60 Pola Majas Litotes: Pemahaman, Ciri, Dan Fungsi Dalam Kalimat Puisi

Dari gaya bahasa kita bisa menganggap eksklusif seseorang. Cara mengungkapkan sesuatu sesungguhnya mengungkapkan siapa dirinya.

Salah satu gaya bahasa yang sering dipakai yaitu majas.

Penggunaan suatu gaya bahasa yang baik mempunyai tiga poin penting, adalah: kesopanan, kejujuran, dan menawan.

Pemilihan kata atau diksi akan kuat kepada majas yang dia pakai.

Salah satu majas ialah litotes. Majas ini serumpun dengan majas hiperbola, majas paradoks, dan beberapa majas pertentangan.

Majas litotes memiliki ciri khas kerendahhatian. Penggunaannya identik dengan adab.

Majas ini sendiri merupakan musuh dari hiperbola yang selalu melebih-lebihkan.

Justru pada majas litotes terjadi proses mengecilkan sesuatu.

Pengertian Majas Litotes

Litotes berasal dari kata Yunani litos yang mempunyai arti ‘sederhana’.

Keraf (2007: 132-133) menyatakan bahwa litotes yaitu semacam gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.

Gaya bahasa ini memakai sesuatu suatu yang lebih negatif untuk menyatakan yang positif.

Misalkan memakai kata “gubuk” untuk menggantikan kata “rumah”. Seperti dalam contoh kalimat berikut ini:

Aku bukan siapa-siapa. Pekerjaanku hanya mampu membangun gubuk kecil ini.

Kenyataan yang bekerjsama: Ia rumah yaa bekerja di tempat yang prestisius dan telah membangun rumah yang glamor.

Dari penjelasan di atas, diambil kesimpulan bahwa majas ini dipakai untuk merendahkan diri sendiri di hadapan orang lain.

Ciri-Ciri Majas Litotes

Berikut ini beberapa ciri dari majas litotes.

  1. Memilih kata-kata yang yang derajatnya lebih rendah dibandingkan maksud yang sebenarnya.
  2. Menggunakan kata yang berlawanan maknanya dari fakta sebetulnya.
  3. Tidak memakai kata-kata pembanding secara eksklusif, contohnya: bagaikan, laksana, seperti.

Fungsi Majas Litotes

Menyederhanakan sesuatu merupakan salah satu fungsi dari majas litotes. Berikut ini fungsi lain dari majas litotes:

  1. Mengecilkan nilai sesuatu
  2. Mengungkapkan sesuatu dengan tuturan yang rendah hati
  3. Bertujuan untuk menjaga kesopanan dalam percakapan.

Contoh Majas Litotes Dalam Puisi

Majas ini merupakan salah satu majas yang mendominasi dalam puisi.

  85 Teladan Majas Perkumpulan Dan Penjelasannya Dengan Mudah

Oleh alasannya adalah itu sangatlah gampang menemukan puisi yang mengandung litotes.

Berhenti

Pengarang – Iyun
Apa yang kita cari?
Jauh telah langkah kaki
Berjalan berhari-hari.
Apakah kamu ingin
Mendapatkan istana yang megah?
Ataukah rimba
dengan pepohonan rimbun
yang dihiasi sungai mengalir?
Tidakkah engkau cukup
Dengan segenap keindahan ini?
Sungguh aku ingin berhenti

Karena saya tak sekuat dirimu.

Aku hanyalah insan biasa
Yang cita-cita yang begitu kecil.

Dan mirip dirimu
Yang tinggi menjulang.

Penjelasan:

Puisi diatas mengandung majas litotes. Penandanya terlihat pada lari selesai.

Yaitu pada kalimat:

Aku hanyalah manusia biasa
Yang cita-cita yang begitu kecil.

Dari tersebut mengungkapkan bagaimana penyair merendahkan dirinya.

Hidup di Desa

Ditaburi udara
Dengan kesejukan
ditaburi kicauan burung
Di antara kabut pagi.

Aku hanyalah lelaki desa
Yang hidup apa adanya
Menikmati sepetak sawah
Jalanku mencari nafkah

Cukuplah bahagia
Ketika panen telah tiba
Mencukupi keperluan keluarga
Tanpa harus meminta-minta

Penjelasannya:

Puisi yang berjudul “Hidup di Desa” merupakan puisi yang mengandung beberapa majas. Termasuk majas litotes.

Penandanya ialah kalimat pada larik berikut ini.

Aku hanyalah laki-laki desa
Yang hidup apa adanya

Pada larik di atas terdapat bagian merendahkan diri. Itulah ciri khas dari majas litotes.

Bolehkah?

Bolehkah saya berkhayal
Mendapatkan dirimu
Yang manis bagai bidadari.

Sedangkan diriku
Hanyalah manusia biasa
Yang kupunya hanyalah gubuk kecil
Tempatku berteduh dari sengatan mentari.

Tetapi boleh kan aku berdoa?
Bukankah hati bisa berganti
Dan cinta tak memandang harta.

Semoga saja
Mimpiku segera berakhir
Karena aku tak begitu pantas
Bersanding dengan paras yang jelita.

Penjelasan:

Penanda dari majas litotes pada puisi di atas yakni:

Sedangkan diriku
Hanyalah manusia biasa

Dan

Karena aku tak begitu layak
Bersanding dengan tampang yang jelita.

Sebelum kita beralih terhadap contoh kalimat yang mengandung majas litotes, jangan lupa memahami majas lainya.

Yakni majas oksimoron dan majas hiperbola. Keduanya ialah majas yang serupa dengan majas litotes.

Contoh Kalimat

Majas litotes umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari. Oleh sebab itu dikala mencar ilmu bahasa Indonesia bantu-membantu kita mencar ilmu ihwal yang diungkapkan sehari-hari.

  • Maaf sekali, kami cuma mampu menyajikan makanan dingin dan masakan kampung ini.
  • Oh pekerjaanku hanya kuli saja. Aku bukan orang penting ataupun orang kaya.
  • Kalau tak keberatan menginaplah di gubuk kecil kami ini.
  • Bolehkah khalayak umum mirip saya ini berjumpa dengannya?
  • Sebenarnya hadiah ini tak layak diberikan untukmu. Tapi cuma ini yang saya bisa.
  • Silakan masuk. Maaf kondisi rumahnya senantiasa berantakan.
  • Harap maklum jikalau bicara anakku kurang sopan. Maklum hanya didikan orang kampung.
  • Rumahku sungguh sederhana, terletak di ujung desa.
  • Sabarlah mengajariku. Beginilah bila mengajari otak yang tumpul.
  • Terimalah ini sekedar buah tangan dari Ibuku.
  • Aku hanya bisa menciptakan puisi untuk belum dewasa saja. Puisi yang sederhana sekali.
  • Apa yang bisa diperlukan dari orang sepertiku ini?
  • Kami dari keluarga kurang mampu, cuma makan dengan ikan asin.
  • Aku tak pernah membayangkan bisa berhasil mengungguli persaingan itu.
  • Kalau kau mau aku antarkan dengan kendaraan beroda empat bututku.
  • Aku hanya mampu masak nasi dan sayur bening saja.
  • Jangan memujiku berlebihan. Aku cuma pegawai rendahan di sini.
  • Sebetulnya saya tidak layak menjadi supervisor. Masih banyak orang yang lebih baik dari diriku.
  • Terimalah dukungan yang tidak seberapa ini. Praktis-mudahan mampu mengendorkan beban.
  • Aku hanyalah seorang kuli serabutan untuk menghidupi keluargaku.
  • Rumah yang sempit seperti ini mungkin tidak membuatmu tenteram.
  • Aku orang tak berpendidikan. Tidak pantas mendapatkan iman itu.
  • Datanglah ke rumahku meskipun saya cuma mampu menghidangkan seteguk air saja.
  • Dia sangat rendah hati. Orang kaya yang mau berteman denganku yang miskin ini.
  • Orang terbelakang seperti aku mana mungkin bisa menyayanginya.
  • Kami sungguh bersyukur bisa membuka usaha skala kecil di bidang jasa.
  • Semua ini bukan hasil kerja kerasku. Tapi hasil dari kerja kalian semua.
  • Aku tak mungkin mampu menyelesaikannya tanpa perlindungan kalian.
  • Kami sekeluarga memohon maaf jika sambutan dari kami hanya ala kadarnya.
  • Mataku yang kurang pandai ini susah sekali untuk menghafal.
  • Kalau kamu mau kau boleh melakukan pekerjaan di tempatku dengan gaji yang tak seberapa.
  • Sekuat apapun saya berusaha tak mungkin mampu melebihi ia.
  • Jangan suruh aku jadi imam sholat. Bacaan al quranku banyak salahnya.
  • Tak pantas rasanya aku maju ke mimbar. Masih banyak orang yang lebih akil dariku.
  • Kami menunjukkan jam komplemen bagi belum dewasa yang kurang menangkap pelajaran.
  • Setiap minggu mereka membagikan pinjaman kepada warga yang kurang bisa.
  • Setiap hari kami cuma makan tahu tempe.
  • Aku berupaya menyelesaikannya sedikit demi sedikit.
  • Pekerjaan seperti ini hanya mampu menabung recehan saja.
  • Mana mungkin ia jatuh cinta pada orang yang tak memiliki sepertiku.
  • Jika kamu main ke kota ini jangan lupa apa tinggal ke pondok kami.
  • Aku cuma punya sepatu lama untuk digunakan ke acara itu.
  • Sudah usia segini aku cuma mampu membangun gubuk reot.
  • Jangan menciptakan aib. Aku hanya seorang pengusaha kecil.
  • Sudikah kamu kiranya menerima oleh-oleh yang murahan ini?
  • Jangan kau fikirkan motor itu. Motorku itu hanya rongsokan. Mana mungkin maling mau mengambilnya?
  • Sepertinya tak tepat bila bertanya kepada orang awam mirip aku ini.
  • Rasanya aib sekali anak kamu mirip itu masuk ke gedung yang sungguh mewah itu.
  • Dia memujiku berlebihan. Aku tak berakal. Hanya seorang lulusan SD saja.
  • Ya alhamdulillah usahaku tanpa gangguan. Mampu untuk membeli beras dan garam.
  • Apa gunanya berteman dengan rakyat jelata?
  • Tabungan ini aku kumpulkan dari gajiku yang pas-pasan setiap bulannya.
  • Apakah kau tak aib jalan berdua dengan orang yang lusuh pakaiannya sepertiku?
  • Hanya hal kecil yang bisa aku berikan untuk menolong kenyamanan keluarga.
  • Ah, gajiku tak seberapa. Tapi tidak mengecewakan mampu membeli pampers untuk anak-anakku.
  • Pekerjaan ini pun aku syukuri. Karena bisa memadai untuk membeli sesuap nasi.
  • Aku hanya anak kemarin sore. Bukan orang berpengalaman di bidang itu.
  • Barang ini tak seberapa harganya dibandingkan denganmu.
  • Terimalah pertolongan yang tak seberapa ini untuk membalas jasa-jasamu.
  • Aku ingin membuatkan bingkisan walaupun sekedarnya.

Itulah beberapa contoh majas litotes. Walaupun jauh dari tepat mudah-mudahan bisa menolong kalian dalam belajar.

  50 Acuan Majas Oksimoron : Pemahaman Dan Penjelasannya

Tentunya masih banyak lagi majas yang mesti kita. Seperti: majas metafora, majas personifikasi, maupun majas ironi.


Ref:
https://eprints.uny.ac.id/53063/1/SKRIPSI_FEBRIYANI%20D.R_13201241049.pdf