Pendidikan anak di dlm syariat islam memegang peranan yg sangat penting. Sebab, pendidikan untuk mereka bermakna pembinaan generasi mendatang yg kelak akan melanjutkan peran sebagai khalifah Allah di permukaan bumi.
Wajib bagi setiap orang renta muslim untuk mendidik anak-anak mereka sesuai dgn tuntunan islam yg sesungguhnya, sehingga nantinya mereka sungguh-sungguh menjadi pribadi yg taat & bertakwa pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dalil akan hal ini adalah firman Allah Ta’ala :
“Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dr api neraka…” (Surah At-Tahrim:6)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy Rahimahullah berkata ihwal ayat ini dlm tafsirnya :
“Menjaga diri dgn cara menjadikannya janji terhadap perintah Allah dgn cara melaksanakannya, & (kesepakatan terhadap larangan) dgn cara menjauhinya, bertobat dr hal-hal yg bisa menyebabkan marah Allah & mengharuskan turunnya adzab. Melindungi keluarga & bawah umur dgn mengajarkan & mendidik mereka, & memaksa mereka untuk melaksanakan perintah Allah. Maka seorang hamba tak akan selamat kecuali kalau ia melaksanakan perintah Allah pada dirinya & pada orang-orang yg berada di bawah wilayah kekuasaan & pengaturannya.” (Tafsir As-Sa’dy hal.979).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata :
Wajib mengajarkan pada belum dewasa kaum muslimin sesuai dgn apa yg Allah perintahkan untuk mengajari mereka, & mentarbiyyah (mendidik) mereka di atas ketaatan pada Allah & Rasul-Nya, sebagaimana yg disabdakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam:
“Perintahkanlah mereka (anak-anak) untuk melaksanakan sholat tatkala telah berusia 7 tahun, & pukullah mereka karena meninggalkannya tatkala berusia 10 tahun, & pisahkanlah mereka (belum dewasa) di tempat-daerah tidur mereka.” (Majmu’ Al-Fatatwa Jilid 11 hal. 274).
Dalil-dalil di atas memperlihatkan pentingnya pendidikan anak di dlm islam.
Oleh alasannya itu, tak boleh bagi orang bau tanah muslim mengabaikan pendidikan bawah umur mereka & membiarkan mereka begitu saja tanpa panduan, karena akibatnya akan sungguh fatal.
Di samping itu, orang renta yg mengabaikan pendidikan anak dianggap telah berbuat jelek pada anaknya sendiri.
Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata :
“Barang siapa yg menelantarkan pendidikan anaknya pada apa-apa yg berguna baginya & membiarkannya begitu saja, maka sungguh ia betul-betul sudah berbuat jelek pada anaknya. Kebanyakan penyebab rusaknya anak-anak dr sisi ayah-ayah (orang bau tanah) mereka & perbuatan orang bau tanah yg menelantarkan mereka (belum dewasa) & meninggalkan untuk mengajari mereka wacana keharusan-kewajiban agama & sunnah-sunnahnya. Akhirnya anak-anak tersebut terlantar di waktu kecil & tak bisa menawarkan manfaat bagi diri-diri mereka sendiri & tak bisa menawarkan faedah bagi orang renta mereka.” (Tufatul Maulud hal.161).
Oleh alasannya itu, penting bagi setiap orang tua muslim mengetahui kiat mendidik anak sesuai pemikiran islam. Apa-apa sajakah tips tersebut? Silahkan baca pada kelanjutan postingan di bawah ini.
Contents
Daftar Isi
Tips Penting Mendidik Anak Sesuai Syariat Islam
1.Hendaknya orang renta menjadi teladan bagi anaknya
Salah satu tips mendidik anak sesuai syariat islam ialah orang tua hendaknya menjadi teladan yg baik bagi anak-anaknya. Karena setiap anak kecil cenderung mengikuti kebiasaan sehari-hari dr orang tuanya yg disaksikan langsung olehnya.
Demikian pula seorang guru yg mendidik anak didiknya, hendaknya peran paling pertama yg ditunaikannya ialah menjadikan dirinya selaku teladan yg baik bagi anak didiknya.
Amar bin ‘Utbah Rahimahullah berkata pada orang yg mendidik anaknya :
“Hendaknya perbaikan (pendidikan) yg paling pertama ananda kerjakan untuk anakku yakni kamu-sekalian memperbaiki dirimu sendiri, sebab persepsi agen rahasia mereka (belum dewasa) terikat dgn pandangan matamu. Maka kebaikan menurut mereka adalah apa yg ananda laksanakan, & kejelakan berdasarkan mereka adalah apa yg ananda lewati (tidak kerjakan).” (Na’tul Badayaat hal.136).
2.Memulai dgn pendidikan tauhid & kepercayaan yg benar terlebih dahulu
Tips mendidik anak sesuai syariat islam selanjutnya yaitu terkait dgn materi pendidikan yg paling utama & paling pertama mesti diajarkan, yaitu pendidikan tauhid & akidah yg benar. Sebab, sebaik apapun akhlahk seorang anak, kalau kepercayaan & tauhidnya rusak, maka semua amalan kebaikannya tak akan bernilai & bermanfaat di sisi Allah. Hal ini sebagaimana yg difirmankan oleh Allah Azza Wajalla di dlm Al-Qur’an.
Dan sesungguhnya sudah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad) & pada (nabi-nabi) yg sebelummu “Jika ananda mempersekutukan Allah, pasti akan hapuslah amalmu & tentulah ananda termasuk orang-orang yg merugi.” (Surah Az-Zumar: 65)
Nabi Ya’kub Alaihis Salam menjelang kematiannya mengajukan pertanyaan pada anak-anaknya mengenai sembahan mereka sepeninggal dia. Pertanyaan ini selaku bentuk pendidikan & penegasan pada mereka kalau satu-satunya sembahan yg benar bagi mereka hanyalah Allah Azza Wajalla.
Adakah ananda hadir tatkala Ya’qub kehadiran (tanda-tanda) maut, tatkala ia berkata pada anak-anaknya: “Apa yg ananda sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu & Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail & Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa & kami cuma tunduk patuh terhadap-Nya.” (Surah Al-Baqarah: 133)
Referensi: https://tafsirweb.com/576-quran-surat-al-baqarah-ayat-133.html
Demikian pula Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau mengawali dgn pendidikan tauhid & doktrin yg benar pada bawah umur. Hal ini sebagaimana yg dia ajarkan pada sahabat yg masih kecil pada waktu itu, yaitu Abdullah bin Abbas Radhiallahu Anhuma. Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam berkata kepadanya :
“Wahai anak, sesungguhnya gue akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah (hak-hak) Allah, niscaya Allah akan menjagamu, jagalah (hak-hak) Allah, niscaya kau-sekalian mendapati-Nya di hadapanmu. Apabila kamu-sekalian meminta, maka mintalah pada Allah, & apabila kamu-sekalian memohon perlindungan maka mohonlah pada Allah. Dan ketahuilah, sekiranya ummat ini bersatu untuk memberimu faedah maka faedah tersebut tak akan hingga kepadamu kecuali apa yg sudah ditetapkan Allah atasmu. Dan apabila ummat ini bersatu untuk mencelakakanmu maka sedikit pun mereka tak akan bisa melakukannya kecuali apa yg sudah Allah memutuskan atasmu. Pena (takdir) telah terangkat & lembaran (takdir) telah mengering.
Dan ketahuilah, sesungguhnya bersabar atas apa-apa yg tak kamu-sekalian sukai itu memiliki kebaikan yg amat banyak. Dan sesungguhnya bantuan itu (ada) bersama kesabaran. Dan sesungguhnya kelapangan itu (tiba) bareng kesusahan, & sesungguhnya kesusahan itu bareng fasilitas.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Dalam hadits di atas, Nabi Shallallahu ALaihi Wasallam mengajarkan tauhid pada Abdullah bin Abbas Radhiallahu Anhuma. Nabi menegaskan kepadanya bahwa meminta & meminta pertolongan hendaknya hanya pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata. Beliau pula mengajarkan salah satu kepercayaan islam yg sungguh agung, yakni beriman terhadap takdir Allah Azza Wajalla. Apa-apa yg sudah ditetapkan bagi seseorang, maka tak akan pernah bisa luput darinya. Sebaliknya, apa-apa yg tak ditakdirkan bagi seseorang maka tak akan bisa didapatkannya & tak akan bisa menimpanya.
Adapun makna pena-pena telah diangkat & tinta-tinta sudah mengering yakni seluruhnya sudah ditetapkan & ditakdirkan oleh Allah Azza Wajalla di Al-lauhul Mahfuzh.
Dari klarifikasi di atas tentu sudah diketahui bahwa merupakan hal yg sungguh penting bahkan wajib bagi setiap orang renta atau pendidik untuk mendidik belum dewasa mereka atau bawah umur didik mereka biar selalu bertauhid & memiliki keyakinan yg benar.
Termasuk dlm pendidikan dogma yakni mendidik mereka untuk menghafal & mengetahui makna rukun islam, rukun iman, hal-hal yg harus diyakini terkait dgn kejadian di alam kubur & di alam baka kelak, pembatal-pembatal keislaman, & masih banyak contoh-teladan lainnya.
3.Mendidik bawah umur untuk menegakkan sholat sedini mungkin
Tips mendidik anak sesuai syariat islam selanjutnya yg pula sungguh penting yaitu terkait dgn ibadah sholat. Hendaknya sebagai orang bau tanah atau pendidik, kita membiasakan bawah umur kita untuk melaksanakan sholat sejak masih kecil. Hal ini sebagaimana yg difirmankan oleh Allah Azza Wajalla:
“Dan perintahkanlah pada keluargamu untuk mendirikan shalat & bersabarlah ananda dlm mengerjakannya…” (Surah Thaha : 132).
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pula telah menawarkan tuntunan akan hal ini. Dalam sebuah hadits, ia Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat tatkala berumur tujuh tahun. Pukullah mereka (karena meninggalkan sholat) tatkala berusia sepuluh tahun, & pisahkanlah daerah tidur mereka (antara anak laki-laki & anak perempuan).” (Diriwayatkan oleh Ahmad & Abu Daud)
Sholat merupakan tiang islam & amalan antara hamba dgn Allah yg pertama kali akan dihisab diakhirat kelak. Oleh sebab itu sepantasnya kita tak melewatkan untuk mendidik & mengingatkan belum dewasa kita dgn ibadah sholat.
Tentu saja ibadah sholat hanyalah suatu pola. Masih banyak lagi syariat-syariat islam lainnya yg bersifat wajib yg mesti kita ajarkan pada bawah umur kita atau belum dewasa didik kita supaya mereka memahami keharusan mereka masing-masing saat sudah baligh kelak & tak melalaikannya.
4.Mendidik mereka dgn adab-akhlak yg mulai dlm Islam
Tips mendidik anak sesuai syariat islam berikutnya yg pula tak kalah penting dr kiat-tips yang lain yakni mendidik belum dewasa dgn budbahasa-budpekerti yg mulia dlm islam.
Berbicara wacana adat, pastinya mencakup banyak hal yg terkait dgn kehidupan. Mulai dr adat sehari-hari di rumah, budbahasa tatkala di luar rumah, budbahasa tatkala bertamu, akhlak tatkala mengatakan pada orang yg lebih muda & lebih renta, adat tatkala berlangsung, budbahasa tatkala bertamu, akhlak tatkala makan & minum, serta budbahasa-akhlak islami yg mulia lainnya.
Tentu kita mengajarkan budbahasa tersebut perlahan-lahan, sedikit-demi sedikit sesuai dgn kesanggupan mereka untuk memahaminya.
Salah satu contoh adat yg diajarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ialah seperti yg disebutkan dlm hadits :
“Dari Umar bin Abi Salamah Radhiallahu Anhuma, ia berkata: Dahulu saya masih kecil kecil tatkala berada dlm pangkuan (asuhan) Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, & tanganku (sewaktu makan) ke sana ke mari di nampan. Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berkata kepadaku “Wahai anak, ucapkanlah Bismillah. Makanlah dgn tangan kananmu, & makanlah kuliner yg terdekat darimu. Maka terus-menerus seperti itulah cara makanku setelahnya.” (Diriwayatkan oleh Muttaqun Alaihi).
Dalam hadits di atas, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan beberapa budpekerti makan pada anak tirinya yg bernama Umar bin Abi Salamah Radhiallahu Anhuma.
Adab-etika tersebut berbentukmembaca bismillah sebelum makan, makan dgn ajun, & mengambil makanan yg terdekat dr jangkauan.
Demikian pula tatkala Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menyaksikan cucu dia yg bernama Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Radhiallahu Anhuma makan kurma sedekah, sedangkan Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam & ahlul bait ia dilarang untuk memakan makanan apapun yg berasal dr sedekah.
Adapun kalau berupa hadiah maka diperbolehkan. Tatkala melihat cucu dia melakukannya, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam eksklusif menegurnya :
“Kikh…kikh..Lemparkan kurma tersebut. Tidakkah kamu-sekalian tahu bahwa kita tak (boleh) memakan sedekah (zakat)?” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhori & Muslim)
Kikh…kikh..merupakan kalimat teguran dlm bahasa arab, alasannya adalah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menegur cucu ia tatkala hendak menyantap masakan yg diharamkan bagi ahlu bait.
Demikianlah postingan perihal kiat-tips mendidik anak sesuai syariat islam yg bisa saya bagikan kali ini.
Tentunya selain mengajarkan tauhid & iktikad, sholat, & adat islam, masih banyak hal-hal penting lainnya yg butuh untuk diajarkan.
Butuh ketabahan untuk mendidik & membimbing mereka biar menjadi insan yg betul-betul bertakwa pada Allah Azza Wajalla.