Pantun guru yakni Kumpulan pantun tentang cinta kasih, pengorbanan, dan perjuangan guru untuk mendidik murid-muridnya.
Guru ialah orang yang sangat berjasa dalam mendidik kita. Kita mencar ilmu setiap hari bersama guru.
Walaupun ketika pantun ini ditulis, kita mencar ilmu di rumah, namun guru senantiasa mengamati kita.
Seorang guru memberikan cinta kasih yang murni. Mereka senantiasa menasehati semoga kurun depan kita cerah.
Para guru juga memotivasi murid-muridnya semoga belajar.
Mereka mengajar dengan sepenuh hati. Kadang abad mengajar dengan tegas, jenaka, bahkan kadang seperti seorang teman.
Tanpa seorang guru Mungkin kita bukanlah siapa-siapa. Kita mampu belajar bernyanyi dan menari, berhitung, olahraga, semua itu atas jasa bimbingan guru.
Berikut ini ialah kumpulan pantun perihal guru.
Daftar Isi
Pantun Guruku Sayang
21. Terkena air watu pun pecah,
Mentari siang begitu terik.
Alangkah bahagia kan sekolah,
Karena Ibu guru sangat cantik.
22. Baju gres baju batik,
Di pasar Rabu baju dibeli.
Sudah manis juga baik,
Dialah guru yang sejati.
23. Aneka rupa insan di dunia,
Yang paling mulia yang bertakwa.
Kami semua hormat padanya,
Guru bagus memang istimewa.
24. Baju kotor tolong bilaskan,
Jatuh ke sungai di bawa ikan.
Bila beliau menjelaskan,
Kami semua mendengarkan.
25. Burung gelatik suka mengejar-ngejar ,
Terbang tinggi jauh ke awan.
Guru elok bila mengajar,
Caranya sangat menyenangkan.
-oOo-
26. Baju batik di daun lontar,
Jatuh sepeti ke dalam kolam.
Guru anggun sangatlah cendekia,
Ilmunya luas serta dalam.
27. Sungai Musi sungai yang lebar,
Laju perahu terlihat kembar.
Kelak kalau saya besar,
Akupun ingin mampu mengajar.
28. Surya di ufuk telah berpijar,
Tanda hari Mulai pagi.
Bertahun-tahun ibu mengajar,
Kan berpisah dalam waktu dekat.
29. Pergi ke pasar beli sepatu,
Sepatu baru sepatu gres.
Kami semua menyangi ibu,
Sungguh besar jasa-jasamu.
30. Memang elok sepatu baru,
Tertinggal di bawah pohon randu.
Setiap hari ada rindu,
Ingin bertemuibu guru.
Pantun Guru Tersayang
Selama kita belajar di sekolah pasti ada guru yang kita sayang. Biasanya guru tersebut juga menyayangi kita.
Kita baru tahu jasa-jasanya sesudah kita lulus sekolah.
Berikut ini kumpulan pantun guruku tersayang.
31. Pagi-pagi minum jamu,
Karena badan merasa meriang.
Kubuat pantun untuk dirimu,
Pantun perumpamaan kasih dan sayang.
32. Sungai Musi airnya bersih,
Burung terbang terbang-layang.
Kami ucapkan terima kasih,
Untuk guru yang tercinta.
33. Waktu sore Waktunya makan,
Makan dengan ikan toman.
Belajar bersamamu menggembirakan,
Dekat denganmu terasa nyaman.
34. Suara burung terdengar riang,
Bermain-main di langit biru.
Wahai ibu guru tercinta,
Semoga engkau sehat selalu.
35. Awan mendung begitu kelabu,
Angin kencang suara menderu.
Di dalam hati kami rindu,
Mendengarkan rekomendasi darimu.
-oOo-
36. Hujan turun dengan lebat,
Perahu di tepi mesti diikat.
Kami mencoba untuk taat,
Atas arahan dan rekomendasi.
37. Sangat pandai hewan kancil,
Benerin jam dengan si rusa.
Moga-moga kami berhasil,
Berguna bagi nusa bangsa.
38. Ikan cupang di dalam parit,
Parit panjang sampai ke hutan.
Kami akan menjadi murid,
Murid mahir yang membanggakan.
39. Karena embun daun berair,
Embun jatuh ke daun ilalang.
Walau nanti kita berpisah,
Jasa Ibu tetap terkenang.
40. Kolam kecil daerah si ikan,
Ikan emas pandai berenang.
Kami senantiasa mengharapkan,
Doa ikhlas dari ibu tersayang.
Pantun Guru Terbaik
Berbicara ihwal guru maka kita berbicara wacana banyak hal. Seperti sekolah, rekomendasi, mencar ilmu, disiplin, motivasi, dan banyak lagi. Puisi guruku pelitaku.
Berikut ini beberapa kumpulan pantun terbaik yang bertemakan guru.
41. Anak bermain di jerami,
Lalu memanjat pohon pinang.
Wahai guru-guru kami,
Jasamu selalu kami Kenang.
42. Pakai baju, baju merah,
Sayang ada noda tinta.
Masa depan begitu cerah,
Atas bimbingan Guru tersayang.
43. Ke padang datar pergi berburu,
Pulang petang mendapat rusa.
Kami hormat dan sayang guru,
Didik kami semoga mulia.
44. Hari gelap memasang lilin,
Ada kue di dalamnya.
Engkau mengajarkan disiplin,
Agar cerah abad depan.
45. Sore hari datang tamu,
Oleh-oleh kacang kedelai.
Sungguh mulia -jasa-jasamu,
Mendidik kami menjadi pandai.
-oOo-
46. Sungguh hangat sinar mentari,
Mentari mengambang di langit biru.
Gigih perjuangan setiap hari,
Agar kami mendapat ilmu.
47. Embun bening daun jambu,
Untuk mengobati sakit mata.
Engkau memberi berbagai ilmu,
Agar tercapai keinginan.
48. Mari menyiram bunga melati,
Agar bunganya berseri-seri.
Senyummu mendamaikan hati,
Bagaikan Embun di pagi hari.
49. Pintu gerbang penuh goresan,
Menyambut nelayan perahunya karam.
Niat lapang dada mengajarkan,
Agar kami semua paham.
50. Kain tenun jangan dipilin,
Kalau dipilin nanti terbelah.
Engkau mengajar dengan disiplin,
Ajari kami tanpa lelah.
Pantun Nasehat Guru Untuk Murid
Seorang guru sering memberi rekomendasi. Tujuannya agar murid-murid menjadi lebih baik.
Nasehat itu kadang didengar kadang tidak. Namun sebuah hari pasti akan diingat oleh siswa.
Begitulah seorang guru. Mereka sungguh tabah dan penyayang. Walaupun kadang murka saat kita bersalah.
51. Ada duit di dalam saku,
Uang selembar hanya seribu.
Dengarkanlah wahai muridku,
Inilah saran dari diriku.
52. Buah jambu dimakan bajing,
Anak melayu menari Zapin.
Kalau dirimu tidak pandai,
Belajarlah dengan tekun.
53. Angin puyuh berputar-putar,
Laut hutan dilewati.
Walau dirimu tidak berilmu,
Jangan pernah bersedih hati.
54. Kain batik dari Siantar,
Kain batik menuju kota.
Yang terbaik bukanlah yang pandai,
Yang terbaik berakhlak mulia.
55. Kayu papan dari meranti,
Meranti kuat tiada berduri.
Masa depan sedang menunggu,
Giat-giat lah persiapkan diri.
-oOo-
56. Pohon jati berjajar lima,
Tumbuh besar di dekat rawa.
Usia kami tak lagi usang,
Sebentar nanti kami menua.
57. Sarang anggun burung tekukur,
Diberi makan tak jua melayang.
Jalani hidup dengan bersyukur,
Agar hati makin tenang.
58. Buaya mengejar kancil,
Kancil lari tanpa peduli.
Kelak jika kalian berhasil,
Jangan pernah tinggi hati.
59. Syair dibaca berirama,
Karya sastra para pujangga.
Kasihilah terhadap sesama,
Itulah hidup yang penuh makna.
60. Tali putus diganti senar,
Perut lapar belilah bakwan.
Setialah pada yang benar,
Walau hilang semua mitra.
Hiduplah di Atas Agama
Nasehat yang paling penting dari guru kita yakni perihal adat mulia. Tak seorangpun mampu berakhlak mulia kecuali apabila dia beragama.
Marilah kita belajar ilmu agama. Kemudian mengamalkannya dengan nrimo.
61. Roti bakar anak Belanda,
Diolesi dengan mentega.
Inilah pesan dari ayahanda,
Janganlah engkau jauh dari agama.
62. Tambal perahu dengan dempul,
Agar tertutup lubang bocornya.
Kunci hidup telah terkumpul,
Di dalam Quran yang mulia.
63. Sawah di desa sangat subur,
Memanen padi amatlah cepat.
Hidup di dunia, hidup dikubur,
Tujuan kita hingga alam baka.
64. Jika engkau sakit mata,
Tetesi embun jernih airnya.
Jika engkau ingin meminta,
Meminta kepada Allah saja.
65. Badan letih minum jamu,
Walau jamu pahit rasanya.
Jagalah Allah oleh dirimu,
Niscaya engkau akan dijaga.
-oOo-
66. Suara siapa mendayu-dayu,
Bersenandung di ketika hujan.
Ketahuilah oleh dirimu,
Di dalam sabar ada kebaikan.
67. Jangan duduk di watu nisan,
Apalagi di saat hujan.
Sayangi olehmu sesama manusia,
Kesalahan mereka mari lupakan.
68. Tanam talas tanam keladi,
Talas diantarke Pulau Bali.
Hidup ini tak akan abadi,
Ke akhirat jua tempat kembali.
69. Gelas beling mudah pecah,
Pecah pula beling cermin.
Untuk apa galau gusar,
Jika rezeki sudah dijamin.
70. Kacang hijau jadi kecambah,
Kan ditanam di pekarangan.
Tidak ada satu musibah,
Kecuali itu telah ditetapkan.
Pantun tentang Ilmu
Ilmu menduduki kedudukan yang sungguh tinggi. Terutama di dalam agama Islam.
Seseorang harus memiliki ilmu sebelum dia berkata maupun bederma.
Karena tanpa ilmu kita bisa kehilangan arah. Tanpa ilmu ibadah yang kita kerjakan bisa saja salah.
71. Lautan luas warna biru,
Berlayar di sana perahu nelayan.
Dengan ilmu terangi dirimu,
Usir segala kebodohan.
72. Pohon jati berjajar lima,
Daunnya kering gugur ke Bumi.
Belajarlah ilmu agama,
Yang dibimbing oleh Nabi.
73. Kutilang hinggap di dahan,
Dahan berpengaruh kayu jati.
Ikutlah firman Tuhan,
Tuhan yang Esa Rabbul Izzati.
74. Hari raya kado sarung,
Untuk saudara yang di desa.
Meski ilmu setinggi gunung,
Tak diamalkan tiada guna.
75.
Air acuh taacuh di dalam kendi,
Tumpah membasahi meja dingklik.
Hendaklah turut resmi padi,
Makin tunduk kian berisi.