8 Hadits Ihwal Berguru (Hadits Manfaat, Keutamaan, Keutamaan Lengkap)

Hadits menimba ilmu Islam mendidik umatnya untuk senantiasa belajar atau mencari ilmu. Hal itu terbukti dengan turunnya Al-Qur’an Surah Al-’Alaq ayat 1-5 yang berisi wacana perintah membaca. Membaca yaitu rangkaian proses belajar untuk mendapatkan suatu ilmu. Oleh karena itu, selaku seorang muslim, kita harus selalu berupaya untuk selalu menambah dan memperdalam serta mengembangkan ilmu. Selain ayat-ayat Al-Qur’an, banyak juga hadits yang menjelaskan perintah belajar.

Semua perkara yang diperintahkan Islam, pasti akan berfaedah dan menjinjing kebaikan bagi umatnya. Sebaliknya, masalah yang tidak boleh Islam, niscaya menjinjing mudarat bagi umatnya (jika dilanggar). Menuntut ilmu ialah perkara yang diperintahan dalam Islam. Dengan demikian, menimba ilmu menenteng faedah selaku berikut.

1. Hadits orang yang mencari ilmu mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad

Artinya:

Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Orang yang keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai beliau kembali (ke rumah).” (H.R. Tirmizi: 2571).

2. Hadits menuntut ilmu memunyai kebaikan lebih baik ketimbang salat seratus rakaat

Artinya:

Dari Abu Zar berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: “Hai Abu Zar, keluarmu dari rumah pada pagi hari untuk mempelajari satu ayat dari kitab Allah itu lebih baik ketimbang engkau melakukan salat seratus rakaat …. (H.R. Ibu Majah: 215).

3. Hadits orang yang suka mencari ilmu akan dimudahkan jalannya menuju surga dan dinaungi para malaikat

Artinya:

“Barang siapa menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan menawarkan baginya jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat menaungkan sayap-sayapnya sebab bahagia kepada orang yang menuntut ilmu …. (H.R. Tirmizi: 2606).

Hidup di zaman modern ini tidaklah gampang. Zaman semakin maju ditandai dengan pertumbuhan ilmu wawasan dan teknologi yang semakin mutakhir. Mengingat kondisi mirip itu, kita dihentikan hanya bermalas-malasan menerima nasib. Kita dituntut untuk lebih ulet mencari dan berbagi ilmu sehingga tidak terlindas oleh pertumbuhan zaman. Tenaga insan telah banyak diganti mesin, cuma orang-orang berilmulah yang nantinya akan tetap bertahan. Bagaimana keistimewaan orang pandai itu?

Islam mengharuskan umatnya untuk menimba ilmu. Hal itu dimaksudkan agar umat Islam memunyai kedudukan dan kehormatan dalam kehidupan sehingga menjadi umat yang utama. Orang berilmu menerima kedudukan yang istimewa dalam Islam. Selain itu, dengan ilmu umat Islam akan lebih khusyuk dalam melaksanakan ibadah.

Berikut ini hadits yang menunjukan keistimewaan orang pandai.

Artinya:

Dari Abu Darda’ r.a. berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda…’Keutamaan orang yang cerdik kepada orang yang jago ibadah, seperti keistimewaan bulan kepada semua bintang-bintang. Sesungguhnya ulama (orang yang berakal) yaitu pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan juga dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, beliau telah mengambil bab yang sempurna.” (H.R. Tirmizi: 2606).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa orang cerdik memunyai kedudukan yang lebih tinggi ketimbang ahli ibadah, apalagi kepada orang yang tidak ahli ibadah. Orang yang andal ibadah adalah mulia. Namun, tindakan itu hanya untuk dirinya, sedangkan orang akil, selain untuk kebaikan dirinya, juga memberi kebaikan bagi orang lain.

Hadits tersebut juga menjelaskan bahwa perbandingan orang yang berilmu dengan ahli ibadah ialah mirip keutamaan bulan kepada bintang-bintang. Bulan mempunyai cahaya yang sangat terperinci, sedangkan bintang yang begitu banyak jumlahnya tidak dapat menerangi bumi. Bintang memiliki cahaya yang hanya mampu menerangi dirinya, sedangkan bulan, selain menerangi dirinya juga mampu menerangi bumi, apalagi kalau terjadi bulan purnama. Orang pandai juga dikatakan sebagai pewaris para nabi. Maksudnya, orang yang bakir yakni sebagai penyambung dakwah nabi dalam menyampaikan anutan Allah swt.

Orang yang memiliki ilmu memunyai keutamaan dan keistimewaan tersendiri dalam Islam. Keistimewaan dan keutamaan orang berakal, antara lain sebagai berikut:

Hadits bahwa memiliki ilmu ialah bekal hidup di dunia dan akhirat

Artinya:

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Raulullah saw. bersabda: Apabila seorang insan meninggal dunia, terputuslah semua amalnya, kecuali tiga kasus, ialah sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak saleh yang mendoakannya. (H.R. Muslim:3084)

Memperoleh doa keselamatan dari Allah, para malaikat, dan seluruh penghuni langit serta bumi, bahkan semut di liangnya dan ikan-ikan di lautan

Artinya:

Dari Abu Umamah Al-Bahily Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni langit-langit dan bumi hingga semut di liangnya serta ikan-ikan di lautan, sungguh mendoakan orang-orang yang mengajar insan kepada kebaikan. (H.R. Tirmizi: 2609)

Hadits bahwa orang arif memperoleh keselamatan dari laknat Allah swt

Artinya:

Dunia itu terkutuk dan juga segala isinya, kecuali zikir dan taat terhadap Allah serta orang alim (terpelajar) dan orang yang berguru. (H.R. Ibnu Majah: 4102).

Allah swt. dan Rasulullah saw. sungguh menggemari orang-orang yang berakal. Selain memiliki beberapa keutamaan, orang arif juga mempunyai faedah bagi orang lain. Manfaat orang bakir antara lain sebagai berikut.

Artinya:

Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan yang diamanatkan Allah kepadaku untuk disampaikan itu ialah bagaikan hujan lebat yang turun ke bumi. Dari sebagian bumi tersebut ada yang subur yang mampu mengendapkan air lalu menumbuhkan berkembang-tanaman dan rumputrumputan yang banyak. Dari sebagian bumi tersebut ada yang gersang yang hanya menampung air yang oleh Allah dimanfaatkan untuk insan sehingga mampu dipergunakan untuk minum, meminumi ternaknya, dan kepentingan pertanian. Dan hujan tadi juga turun ke bab bumi lainnya, hanya saja bagian bumi ini merupkan tanah yang keras dan datar yang tidak mampu memuat air dan menumbuhkan berkembang-tumbuhan. Demikian itulah, perumpamaan orang pandai dalam agama Allah dan memanfaatkan apa yang diamanatkan Allah kepadaku, lalu sehabis ia mengetahuinya lantas mengerjakannya; ungkapan orang takabur yang tidak mau mempedulikannya; dan perumpamaan orang yang tidak mau menerima isyarat Allah yang diperintahkan kepadaku untuk menyampaikannya (H.R. Muslim: 4232)

Orang yang arif dan mengajarkannya diibaratkan hujan turun di tanah yang subur. Hujan itu mampu menumbuhkan tanaman dan mampu dimanfaatkan manusia. Semua itu memiliki arti menciptakan kemakmuran.