close

80 Pantun Hujan : Lucu, Gerimis, Masih Air, Romantis, Deras, Cinta, Di Pagi Hari

Negeri Arab negeri gurun,
Angin berhembus sangat pelan. 
Malam ini hujan turun,
Membawa 1000 Kenangan.
Pekalongan kota batik,
Batik tradisi aneka warna. 
Hujan turun rintik-rintik,
Teringat Dikau yang disana.
-oOo-
Hujan yaitu sebuah ingatan. Di dalamnya tersimpan aneka macam Kerinduan.  tersimpan kala silam yang begitu indah. 
Di ketika ekspresi dominan hujan seperti ini,  kerinduan itu bangun kembali. 
Sambil menikmati gerimis,  rintik-rintik,  atau hujan yang deras, mari kita mengisi hari dengan pantun. 
Berikut ini kumpulan dari pantun saat hujan turun.
-oOo-

Pantun Hujan Gerimis

Dan masih ada pula beberapa bait lainnya, adalah pantun cukup sekian terimakasih, pantun budaya, dan pantun agama islam
-oOo-

Pantun Hujan Rintik-Rintik

Hujan rintik-rintik tak bedanya dengan hujan gerimis. Ia turun dengan intensitas yang ringan
Hujan rintik-rintik biasanya sangat abadi. Kalau turun di pagi hari, baru selesai di sore hari. 
Jika turun di malam hari, gres akhir dikala pagi.
Banyak orang yang menggemari hujan rintik-rintik. Karena hujan rintik-rintik menciptakan lezat orang yang tidur. Menghadirkan semangat bagi mereka yang melakukan pekerjaan .

51. Terbangun.

Anak kecil main undur-undur,
Lucky lucky bermain gelatik. 
Terbangun ketika tidur,
Di genteng terdengar rintik-rintik.
.

52. Syahdu.

Kain batik boleh dibeli,
Beri aroma harum melati. 
Hujan rintik-rintik situasi sunyi,
Mengapa Syahdu di dalam hati?
.

53. Si manis.

Beli jajan dalam plastik,
Bunga indah jangan dipetik. 
Kalau hujan rintik-rintik,
Diriku teringat pada si manis.
.

54. Menyeduh.

Ambil topi untuk penari,
Burung gelatik terbang tinggi. 
Menyeduh kopi di pagi hari,
Hujan rintik-rintik masih menemani.
.

55. Jatuh di atap. 

Burung pipit alap-alap,
Singgah di pucuk petai. 
Hujan rintik-rintik jatuh di atap,
Dari pagi belum akhir. 
-oOo-

56. Dihangatkan. 

Dari sawah menyaksikan sapi,
Melewati suatu jembatan. 
Badan dihangatkan oleh kopi,
Hati dihangatkan oleh kenangan.
.

57. Rintik hujan.

Padi menguning di tengah sawah,
Sungguh indah dipandangnya.
Rintik hujan begitu renyah,
Memanjakan daun telinga. 
.

58. Pergi ke sawah.

Makan kari minum blewah,
Duduk bersama bagaikan raja. 
Pak tani pergi ke sawah,
Di bawah hujan beliau melakukan pekerjaan . 
.

59. Bersantai. 

Ayam berintik di atas pagar,
Kaki menjuntai makan merica. 
Hujan rintik-rintik bikin mager,
Enaknya bersantai di rumah saja. 
.

60. Tarik selimut.

Belalang hinggap di balik daun,
Terbang bebas dikala pagi. 
Kalau hujan masih turun,
Tarik selimut, yuk tidur lagi. 

Pantun Hujan Petang Hari

 Di dalamnya tersimpan berbagai Kerinduan 80  Pantun Hujan : Lucu, Gerimis, Masih Air, Romantis, Deras, Cinta, Di Pagi Hari

Hujan itu turun di periode senja. Hujan menyirami Bumi. Memberikan kesejukan dan membersihkan. 
Hujan merupakan bentuk kasih sayang dari Allah azza wa jalla. Dengan air hujan itu, tanah menjadi subur. Lalu menumbuhkan banyak sekali buah-buahan. 
Dan inilah gerimis di petang hari. 

61. Syahdunya senja.

Anak manja bagaikan putri,
makan kecil kudapan kentang. 
Syahdunya senja di hari ini,
Gerimis turun di waktu petang. 
.

62. Gerimis mengundang.

Angin menderu dengan kencang,
Mematahkan pohon pinang. 
Kudengar lagu gerimis mengundang,
Di abad gerimis waktu petang. 
.

63. Bersamamu.

Memakai gamis dari kerabat,
Saudara dari kota Madinah. 
Hujan gerimis di waktu senja,
Bersamamu bertambah indah. 
.

64. Amat rindu. 

Kain sari kain belacu,
Dijemur di hari siang. 
Terasa diri amat rindu,
Kalau hujan di waktu petang. 
.

65. Awan mendung.

Dalam karung terisi kentang,
Dari Jawa ke Ujung Pandang. 
Awan mendung mulai tiba,
Mengiringi langit petang. 
-oOo-

Pantun Selamat Hujan Kawan!

66. Menikmati hujan. 

Burung dara melayang ke awan,
Sayap mengepak dengan pelan. 
Wahai sahabat wahai kawan,
Selamat menikmati hujan. 
.

67. Mari ngopi.

Tumbuh subur pohon beringin,
Di erat pohon pepaya. 
Hujan ini begitu dingin,
Mari ngopi bersama saya. 
.

68. Kalau dingin.

Kalau masbodoh makan ketan,
Makan nasi dengan empal. 
Kalau dingin terasa di badan,
Lebih baik memeluk bantal. 
.

69. Makin asyik.

Putih kain terkena bintik,
Tak sedap dipandang mata. 
Makin masbodoh semakin asyik,
Kalau ada sahabat di samping kita. 
.

70. Kasian. 

Perahu kecil jangan ditambat,
Walau menempuh jarak berkilo. 
Hujan turun kian lebat,
Aku kasian dengan si jomblo. 

Pantun Langit Tak Selalu Cerah

71. 
Penyair abnormal menciptakan madah,
Madah untuk kekasihnya. 
Langit biru semakin indah,
Kala diterpa cahaya surya. 
.
72.
Zaman sulit hati sabar,
Mengeluh itu tiada guna. 
Langit tak selalu cerah,
Ada kalanya hujan melanda. 
.
73.
Masih kecil menonton drama,
Tentang pangeran putri tercinta. 
Walau mendung bermetamorfosis,
Jangan pernah frustasi.
.
74.
Sore hari pasang pelita,
Untuk menerangi teras rumah. 
Setelah langit gelap gulita,
Akan terbit pelangi yang indah. 
.
75.
Gadis muslimah pakai kerudung,
Duduk mencar ilmu di dalam kelas. 
Langit mendung kian mendung,
Akan tiba hujan yang deras. 
-oOo-
76.
Pengantin tidur di tenda biru,
Malu-aib tersenyum simpul. 
Walau langit kian kelabu,
Yang penting keluarga berkumpul.
77.
Air sungai terus mengalir,
Menuju hilir dari hulu. 
Angin senja bersemilir,
Membawa awan yang kelabu. 
78. 
Sungguh anggun rasanya jambu,
Jambu biji jambu merah. 
Walau langit berwarna kelabu,
Yang penting hati kita cerah. 
79.
Hati bahagia di hari raya,
Orang berkumpul dengan semarak. 
Begini nasib langit dunia,
Kadang mendung kadang cerah 
80.
Rumah kecil hutan bambu,
Beralaskan bongkahan watu. 
Di senja yang kelabu,
Aku rindu, aku menunggu. 
 
-oOo-