5 Contoh Puisi Do’a Pilihan

Contoh Terbaik Puisi Do’a – Dalam kehidupan sosial Sobat semua pastilah saling berkomunikasi. Saling berkomunikasi itu sendiri merupakan hal penting, lantaran bila Sobat tak berkomunikasi dgn orang lain, maka Sobat tidak akan pernah mampu mengenali bagaimana kepribadian & aksara orang tersebut. Demikian pula kalau Sobat tak berbicara pada sang Pencipta, maka Sobat tak pernah mampu mengenal lebih dekat perihal siapakah Pencipta Sobat.


Nah,apa sih pentingnya berdoa dlm kehidupan kita? Mengapa kita harus berdoa dlm keseharian kita?

Doa merupakan alat komunikasi yg tak cuma menjinjing kita lebih dekat pada Pencipta, namun pula memberi kita kekuatan untuk menangani godaan dunia. Doa bukanlah susunan kata-kata yg panjang. 

Kebanyakan dr kita gagal untuk menyadari bagaimana berdoa yg benar. Kebanyakan dr kita hanya berpikir bahwa berdoa ialah sesuatu yg mesti kita kerjakan untuk menjadi baik, sementara yg lain melakukannya lantaran hal itu yaitu sesuatu yg menjadi budaya keluarga. Kemudian lagi, beberapa orang berdoa tatkala memerlukan sesuatu atau ketika jatuh ke dlm suasana yg buruk. 

Berdoa bukanlah sebuah peran berat untuk terselesaikan setiap hari, namun berdoa mesti menjadi kebiasaan yang mengasyikkan; dengan waktu yang dihabiskan bareng dgn sang Pencipta. Disaaberdoa inilah kita menemukan suatu kehormatan untuk mampu berbicara dgn sang penguasa semesta, untuk membuatkan fikiran & harapan yg terdalam dlm benak masing-masing.

Berikut bisa Sobat semua simak 5 Puisi Doa Pilihan yg masing-masing puisi tersebut mewakili gambaran hati pembuatnya.


Ada yg hendak terucap

sebelum Fitnah merusak Fitrah
kerinduan dlm kandang rahmat Mu
menenteng perjalanan jauh berliku
entah pada tujuan mana ia berlabuh niscaya nya,
dekat di sisi Mu ialah anugerah yg tak bisa terucap oleh lidah.
Getir,
tawa,
dan air mata 
daku lah yg punya 
sedang Engkau lah yg cipta. 
absen dr kesepakatan Mu 
ialah pengkhianatan sia sia 
sebab kamu-sekalian tahu 
apa apa yg tak ku tahu
Ada yg hendak terucap di pengecap 
Lafadz nama Mu sarat dgn Maha
sedang gue sarat dgn hina 
bagaimana pula gue mampu pongah? 
Ada yg hendak terucap 
sebelum menuju jalan pulang: 
“Daku ingin kembali pada Fitrah ku” 


Doa tertutur kata

doa yg wakilkan asa
asa seseorang di dunia 
tertutur suara pula nafas terhela 
asa yg menjadi mimpi
mimpi yg ingin di gapai
tersimpan utuh dlm hati
terbangkanlah hingga langit Illahi 
menjadi gelembung udara
melayang melesat angkasa
hantarkan semua duka lara
hantarkan tak terpandang mata
hantarkan keinginan kita
yang tak pernah berjumpa lagi
sucinya cinta yg terzholimi
oleh egonya kehendak diri
oleh kerinduan yg senantiasa menyelimuti 


Ayah..tak terasa begitu cepat waktu berlalu

kerinduan akan masa kecil bersamamu
sekarang hanya bisa kukenang, takkan bisa terulang
meskipun sekarang kau jauh disana
saya percaya kau akan bahagia
hanya do’a yg dapat kuberikan padamu sekarang
supaya apa yg sudah kau berikan padaku dapat menjadi teladan
agar gue menjadi pribadi yg sepertimu, tegas, berwawasan, & berjiwa kasih
Masih membayang ingatan indah masa lalumu
kini semua benar benar berlalu
sedih ini bercampur pilu
tangis ini bercampur rindu
bantu-membantu saya.. 
masih butuh kasih sayangmu..
masih ingin dipelukanmu.. 
Namun, apalah dayaku
kini ku cuma bisa menatap nisanmu
mengenang jasa & kebaikanmu
menuruti semua nasihatmu, Ayah..!!
Do’aku ini menemanimu disana
semoga Allah mengampuni dosa-dosamu
biar Allah mendapatkan amal ibadahmu
dan gampang-mudahan daerah yg baik diberikan untukmu
Sekarang tawamu sudah tak bisa kudengar lagi
kulitmu tak mampu kusentuh lagi
wajahmu tak mampu kulihat lagi 
Sungguh ku merindukan masa kecilku dahulu 
ingin ku bersamamu lagi
Namun semua itu tak mungkin bisa terulang lagi
lantaran kini watu nisan telah membatasi 
Kau meninggalkanku disaat gue belum bisa membahagiakanmu
kau meninggalkanku disaat gue belum mampu membalas jasa jasamu
sekarang cuma do’a & keikhlasan yg bisa kuberikan padamu
agar kau bahagia disana, Ayah..!!
“Ya Allah, ayahku telah membimbingku dgn baik,
telah melaksanakan amanah yg sudah diembannya dgn baik 
kumohon, kasihilah ia mirip ia mengasihiku dahulu 
sayangilah ia seperti ia menyayangiku dahulu
dan pertemukanlah kami di surga nanti..” 
Amiin…


Tidur sesudah Isya itu,

saya mencari-cari awal mimpimu

kalau-kalau kau ada di surga
daerah semua impian berkumpul.
Lama kucari sehampar sutra malam
tapi mimpimu belum jua terlabuh
barangkali tidurmu di guyur peluh
yang biasa berdiang di agresif siang.
Sekarang lewat tengah malam,
masih kusimak semua lakon mimpi
hingga di sepertiga malam
telingaku selaku mekar mawar.
Sesayup perlambang hening malam
kau berlutut di Tahajud yg sakral,
do’a-do’amu membuka gerbang langit
kudapati namaku kau sebut teriring salam.
Seketika kukemasi mimpi-mimpi tentangmu
aku bergegas melayari sutra malam
kubawa serta Do’a-do’amu pada Thaharah
dan gue rebah pada Tahajud yg sakral.


Sekeping hidup dlm buai panjang

pernah singgah, menepikan seraut episode angker
di tengah makian debu debu menyesak dada
tak urung, nyanyian sedih
telah disemai di puncak yg bukan milikmu 
meski bibir gincu, menyapa hari hari yg abnormal
tak satupun nama tertanam di pepohonan
yang kekar & sejuk
Merah jambu awan senja
bertepi putih membiru tepi langit
sudah menyongsong wajah yg akrab dengan
lipatan jaman…guratan hidup mencumbu nafas
kala terlihat lelah kedua mata kita. 
Kau menjajal mengukir segi langit
yang membentuk barisan awan…bertanam mekar sari 
seberkas himpitkan tajam sebagian langit
meluruhkanmu…..kembali sepi
dari indahnya wajah bulan di bumi cerita
hanya tinggal, bahtera yg mengusung
serpihan layar menantang angin buritan
Lebih baik kau tawarkan mawar jingga
dalam sebagian malam
bertabur sayap malaikat dr rajutan langit
kemana lagi akan kau cincang hidup ini
bukankah potongan doa lebih indah
dari jarum waktu yg kau tinggalkan…