Daftar Isi
3. Menangis sejadi-kesudahannya
Atha’ bin Yasir. Tabi’in itu berangkat menunaikan haji bareng saudaranya & serombongan orang lainnya. Setibanya di Abwa’, rombongan yg lain meninggalkan Atha’ seorang diri di tenda. Tiba-datang, seorang perempuan yg sangat anggun mendatanginya. Atha’ mengira, perempuan tersebut ada keperluan penting & butuh pinjaman.
“Adakah sesuatu yg mampu kubantu?” tanya Atha’ kepada wanita tersebut.
“Iya”
“Apa itu?”
“Suamiku sudah lama meninggal dunia. Aku sudah lama tak merasakan nafkah batin sebagaimana yg dulu kurasakan ketika bersamanya. Maukah kau menemaniku bercinta?” mendengar permintaan ini, bukan kepalang kagetnya Atha’.
“Keluarlah dari sini. Jangan kau jerumuskan aku ke neraka!” kata Atha’ dgn nada keras.
Namun, perempuan itu tak mau keluar. Ia terus menarik hati Atha’ meskipun Atha’ menolaknya.
Segala cara dijalankan Atha’, wanita itu tak juga mau pergi. Akhirnya Atha’ pun menangis sejadi-akhirnya. Mendengar tangisan Atha’ yg makin pilu & air matanya yg bercucuran, wanita cantik itupun kemudian merasa iba. Dan entah kenapa datang-datang hilang hasratnya, beliau pun turut menangis kemudian pergi meninggalkan Atha’.
Keempat: Mengajukan 5 pertanyaan kematian