Jamur atau fungi dipelajari dengan-cara spesifik di dlm cabang biologi yg disebut mikologi. Para hebat mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini ke dlm 5 divisi. Dasar yg digunakan dlm pembagian terstruktur mengenai ini ialah persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur yaitu bereproduksi dgn spora, baik spora berflagela maupun spora tak berflagela.
Jenis-jenis jamur yg sporanya berflagela dikelompokan dlm Dunia Protista. Sedangkan yg memiliki spora tak berflagela dimasukkan ke dlm Dunia Fungi & dibagi menjadi 4 divisi, yakni Divisi Chytridiomycotina, Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, & Divisi Basidiomycotina.
Dasar klasifikasi ketiga divisi tersebut yaitu cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yg reproduksi seksualnya belum diketahui, diklasifikasikan ke dlm satu divisi, yg diberi nama Divisi Deuteromycotina. Dalam uraian berikut, kalian akan mempelajari 5 divisi dlm Kingdom Fungi.
Secara biasa masing-masing divisi tersebut mempunyai ciri tertentu. Chytridiomycotina memiliki dinding sel tersusun atas senyawa chitin & bereproduksi membentuk zoospora berflagel. Zygomycotina membentuk zigospora hasil pembiakan dengan-cara kawin, Ascomycotina membentuk spora generatif di dlm askus, Basidiomycotina membentuk spora generatif pada basidium & biasanya mempunyai tubuh buah berskala besar, serta Deuteromycotina membentuk spora dengan-cara vegetatif & belum dimengerti fase kawinnya.
Bentuk pengelompokan lain pada jamur yaitu khamir (jamur uniselular, memperbanyak diri dgn budding), kapang (jamur bermiselium),dan cendawan (jamur yg mempunyai tubuh buah makroskopis). Pengelompokan yg terakhir tersebut yaitu pengelompokan yg bersifat lazim, bukan pembagian terstruktur mengenai ilmiah. Nah, sekarang simaklah pembahasan berikut.
1. Divisi Chytridiomycotina
Divisio Chytridiomycotina sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara divisio Protista dgn divisio Jamur. Akan namun, para jago sistematika molekuler yg membandingkan urutan protein & urutan asam nukleat divisio ini dgn jamur, sudah memperoleh bukti bahwa Chytridiomycotina termasuk golongan jamur.
Sebagian besar Chytridiomycotina merupakan organisme akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik & benalu pada invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini yaitu nutrisi yg absorbtif & dinding selnya tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik & bereproduksi dgn membentuk zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.
2. Divisi Zygomycotina
Zygomycotina disebut pula sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yg populer dr kalangan ini ialah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yg nyaris seluruhnya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofit.
Tubuhnya bersel banyak, berupa benang (hifa) yg tak bersekat, & tak menghasilkan spora yg berflagella. Reproduksi Zygomycotina terjadi dengan-cara aseksual & seksual. Pada reproduksi seksual, jamur ini menciptakan zigospora.
Sedangkan reproduksi aseksualnya dgn perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dlm sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yg sesuai, maka spora akan berkembang menjadi hifa baru.
Reproduksi seksual atau generatif dikerjakan dgn cara konjugasi. Proses ini diawali tatkala dua hifa yg berlainan jenis, yakni hifa (+) & hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan & perpanjangan pada cuilan- penggalan tertentu, disebut gametangium.
Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu & kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot lalu berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan selanjutnya, zigospora tumbuh, dindingnya menebal & berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis, menciptakan inti haploid (n).
Pada lingkungan yg sesuai, zigospora akan tumbuh & membentuk sporangium. Sporangium ini mempunyai struktur penopang yg disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi dengan-cara aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dgn pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah & spora tersebar keluar.
Zygomycotina mempunyai beberapa macam yg gampang ditemui dlm kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:
1) Rhizophus stolonifera
Jamur ini terlihat sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid & stolon. Merupakan saprofit yg hidup pada bungkil kedelai & bermanfaat dlm pengerjaan tempe.
2) Rhizophus nigricans
Jamur ini mampu menghasilkan asam fumarat.
3) Mucor mucedo
Jamur ini hidup dengan-cara saprofit. Sering ditemui pada roti, sisa-sisa kuliner & kotoran ternak. Miselium jamur ini meningkat di dlm substrat. Memiliki sporangium yg dilengkapi oleh sporangiofor.
4) Pilobolus sp.
Jamur ini sering disebut “pelempar topi” atau cap thrower, sebab bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian menempel pada rumput atau tanaman lain.
Ketika tumbuhan tersebut dikonsumsi binatang, spora jamur yg melekat tersebut akan berkecambah di dlm terusan pencernaan & akan berkembang pada kotoran yg dikeluarkan hewan tersebut.
3. Divisi Ascomycotina
Ascomycotina disebut pula sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yg reproduksi seksualnya dgn menciptakan askospora di dlm askus (ascus = sacatau kantung/pundi-pundi). Askus ialah semacam sporangium yg menciptakan askospora.
Beberapa askus biasanya mengelompok & berkumpul membentuk tubuh buah yg disebut askorkarp atau askoma (jikalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berupa mangkok, botol, atau mirip balon). Hifa dr Ascomycotina lazimnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) & sel-sel yg dipisahkan oleh septa sederhana.
Kaprikornus, askus merupakan struktur lazim yg dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yg berupa uniseluler & ada pula yg multiseluler. Hidup selaku saprofit & benalu. Beberapa jenis diantaranya dapat pula bersimbiosis dgn makhluk hidup ganggang hijau-biru & ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dr askospora yg tumbuh menjadi benang (hifa) yg bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dr beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yg ukurannya lebih lebar dr hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yg lainnya membentuk Anteridium. Anteridium & Askogonium tersebut letaknya berdekatan & mempunyai sejumlah inti yg haploid.
Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dgn anteredium. Melaui trikogin ini inti dr anteredium pindah ke askogonium & kemudian berpasangan dgn inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yg disebut hifa askogonium.
Inti-inti membelah dengan-cara mitosis & tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada potongan ujungnya berinti 2. Bagian ujung inilah yg akan tumbuh menjadi bakal askus.
Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai kemajuan miselium vegetatif yg kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yg kemudian membelah dengan-cara meiosis untuk menciptakan 8 spora askus (askospora).
Apabila askospora tersebut jatuh pada lingkungan yg sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa atau miselium gres. Reproduksi aseksual pada Ascomycotina yaitu dgn cara membentuk tunas & spora aseksual.
Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler & spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yg disebut konidiofor & sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yg dihasilkan dengan-cara eksternal, yakni di luar kotak spora atau sporangium.
Berikut yakni beberapa teladan jamur anggota Divisi Ascomycotina.
1) Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel tunggal & tak memiliki badan buah, sering disebut selaku ragi, khamir, atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah dgn membentuk kuncup atau tunas (budding). Pada kondisi maksimal, khamir mampu membentuk lebih dr 20 tunas.
Tunas-tunas tersebut makin membesar & alhasil terlepas dr sel induknya. Tunas yg terlepas ini kemudian tumbuh menjadi individu gres. Reproduksi generatif terjadi dgn membentuk askus & askospora. Askospora dr 2 tipe aksus yg berlainan bertemu & menyatu menghasilkan sel diploid.
Selanjutnya terjadi pembelahan dengan-cara meiosis, sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi dengan-cara langsung selaku sel ragi baru. Cara reproduksi seksual ini terjadi ketika reproduksi aseksual tak bisa dijalankan, contohnya bila suplai makanan terusik atau lingkungan hidupnya tak mendukung.
Dalam kehidupan insan, Saccharomyces cerevisiae dimanfaatkan dlm pengerjaan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, & sake. Proses yg terjadi dlm pengerjaan kuliner tersebut adalah fermentasi.
2) Penicillium spp.
Penicillium hidup selaku saprofit pada substrat yg banyak mengandung gula, mirip nasi, roti, & buah yg telah ranum. Pada substrat gula tersebut, jamur ini terlihat mirip noda biru atau kehijauan. Reproduksi jamur Penicillium berlangsung dengan-cara vegetatif (konidia) & dengan-cara generatif (askus). Beberara contoh jamur anggota genus Penicillium antara lain:
□ Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum
Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan zat antibiotik (penisilin)
□ Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti
Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dlm memberti cita rasa atau mengharumkan keju.
3) Aspergillus spp.
Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada masakan, busana, & alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna bubuk-bubuk, hitam, coklat, & kehijauan. Distribusinya luas, mampu berkembang di tempat beriklim masbodoh maupun kawasan tropis. Reproduksi dengan-cara vegetatif dgn konidia yg disebarkan oleh angin. Beberapa jenis jamur anggota marga Aspergillus yaitu:
□ Aspergillus oryzae
Jamur ini biasa dipakai untuk mengempukkan adonan roti, & jamur tersebut mampu menciptakan enzim protease.
□ Aspergillus wentii
Aspergilus jenis ini berperan dlm dalam pengerjaan sake, kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, & asam format, serta penghasil enzim protease.
□ Aspegillus niger
Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari buah, & dapat menjernihkannya. Jamur tersebut pula mampu menghasilkan enzim glukosa oksidase & pektinase.
□ Apergillus flavus
Jenis Aspergilus ini menghasilkan aflatoksin, penyebab kanker pada insan.
□ Apergillus nidulans
Jamur ini hidup selaku benalu pada telinga, menimbulkan automikosis.
□ Aspergillus fumigatus
Aspergillus fumigatus merupakan jamur yg dapat menyebabkan penyakit kanker pada paru-paru burung.
4) Neurospora crassa
N. crassa diketahui selaku jamur oncom karena sering dipakai untuk membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yg muncul pada oncom merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya jenis ini dikelompokkan ke dlm Divisi Deuteromycota, dgn nama Monilia sitophila. Tetapi sesudah didapatkan alat reproduksi generatifnya, berupa askus, kini jamur ini dimasukkan ke dlm golongan Ascomycotina.
5) Morchella deliciosa & Morchella esculenta
Kedua jenis jamur ini merupakan jamur makroskopis, hidup di tanah. Karena rasanya yg lezat, jamur ini menjadi konsumsi manusia. Dalam dunia jual beli jamur ini dikenal dgn nama morel, ukuran tubuhnya sedang, berwarna coklat kemerah-merahan, tubuhnya seperti spons & sering dijual dlm bentuk awetan.
4. Divisi Basidiomycotina
Divisi Basidiomycotina sering disebut pula selaku the club fungi atau yg sering disebut jamur pada lazimnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi dengan-cara seksual dgn membentuk basidia yang kemudian menciptakan basidiospora di dlm tubuh buah yg disebut basidioma atau basidiokarp.
Basidia tersebut bisa berkembang dlm bentuk mirip insang, pori-pori, mirip gigi, atau struktur lain. Hifa dr Basiomycotina lazimnya dikaryotik (binukleat, dgn 2 inti) & acap kali mempunyai relasi yg saling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yg kompleks. Anggotanya pada umumnya berupa jamur makroskopis.
Kelompok ini mempunyai miselium yg bersekat & mempunyai tubuh buah (busuk diokarp) yg panjang, berupa lembaran- lembaran, yg berliku-liku atau bulat. Jamur ini lazimnya hidup saprofit & parasit, biasanya meningkat biak dengan-cara aseksual dengan konidium.
Siklus hidup Basidiomycota dimulai dr spora basidium atau konidium yg berkembang menjadi hifa yg bersekat dgn 1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yg berbeda, hifa (+) & hifa (-), bersentuhan pada masing-masing ujungnya & melebur dibarengi dgn larutnya masingmasing dinding sel.
Kemudian inti sel dr salah satu sel pindah ke sel yg lainnya, sehingga sel tersebut mempunyai 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut alhasil berkembang menjadi miselium dikariotik & selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk mirip payung.
Pada bagian bawahnya terdapat basidium yg terletak pada bilah-bilah (lamela). Masing-masing basidium mempunyai 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis & akibatnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila menerima lingkungan yg sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut pula spora seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.
Berbagai jenis jamur yg kita konsumsi dlm kehidupan sehari-hari adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:
1) Volvariella volvacea (jamur merang)
Jamur ini mempunyai tubuh buah berupa mirip payung, terdiri atas lembaran-lembaran (bilah), yg berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-merahan. Jamur ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai ekonomi yg tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.
2) Auricularia polythrica (jamur telinga )
Jamur telinga merupakan jamur saprofit pada kayu yg mati. Tubuh buahnya berupa seperti daun indera pendengaran (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya enak & bisa disantap seperti sayuran. Jamur ini pun kini sudah banyak dibudidayakan.
3) Amanita phalloides
Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae. Amanita, merupakan cendawan yg indah, tetapi pula merupakan anggota daftar cendawan yg mematikan di bumi, mengandung cukup racun untuk membunuh seorang sampaumur hanya dgn sepotong tubuhnya. Jamur ini hidup sebagai saprofit pada kotoran hewan ternak, memiliki tubuh buah berupa seperti payung.
4) Puccinia graminis (jamur karat)
Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya makroskopik, tak mempunyai tubuh buah, & sporanya berwarna merah kecoklatan mirip warna karat.
5. Divisi Deuteromyotina
Beberapa jamur yg belum dikenali alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dlm Deuteromycotina. Kelompok jamur ini pula sering disebut sebagai jamur tak tepat atau the imperfect fungi. Jamur ini tak mengalami reproduksi seksual atau mereka menawarkan tahap aseksual (anamorph) dr jamur yg memiliki tahap seksual (teleomorph).
Jamur ini mirip Ascomycotina (septanya sederhana). Kaprikornus, golongan ini bisa dibilang sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk memuat jenis-jenis jamur yg belum terang statusnya. Apabila pada observasi selanjutnya didapatkan cara reproduksi seksualnya, maka sebuah jenis jamur anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dlm Divisi Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina.
Contohnya yaitu Neurospora crassa yang ketika ini dimasukkan ke dlm kalangan Ascomycotina. Semua jamur anggota divisi imitasi ini bereproduksi dengan-cara aseksual dgn konidia. Konidia dibuat diujung konidiosfora, dengan-cara pribadi pada hifa yg bebas.
Beberapa jenis hidup pada dedaunan & sisa-sisa tanaman yg karam di dasar sungai yg berarus deras. Beberapa kelompok yg lain merupakan parasit pada protozoa & binatang-binatang kecil yang lain dgn aneka macam cara. Beberapa jenis pula ditemui pada semut & sarang rayap.
Beberapa jamur benalu pada binatang-hewan kecil berbagi unbranched body di dlm tubuh korbannya, kemudian dengan-cara perlahan-lahan menyerap nutrien hingga korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yg mungkin menempel atau terpengaruhi oleh binatang-binatang lain yg akan menjadi korbannya.
Cara lain ialah dgn menangkap mangsanya dgn hifa yg dapat menusuk, dgn menumpangi & melekat pada amuba. Salah satu golongan jamur penghuni tanah ada yg mampu menangkap cacing nematoda dgn membentuk cincin hifa atau hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dr ukuran tubuh nematoda & runcing pada kedua ujungnya.
Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dlm cincin hifa, cacing tersebut condong berusaha keluar dgn bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Setelah sukses menjerat korbannya, jamur tersebut lalu membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dlm tubuh cacing & mencernanya.
Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina lazimnya menyebabkan penyakit. Epidermophyton floocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut pula selaku dermatophytes.
Jenis lain yg merupakan penyebab penyakit pada manusia yaitu Candida albicans. Jamur mikroskopis ini mempunyai bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya ialah benalu. Penyakit yg ditimbulkannya ialah penyakit keputihan yg terjadi alasannya adanya infeksi pada vagina.
Deuteromycotina pula mempunyai beberapa anggota yg merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan. Sclerotium rolfsie yakni jamur yg menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan Helminthosporium oryzae adalah acuan jamur parasit yg mampu menghancurkan kecambah & buah serta mampu menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya.