1.
Anak kecil sedang menuntun,
Seorang kakek berkaki buntung.
Aku hendak bermain pantun,
Adakah tuan sudi bergabung?
Balasan:
2.
Putih warna tubuh angsa,
Angsa bermain di bawah pepaya.
Pantun yakni budaya bangsa,
Mari berpantun bareng saya.
3.
Kalau beli kain batik,
Letakan dengan sejajar.
Kalau pantun kurang baik,
Saya ini baru berguru.
Balasan:
4.
Baca syair dengan irama,
Walau suara seadanya.
Mari berguru bersama-sama,
Sambil lestarikan budaya kita.
Itulah acuan dari pantun berbalas. Pantun berbalas telah sering kita dengar.
Hingga dikala ini, masih banyak tanding pantun. Tanding pantun sendiri ialah pantun berbalas-akhir.
Biasanya diselenggarakan oleh suku Melayu, baik di Malaysia maupun Indonesia.
Di Palembang terdapat acara pantun gayung bersambut. Yang juga ialah acara berbalas pantun.
Sedangkan suku Betawi (Jakarta), mengenal pantun palang pintu. Acara berpantun dalam program ijab kabul.
Daftar Isi
Contoh Pantun Berbalas 4 Bait
Kita tidak cuma mengenal pantun saran, teka-teki, maupun pantun berkasih-kasihan.
Saat banyak pantun yang diketahui di penduduk . Baik itu pantun humor, kelakar, maupun pantun untuk bermain-main.
1.
Hari raya makan ketupat,
Setelah makan ambil pepaya.
Mana pemantun paling mahir,
Coba tanding dengan aku.
Balasan:
2.
Saya ingin makan ketupat,
Ketupat dari kota Banjar.
Saya ini tidak ahli,
Pantun aku baru mencar ilmu.
3.
Zaitun bukan sembarang zaitun,
Zaitun harum tercium aroma.
Pantun bukan sembarang pantun,
Pantun jawara dari Jakarta.
Balasan:
4.
Kuda lari, berkibar bendera,
Menuju negeri kaya raya.
Walau bukan seorang jawara,
Berani kamu menantang aku.
5.
Sawah hijau luas membentang,
Di tepinya petani berdiri.
Dari mana kau datang,
Apa maksud hendak ke sini?
Balasan:
6.
Nelayan telah berlabuh,
Ingin mengambil daun pinang.
Datang dari negeri jauh,
Datang ke sini hendak meminang.
7.
Jangan lupa berbelanja jenang,
Untuk dibawa ke kota Pinrang.
Siapa hendak engkau pinang,
Jangan sampai salah orang.
Balasan:
8.
Kayu patah digergaji,
Jatuh ke rumput jerami.
Meminang Alia anak Pak Haji,
Untuk Rinto anak kami.
9.
Hari Ahad pergi kemah,
Ke bukit sebelah utara.
Silakan masuk ke dalam rumah,
Asalkan kalahkan dahulu si jawara.
Balasan:
10.
Elang terbang berkelebat,
Jauh ke atas mana awannya.
Mana jawara paling ahli,
Saya hendak melawannya.
Contoh Pantun Berbalas Nasehat
Sudah baca kumpulan pantun nasehat? Berisikan aneka macam panduan hidup. Baik saran dari orang renta maupun dari agama.
Untuk melengkapinya, kini kita berguru pantun usulan berbalas-akhir.
11.
Pulang ke desa sesudah ashar,
Siapa tahu bertemujodoh.
Apa gunanya tekun mencar ilmu,
Kalau kurang pandai tetaplah kurang pandai.
Balasan:
12.
Air beras namanya tajin,
Sangat lezat di ujung lidah.
Belajarlah dengan tekun,
Belajar itu bagian dari ibadah.
13.
Ada bajing pergi ke kali,
Air mengalir amat jernihnya.
Betapa engkau arif sekali,
Apa belakang layar yang kau punya?
Balasan:
14.
Setelah senin niscaya selasa,
Malam hari pergi ke pekan.
Aku tidak mempunyai diam-diam,
Pandai itu dari kesabaran.
15.
Senja hari makan petai,
Dengan bawang masih pentil.
Ingin impian tercapai,
Terus berjuang sejak kecil.
Balasan:
16.
Karena aib jadi grogi,
Bibir bawah tergigit.
Cita-cita harus tinggi,
Bagaikan bintang di langit.
17.
Ke pantai mengambil kerang,
Beri bumbu bawang merah.
Kadang perih ketika berjuang,
Hati ingin mundur menyerah.
Balasan:
18.
Kayu patah jatuh terbelah,
Tertimpa hujan semua berair.
Mundur mengalah memiliki arti kalah,
Segala perjuangan jadi sia-sia.
19.
Potong bebek angsa di kuali,
Campur sedikit dengan ikan.
Bangun pagi sulit sekali,
Apa yang mesti saya kerjakan?
Balasan:
20.
Naik-naik ke gunung tinggi,
Dari Riau ke kota Padang.
Kalau ingin bangkit pagi,
Malam-malam jangan begadang.
Contoh Pantun Berbalas 2 Bait
Pantun berbalas sangat sesuai untuk para akil balig cukup akal. Mereka bisa bercengkrama sambil bermain dengan bahasa.
Pantun berikut ini ialah pantun berbalas antara 2 orang. Silakan ambil misalnya.
21.
Idul adha membeli sapi,
Kambing muda untuk kenduri.
Duduk sendiri dalam sepi,
Tak ada orang yang menemani.
Balasan:
22.
Sulam baju dengan jemari,
Di rumah saja ekspresi dominan pandemi.
Daripada sukar sendiri,
Ayo main bareng kami.
23.
Makan telur malah alergi,
Ke rumah dokter kembali.
Main malas tak ada energi,
Badan lesu lelah sekali.
Balasan:
24.
Senja petang baik bertasbih,
Jin setan niscaya tidak senang.
Kalau badan terasa lebih,
Bisa jadi kurang gizi.
25.
Sungai musi tak pernah kering,
Udara berhembus terasa dingin.
Kepala pusing kian pening,
Belajarpun aku tak ingin.
Balasan:
26.
Malam hari begitu tenang,
Duduk sendiri di atas papan.
Kenapa kamu pening,
Mungkin kau belum sarapan.
27.
Rumah bau tanah dari papan,
Di serambi makan udang.
Sarapan telah sarapan,
Walau hanya dengan rendang.
Balasan:
28.
Kena luka menginjak kaca,
Ambil minyak dengan canting.
Bagaimana bisa pening,
Padahal sarapan habis sepiring.
29.
Kering bukan sembarang kering,
Kering motor dari bensin.
Pening bukan sembarang pening,
Pening alasannya adalah ingin kawin.
Balasan:
30.
Terasa sejuk sapuan angin,
Tepat untuk pergi ke Demak.
Bagaimana ingin kawin,
Jajan saja minta ke emak.
Berbalas Pantun Pendidikan
Banyak sekali pantun yang berisi pendidikan. Bahkan pantun sendiri berasal dari kata “penuntun.” Yang artinya tuntunan.
Oleh balasannya, pantun bekerjsama berisi tuntunan atau usulan.
Di bawah ini ialah kumpulan pantun pendidikan berbalas-akhir.
31.
Gunung tinggi berbatu-kerikil,
Rumput hijau tumbuh merambat.
Pergi ke sekolah tepat waktu,
Apa argumentasi sering terlambat.
Balasan:
32.
Kenapa rumput tumbuh merambat,
Biar terinjak oleh rusa.
Kenapa sering terlambat,
Karena tidurnya terlalu lama.
33.
Gadis bagus menari serimpi,
Di bawah pohon meranti.
Ingin hati menggapai mimpi,
Menjadi orang yang sukses nanti.
Balasan:
34.
Kalau menari, menari serimpi,
Indah sekali jadi tontonan.
Jika ingin menggapai mimpi,
Rasa malas tolong lewati.
35.
Buah nangka buah sukun,
Pohonnya ada di tepi kali.
Belajar mestilah tekun,
Tapi tekun itu sukar sekali.
Balasan:
36.
Sungguh indah burung kenari,
Terbang ke sana ke mari.
Kalau ingin tekun diri,
Latihlah semenjak dini.
37.
Uang seribu dalam saku,
Untuk berbelanja meja beling.
Gudang ilmu ada pada buku,
Hanya saja malas membaca.
Balasan:
38.
Siapa membeli meja kaca,
Masuk ke rumah berputar-putar.
Siapa yang malas membaca,
Mana bisa beliau cerdik.
39.
Orang mati dalam keranda,
Kanan kiri orang menjaga.
Penuh ilmu di dalam dada,
Kenapa masih angkuh juga?
Balasan:
40.
Tanam talas tanam keladi,
Makan dahulu lauk terasi.
Hendaklah ikut resmi padi,
Makin tunduk kian berisi.
Berbalas Pantun Perkenalan
Berkenalan menggunakan pantun? Kalau memang ingin memakai pantun, bacalah pantun perkenalan di bawah ini.
Pantun di bawah bisa dipakai selaku latihan berbalas pantun. Bertemakan perkenalan. Yuk, kita membuat pantun mengajak berkenalan.
41.
Sore hari jalan-jalan,
Senang hati keliling taman.
Bolehkah kita berkenalan,
Supaya kita menjadi sobat.
Balasan:
42.
Senang hati keliling taman,
Tepi taman berbatu karang.
Bolehkah kita menjadi sobat,
Seribu temanpun masih kurang.
43.
Lezatnya makan tahu,
Setelah minum jamu.
Bolehkah saya tahu,
Siapakah namamu?
Balasan:
44.
Kaki tertusuk paku,
Tentu saja hingga luka.
Budi adalah namaku,
Kalau namamu siapa?
45.
Udara cuek membeku,
Menunggang kuda poni.
Rinto adalah namaku,
Aku tinggal sekitar sini.
Balasan:
46.
Kue klepon dari ketan,
Malam hari habis dikonsumsi.
Salam kenal salam persahabatan,
Inilah permulaan dari kebaikan.
47.
Apa tanda hujan lebat,
Kadang dibarengi petir kilat.
Apa tanda orang bersahabat,
Walau sobat tidaklah mahir.
Balasan:
48.
Jamu pahit dari kencur,
Jamu untuk nafsu makan.
Bersahabat mestilah jujur,
Kesalahannya mari maafkan.
49.
Sungai musi airnya bersih,
Naik sampai dikala pagi.
Sekian terimakasih,
Semoga esok jumpa lagi.
Balasan:
50.
Dari utara ke selatan,
Terdengar suara alunan.
Terimakasih untuk kesempatan,
Aku bahagia senantiasa berteman.
Pantun Berbalas Cinta
Cinta selalu mempesona. Pantun di bawah ini merupakan pantun balas-akibat cinta.
Semoga pola pantun di bawah ini bisa dijadikan sumber untuk menciptakan pantun.
51.
Jalan berliku sekarang rata,
Dinaungi awan gemawan.
Senang hati jatuh cinta,
Pada orang yang rupawan.
Balasan:
52.
Bunga melati bunga dahlia,
Mekar satu di tepi rawa.
Hati-hati dikala jatuh cinta,
Bisa-bisa kena kecewa.
53.
Cantik sekali tanduk rusa,
Kulihat di kebun raya.
Jatuh cinta berjuta rasa,
Rasa terbanyak yakni senang.
Balasan:
54.
Kalau menyaksikan tanduk rusa,
Lihat pula putihnya belibis.
Kalau sedang jatuh cinta,
Tai kucingpun coklat terasa.
Balasan:
55.
Hangat sekali rasa pala,
Dipetik dari kebun rimba.
Kadang-kadang jadi abnormal,
Kalau orang sedang jatuh cinta.
56.
Masa kemudian sekarang membayang,
Melati mekar tanpa dahan.
Apa kabar wahai sayang,
Rindu di hati tak tertahan.
Balasan:
57.
Baju batik untuk raja,
Raja dari kota Jogja.
Di sini baik-baik saja,
Hanya saja ingin berjumpa.
58.
Burung dara melayang melayang,
Walau melayang tanpa bekal.
Sabar duhai kekasih sayang,
Di sini saya mencari bekal.
Balasan:
59.
Kabar bukan sembarang kabar,
Kabar sudah usang dinanti.
Sabar bukan sembarang sabar,
Sabar menunggu kekasih hati.
60.
Santan kental kelapa renta,
Dari pasar mari dibawa.
Moga esok kita berjumpa,
Lalu hidup sarat bahagia.