KITA mesti bisa mengetahui apa tujuan utama kita; kenapa kita mesti menulis & apa tujuan sesungguhnya kita dlm menulis?. Setiap orang niscaya punya tujuan berbeda, kian berpengaruh maksudnya maka kita akan makin cepat berjalan, makin cepat sampai, kian berpengaruh menghadapi rintangan-rintangan menulis mulai dr rasa malas, writer block, penolakan, & lain-lain.
Disini ananda akan diberikan sedikit pertanyaan yg mungkin akan membantumu mendapatkan tujuan utama dlm menulis.
Apakah Anda menulis karena suka menuangkan emosi, mirip galau, patah hati, atau marah?
Jika benar, lanjutkanlah. Menurut observasi, orang yg suka menuangkan emosinya dlm tulisan akan punya emosional yg lebih terkontrol. Lebih infinit muda & pula mengurangi frustasi. Banyak sekali penulis yg mampu mengatur emosinya, karena kebiasaan mereka menuangkan emosi dlm suatu goresan pena.
Apakah ananda menulis ingin menerima pahala yg terus mengalir & tak terputus?
Jika benar, lanjutkanlah. Tahukah anda bahwa Universitas Muhammadiyah Maluku Utara itu berawal dr peristiwa di Halmahera pada tahun 1999-2000. Tragedi yg menelan banyak korban itu menciptakan seorang relawan bernama Kasman Ahmad & Herman Oesman berupaya menulis buku dgn melibatkan tokoh-tokoh nasional.
Dan hasil penjualan buku itu karenanya di pakai untuk membuat sekolah darurat & yg risikonya sekolah tersebut kini sudah menjadi Universitas besar dgn ribuan alumninya. Kaprikornus, bisa di bayangkan seberapa banyak amal yg mengalir, lantaran salah satu amal yg tak terputus yaitu ilmu yg berguna.
Apakah ananda menulis ingin kaya & terkenal?
Jika benar, lanjutkanlah. Mungkin tak banyak yg tahu bahwa penulis pula dapat menjadi milyarder. Sebenarnya banyak sekali penulis yg telah menjamah angka itu. Akan tetapi, penulis selalu menonjolkan segi kesederhanaannya.
Karena banyak penulis, pastinya sudah berdamai dgn hatinya, berdamai dgn rasa gengsi & menjadi jiwa sarat ide & pesan tersirat. Tak salah mereka menampilkan kesederhanaan dibanding mesti pamer kekayaan. Puluhan penulis terkenal di Indonesia banyak yg sudah menjamah penghasilan milyaran itu cuma dr royalty satu bukunya saja, belum buku yg lain atau pelatihan-pelatihan yg lain.
Sebenarnya masih banyak lagi tujuan utama yg lain, jika kita ingin mencari, Setelah kita mempunyai tujuan utama yg berpengaruh maka barulah kita bisa menulis. Dan menyebabkan menulis belahan dr hidup kita. Ada pesan sederhana yg di sampaikan oleh pepatah terkenal yaitu “Luangkan waktu untuk menulis jangan menulis diwaktu luang.”
Jika kita tak meluangkan waktu untuk menulis, kita tak akan pernah menulis, Karena dikala waktu luang kita pasti akan menunjukkan banyak waktu kita untuk bersenda gurau, main game, nonton film. Pakai media umum & lain sebagainya. Disini kita mesti menanamkan ke alam bawah sadar kita untuk “Meluangkan waktu untuk menulis jangan menulis diwaktu luang.”
Dengan menulis kita pula bisa berkreasi & berimajinasi sekaligus menerima royalti. Sering-seringlah mengikuti event menulis, salah satunya yakni kontes menulis cerpen. Sangat aneka macam event-event menulis cerpen di Indonesia ini, baik online maupun offline karena hadiah yg ditawarkan biasanya cukup besar.
5 TIPS PENTING UNTUK MEMBUAT CERPEN JUARA DI PERLOMBAAN EVENT
1. Hipnotis Pembaca di Paragraf Pertama
Dibawah ini yaitu potongan 4 paragraf pertama dr masing-masing cerpen yg diambil sebagai contoh. Tujuannya adalah selaku komparasi, membandingkan antara cerpen-cerpen tersebut.
Cerpen pertama
“Di sebuah desa hiduplah seorang anak yg bernama Rayhan, ia hidup sendiri lantaran orangtuanya telah meninggal tatkala Rayhan berusia 13 tahun.” (Pelangi)
Cerpen kedua
Perkenalkan namanya Lestari Novianka, ia diundang Novi, ia kelas 1 di Sekolah Dasar MUTIARA 1. Suatu hari Novi menyaksikan mamanya memakai lipstik warna merah, tetapi sebetulnya Novi sudah sering menyaksikan mamanya memakai lipstik, Novi pun terus memerhatikan mamanya yg sedang berdandan sampai mamanya selesai berdandan.
Cerpen ketiga
Gaduh penolakan meledak mirip bom di tengah ruangan rapat itu. Malam itu Kampung Karanongko mengadakan musyawarah pembangunan masjid. Sudah usang memang kampung Karangnongko memimpikan tempat ibadah yg lebih luas & layak, bangunan indah kawasan berdoa dengan-cara khusyuk & berharap berjumpa segala kebaikan.
Kini impian itu akan lekas terwujudkan, mengingat daerah ibadah yg acap mereka gunakan sebelumnya hanyalah mushala kecil. Itu pun milik tetangga kampung. Dan mereka mesti menyeberangi sungai terjal serta licin apalagi dahulu. Belum lagi apabila air sedang naik, mereka mesti berpikir dua kali untuk mengunjunginya.” (Burung-burung Membangun Masjid)
Cerpen keempat
”Dreilandpunkt. Drielandpunt. Aux Trois Bornes.” Dengan lafal yg ganjil, gue terbata-bata membacakan kata-kata yg terpatri di semacam koin berupa lonjong yg ditemukan cucuku. Membolak-balik benda pipih yg yang dibuat dr perunggu itu, kubujuk dia: ”Ini bukan mata duit, sayang. Atok peroleh dgn memasukkan uang logam sungguhan ke dlm sebuah mesin mekanik. Memutar engkolnya. Dan keluarlah tanda mata ini. Oleh-oleh untukmu dr titik konferensi batas negara antara Jerman, Belanda, & Belgia, yg masih terselip di sakuku.” (Asrama & Kematian di tiga Negara)
Dari keempat pembuka cerpen di atas, terasa berbeda bukan? Kira-kira apa yg paling membedakan? Dipikir dahulu matang-matang, coba baca lagi. Apakah sudah terasa bedanya?
Betul sekali, Nilai Emosinya berlawanan, dua cerpen pertama memulai dgn penggambaran & pengenalan. Kalau cerpen ke 3 & 4 eksklusif memberikan konflik.
Hampir semua penulis professional seperti Raditya Dika, Helvy Tiana Rossa & yang lain menunjukkan pemahaman bahwa paragraf pertama itu mirip pandangan pertama, jika pembaca sudah eksklusif jatuh cinta pada bacaan pertamanya, ia pasti akan terus membaca itu hingga selesai.
Meski bukan ukuran mutlak bagusnya cerpen itu di \mulai dgn pertentangan, akan tetapi bagi penulis pemula, kiat ini bisa dipakai untuk menarik perhatian pembaca atau dewan juri, dlm lomba cerpen yg diiikuti.
Berikut citra kutipan permulaan cerpen lainnya selaku contoh:
“Dobrakan keras itu pun risikonya bisa membuka pintu kamarku. Sosok hitam itu terlihat terang di depanku. Namun, ia terlihat sedikit galau karena tak mendapatkan semua orang didalam kamar. Ia langsung berlari ke arah jendela & melihat keluar dgn pandangan liar. Aku yg masih berdiri, tentu tak mungkin bisa melompat dr jendela lantai dua. Terlalu berisiko kalau nekat melakukannya. Namun, kini ia betul-betul galau tak bisa melihatku. Akan tetapi, gue masih bisa melihatnya dgn terperinci.” (Warisan Hujan)
Bagaimana? Kalian penasaran dgn lanjutan ceritanya? Hehe. Sabar, ya? Poinnya ialah, buat suatu pertanyaan besar untuk pembaca di permulaan paragraf, maka kalian bisa menghipnotis pembaca untuk menyelesaikan bacaannya. Tentu saja, ada beberapa pengecualian dlm point ini. Penulis yg sudah memiliki fans & pembaca, tak akan memperdulikan point ini karena niscaya mereka akan membaca karya idolanya hingga habis apapun itu yg terjadi.
Jadi, mulailah melatih membuat paragraf pertama yg mensugesti. Banyak membaca cerpen-cerpen. Membaca cerpen itu sekurang-kurangnyadua kali, pertama untuk menikmati, yg kedua untuk mengkritisi. Lambat laun kesanggupan kalian niscaya akan meningkat.
2. Hidupkan Suasana Ceritamu
Setelah kita menghipnotis pembaca di paragraf pertama kita, pastinya kita tidak mau kan jikalau datang-datang pembaca merasa bosan di tengah-tengah & berhenti membaca dongeng kita.
Salah satu cara menciptakan cerpen menawan adalah dgn menghidupkan suasana kisah. Latar & seting dgn mamkai pemilihan kata & diksi yg elok.
Kita bisa menawarkan efek film pada dongeng kita, pembaca seolah-olah melihat kisah itu, masuk dlm bagian cerita.
Salah satu caranya adalah dgn mencontek penulis-penulis jago dlm menggambarkan rincian suatu kawasan. Bandingkan dua contoh berikut ini:
Pagi yg cerah mengiringi hari ini, sinar mentari dgn hangat & penuh kelembutan meresap dlm setubuh seorang kakek renta, ia begitu menikmati belaian hangat sang mentari.Dalam kekurangan fisiknya, tak terlihat wajah kelemahan terpancar dr parasnya. Padahal ia kini hanya mampu terduduk lemah di atas bangku rodanya, kakinya sudah tak dapat lagi menopang tubuhnya. (Setetes embun di pagi hari)
Bagaimana penulis disini bisa menggambarkan seorang kakek yg terduduk lemah di bangku roda & situasi pagi dengan-cara bersama-sama. Tentu sungguh berlawanan bila penyampaiannya terlalu klise. Termasuk dukungan detail dlm suatu kondisi yg ditekankan membuat ceritamu lebih hidup.
Tapi ingat, terlalu rincian dlm penceritaan pula akan menciptakan ceritamu berjalan lambat & membosankan. Sehingga perlu adanya keseimbangan. Cukup detailkan pada beberapa adegan penting yg ingin kau buat, seperti:
- Saat-dikala sang anak yg lama mencari ibunya & risikonya bisa berjumpa (Mengangkat perasaan “Rindu & haru” pada pembaca)
- Saat-ketika seseorang benar-benar meratapi kesalahanya yg sudah dijalankan (mengangkat perasaan “Menyesal” bagi pembaca)
- Saat-saat ia akan bangun dr kekalahan & keterpurukannya (Mengangkat perasaan “Semangat Juang” )
Intinya yaitu, bagaimana ananda bisa membuat dongeng itu terkesan hidup, namun pula tak membosankan yaitu sebuah teknik yg memerlukan latihan & praktik yg banyak.
3. Menghidupkan Tokoh
Hampir sama dgn cara menghidupkan situasi, kita bisa menghidupkan tokoh kita dgn memperjelas pemikirannya, apa yg sedang ia rasakan, bagaimana kehidupannya, apa kelebihannya, apa kekurangannya. Adakah kebiasaan yg khusus.
Biasanya sebagian tokoh memiliki ciri khusus misalkan si A yg cerewat, si B yg suka makan, si C yg cerdas si D yg terbelakang namun jago bertengkar, & lain lain. Karakter hendaknya jangan disamakan, berikan kelebihan & kehabisan. Sehingga dongeng kita akan lebih hidup.
Penulis pemula biasanya tak bisa menciptakan ciri khas perkarakter, seperti seluruhnya memiliki sifat yg sama, hanya berbeda nama.
4. Twist Ending
Ending merupakan cuilan yg paling dinanti. Ending dengan-cara umum dibagi menjadi 3 yakni:
- Happy ending.
- Sad ending
- Menggantung (Belum Jelas)
Setiap orang punya selera tersendiri. Tapi, pada umumnya niscaya mengharapkan happy ending. Ending yg paling baik yakni ending yg tak bisa ditebak alurnya, atau final ceritanya sehabis tokoh utama nyaris-nyaris tak biasa senang. Dan yg paling bagus lagi yaitu ternyata kelemahan dr tokoh utamalah yg menyelamatkan hidupnya.
Contoh:
Ada anak kecil yg mempunyai suara tak enak, bahkan setiap ia menyanyi banyak yg lebih menyarankan ia membisu. Ini ialah kekurangan si tokoh utamanya.
Kelebihannya ia sangat sosialis & suka membantu. Singkat dongeng kotanya diserang zombie, ia mesti berlari & menyelamatkan diri naik kereta menyingkir dari zombie. Hingga ia sampai di perbatasan kota.
Hanya satu cara agar ia bisa keluar dr kota itu. Ia harus masuk terowongan yg sangat gelap. Terowongan itu dipenuhi oleh zombie-zombie yg sudah mati tak bergerak. Saat ia masuk di terowongan yg sangat gelap itu. Ia berupaya menghibur dirinya dgn menyanyi. Sedangkan dr luar terowongan ternyata terdapat puluhan penembak jitu yg telah di siapkan untuk menembak zombie yg akan keluar dr terowongan. Saat salah satu penembak itu membidik kepala sang anak yg dikira zombie. Ternyata ia mendengar nyanyian sang anak itu. Dan ia tahu bahwa zombie tak bisa menyanyi & risikonya membatalkan niatnya untuk menembak.
Anak itupun alhasil bisa keluar dgn selamat alasannya nyanyian yg selama ini dibenci orang-orang & dianggap enteng.
Disini kita gres sadar bahwa kekurangan itupun bisa menjadikan ending yg baik. Di sinilah keistimewaannya.
5. Pesan dlm Cerpen
Langkah terakhir membuat cerpen yaitu memasukkan unsur pesan bagi para pembaca. Dan pesan yg paling baik yaitu yg timbul dr kesimpulan pembaca. Bukan dgn memberikan kata-kata mutiara atau ceramah.
Pesan yg masuk kedalam hati pembaca dgn jiwa cerita itulah yg akan membuat cerpenmu berbeda dgn cerpen lain.
Inilah kelima kiat menulis cerpen juara, sebaik apapun bahan & teori yg kita miliki tak akan memiliki kegunaan tanpa adanya praktik.
Mulailah menciptakan cerpen, mulailah menulis, apapun itu, menulis kekhawatiran, menulis gosip, ataupun gunjingan-gunjingan yg beredar di kehidupanmu. Semuanya bisa menjadi Inspirasi. Menjadi bekal dlm dunia kepenulisan kamu.
Salam Sastra & Selamat Menulis…