Jalan-jalan ke ibu kota,
Pulang kampung naik kereta.
Ilmu itu bagaikan pelita,
Menerangi alam semesta.
Cahaya senja mulai redup,
Langit hujan usang gerimisnya.
Belajar itu seumur hidup,
Ilmu tiada pernah habisnya.
-oOo-
Pantun yang baik adalah pantun yang berisi kebaikan. Seperti Pantun agama, Pantun teka-teki dan , dan pantun lain-yang lain.
Pantun yang berisikan kebaikan sungguh elok untuk berguru. Dan tentunya selaku sarana pendidikan yang menyenangkan.
Oleh karena itu Berikut ini ialah pantun usulan mencar ilmu. Berapa bagiannya akan ditambahkan pula pantun dibarengi dengan maknanya atau artinya.
Selain itu jangan pernah lupa untuk membaca beberapa bait macam pantun lainnya.
Mukanya pantun kiasan dan pantun rindu sekolah.
-oOo-
Daftar Isi
Pantun Tentang Giat Belajar
Orang renta senantiasa berharap anaknya rajin. Termasuk tekun belajar. Dengan belajar yang tekun mereka akan mendapatkan nilai yang baik. Bukan hanya itu yang utama ialah agar bawah umur mempunyai ilmu.
Kue ketan rasanya yummy,
Taruh di nampan ukuran lebar.
Inilah pantun untuk anak,
Semoga engkau bersungguh-sungguh berguru.
3. Sewaktu kecil.
Waktu kecil ada waktu yang sempurna untuk mencar ilmu. Pemahaman dan daya tangkapnya lebih mudah. Ilmu pun akan melekat di dalam dada.
Anak panah memburu kancil,
Kancil lari secepat pulsa.
Belajarlah ketika kecil,
Agar arif di abad akil balig cukup akal.
4. Ilmu itu lebih luas.
Sampai kapanpun kita belajar, tidak semua ilmu mampu dipelajari. Semakin kita banyak berguru, semakin kita merasa udik. Itulah sebabnya kita harus tetap belajar.
Beli jahe beli lengkuas,
Tanam juga di pinggir kolam.
Ilmu itu lebih luas,
Dari lautan yang paling dalam.
5. Walau.
Walaupun 7 dijadikan cinta, dan pohon-pohon menjadi penanya, ilmu Allah tidak akan habis untuk ditulis. Ini juga merupakan tanda bahwa kita akan senantiasa butuh untuk belajar.
Bendera merah terus berkibar,
Kain putih tolong lipatkan.
Walau seumur hidup kita berguru,
Tak semua ilmu kita peroleh.
-oOo-
6. Cendekia
Masa depan yang cerah biasanya di tangan orang-orang yang pandai. Negara yang maju juga umumnya alasannya adalah rakyatnya bakir. Masa sampaumur mereka habiskan untuk menimba ilmu.
Lumut licin bagaikan lendir,
Menutup karang dengan merata.
Jangan menjadi orang pandir,
Jadilah orang yang bakir.
7. Seribu tahun
Orang bijak mengatakan, apa gunanya hidup seribu tahun jikalau hidup dalam kebodohan. Orang yang terbelakang tidak akan mengetahui ap-apa. Bahkan tak memahami hakikat kehidupan ini. Untuk apa diciptakan, bagaimana menjalani hidup, mencari bujur dan menjalani hidup dan sahabat kemana hidup ini berakhir.
Sepohon kayu daunnya rimbun,
Burung pipit berjodoh-jodohan.
Tiada guna hidup seribu tahun,
Kalau hidup dalam kebodohan.
8. Mengerti.
Perbedaan orang yang pintar dan orang bodoh sangatlah besar. Orang cerdik adalah orang-orang yang memahami tentang berbagai hal. Otaknya mencari ilmu yang begitu luas.
Anak bajing dibawa santri,
Tangan kecilnya mampu bertepuk.
Orang bakir selalu mengetahui,
Mana yang bagus mana yang buruk.
9. Derajat tinggi.
Allah prospektif derajat yang tinggi bagi mereka yang beriman dan pandai. Dan kepercayaan adalah sesuatu yang didapat dengan ilmu. Oleh alasannya adalah itu kita diminta hati untuk selalu mencar ilmu.
Dalam rumah amis setanggi,
Lebih busuk dari Meranti.
Dengan ilmu derajat tinggi,
Dengan lapang dada pahala menunggu.
10. Setinggi gunung.
Si kancil usang terkurung,
Perut merasa ingin makan.
Walau ilmu setinggi gunung,
Tiada guna ta diamalkan.
Pantun Belajar Daring atau Online
Semenjak wabah kita mencar ilmu dengan cara daring atau online. Walaupun mencar ilmu dengan jarak jauh kita tak boleh patah patah semangat.
Karena dengan tekun maka kita tetap mampu berguru.
Di bawah ini yakni pantun ihwal berguru secara online.
11. Walau rindu.
Inilah sejarah yang sungguh unik. Anak-anak di dunia akibatnya belajar di rumah. Mereka tidak boleh belajar di sekolah. Dengan daring atau online, mereka berupaya mengerti ilmu.
Pohon randu rantingnya belah,
Hujan gerimis langitnya merah.
Walau rindu ke sekolah,
Belajar kami tetap di rumah.
12. Siapkan HP.
Salah satu kesulitan mencar ilmu daring ialah harus ada HP. Bagaimana bila anaknya ada 5 sedangkan hp-nya hanya satu? Nah inilah kesusahan berguru daring.
Beli tempe jangan ke kota,
Beli kacang juga ragi.
Siapkan HP, nyalakan kuota,
Belajar online sebentar lagi.
13. Disiplin.
Kita mesti menegakkan disiplin. Baik disiplin mencar ilmu maupun yang yang lain. Jangan sampai kita bermalas-malasan. Orang-orang yang berdisiplin mereka ini lazimnya berhasil. Termasuk berhasil di periode akil balig cukup akal.
Burung prenjak di tengah taman,
Membuka sayap lebar-lebar.
aku mengajak teman-sobat,
Ayo disiplin dalam belajar.
14. Nasib.
Sudah nasib menjadi anak sekolah, orang berlibur kita sekolah. Walau tidak mencar ilmu di sana, belajarnya hanya di rumah. Banyak tugas semakin sukar. Apalah daya mesti dijalankan semua.
Jarum lancip terkena darah,
Darah di tangan warnanya merah.
Begini nasib anak sekolah,
Tetap mencar ilmu di dikala wabah.
15. Belajar online.
Apapun yang dijalankan secara online tidak sebaik dilaksanakan secara kasatmata. Di sana ada keterbatasan. Kurangnya tatap wajah sehingga kadang-kadang salah paham.
Pagi-pagi bolu kukus,
Pakai kaos pakai sarung.
Belajar online harus fokus,
Supaya anggapan jangan bingung.
-oOo-
16. Baterai .
Yang ingin sekolah online, isilah baterai. Belajar selama 2 atau 4 jam, baterai tak boleh kekurangan.
Pasar pagi tempatnya kain,
Satu lembar kain dipesan.
Sebentar lagi berguru online,
Baterai diisi, jangan kekurangan.
17. Anak pusing.
Salak runcing, bambu runcing,
Di bawah surya menjadi kering.
Anak sakit kepala, guru sakit kepala,
Gara-gara belajar daring.
18. Semangat.
Sesulit apapun harus semangat. Semua pelajaran harus dikenang. Caranya ialah dengan banyak banyak membaca dan banyak berlatih. Ajaran yang mesti diingat mesti banyak membaca. Pelajaran seperti matematika kita harus banyak berlatih.
Perahu sampan mulai berlabuh,
Membelah air tampakkeruh.
Walau mencar ilmu jarak jauh,
Semangat di dada, jangan runtuh.
19. Malas-malasan.
Bagaimana menjadi akil bila berpangku tangan? Anak-anak yang tak berakal pun apabila belajar maka ia akan memahaminya.
Mati lampu hidupkan lilin,
Angin kencang satu hembuskan.
Belajar itu harus disiplin,
Jangan suka malas-malasan.
20. Ikhlas.
Maksudnya keras ialah mempertahankan hati bahwa ilmu yang kita pelajari bukan untuk kepentingan duniawi. Melainkan untuk membantu kita agar makin semangat beribadah.
Buah duku buah talas,
Banyak dijual di tengah pasar.
Mencari ilmu harus ikhlas,
Supaya menerima pahala besar.
Pantun Belajar Sepanjang Hayat
Di dalam agama Islam belajar yakni ibadah. Oleh karena itu belajar haruslah sepanjang hayat.
Maksudnya adalah berguru seumur hidup. Tujuan mencar ilmu yakni agar mengenal hakikat hidup.
Hakikat hidup yakni menyembah Allah Azza wa Jalla. Mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
21. Sepanjang hayat.
Sepanjang hayat tujuannya adalah seumur hidup. Selama kita masih hidup selama itu pula kita tidak berhenti berguru.
Luka tangan alasannya tersayat,
Mengiris bawang mengerat-erat.
Belajar itu sepanjang hayat,
Untuk bekal di akhirat.
22. Dari buaian.
Ini merupakan peribahasa bahwa belajar itu dari buaian hingga ke liang lahat. Maksud dari peribahasa ini ialah semoga kita mencari ilmu sepanjang hayat.
Bunga berjajar dalam untaian,
Untuk menghias kayu dipahat.
Belajar dari buaian,
Hingga ke liang lahat.
23. Bekal.
Ilmu agama sangatlah penting. Dengan ilmu ini kita mempunyai keuntungan dalam hidup. Baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Kaki berpengaruh bakir berlari,
Lari-lari di waktu pagi.
Ilmu agama mesti dipelajari,
Sebagai bekal hidup ini.
24. Jauh kaki.
Semangat dan keteguhan hati. Sebelum sukses menguasai sebuah ilmu kita tak pernah berhenti untuk belajar.
Burung bersiul bernyanyi-nyanyi,
Di dahan pohon terpanjang pagi.
Jauh kaki melangkah sunyi,
Mencari ilmu tiada henti.
25. Ilmu Bermanfaat.
Pohon enau daunnya lebat,
Akarnya dalam begitu berpengaruh.
Moga engkau selalu sehat,
Mencari ilmu yang bermanfaat.
-oOo-
26. Lelah Belajar.
Makna dari pantun di bawah ini semoga kita termotivasi untuk mencar ilmu. Orang-orang yang tidak tahan menahan lelahnya belajar, bermakna dia harus tahan menanggung perihnya kebodohan.
Dari dahan hingga akar,
Pohon kelapa jadi rebutan.
Bila tak tahan lelahnya belajar,
Kan menanggung perihnya kebodohan.
27. Langka.
Makna dari pantun di bawah ini yakni bahwa bahwasanya orang yang pandai sangatlah sedikit. Yang banyak yakni orang yang merasa memiliki ilmu.
Belitung pulau Bangka,
Lebih indah Pulau Seminyak.
Orang arif itu langka,
Merasa berakal pasti banyak.
28. Menuju alam baka.
Makna pantun berikut ini adalah bahwa berguru itu sepanjang usia kita dengan tujuan biar kita selamat di dunia dan di akhirat.
Batu kali begitu berat,
Wau berat niscaya diangkat.
Belajar kita sepanjang hayat,
Bekal untuk menuju darul baka.
29. Bosan.
Kebosanan merupakan penyakit ketika berguru. Bisa jadi alasannya kurang memahami pelajaran atau alasannya adalah pelajarannya terlalu mudah.
Sungguh mulia derajat manusia,
Pahala banyak begitu menghampar.
Belajar tak boleh bosan,
Kalau jenuh tak mungkin pandai.
30. Belajarlah.
Makna dari pantun di bawah ini ialah bahwa belajar merupakan syarat kalau ingin hidup sukses.
Dari hilir menuju hulu,
Rakit berangkat sampai ke tepian.
Belajarlah apalagi dahulu,
Sukses hidup kemudian.
Pantun Belajar di Rumah
Anak-anak sekolah ada harus berguru di rumah. Dan inilah beberapa pantun ihwal mencar ilmu di rumah.
31. Minum susu.
Maknanya yaitu kita telah melaksanakan banyak sekali hal kecuali mencar ilmu.
Batu lembah, papan lembah,
Gubuk kecil mana kamarnya
Minum susu sudah, sarapan sudah,
Yang belum tinggal belajarnya.
32. Di mana saja.
Kita mencari ilmu di mana saja. Baik disekolah maupun dirumah. Asalkan ada semangat Jang kemauan untuk belajar bareng , pasti kita mampu.
Ada piring di atas meja,
Tertimpa batu piringnya pecah.
Belajar mampu dimana saja,
Di sekolah maupun di rumah.
33. Waktunya.
Kita lebih bahagia bermain namun jangan melalaikan tugas utama kita. Menonton tv juga menyenangkan tetapi jangan melalaikan PR.
Kaki kuat lari maraton,
Tulangnya kuat bagaikan baja.
Matikan tv jangan menonton,
Waktunya belajar di rumah saja.
34. Tak Bisa.
Si kancil dan si rusa,
masuk ke hutan belantara.
Ibu tak bisa Ayah tak mampu,
Belajar di rumah bikin sengsara.
35. Harus mampu.
Kita dilarang berdalih macam-macam. Belajarlah dengan sepenuh hati. Di rumah kita mampu membaca, menyelesaikan tugas, bahkan melaksanakan PR.
Ambil bambu cuma sebilah,
Bambu untuk menangkap rusa.
Walau tak belajar di sekolah,
Belajar di rumah mesti sudah mampu.
-oOo-
36. Kurangi.
Antara berguru dan bermain haruslah sebanding. Sehingga otaknya cendekia hatinya senang.
Oleh-oleh berupa kain,
Kainnya panjang juga lebar.
Kurangilah bermain main,
Perbanyaklah mencar ilmu.
37. Google
Segala sesuatu ada segi negatif dan ada segi positifnya. Misalnya kita belajar dengan online maka kita juga mampu bermain dengan Google.
Apa tandanya ujung panah,
Bisa melesat di antara kabel.
Ada enaknya berguru di rumah,
Bisa bertanya pada Google.
38. Makan.
Anda enaknya anak berkemah,
Tidur di antara rumputan.
Ada enaknya berguru di rumah,
Bisa sambil makan makanan ringan.
39. Sulit.
Hati-hati membuang sampah,
Jangan sampai banjir melanda.
Ada susahnya belajar di rumah,
Kalau tak bisa, susah bertanya.
40. Disuruh.
Ada enaknya punya lebah,
Madunya anggun yummy terasa.
Ada susahnya berguru di rumah,
Oleh ibu disuruh suruh saja.
Pantun Belajar Bersungguh-Sungguh
Orang-orang hebat yakni mereka yang belajar dan berkembang. Dengan berhenti mencar ilmu memiliki arti berhenti berkembang.
Oleh sebab itu kita mesti mencar ilmu aneka macam hal. Terutama yang membuat kita berhasil di periode depan.
Baik belajar ilmu maupun belajar bersikap yang baik dan sopan.
41. Sungguh-sangat.
Musim hujan rumput berkembang,
Hujan dari langit yang biru.
Belajarlah bersungguh-sungguh,
Agar dada penuh dengan ilmu.
42. Perih.
Kesana kemari cari jodoh,
Akhirnya mendapat si elok rupa.
Betapa perih jadi orang bodoh,
Tak mengetahui apa-apa.
43. Kunci.
Makara orang jangan usil,
Kalau usil banyak musuhnya.
Jika ingin jadi orang sukses,
Belajar itu yaitu kuncinya.
44. Bacalah.
Beli bakso rasa udang,
Minuman yang buah pala.
Bacalah pelajaran berulang-ulang,
Agar melekat di kepala.
45. Obat.
Gubuk Tua mudah roboh,
Angin kencang tiba menghajar.
Kalau diri merasa kurang pandai,
Obatnya ialah berguru.
-oOo-
46. Sekolah.
Manis muka si anak kembar,
Dua-duanya sedang makan.
Di sekolah kita mencar ilmu,
Di rumah PR dilakukan,
47. Susah.
Kalau hujan rumah pun basah,
Awan mendung di langit biru.
Tak ada pelajaran yang sulit,
Jika mencar ilmu sungguh-sungguh.
48. Cahaya.
Kebun subur tumbuh pepaya,
Sungguh sedap dipandang mata.
Ilmu itu bagaikan cahaya,
Menerangi hati yang gulita.
49. Cari.
Berkicau kicau burung kenari,
Bersiul-siul sepanjang pagi.
Ilmu dituntut dan dicari,
Dengan mencar ilmu bersungguh hati.
50. Mencari ilmu.
Marilah kita meminum jamu,
Supaya badan terasa segar.
Marilah kita mencari ilmu,
Ilmu didapat dengan mencar ilmu.
-oOo-