif tegak lurus atau sejajar dgn puncak gelombang lebih banyak didominasi. Hal ini memperlihatkan informasi bahwa pantai dlm kondisi sepadan dinamik. Kondisi gelombang yg semula lurus akan membelok akibat proses refraksi/difraksi & shoaling. Pantai akan menanggai dgn mengorientasikan dirinya sedemikian rupa sehingga tegak lurus arah gelombang atau dgn kata lain terjadi erosi & deposisi sedimen sampai terjadi keseimbangan & proses selanjutnya yg terjadi cuma transportasi tegak lurus pantai (cros shore transport)
- Kerusakan akhir karena alam lain. Perubahan iklim global & peristiwa ekstrim misal terjadi siklon tropis. Faktor lain yakni peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan global (efek rumah kaca) yg mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.
- Kerusakan balasan kegiatan manusia yg lain antara lain Penambangan Pasir di perairan pantai, Pembuatan Bangunan yg menjorok ke arah bahari, & Pembukaan tambak yg tak memperhitungkan kondisi kondisi & lokasi.
Referensi
[1] Ira Suryani (NPM.09030057), Analisis Abrasi Pantai Tuapeijat DI Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jurnal, STKIP PGRI Sumatera Barat Padang, 2014,