Contoh Karangan Menanam Pohon. Kita semua mengenali apa saja manfaat menanam pohon. Menanam pohon mempunyai banyak laba.
Pohon bisa meminimalisir pengikisan maupun pengikisan, menyimpan air dan meminimalkan kadar polusi dan karbondioksida.
Yang kemarin kita baru saja mau buat pola paragraf tentang menanam pohon.
Dan berikut ini ialah karangan menanam pohon.
Daftar Isi
Cerita Anak : Menanam Pohon
Menanam Pohon Mangga
Kemarin kami menanam pohon. Ayah, ibu, abang, dan saya sama-sama menanam pohon di pekarangan rumah.
Pohon yang mau ditanam adalah pohon mangga. Pohon mangga bisa tumbuh sangat besar. Daunnya sangat rindang dan tangkainya pun banyak.
Ayah menciptakan sebuah lubang yang cukup dalam. Bibit mangga tersebut ditaruh di dalam lubang.
Kami gres selesai sekitar pukul jam 9 pagi. Perutku sungguh lapar. Kemudian ibu menjinjing nasi dan lauk pauknya. Kami makan tolong-menolong di sana.
Pohonku Sayang
Rumahku penuh dengan bunga bunga. Setiap hari Ibu menyiraminya. Kadang-kadang aku pun membantu ibu merawat tumbuhan.
Namun kemarin ada yang sungguh istimewa. Ayah berbelanja suatu bibit pohon.
Kata ayah dengan menanam pohon berarti kita menanam masa depan. Aku tidak mengerti apa maksudnya.
Lalu Ayah mengambarkan bahwa pohon yang kita tanam akan memperlihatkan faedah. Misalnya udara akan makin senyum. Dan yang lebih penting lagi, aku mampu mengkonsumsi hasil dari buah-buahan dari pohon tersebut.
Ternyata pohon tersebut ialah pohon jambu. Ayah kok nggak ngajak aku untuk bantu-membantu menanam pohon.
Ternyata menanam pohon tidaklah sukar. Kita cukup menciptakan suatu lubang untuk menaruh bibit pohon tersebut. Kemudian di Bitung ditaruh dan diisi dengan pupuk kandang.
Kami menyiramnya dengan sedikit air. Dalam beberapa tahun ke depan, pohon tersebut akan berbuah. Aku telah tak tabah lagi melihat buah dari pohon yang aku tanam.
Karangan Menanam Pohon
Pengalaman Menanam Pohon di Sekitar Rumah
Kami pernah mempunyai pengalaman menanam pohon. Dan saya ingin menceritakannya.
Ayah dan ibu sungguh bahagia menanam pohon. Dan memang dengan adanya pohon rumah kami terasa sangat sejuk.
Pohon menciptakan udara di sekitar rumah begitu segar. Selain itu pepohonan tersebut membuat rumah kami terasa sejuk.
Kami menanam sekitar 4 pohon mangga. Ketika itu kami membelinya dari pedagang bibit keliling.
Ayahku mengajak untuk membersihkan pekarangan rumah. Kami mencangkul nya sebagai persiapan untuk menanam pohon.
Setelah siap bibit diletakkan di sana. Tak lupa Ayah memperlihatkan pupuk sangkar. Pupuk kandang berfungsi untuk menyuburkan tanah.
Ini, setelah bertahun-tahun, pohon mangga kami telah berbuah. Buahnya pun sangat banyak. Kami memakannya dan menjualnya.
Menanam Pohon Hias
Ayah membeli sebuah rumah di perumahan. Awalnya saya tidak tenteram dan tidak betah. Udara di perumahan tersebut sungguh panas.
Namun Ayah mengatakan bahwa sebentar lagi udara di sini akan sejuk. Di depan rumah Ayah menanam pohon yang berjulukan pohon pucuk merah.
Pohon tersebut sangatlah indah. Pohonnya menjelang tinggi ke atas. Daunnya kecil-kecil namun sangat rimbun.
Aku membantu merawatnya. Tiap hari aku menyirami pohon tersebut. Sehingga tumbuh dengan subur.
Kini rumahku tidak lagi panas karena adanya pohon tersebut. Rumahku terasa sejuk dan udaranya pun sungguh segar.
Membantu Ibu
Aku sungguh senang menolong. Dan kemarin saya membantunya menciptakan taman di rumah.
Ibu menata dan menyusun tanaman sehingga pemandangan menjadi indah. Setelah selesai menata, hasilnya kami menanam suatu pohon.
Kami menanam pohon yang menjulang tinggi. Ibu mengatakan bahwa nama pohon tersebut yaitu pohon cemara.
Nanti apabila pohon cemara ini telah kian tinggi, akan bertambah banyak burung-burung yang datang.
Burung-burung tersebut bernyanyi setiap pagi. Tentunya suasana pagi akan makin indah dan cerah.
Mendengar kisah ibu saya pun antusiasmembantunya.
Merawat Tanaman di Rumah
Kami sedang belajar menanam bunga yang pepohonan. Tujuannya yakni semoga rumah kami higienis dari polusi, sejuk, dan segar.
Ayah berbelanja beberapa bibit bunga dan pohon. Lalu kami menanamnya di sekeliling rumah.
Ada yang ditanam di dalam pot dan ada pula yang ditanam di pekarangan rumah.
Setelah ditanam kita dilarang membiarkannya begitu saja. Tanaman tersebut harus dirawat.
Caranya sungguh gampang. Setiap pagi aku menerima tugas untuk menyiram tumbuhan tersebut.
Begitu juga di sore hari, tumbuhan tersebut harus disiram. Sehingga flora tidak layu.
Selain itu tumbuhan juga mesti diberi pupuk. Dengan adanya pupuk, Tanaman Akan semakin anggun. Bunga-bunganya akan mekar dan menghasilkan buah.
Ketika melihat tanaman itu makin indah dan pepohonan berbuah, betapa senangnya hati kami.
Pohon Yang Berbuah
Pohon Jambu Air
Tahun lalu Ayah berbelanja sebatang bibit pohon. Pohon tersebut kami tanam di sisi rumah.
Aku merawatnya sebagaimana merawat tanaman yang lain. Kadang-kadang harus disiram meskipun tidak sering.
Ayah juga pernah menunjukkan pupuk berulang kali. Dengan pupuk tersebut pohon jambu kami berkembang lebih subur.
Semakin hari pohonnya semakin besar. Ukurannya pun kian tinggi. Pohon jambu air tersebut kini mulai berbunga.
Banyak sekali kupu-kupu yang hinggap di sana. Dan tak usang lagi kami akan melihat buahnya.
Senang Menanam
Ayah selalu mengajakku menanam berbagai flora. Mulai dari sayur-sayuran sampai buah-buahan.
Di rumah kami banyak sekali tanaman. Semua flora tersebut memperlihatkan banyak manfaat.
Minggu kemarin ayahku mengajakku menanam suatu pohon. Pohon tersebut ialah pohon kelengkeng.
Ayah membelinya dari pasar. Ayah memintaku untuk membersihkan pekarangan rumah.
Aku pun tambah pintarnya dari daun-daun kering dan sampah. Lalu Ayah menenteng cangkul untuk membuat suatu lubang.
Di lubang itu nah Ayah menanam pohon kelengkeng. Kalau sudah berbuah kita tak perlu lagi berbelanja buah-buahan dari pasar.
Asalkan kita tekun merawatnya, pohon tersebut akan menunjukkan buah yang sangat banyak.
Pohon Rambutan
Kakek pernah berkunjung ke rumah kami. Dia membawakan bibit pohon rambutan.
Kakek tahu aku sungguh bahagia kepada rambutan. Kami acap kali berkunjung ke kampung kakek yang banyak sekali rambutannya.
Akupun ingin mempunyai rambutan di depan rumah sebagaimana kakek memilikinya.
Aku menanamnya di sore hari. Jika menanamnya di pagi atau siang hari, bisa saja bibit tersebut mati alasannya adalah panas.
Oleh alasannya adalah itu seharusnya menanam pohon dijalankan di waktu sore.
Setelah simpulan kami berdoa dan memohon semoga pohon rambutan kami berkembang dengan baik. Hanya cukup tiga tahun pohon tersebut mampu berbuah.
Memetik Mangga
Di belakang rumah, tumbuh 4 pohon mangga. Pohon mangga tersebut ditanam oleh ibu.
Ketika menanam dulu, akupun membantunya. Tananam pohon mangga tidaklah sulit.
Perawatannya pun sangat gampang. Cukup membersihkan aneka macam rumput yang mengusik. Dan menawarkan pupuk secukupnya.
Sekarang pohon mangga tersebut telah berbuah. Buahnya sungguh banyak pada setiap tangkainya.
Aku memetik beberapa buah yang sudah renta. Dan menyimpannya beberapa hari hingga matang.
Apakah kau mempunyai buah mangga juga? Lebih baik kamu menanam pohon nya ketimbang membelinya di pasar.
Memetik buah mangga hasil sendiri sangat mengasyikkan hati.
Menanam Pohon Pepaya
Di hari libur kami menanam pohon pepaya. Bertanya sangatlah enak dikonsumsi dan memberikan banyak vitamin.
Itu kami memutuskan untuk menanam pohon di sekitar rumah.
Pertama-tama kami menaburkan biji pepaya di tanah yang agak lembab. Beberapa hari kemudian aku melihat biji tersebut sudah berkembang.
Lalu kami pun penanganan nya di sekeliling rumah. Ada sekitar 7 pohon pepaya yang kami tanam.
Aku menyiraminya setiap pagi sampai pohon tersebut cukup besar. Ini pohon tersebut sudah mulai berbuah. Dan buahnya pun sangat banyak.
Aku sungguh bahagia ketika memetik pepaya pertama kali. Pengalaman itu membuatku bahagia menanam pepohonan di sekitar rumah.