close

5 Puisi Virus Corona Menjamah Hati Anak Sma Dan Smp

Puisi virus corona adalah puisi yang dibuat saat wabah ini melanda. Dimulai di Wuhan pada tahun 2019, kini pandemic corona sudah menyebar ke banyak negara.

Indonesia merupakan salah satu negara yang juga mengalami wabah ini. Ketika postingan ini ditulis, sudah ada 48 orang meninggal akibat corona.

Puisi virus corona ini ialah salah satu reflekasi atas wabah yang melanda begitu cepat. Sebelumnya pernah ada puisi berjudul bubarnya agama ketika virus corona gres melanda.

 Puisi virus corona adalah puisi yang dibuat ketika wabah ini melanda 5 Puisi Virus Corona Menyentuh Hati Anak SMA dan SMP

Kembali Kami Pada-Mu

Kembali kamu pada-Mu
Pulang jua pada kesannya.

Jauh telah melanglang buana
Merasa diri serba mampu

Kecanggihan terlihat dimana-mana
Kini kami diajari kembali
Untuk sekedar bersihkan diri.

Kami telah lupa
Bagaimana membasuh dengan wudhu

Kini kami Kau ajarkan
Untuk senantiasa mencuci tangan.

Kami telah lupa
Bahwa Engkau selalu ada

Kini kami kau ajarkan
Lewat doa yang keluar dari sukma.

Kami telah lupa
Bahwa ajal ada di mana saja
Terlena dengan harta dunia
Adzan menyeru kami lalaikan.

Kini kami kamu ajarkan
Bahwa kematian senantiasa mengintai
Di rumah, di jalan, di pasar
Kematian kini di mana-mana.

Ya Allah ampuni kami
Bersihkan segala dosa kami

Berilah kami rahmat
Kembali pada-Mu dengan khidmat.

PENTING: Puisi perihal virus corona untuk ANAK SD. Merupakan kumpulan beberapa puisi yang diperuntukan anak sd selaku bahan latih selama mencar ilmu di rumah.

Balada Insan 2020

Telah tersiar kabar
Manusia makin tak karuan
Melawan agama jelas-terangan
Menghinakan orang-orang beriman.

  Carilah Sebuah Puisi Anak Dari Berbagai Sumber Informasi Kamu Dapat Mencarinya Di Majalah Anak Atau Koran Anak Guntinglah Dan Tempelkan Pada Bukumu Jangan Lupa Menuliskan Nama Penulisnya Dan Sumber Informasi Yang Kamu Gunakan

Teknologi sudah melewatkan
Bukannya bersyukur kepada Tuhan
Bahwa manusia diberikan akal
Yang menciptakan mereka makin bakir.

Seolah logika bukan dukungan
Seolah milik mereka, bukan dari Tuhan.

Maka datanglah membisu-membisu
Virus corona dari Wuhan
Banyak insan bergelimpang
Mati cepat oleh virus tak kelihatan.

Manusia ketakutan tak karuan
Berita ajal cepat menyebar
Tak terasa orang tertular
Tiba-tiba akhir hayat telah di hadapan.

Ibadah Dalam Hening

Mari berdoa dalam hening
Di rumah masing-masing.

Bahwa hati ini akan terhubung
Kepada Tuhan Pencipta Alam.

Bersimpuhlah
Dengan sepenuh keikhlasan.

Walau tiada mata yang melihat
Tiada pendengaran yang mendengar
Mari kita beribadah

Dalam keheningan
Mungkin kita sedang diajarkan
Agar beribadah dalam kesunyian.

Jangan riya’
Ingin dilihat mata manusia

Jangan sum’ah
Ingin didengar amal ibadahnya.

Tetapi
Serahkan seluruh ibadah
Hanya terhadap Tuhan Yang Esa.

Puisi Menyentuh Hati Para Nakes

Pandemic virus corona melanda berbagai lini. Sudah banyak cerita para tenaga kesehatan yang tak boleh pulang ke tempat tinggal.

Mereka sungguh-sungguh berjuang di dalam letih. Sebagian meninggal alasannya harus juga tertular dikala merawat pasien covid-19 ini.

Inilah puisi haru para pejuang kesehatan.

Kami berjuang
Di garda terdepan.

Kalaupun mesti mati
Maka itu maut terindah.

Kami berjibaku
Melawan lawan tak terlihat
Jika sedikit saja kami gegabah
Habislah kami jatuh terkulai.
.
.
Wahai anakku di rumah
Jangan engkau ke mana-mana
Ibu di sini sedang berjuang
Di antara akhir hayat dan kehidupan.

Betapa kami rindu
Untuk pulang ke tempat tinggal
Kembali bareng seperti dahulu
Ah, rindu ini begitu mengharu biru.

.
.

Seandainya ibu mati
Tak perlu meratapi
Tak usah mengecup
Hanya doamu yang ibu perlukan.

  25+ Acuan Puisi Duka Berbagai Suasana Yang Mengguncang Jiwa

Peluk hangat dari jauh
Dari ibumu yang berselimut rindu.

Baca juga salah satu puisi murung tentang ibu. Ditulis dalam kumpulan puisi ingatan bersama ibu tercinta. Puisi untuk mengenang segala keindahan bersama ibu kita.

Kapankah Corona Akan Usai?

Insan mati beribu-ribu
Di asia di eropa
Keluarga menangis pilu
Sesak hati hadapi peristiwa.

Manusia bergelimpangan
Bagai pohon yang ringkih
Roboh tertepa angin ringan
Air mata menetes jatuh.

Apakah ini suatu pertanda
Allah telah turunkan marah
Sebab insan bergelimang dosa
Meninggalkan nilai-nilai agama?

Apakah ini suatu usulan
Bagi orang-orang yang beriman
Agar senantiasa mencari selamat
Di dunia apalagi di hari kemudian.

.
.
Kapankah tragedi akan usai
Hati lelah menahan gusar
Pikiran kami kusut masai
Diliputi kabut galau.

Mohon ampuni diri kami
Yang nyaris lupa diri
Hidup dengan sifat takabur
Padahal sudah dinanti kubur.

Semoga bencana virus corona segera usai. Dan semua bisa kembali melaksanakan aktivitasnya mirip semula. Anak-anak bisa kembali sekolah. Orang bau tanah tenang melakukan pekerjaan .