6 Budpekerti / Akhlak Mendapatkan Tamu Lengkap (Membiasakan Dan Hikmah Berakhlak Mendapatkan Tamu)

Adab / Etika Menerima Tamu – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamuan) diartikan; kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara ungkapan mendapatkan tamu dimaknai menyambut tamu dengan banyak sekali cara penyambutan yang biasa (masuk akal) dilaksanakan berdasarkan adapt ataupun agama dengan meksud yang menyenagkan atau memuliakan tamu, atas dasar iman untuk mendapatkan rahmad dan rida dari Allah.

Menerima kehadiran tamu yang tiba terhadap kita hendaknya mampu menunjukkan kesan yang bagus kepada tamu kita, seperti pesan Rasulullah.

 Secara istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yan 6 ADAB / ETIKA MENERIMA TAMU LENGKAP (Membiasakan dan Hikmah Berakhlak Menerima Tamu)

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari tamat hendaklan memuliakan tamunnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

6 Adab / Etika mendapatkan tamu

1. Berpakaian yang layak
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan busana yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima kehadiran tamu mempunyai arti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakaian rapih, higienis dan sopan. Rasululah saw bersabda,

“Makan dan Minumlah kau, bersedekahlah kamu dan berpakaianlah kau, namun tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang menyaksikan bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR Baihaqi)

2. Menerima tamu dengan sikap yang bagus
Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik, misalnya dengan tampang yang cerah, paras senyum dan sebagainya. Sekali-kali jangan hirau, terlebih memalingkan wajah dan tak maumemandangnmya secara masuk akal. Memalingkan paras atau tidak menyaksikan kepada tamu berarti sebuah perilaku sombong yang mesti dijauhi sejauh-jauhnya.

3. Menjamu tamu sesuai kesanggupan dan tidak butuhmengada-adakan
Termasuk salah satu cara menghormati tamu yaitu memberi jamuan kepadanya. Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kesanggupan tuan rumah. Oleh alasannya adalah itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang layak, sedangkan bagi yang kurang mampu henaknya menyesuaikan
kesanggupannya. Jika cuma mampu memberikan air putih maka air putih itulah yang dihidangkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan perilaku yang ramah. Jamuan yang memaksa/mengada selenggarakan akan berakibat tidak ikhlas atau berat hati bila menerima tamu ke dua kalinya.

  Buku PAI dan BP Kelas 1 SD/MI Kurikulum 2023 Revisi Terbaru

4. Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, keharusan memuliakan tamu ialah tiga hari, tergolong hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu yaitu sedekah baginya. Sabda Rasulullah,

 Secara istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yan 6 ADAB / ETIKA MENERIMA TAMU LENGKAP (Membiasakan dan Hikmah Berakhlak Menerima Tamu)

Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya yakni ialah sedekah baginya,.” (HR Muttafaqu Alaihi)

5. Antarkan hingga ke pintu halaman bila tamu pulang
Salah satu cara terpuji yang mampu mengasyikkan tamu yaitu jika tuan rumah mengirimkan tamunya hingga ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.

6. Wanita yang sendirian di rumah dilarang mendapatkan tamu laki-laki masuk ke dalam rumahnya tanpa izin suaminya

 Secara istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yan 6 ADAB / ETIKA MENERIMA TAMU LENGKAP (Membiasakan dan Hikmah Berakhlak Menerima Tamu)

… Maka wanita yang saleh, ialah yang taat terhadap Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh sebab Allah telah memelihara (mereka)…”. (QS. An Nisa [4]: 34)

Rasulullah saw bersabda;

 Secara istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yan 6 ADAB / ETIKA MENERIMA TAMU LENGKAP (Membiasakan dan Hikmah Berakhlak Menerima Tamu)

Wanita itu adalah (mirip) pengembala di rumah suaminya. Dia akan ditanya perihal pengembalaannya (dimintai pertanggung jawaban).” (HR Ahmad, bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Umar).

Oleh karena itu, tamu laki-laki cukup dijumpai diluar rumah saja, atau diminta datang lagi (kalau perlu) saat suaminya sudah pulang melakukan pekerjaan . Membiarkan tamu lelaki masuk ke dalam rumah padahal ia (perempuan tersebut) hanya seorang diri, sama saja dengan membuka potensi besar akan timbulnya bahaya bagi diri sendiri.

Bahaya yang dimaksud mampu berupa hilangnya harta dan mungkin sekali akan timbul fitnah yang mengancam kadamaian keluarga.

Baca juga: 12 Adab dalam Bertamu Lengkap👈

Cara Membiasakan berakhlak menerima tamu

Setiap muslim wajib memuliakan tamu, tanpa membeda-bedakan status sosial ataupun maksud dan tujuan bertamu. Memuliakan tamu dilaksanakan antara lain dengan menyambut kedatangannya
dengan tampang bagus dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan duduk ditempat yang baik. Kalau perlu, ditawarkan ruangan khusus untuk mendapatkan tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya Menerima tamu merupakan bagian dari faktor sosial dalam ajaran Islam yang mesti terus dijaga.

  Ajaran Qadariyah (Pemahaman, Dasar Fatwa, Dan Iman Anutan Qadariyah)

Menerima tamu dengan penyambutan yang baik ialah cermin diri dan menawarkan mutu kepribadian seorang muslim. Setiap muslim harus membiasakan diri untuk menyambut setiap tamu yang datang dengan penyambutan dengan suka cita. Agar dapat menyambut tamu dengan suka cita maka tuan rumah mesti menghadirkan pikiran yang positif (husnudzon) terhadap tammu, jangan hingga kehadiran tamu diikuti dengan hadirnya asumsi negative dari tuan rumah (su’udzon).

Jika tamu tiba dari kawasan yang jauh dan ingin bermalam, tuan rumah wajib menerima dan menjamunya mekimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah terhadap tuan rumah untuk tetap menjamunyaatau tidak. Menurut Rasulullah saw menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan lagi kewajiban.

Hikmah berakhlak mendapatkan tamu

  1. Setiap muslim sudah diikat oleh sebuah tata hukum biar hidup bertetangga dan dekat dengan orang lain, sekalipun berlainan agama atau suku. akhak mereka dihentikan dikurangi dan dihentikan dilanggar undang-undang perjanjian yang mengikat di antara sesama manusia.
  2. Menerima tamu sebagai perwujudan keimanan, artinya kian berpengaruh iman seseorang, maka kian ramah dan santun dalam menyambut tamunya sebab orang yang beriman meyakini bahwa menyambut tamu bab dari perintah Allah.
  3. Menyambut tamu dapat mengembangkan akhlak, mengembangkan kepribadian, dan tamu juga mampu dijadikan selaku sarana untuk mendapatkan kemashalatan dunia ataupun darul baka.