5 Adab Menuntut Ilmu Dalam Islam

5 Adab Menuntut Ilmu Dalam Islam – Sebagai seorang murid yg sedang belajar & menuntut ilmu khususnya ilmu agama, sudah sepantasnya kita mengamati segala halnya agar sesuai dgn yg diajarkan oleh syariat islam islam. maka dr itu para penuntut ilmu mesti mempelajari bagaimana metode dlm mencari ilmu yg baik & benar beserta adat adabnya. hal ini bermaksud supaya kita berhasil menemukan ilmu yg berkah & manfaat.
Banyak sekali bekerjsama budbahasa budbahasa menuntut ilmu yg mesti dilaksanakan seorang murid terutama etika didepan gurunya seperti yg diajarkan oleh para ulama salaf. dgn mengamati adab dlm mencari ilmu, insyaallah proses belajar lebih mudah, cepat dlm menghafal & menguatkan daya ingat. semuanya semata mata sebab keberkahan seseorang yg mempertahankan adab, etika, perilaku & akhlaknya saat belajar.  jadi bisa disimpulkan bahwa kecerdasan bukanlah semuanya. adat dlm menuuntut ilmu pula merupakan salah satu poin utama yg harus dilaksanakan.

Baca pula : Kumpulan Hadits Nabi Tentang Akhlak

Untuk itu pada artikel kali ini akan kami hidangkan 5 Adab Menuntut Ilmu Dalam Islam yg dipaparkan oleh Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith. so berikut ulasan lengkapnya . . .

 Sebagai seorang murid yg sedang belajar & menuntut ilmu terutama ilmu agama 5 Adab Menuntut Ilmu Dalam Islam

Adab Menuntut Ilmu

1. Menyucikan Hati Dari Segala Kotoran

Adab pertama bagi seorang pencari ilmu merupakan menyucikan hati dr segala kekotoran-kekotoran yg dimurkai Allah.
Imam Nawawi dlm mukadiman Syarh Al-Muhadzdzab berkata: “Seyogyanya bagi seorang penuntut ilmu menyucikan hatinya dr kotoran-kotoran sehingga ia layak menerima ilmu, menghafal, & memanfaatkannya”
Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad memberi perumpamaanan yg sungguh indah perihal hati yg kotor. Beliau menyampaikan kalau seseorang tiba dgn menenteng sebuah wadah kotor untuk diisi madu di dalamnya, maka orang yg akan berbelanja madu tersebut pasti akan berkata, “Cucilah terlebih dulu wadah yg kotor ini, baru ananda isi dgn madu.”
Kata Imam Abdullah, “Dalam dilema dunia saja, wadah yg kotor perlu dibersihkan, maka bagaimana rahsia-rahsia ilmu Allah dapat terwadahi jika diletakkan di dlm hati-hati yg kotor?”
Adab pertama ini merupakan langkah pertama bagi para pencari ilmu, tak terkecuali para guru, untuk membersihkan hati dr penyakit-penyakit yg malah menjadi penghalang masuknya ilmu dlm sanubari.

2. Iklhlas Karena ALLAH SWT

Adab kedua ialah lapang dada karana Allah di dlm mencari ilmu. Mencari ilmu harus berangkat dr kebersihan niat dr selain Allah. Niat adalah sumber segala tindakan selaras dgn sabda Nabi SAW, “Amal perbuatan itu tergantung pada niatnya.”
Di antara niat bagi penuntut ilmu yaitu : 
1. Untuk mengharap redha Allah 
2. Menghidupkan syari`at 
3. Mendekatkan diri pada Allah 
4. Menghilangkan kejahilan dr dirinya mahupun orang lain 
5. Menghidupkan agama & mengekalkan agama Islam  pada kebaikan & menghalangi keburukan dr dirinya sendiri atau orang lain, sesuai tahap kemampuan.

3. Rendah Hati & Melayani Para Ulama

Adab ketiga yg harus ada pada diri penuntut ilmu adalah bersikap rendah hati & melayani para ulama. Suatu hari, Abdullah bin Abbas menjinjing tali kuda kendaraan gurunya, Ubay bin Ka`ab. Ia bawa kendaraan gurunya itu. Sang guru bertanya, “Ada apa ini, wahai putra Abbas?” Dijawab, “Demikianlah kami ditugaskan untuk menghormati guru-guru kami.” Abdullah tetap memandu jalannya kendaraan sang guru sampai ke kawasan tujuan.
Adab ketiga ini memberi pengertian bahwa pencari ilmu mesti menanggalkan pujian nasab, kedudukan, & harta yg ia miliki. Ia lepaskan demi terjun dengan-cara total meraih ilmu melalui para guru & ulama.

4. Mengambil Manfaat & Faedah

Adab Keempat merupakan mengambil faedah (faedah) di mana saja berada. Pencari ilmu mesti melihat, mengamati, & menjangkau faedah dr tiap  langkah hidupnya. Tidaklah berlalu sesaat dr umurnya, kecuali ia isi dgn kemanfaatan.
Abu Al-Bakhtary berkata: “Duduk bareng suatu kaum yg lebih memiliki ilmu ketimbang saya, lebih saya sukai tinimbang bersama kaum yg darjat ilmunya di bawah diriku.” Mengapa? Jawabnya, “Karana, kalau gue duduk bareng kaum yg derajat pengetahuannya di bawahku, gue tak bisa mengambil manfaat. Namun jikalau gue duduk bersama orang-orang yg lebih berilmu dr diri saya ini, gue bisa mengambil manfaat sebanyak-banyaknya.”
Luqman al-Hakim berwasiat pada anaknya,
يا بني جالس العلماء وزاحمهم بركبتيك فإن الله يحيي القلوب بنور الحكمة كما يحيي الله الأرض الميتة بوابل السماء
Wahai anak kesayanganku, duduklah bersama para ulama’, dekatilah mereka & ambillah ilmu dr mereka. Sesungguhnya Allah membangkitkan hati-hati dgn cahaya Hikmah, sebagaimana Allah menghidupkan tanah yg mati dgn hujan dr langit. (al-Muwatta’, Imam Malik)

5. Sederhana Dalam Makan & Minum

Adab kelima yg disebutkan oleh Habib Zain adalah bersikap sederhana dlm mengambil kuliner & minuman. Makan & minum yakni kebiasaan siapa sahaja. Manusia makan & minum untuk hidup. Namun hal demikian tak lantas menjadi argumentasi untuk berlebih-lebihan, khususnya bagi pencari ilmu.
Bahkan, seorang ulama bernama Sahnun berkata: “Ilmu tak akan diperoleh bagi orang yg makan hingga kekenyangan.”
Dalam wasiat sarat hikmah dr Lukman Al-Hakim pada putranya, ia berkata: “Wahai anakku, bila perut sudah terisi sarat pikiran akan tertidur, pesan yang tersirat akan berhenti mengalir, & badan akan lumpuh dr beribadah.”
Imam Syafi`i berkata, “Aku tak pernah merasa kenyang sejak enam belas tahun silam. Karena kekenyangan itu membebani tubuh, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, membuat ngantuk, & melemahkan orang tersebut dr beribadah.”
Sekian penjelasan mengenai lima budpekerti menuntut ilmu dlm islam berdasarkan Habib Zein bin Smith. jadi bagi mereka yg hendak berhasil & berhasil dlm mencari ilmu, hendaklah mengamalkan & menjaga etika adat diatas semoga ilmu yg didapatkan berkah serta faedah dunia darul baka. wallahu a’lam.