Maulid Nabi SAW, Kumpulan Tema Maulid yang Menarik untuk Sekolah
pelajarancg.blogspot.com, – Isra Miraj ialah peringatan perjalanan pada malam hari Nabi Muhammad SAW yang bertepatan 27 Rajab tahun ke delapan kenabian. Tahun ini perayaan Isra Miraj jatuh pada 28 Februari 2022. Peringatan perjalanan Nabi Muhammad SAW dirayakan setiap tahunnya dan disambut bangga oleh umat Islam.
Isra’ dan Mi’raj diabadikan di dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 1 sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Allah telah memberkahi sekelilingnya biar Allah memberikan sebagian gejala kekuasaan-Nya, Allah sangat Maha Mendegar dan Maha Melihat”.
Selain itu, Allah tidak menentukan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam lailatul qadar malam nishfu Sya’ban, ataupun pada saat Ramadhan. Allah memilih Isra Miraj Muhammad Saw jatuh pada ketika Am al-huzn (tahun kesedihan), dikarenakan kepergian paman sekaligus pelindung dia, Abu Thalib, juga istri tercinta, Khadijah, kemudian tepatnya di 27 Rajab kejadian tersebut terjadi, tentunya ini mempunyai hikmah di baliknya.
Menurut Sirah Nabawiyah: ‘Irdlu Waqâi’ wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209, seperti dikutip Ali Muhammad Shalabi terdapat empat pesan yang tersirat di balik Perjalanan Nabi Muhammad SAW tahun ke delapan kenabian, bulan Rajab, sebagaimana dilansir dari NU Online, Malam Senin (28/02/2022).
Meski tengah menghadapi pandemi Covid-19, bermacam-macam tradisi tetap digelar umat Islam untuk menyemarakkan perayaan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW sebagaimana diabadikan sebagai program PHBI. Umat Muslim juga ada yang menggelar tradisi tersebut secara online.
Daftar Isi
1. Malam Penguji Keimanan orang Islam
Peristiwa pada malam hari ini ialah dongeng yang menguji keimanan, utamanya bagi Kaum Quraisy dengan mewaspadai Bagaimana mungkin dalam satu malam Nabi mampu berlangsung dari Mekkah ke Baitul Maqdis kemudian juga Mi’raj sampai ke Sidratul Muntaha.
Mereka menganggap Nabi Muhammad SAW mengada-ada, tetapi Abu Bakar Ash-Shiddiq mempercayai sebagai bentuk dari keimanan.
2. Wujud dari mukjizat dan anugerah Allah untuk Muhammad dalam mengemban risalahnya
Kita tahu saat Isra’ dan Mi’raj dikala itu Nabi mengalami Am al-huzn (tahun kesedihan), dia ditinggal oleh Siti Khadijah RA istri tercinta yang begitu lama mendukung dan berada disamping Nabi, orang yang paling dicintainya dan paling membela perjuanganya.
Nabi juga ditinggal oleh Pamannya Abu Thalib yang selalu membela bahkan disaat Nabi terancam dan diancam jiwanya oleh Kaum Quraisy, Abu Thalib lah yang membela Nabi. Setelah keduanya wafat Nabi merasa sedih dan itu wajar sebagai manusia. Disaat mirip itulah Allah meng-Isra’kan Nabi dan Me-Mi’rajkan Nabi sebagai bentuk perjalanan ruhani yang terdalam dan melampaui logika asumsi dan mungkin melebihi kebiasaan manusia.
Dengan kesabaran kesungguhan Nabi maka Isra’ dan Mi’raj merupakan tonggak bagi Nabi untuk terus berjuang membawa risalah Islam.
3. Memperkokoh kebenaran risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
Dari Perjalanan Isra’ dan khususnya Mi’raj Nabi menjinjing perintah sholat dan lebih dari itu juga lewat Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad menerangkan satu hal terhadap umat Islam. Beliau tidak cukup menikmati perjalanan ruhani untuk bertemu dengan Allah dalam lingkup kekuasaan Allah bukan dalam akal insan. Yang boleh jadi mungkin dalam spirit orang-orang yang sebutlah mereka ingin mencari hidup zuhud dan wara’ dan berada dalam spiritualitas tassawuf ia akan cukup berhenti disitu.
Tapi Nabi tidak, Nabi kembali lagi ke bumi mengeban risalah Islam dengan segala dinamika perjuangan dan tantanganya Nabi hadir untuk menjinjing peradaban dan membangun peradaban Islam. Alhamdulillah sesudah itu Nabi hijrah ke Yatsrib (Madinah) selama 13 tahun dan total selama sekitar 23 tahun jadinya terbukti risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Akhiruzzaman membangun puncak peradaban Al-Madinah Al-Munawarah (kota peradaban yang cerah mencerahkan) yang lahir dari Islam.
Pelajari: 4 KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
4. Ucapan dua masjid umat Islam
Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yakni Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Ucapan-ucapan tersebut menawarkan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsa ialah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kesanggupan masing-masing untuk senantiasa berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, sumbangan sandang pangan, maupun dengan harta.
Sebagaimana dibilang dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 1 sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Maha Suci Allah yang sudah memperjalankan hamba-Nya pada sebuah malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Allah sudah memberkahi sekelilingnya agar Allah memperlihatkan sebagian gejala kekuasaan-Nya, Allah sungguh Maha Mendegar dan Maha Melihat”.