close

6 Citraan Dalam Puisi Dan Contohnya Dari Pujangga Indonesia

Citraan Dalam Puisi –  Dalam puisi, untuk memberi gambaran yang jelas, mengakibatkan suasana yang khusus, membuat lebih hidup citra dalam anggapan dan penginderaan dan juga untuk menarik minatdan penyair juga memakai gambaran-gambaran Angan, di samping alat kepuitisan lainnya.

Pengertian 

Gambaran-citra angan dan sajak itu disebut citraan atau imaji. Citraan ini ialah gambar-gambar dalam anggapan dan bahasa yang menggambarkannya (Alterbend, 1970:12),  sedang setiap gambar anggapan  disebut gambaran atau imaji.
Gambaran fikiran ini ialah sebuah imbas dalam anggapan yang sungguh menyerupai citra yang dihasilkan oleh penangkapan kita kepada sebuah objek yang mampu dilihat oleh mata, saraf penglihatan, dan kawasan-kawasan otak yang berhubungan (yang bersangkutan). 
Berhubung dengan hal ini arti kata mesti dikenali dan dalam relasi ini, mungkin juga memiliki arti bahwa orang harus dapat mengenang suatu pengalaman Indra an atas objek-objek yang disebutkan atau dijelaskan (Alterbend, 1970:12). Tanpa itu, maka akan tetap gelap gambaran itu. 

majas dalam puisi sebagai fasilitas estetika. 

Jenis-jenis Citraan (Imaji)

Gambaran-gambaran angan itu ada beragam, dihasilkan oleh indra pandangan, indera pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman. Bahkan juga diciptakan oleh aliran dan gerakan.
  • 1. Citraan Penglihatan Yaitu citra angan yang bekerjasama dengan indra pandangan (mata).
  • 2. Citraan indera pendengaran Yaitu citra angan yang berafiliasi dengan indra indera pendengaran (indera pendengaran).
  • 3. Citraan penciuman Yaitu gambaran angan yang bekerjasama dengan indra penciuman (hidung).
  • 4. Citraan perasa Yaitu gambaran angan yang bekerjasama dengan indra perasa (pengecap).
  • 5. Citraan peraba Yaitu citra angan yang bekerjasama dengan indra peraba (kulit).

Citraan Penglihatan

Citraan yang timbul oleh pandangan disebut citraan pandangan atau visual imagery. Gambaran-citra angan yang beragam itu tidak dipergunakan secara terpisah-pisah oleh penyair dalam sajaknya, melainkan dipergunakan gotong royong, saling memperkuat dan saling memperbesar kepuitisannya..
Citra pandangan yaitu jenis yang paling kerap dipergunakan oleh penyair daripada citraan yang lain. Citra penglihatan memberi rangsangan terhadap indra penglihatan, sampai sering hal-hal yang tak terlihat Kaprikornus seperti terlihat.
Contoh imaji pandangan dalam puisi.
WS. Rendra

Ruang diributi jarak dada
Sambal tomat pada mata
Meleleh air racun dosa
(1957:34)
Amir Hamzah:
Nanar saya ajaib sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa Dara dibalik tirai
(1959:5)
Chariril Anwar:
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku Bertudung Sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Arum rambutmu mengalun bergerak sendiri
Penyair yang banyak memanfaatkan Citra penglihatan disebut penyair visual, contohnya WS Rendra.

Citraan indera pendengaran

Citra pendengaran atau adiutor imagery juga sungguh sering dipergunakan oleh penyair. Citraan itu dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan suara suara.
Penyair yang banyak menggunakan nya disebut penyair auditif, contohnya Toto Sudarto Bachtiar.
Contoh citraan telinga dalam puisi karya penyair Indonesia.
Amir Hamzah:
Sebab Dikau
Aku boneka engkau boneka
Penghibur dalam mengendalikan tembang
Di layar kembang bertukar pandang
Hanya selalu, sepanjang dendang
Karena kasihmu
Sunyi sepi pitunang poyang
Tidak meretak dendang dembakoe
Layang lagu tiada melangsing
Haram gemerincing genta rebana
WS Rendra

Ada tilgram tiba senja
Ada Podang pulang ke sarang
Tembangnya panjang berulang-ulang;
-pulang ya pulang, hai petualang!
Toto S. Bachtiar
KESAN
Jenis bunyi peri mengiang
Hanya lagu orang-orang Malang
Dalam pengembaraan di bawah bintang
Mengalir dari tiap sempat cendela
WAJAH
Kalau semua sudah jauh, 
sehabis memperdua malam
Sepi  meraja dimana saja,
Sayup-sayup cuma kudengar
Hatiku berdetak kepadamu, menurun denyut desah jam tua
Sampai ke lapang dengan remuknya sedan penghabisan
Alangkah Pilu  Siutan  angin menderai
Mesti berjuang menghabiskan lagu sedih
Kalau aku terpeluk dalam lengan-lengan mu 
Sebab harapan dikala ini mesti tewas dekat usia
Jangan lupa untuk mengerti analisis puisi dengan strata norma yang ditulis oleh Rachmat Djoko Pradopo. 

Citraan Perabaan

Meskipun tak sering dipakai mirip Citra penglihatan dan pendengaran, Citra perabaan banyak dipakai oleh penyair juga.
Misalnya kita dapati dalam sajak-sajak Subagio Sastrowardoyo dan WS Rendra.
WS Rendra

Blues untuk Bonnie
Maka dalam jelalatan
Ia bertingkah bagai yang gorila
Gorilla tua yang bongkok
Meraung-raung.
Sembari jari-jari gala penting gitarnya
Mencakar dan mencakar
Manggarupi rasa gatal di sukmanya.
Ada tilgram datang senja
Kapuk randu. Kapuk randu!
Selembut tudung cendawan
Kuncup-kuncup di hatiku
Pada mengembang bermekaran
Subagio Sastrowardoyo:
Salju
Kukumu tajam, pacar
Tikam kan dalam-dalam ke kulitku
Biar titik darah
Dan sakit terasa,
Akhirnya bukan berkembang atau nyawa
Melainkan kesadaran harus dibebaskan dari binasa
Cubit! Biar sakit
Dan hidup menggelora.

Citraan penciuman

Citraan yang tak begitu sering dipergunakan di arah citraan penciuman dan pengecapan..
Dibawah ini teladan puisi dengan citraan penciuman.
WS Rendra
NYANYIAN SUTO UNTUK PATIMA
Dua puluh tiga  matahari
Bangkit dari pundakmu
Tubuhmu menguapkan busuk tanah
Subagio Sastrowardoyo
PUTERI GUNUNG NAGA
Putri bagus! Di tempat aneh
Udara berbau tembaga dan di awan putih
Berkuasa ular naga
Permata bengis

Citraan pengecapan

Berikut ini teladan puisi dengan imaji citraan pengecapan
Subagio Sastrowardoyo
PEMBICARAAN
Hari mekar dan bercahaya:
Yang ada cuma sorga. Neraka
Adalah rasa pahit di mulut
Waktu bangun pagi.
Rendra

Ia makan nasi dan isi hatinya
Pada ekspresi terkunyah murung
BALADA KASAN DAN FATIMAH
Bini Kasan ludahnya air kelapa
Dan sekarang dia lari alasannya bini busuk melati
Lezat ludahnya air kelapa
Kasan tinggalkan daku, meronta paksaku
Terbawa bibir lapis daging segar mentah,
Penghisap kuat kembang gula perawan.
….
Citraan mampu dihasilkan dengan perkumpulan-asosiasi intelektual (Altenbernd,1970:14), misalnya the music earning like a god in pain. 
Rendra:
BALADA TERBUNUHNYA ATMO KARPO
Bedah perutnya tetapi masih setan dia
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala.
(1970:16)
Chairil Anwar:
FRAGMEN
Aku telah saksikan
Senja kekecewaan dan frustasi yang bikin Tuhan
Juga turut tersedu
Membekukan berpuluh nabi, hilang mimpi dalam kuburnya.
(1978:42)

Citraan gerak

Citraan gerak disebut juga dengan movement imagery atau kinestetik imagery.
Citraan gerak adalah citraan yang menggambarkan sesuatu yang sebetulnya tidak bergerak, tetapi dilukiskan selaku mampu bergerak, ataupun gambar gerak kebanyakan.
Citraan gerak ini menciptakan hidup dan gambaran jadi dinamis.
Contoh citraan gerak dalam puisi karya Abdul Hadi.
SARANGAN
Pohon-pohon cemara di kaki gunung
Pohon-pohon Cemara
Menyerbu kampung kampung
Bulan di atasnya
Menceburkan dirinya ke dalam kolam
Membasuh luka-lukanya
Dan selusin dua sejoli
Mengajaknya tidur
(1971:4)
PRELUDE
Di atas bahari. Bulan perak bergetar
Suhu pun melompat
Di bandara kecil itu. Aku pun dapat
Menerka. Seorang pelaut mengurusi jangkar
(1971:3)
Chairil Anwar:
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak rajawali
Menyinggung muram, desir Hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini, tanah air tidur, hilang ombak.
Contoh citraan yang dipakai oleh penyair secara bersama-sama.
WS Rendra
TEROMPET
TEROMPET
Terompet dilengkingkan napas nestapa
bagai pekik elang renta
menciptakan garis di pasir pantai
Bau pandan di sepi malam
duri-durinya menyuruk di daging.
Amboi, aroma daun pandan!
Amboi amir darah dari daging!
Nestapa!
Maha sedih!
Didambakannya dahlia dua tangkai,
burung-burung dua pasang
emas fajar yang pertama. 
Nestapa! Maha duka!u
Menyepak-nyepak dalam dada
buyar napas isi rasa
lepas melalui kerongkongan tembaga.
Terompet dilengkingkan napas nestapa.
Arwah leluhur mencekik malam dena
(Empat Kumpulan Sajak, 1978:117)
Altenbernd mengemukakan bahwa citraan yaitu salah satu ayat kepuitisan yang terutama yang dengan itu kesusastraan meraih sifat-sifat positif, khusus, mengharukan, dan menyarankan.
Untuk memberi suasana khusus, kejelasan, dan memberi warna setempat yang besar lengan berkuasa penyakit memanfaatkan kesatuan Citra Citra yang selingkungan.
Misalnya Rendra memanfaatkan imaji-imaji pedesaan, alam, dalam kumpulan balada orang-orang tersayang. 
Dalam bonus untuk Boni dia memanfaatkan citra-gambaran kekotaan dan kehidupan modern. 
Berikut ini merupakan citra-citra pedesaan .
BALLADA KASAN DAN PATIMA
Bila bulan limau retak
Merataplah Patima perawan bau tanah.
Lari ke makam tanah mati
Buyar rambutnya sulur rimba
Di tangan barat dan kemenyan.
Duh, bulan limau emas
Desak-desakan wajahmu ke dadaku rindu
Biar pupus dendam yang kukandung
Tanah selaku lahan, bagai ludah mentari
Bini Kasan ludahnya air kelapa
Dan mata tiada nyala guna-guna
Anaknya tinggal putih-putih bagai ubi yang subur
Dan kini ia lari sebab bini amis melati
Lezat ludahnya air kelapa
(1957:7-9)
BALADA LAKI-LAKI TANAH KAPUR
Mendatang derap kuda
Berisik, menyayat hati burung
Yang pecah telurnya
Tangan-tangan gadis
Yang pucat tampang nya
Diam-diam meronce melati
Sambil mengusap air mata
Di ujung desa
Jenazah sedang disucikan.
(Isyarat,1976:51)
Sajak-sajak yang tidak menunjukkan kesatuan citraan menjadikan gelap, mirip tidak ada saling korelasi antara kata yang satu dengan kata lainnya atau antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
Hal tersebut ditunjukkan oleh Sutisna aji dalam essaynya “pemahaman yang salah terhadap metode analitik dalam kritik puisi” bahwa banyak saja ke Indonesia sekitar tahun 1955 bercorak demikian, contohnya bait-bait yang berikut ini yang dikutip dari majalah ” kisah.”
Merpati sepasang disangkar peti
Bisa kembali di kekurangan muka matahari
Pinggir-pinggir tonggak gonggongan anjing liar
Penambah rasa kalbuadi gerak sadar
(Hal 32)
Contoh lain:
Tengah dah dada garis mati putih tertegun tegun pergi.
Gemetar meniti sunyi bergayut tonggak-tonggak usia
Sembarang senja tepian pamit terbentang.
Itulah pengertian citraan dan beberapa contohnya dari puisi pujangga Indoneisa.