5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi – Alhamdulillah, mengucapkan syukur kita atas lezat Allah sampai dapat kembali tiba dan sama-sama menegur pada hari Kemenangan Idul Adha 1442 H. Hari Idul Qurban ini jatuh di tanggal 20 Juli 2021, yang bersamaan dengan 10 Dzulhijjah 1442 Hijriah. Satu kali lagi silahkan kita katakan Alhamdulillah.

Meskipun situasinya masih wabah bahkan juga semakin menjadi-jadi, kita semuanya wajib berpengaruh, mesti tabah, dan jangan sampai patah arang untuk berupaya menyingkirkan virus corona dari Bumi Indonesia tercinta.

Lebih dari itu, mudah-mudahan momen Beribadah Qurban ini hari tidak minimalisir semangat dan ketulusan kita dalam share kepuasan dan rejeki.

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Dan yang semakin khusus, di sini Gurupenyemangat.com ingin mendatangkan beberapa bait puisi Idul Adha 1442 H tahun 2021 yang menjamah hati dan singkat.

Semoga selembar opsi kata mudah ini dapat menciptakan kita kian tabah meskipun situasinya masih wabah. Silahkan dibaca saja, ya:

Puisi Idul Adha Menyentuh Hati

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Catatan Kangen di Hari Kemenangan

Senja sore hari ini terlihat elok. Mendung tidak lagi bergelora. Justru awan merah yang mendekati setiap pojok pandangku.

Ya Rabb, pemandangan ini demikian cantik!

Gaung takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil kembali membuatku rindu. Saya kangen untuk kembali perbanyak sujud kepada-Mu.

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Beratus ini hari, mungkin lidahku kelu. Kebanyakan mengucapkan keluh. Terlampau sedikit mengorbitkan sukur.

  Puisi Naratif [Hujan]

Berdoa kepada-Mu sesejuk embun pagi. Rasanya berbagai mempertautkan catatan kangen pada hari kemenangan.

Saya dan rekan-rekan kembali menang untuk ke-2 kalinya. Kangen ini menang, dan gampang-mudahan keikhlasan semakin paling tinggikan.

Idul Adha dan kita yang penuh pengorbanan. Kuharap hati ini semakin tabah dan bersemayam cantik di sebalik kerendahan hati.

Puisi Selamat Hari Raya Idul Adha

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Saat zulhijjah, banyak manusia bantu-membantu menginjak tanah suci

Ke arah Baitullah yang mulia

Jalankan rukun yang lima untuk yang mampu

Untuk memupus dosa

Saat Idul Adha, gaungan takbir makin mengangkasa seantero mayangda

Sajadah terhampar di dalam rumah Allah yang mulia

Beberapa individu menghambakan diri meminta ampunan-Nya

Qurban disembelih untuk optimalkan ketaqwaan terhadap-Nya

Mari sahabat pada hari yang mulia

Kita sama-sama maafkan

Selamat hari raya Idul Adha

Minta maaf lahir dan batin

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Pagi Idul Adha

Takbir penuhi ruangan pagi, dikala sebelum subuh

Menggetarkan embun yang menumpuk kemarau, menciptakan tanah cedera belum pulih

Batu kering dibuat makin ringkih.

Hewan kurban telah bernada menyongsong pagi Idul Adha

Tidak ada berprasangka buruk

Pagi diberi takbir, bertepatan dengan jamaah haji tiba di Musdalifah

Menanti lewat larut malam, tidak ada kelelahan

Kami di sini menanti subuh dalam do’a, butir embun jadi zikir yang tidak pernah habis

Membuat kangen jadi tangis

Pagi Idul Adha, kian memperkuat cinta

Maafkan Aku Setulus Hati

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Seperti timbunan pasir di tepi pantai. Rupanya dosa-dosaku dapat menjadi lebih dari itu. Walau bergotong-royong belum genap caturwulan.

Saat takbir berkemandang, saya malu ke rembulan. Sinar redup yang menyoroti malam membuatku ingat akan jumlahnya kekeliruan.

Ke diriku sendiri, padamu, ke mereka semua.

  RPP 1 Lembar PAI Kelas 7 SMP/MTs K13 Lengkap

Saya kadang-kadang lupa ke langit sampai selalu bahagia membersihkan keringat di atas tanah.

Ya Allah, saya bersedih. Lantunan tahmid dan tasbih menggetarkan imanku. Saya banyak salah. Kembali hina.

Pada hari yang demikian cantik ini, maafkan saya setulus hati. Tidak hanya untuk ini hari namun juga kemudian.

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Puisi Idul Adha di tengah Wabah

Idul Adha dan Sepi

Ini hari masih sepi, kah?

Kusaksikan jalanan rupanya masihlah lembap

Kusaksikan langit rupanya masihlah mendung

Kusaksikan warung rupanya masihlah membuka

Ke mana beberapa orang?

Apakah sudah mereka ambil coupon kurban?

Pada pojok lainnya ada beberapa kambing, sapi, dan beberapa kerbau

Semua sehat

Gendut

Bulu-bulunya lebat

Bersebelahan dengan beberapa hamba yang mempersembah

Insya Allah irama ketulusan berdendang di bersahabat mereka

Tetapi ini hari jalanan masih sepi?

Aduhai, wabah

Idul Adha ini kali kami harus berjibaku menyingkirkanmu

Lantunan doa, keringat dan usaha tidak ada pernah patah

Ujian kita rupanya masihlah sama

Cuman gaung takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil yang semarak

Sedang langkah kaki belum juga kedengar

Rasanya kita makin kesepian

Pintu rumah saudara dan tetangga barusan dicat

Duhai, wabah

Jangan dibiarkan beliau berkarat lalu lapuk

Pergilah!

Ya Rabb, perkenankan kami bahagia di Idul Adha

Semoga negeri ini lebih berbahagia

 mengucapkan syukur kita atas nikmat Allah hingga dapat kembali datang dan sama 5+ Puisi Idul Adha Di Tengah Pandemi

Berkurban di tengah Wabah

Keringatku ini hari cukup banyak. Jelas membasahi bilikan dan dedaunan. Entahlah. Tidak sangatlah mahal untuk dipandang.

Tetapi tulusnya tenaga ini mahal. Tidak terpindahkan. Berawal dari niat. Berproses dengan perjuangan.

Dia seorang petani yang perjuangan untuk berkurban. Panennya tahun ini jatuh. Betul-betul tidak untung.

Tetapi Allah berikan dia ketegasan hati. Ikhlasnya paling tinggikan. Relanya tidak ada tertandingi. Dia dapat berkurban di tengah-tengah wabah.

  Puisi Hujan Di Mataku

Lalu, bagaimana denganku?

Kembali lagi tahun ini kosong. Maafkan saya, Ya Rabb. Niatku masih setengah. Ikhlasku belum genap setengah.

Saya mesti berikhtiar lebih. Supaya keesokan hari tak lagi sekedar merenungi dongeng Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Video Puisi Idul Adha

Puisi Idul Adha Sedih Menyentuh Hati

Tahun ini Lebaran Idul Adha Tanpa Ibu

Kesiangan

Saya telat bangkit

Tidak mempan bunyi sirene

Walau sebenarnya tidak bergadang

Tayangan bola diacak

Tidak punyai paket internet

Wabah corona

Jangan takbiran ke luar rumah

Saya cuman menyetel Mp3 di ponsel pintar

Sepi

Tetapi lumayan ramai

Namun tidak lagi ada opor ayam

Saya punyai catatan bumbunya

Tetapi tidak dapat masak

Ibuku umumnya masak opor ayam di kayu

Saya cuman membantu beli minyak tanah

Itu dahulu

Saat sebelum wabah menegur

Saat lagi kami bareng bertandang ke rumah Allah

Ini hari Idul Adha jadi sepi

Ibuku sudah tidak ada kembali

Ramaiku cuman akrab dengan sendiri

Doa sapu jagat tidak akan henti aku kirim

Praktis-mudahan hingga

Selalu

Saya mesti terus bangkit pagi

Bersujud

Meminta ampun

Persisnya di sepertiga malam ke Ilahi

Tahun ini Lebaran Idul Adha di Tanah Rantau

Aduh, kembali lagi tidak sukses pulang kampung!

Kecewa

Kenapa senja itu cuman manis di desa halaman

Apalagi jikalau sang adik video call

Rumput-rumput di halaman juga menyapaku

Tetapi di sini terus mendung

Bahkan juga kelelawar juga tidak ada

Cuman ada kericuhan

Pekikan PPKM genting

Teriakan meminta sembako

Cara mendaftar pertolongan sosial

Dan…

Coupon daging kurban

Seperti inilah aku di perantauan

Mendung ini menjadi hangat ketika keluarga menghubungi

Saya tidak dapat pulang, Sayang

Idul Adha di dalam rumah

Sedikit kudapan manis idul fitri

Cuman ada setumpuk rinduku

Kangen untuk selekasnya pulang

Menginjakkan kaki di desa halaman

***

Demikian beberapa bait puisi Idul Adha yang dapat dihidangkan. Cerita di Hari Kemenangan memang sentuh hati. Tetapi sebab saat ini masih wabah, kita mesti tabah. Harus kuat.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H. Barakallah