Daftar Isi
Pengertian Agama
Agama merupakan suatu forum (institusi) penting yg mengendalikan kehidupan insan. Dalam hal ini, agama di artikan istilah religion berdasarkan Durkheim 1966, agama yaitu suatu tata cara terpadu yg terdiri atas kepercayaan & pratik yg berhubungan dgn hal suci. Kepercayaan tersebut mempersatukan siapa saja yg bekerjasama kedalam suatu komunitas yg di namakan umat.
Durkheim menjalaskan bahwa semua agama membagi semua benda yg ada di bumi ini, baik yg berujut nyata maupun yg ideal, kedalam dua kelompok yg saling berlawanan yakni hal yg bersifat profan & suci (sacred), atau duniawi atau ilahi.
Agama merupakan fasilitas bagi manusia untuk berhubungan dgn Sang Pencipta sehingga manusia senantiasa mendekatkan diri pada-Nya. Melalui kitab suci, manusia diberi isyarat untuk mencapai keamanan di dunia maupun di darul baka.
Jika insan tersesat atu menyimpang dr norna sosial yg berlaku,maka agama mampu mengembalikan keseimbangan. Jika seseorang tak memiliki agama, ia akan tersesat didalam hidupnya. selaku insan yg beragama , seseorang senantiasa harus konsisten terhadap atura aturan agamanya masing masing, yakni menjalankan perintah & menjauhi larangan-Nya.
Unsur-Unsur Agama
Beberapa ilmuwan seperti Light, Killer, & Calhoun (1989), memusatkan perhatian pada unsur-unsur dasar suatu agama, yakni sebagai berikut.
-
Kepercayaan
Setiap agama pasti mempunyai kepecayaan seperti percaya pada Tuhan, nabi-nabi, & kitab.
- Simbol
Setiap agama mengenal berbagai lambang atau simbol, baik itu berupa pakaian, ucapan, goresan pena maupun tindakan.
- Praktek
Setiap fatwa agama yg ada mempunyai praktek keagamaan seperti sholat, kebaktian, puasa, semedi, & lain sebagainya.
- Pemeluk
Agama mempunyai sejumlah pemeluk/ pengikut.
- Pengalaman keagamaan
Setiap pemeluk agama mempunyai beberapa bentuk pengalaman keagamaan
Baca Juga : Pengertian Lembaga Sosial Menurut Para Ahli
Fungsi Agama
Menurut Durkheim (1966), lewat komunikasi dgn Tuhan orang yg beriman bukan hanya mengetahui kebenaran yg tak di pahami orang yg tak percaya adanya Tuhan (ateis), tetapi pula menjadi yg lebih kuat lagi. Meurutnya, fungsi agama yaitu untuk menggerakan & membantu kita hidup. Dari sisi makro, agama mampu menjalankan fungsi positif karna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk dengan-cara bersiklus menegakkan & memperkuat perasaan & pandangan baru kolektif yg menjadi ciri & inti persatuan & persamaan umat.
Adapun sosiolog yg mengemukakan bahwa agama selaku institusi mempunyai kekurangan. Misalnya, munculnya pertentangan atau konflik selaku balasan sifat fanatik antar umat beragama tak di sebabkan semata-mata aspek agama, namun banyak dipengaruhi faktor kepentingan di luar agama, seperti kepentingan politik, ekonomi.
Secara rinci, agama berfungsi sebagai berikut:
-
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok.
-
Mengatur tata cara kekerabatan antarmanusia & manusia dgn Tuhan.
-
Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah untuk menghindari perilaku menyimpang, seperti membunuh, memerkosa, berzinah, & berjudi.
-
Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yg mengharuskan seseorang untuk selalu berbuat baik terhadap sesama & lingkungan hidupnya.
-
Pedoman perasaan kepercayaan (considen). Siapa pun yg selalu berbuat baik akan mendapat pahala dr Tuhan.
-
Pedoman keberadaan (exsistence). Keberadaan alam semesta dgn segala isinya, termasuk insan, mesti disikapi dgn rasa syukur & tulus.
-
Pengungkapan keindahan (estetika). Manusia yg suka akan keindahan akan mengekspresikan rasa estetiknya dgn membangun rumah ibadah & hal-hal lain yg berkaitan dgn kepercayaan agama yg dianutnya.
-
Pedoman rekreasi & hiburan untuk mencari ketenangan & kesejukan jiwa, insan mampu menjalankan ritual agama mirip shalat, yoga, & meditasi.
-
Memberikan identitas pada insan selaku belahan dr satu agama, misalnya sebagai umat islam, kristen, hindu, budha, & khonghucu.
Baca Juga :Norma Kesusilaan – Pengertian, Sangksi, Sumber, Manfaat Dan Contohnya
Pengertian Lembaga Agama
Lembaga Agama yakni sistem keyakinan & praktek keagamaan dlm masyarakat. Agama intinya acara manusia untuk bekerjasama dgn Tuhannya. Agama sungguh penting untuk menyeimbangkan kehidupan insan yaitu antara kehidupan dunia & akhirat.
Lembaga agama merupakan organisasi yg dibentuk oleh umat beragama dgn maksud untuk meningkatkan suatu kepentingan hidup beragama yg ada didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, & bernegara. Tujuannya adalah untuk menigkatkan kualitas hidup beragama setiap umat.
Emilie Durkheim berpendapat bahwa agama yakni metode tepadu yg tediri atas kepercayaan & praktek yg bekerjasama dgn hal-hal suci & bahwa kepecayaan & pula praktek tersebut mempesatukan siapa pun yg beriman kedalam satu komunitas yg dinamakan umat. Makara, pemahaman lembaga agama yakni metode keyakinan & praktek keagamaan dlm masyarakat yg telah dirumuskan & dibakukan.
Fungsi Lembaga Agama
-
Untuk Sebagai pedoman hidup
-
Sebagai Sumber kebenaran
-
Sebagai pengatur tata cara korelasi antara manusia dgn manusia dgn Tuhan
-
Sebagai Tuntunan prinsip benar & salah
-
Sebagai pedoman pengungkapan suatu
perasaan persaudaraan didalam suatu agama yg diwajibkan berbuat baik terhadap sesama insan. -
Sebagai pedoman kepercayaan insan yg melakukan perbuatan baik yg mesti selalu dibarengi dgn sebuah keyakinan bahwa perbuatannya merupakan keharusan dr Tuhan & yakin perbuatannya itu akan menerima suatu pahala, walaupun perbuatnnya sekecil apapun.
-
Sebagai pedoman Keberadaan yg pada hakikatnya makhluk hidup didunia ini merupakan ciptaan ilahi.
-
Sebagai pengungkapan perasaan suatu nilai estetika insan yg cenderung menggemari keindahan karena keindahan merupakan kepingan dr jiwa manusia.
-
Sebagai pedoman buat rekreasi & hiburan. Dalam mencari suatu kepuasan batin yg lewat rekreasi & hiburan, tak melanggar suatu kaidah-kaidah agama.
Baca Juga :Norma Adalah
Jenis-jenis agama yg ada di Indonesia
-
Agama Islam
-
Agama Kristen Protestan
-
Agama Kristen
-
Agama Hindu
-
Agama Buddha
-
Agama Kong Hu Cu
Contoh Lembaga Agama
-
Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI)
-
Kristen : Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI)
-
Nasrani : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
-
Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
-
Buddha : Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)
-
Khonghucu : Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin)
- MUI (Majelis Ulama Indonesia)
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yg mewadahi ulama, zu’ama, & cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina & mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.
Baca Juga :Cara Proses Pengendalian Sosial Beserta Contohnya Lengkap
- Peran MUI
Dalam khittah dedikasi Majelis Ulama Indonesia sudah dirumuskan lima fungsi & kiprah utama MUI yaitu:
- Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul Anbiya)
- Sebagai pemberi fatwa (mufti)
- Sebagai pembimbing & pelayan umat (Ri’ayat wa khadim al ummah)
- Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid
- Sebagai penegak amar ma’ruf nahi munkar
- Hubungan dgn pihak eksternal
Sebagai organisasi yg dilahirkan oleh para ulama, zuama & cendekiawan muslim serta tumbuh berkembang di kelompok umat Islam, Majelis Ulama Indonesia yakni gerakan masyarakat. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tak berlainan dgn organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yg memiliki eksistensi otonom & menjunjung tinggi semangat kemandirian. Semangat ini ditampilkan dlm kemandirian — dlm arti tak tergantung & terpengaruh — pada pihak-pihak lain di luar dirinya dlm mengeluarkan pandangan, asumsi, sikap & mengambil keputusan atas nama organisasi.
Dalam kaitan dgn organisasi-organisasi kemasyarakatan di golongan umat Islam, Majelis Ulama Indonesia tak bermaksud & tak dimaksudkan untuk menjadi organisasi supra-struktur yg membawahi organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut, & terlebih memposisikan dirinya selaku wadah tunggal yg mewakili kemajemukan & keanekaragaman umat Islam. Majelis Ulama Indonesia , sesuai niat kelahirannya, ialah wadah silaturrahmi ulama, zuama & cendekiawan Muslim dr banyak sekali kelompok di kelompok umat Islam.
Baca Juga :Pranata Agama ialah
Kemandirian Majelis Ulama Indonesia tak berarti menghalanginya untuk menjalin hubungan & kerjasama dgn pihak-pihak lain baik dr dlm negeri maupun luar negeri, selama dilaksanakan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing serta tak menyimpang dr visi, misi & fungsi Majelis Ulama Indonesia.
Hubungan & kerjasama itu menawarkan kesadaran Majelis Ulama Indonesia bahwa organisasi ini hidup dlm tatanan kehidupan bangsa yg sangat beragam, & menjadi cuilan utuh dr tatanan tersebut yg mesti hidup berdampingan & bekerjasama antarkomponen bangsa untuk kebaikan & pertumbuhan bangsa. Sikap Majelis Ulama Indonesia ini menjadi salah satu ikhtiar merealisasikan Islam sebagai rahmatan lil alamin (Rahmat bagi Seluruh Alam).
- PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia)
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia – PGI (bahasa Inggris: Council of Churches in Indonesia (CCI); dahulu disebut “Dewan Gereja-gereja di Indonesia” – DG
I diresmikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dr kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yg terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”
- Peranan PGI
Untuk menertibkan, & menjadi wadah santunan aturan bagi Gereja-Gereja di Indonesia.
Baca Juga :Norma Sosial
- KWI (Konferensi Waligereja Indonesia)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali) yakni organisasi Gereja Nasrani yg beranggotakan para Uskup di Indonesia & bertujuan menggalang persatuan & kerja sama dlm peran pastoral memimpin umat Katolik Indonesia.
Masing-masing Uskup ialah otonom & KWI tak berada di atas maupun membawahi para Uskup & KWI tak mempunyai cabang di tempat. Keuskupan bukanlah KWI tempat. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di Indonesia yg masih aktif, tak tergolong yg sudah pensiun. KWI melakukan pekerjaan melalui komisi-komisi yg diketuai oleh Uskup-Uskup.
Pada 2006 anggota KWI berjumlah 36 orang, sesuai dgn jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan) ditambah seorang uskup dr Ambon (Ambon memiliki 2 uskup).
- PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia)
Parisada Hindu Dharma Indonesia (disingkat PHDI) adalah majelis organisasi umat Hindu Indonesia yg mengurusi kepentingan keagamaan maupun sosial.
PHDI yg mulanya bernama Parisada Hindu Dharma Bali ini diresmikan di pada tahun 1959 untuk memperjuangkan agar agama Hindu menjadi agama yg diakui di Indonesia. Pada tahun 1964, nama organisasi ini diubah menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia, yg mencerminkan upaya-upaya selanjutnya untuk mendefinisikan Hindu tak cuma selaku kepentingan Bali tetapi pula nasional. Pengurus Pusat PHDI berkedudukan di Jakarta.
Baca Juga :Penjelasan Realita Sosial Beserta Perkembangan Menurut Para Ahli
- WALUBI
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) adalah wadah kebersamaan organisasi umat Buddha Indonesia yg terdiri dr Majelis-Majelis Agama Buddha, Lembaga Keagamaan Buddha, Dewan Sangha, Badan Kehormatan & Wadah Kemasyarakatan yg bernapaskan Agama Buddha.
Unsur Lembaga Agama
Menurut Light, Keller & Callhoun (1989), unsur –unsur dasar agama yakni selaku berikut:
-
Kepercayaan, kepercayaan adalah suatu prinsip yg dianggap benar & tanpa ada keraguan lagi. Seperti kepercayaan monoteisme yg percaya bahwa Tuhan itu satu, atau kepercayaan pada reinkarnasi bagi umat agama-agama Timur, seperti Hindu & Budha.
-
Praktik keagamaan, seperti berdoa, bersembahyang, berpuasa, & sedekah, praktik keagamaan berbeda dgn ritual keagamaan, karena ritual keagamaan menyangkut kekerabatan manusia dgn Tuhan dengan-cara vertikal. Pratik keagamaan mencakup relasi vertikal & relasi horizontal, yakni korelasi antar manusia sesuai dgn pemikiran agama
-
Simbol keagamaan mampu memberi tanda atau idetitas bagi orang yg menganutnya. Misalnya, model atau corak busana orang-orang islam & bentuk bangunan rumah ibadah umat Hindu (pure, candi).
-
Umat adalah penganut masing-masing agama. Sekarang ini, banyak wadah atau organisasi yg menampung uamt beragama dlm rangka melaksanakan praktik agamanya, seperti KWI (Kristen), Muhammaddiah, MUI (islam), PGI (Kristen), PHDI (Hindu), & WALUBI (Budha).
-
Pengalamaan keagamaan. Pengalamaan keagamaan setiap umat berbeda karena menyangkut dilema yg susah di butikan & di ukur kadarnya.
-
Pengalamaan keagamaan bersifat idividual mirip pengalamaan spiritual seorang pasien yg sakit parah oleh dokter sudah divonis meninggal, tetapi karena doa dr sipasien maupun keluarganya, pasien tersebut mampu sembuh kembali.
Unsur-unsur agama tersebut merupakan elemen yg dimiliki setiap agama. Hanya corak & perwujudannya saja yg berlawanan.
Demikian Penjelasan postingan diatas perihal Lembaga Agama – Pengertian, Peran, Contoh, Unsur, Fungsi, Gambar mudah-mudahan mampu berguna bagi pemabaca setia kami.