close

4 Model Pembangunan Ekonomi Kawasan Indonesia

Sebenarnya versi pembangunan mirip apa sih yang paling cocok dipraktekkan di sebuah kawasan?. 

Tentunya ada banyak aspek yang melandasi penentuan kebijakan ekonomi kawasan. Model pembangunan pada dasarnya merupakan taktik pembangunan daerah. 

Model pembangunan dapat dilihat dari aneka macam dimensi ialah dimensi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lainnya. 

Menurut perkembangannya, model pembangunan ekonomi yang banyak digunakan  oleh negara-negara meningkat mampu diklasifikasikan selaku berikut:


1. Model 1, menitikberatkan pada pertumbuhan domestik bruto (PDB), versi ini berkembang pada dekade tahun 1950an dan 1960an.

2. Model II, menitikberatkan pada pemerataan dan pemenuhan keperluan utama, meningkat pada dekade tahun 1970an.

3. Model III, menitikberatkan pada pembangunan kualitas sumber daya insan, meningkat dekade 1980an.

4. Model IV, berkembang pada periode ke 20 sampai sekarang. Merupakan kala globalisasi dan liberalisme, jual beli bebas dan persaingan antar negara makin ketat dan daya saing ekonomi tiap daerah semakin kuat.


Model Pembangunan I berorietasi pada peningkatan kemajuan Produk Domestik Bruto. Hal ini berlandaskan pada asumsi bahwa perkembangan ekonomi dapat digapai dengan pelaksanaan penanaman modal atau investasi dalam jumlah banyak di sektor industri dengan cara menempatkan proyek-proyek yang menunjang wilayah bersangkutan. Pembangunan sarana dan prasarana industri akan mendorong terbukanya sektor lain dan selanjutnya akan menyebar ke titik lain.


Dengan pembangunan industri dan eksternalitas ekonomi akan dicapai kenaikan pendapatan per kapita dan pemerataan hasil pembangunan ke seluruh wilayah melalui proses trickle down effect. 

Sebenarnya model pembangunan seperti apa sih yang paling cocok diterapkan di suatu wilayah 4 Model Pembangunan Ekonomi Wilayah Indonesia
Bantaeng, dari kabupaten lazimmenjadi hebat, pic:https://travelfauziamir.files.wordpress.com

Kritik terhadap versi pembangunan I menghasilkan model pembangunan II. Pada model I pembangunan ekonomi tidak sebanding sehingga menyebabkan pengangguran, kemiskinan dan ukiran yang lain. 

Model pembangunan II berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pokok, kemandirian dan pengembangan sektor pertanian dan perdesaan. Pembangunan versi I ternyata tidak menyebar hingga lapisan penduduk paling bawah oleh alasannya itu diseleksi alternatif jalan lain yaitu dengan membuat seni manajemen pembangunan kebutuhan pokok. 

Kebutuhan pokok yang direkomendasikan berisikan dua unsur utama ialah kebutuhan minimum keluarga (sandang, pangan, papan) dan pelayanan penting bagi kehidupan masyarakat (hidup pantas) seperti air minum, sanitasi, transportasi dan akomodasi sosial lain. 

Model ini mengisyaratkan adanya desentralisasi dan pembangunan abdnegara lokal supaya tercipta SDM yang tangguh dan bertanggung jawab.


Model pembangunan III lebih menekankan pada acara aparatur pemerintah yang bertanggung jawab dan berupaya membangkitkan kesadaran dan kesanggupan instansi secara perorangan dan kolektif. Peningkatan mutu SDM diarahkan pada:


– Secara bertahap, prakarsa dan proses pengambilan keputusan pembangunan diserahkan pada masyarakat.

– Peningkatan kemampuan penduduk untuk mengorganisir dan memobilisasi sumber daya pembangunan.

– Pemanfaatan peluangsumber daya setempat dengan maksimal.


Model pembangunan IV timbul sejalan dengan perkembangan fasilitas telekomunikasi, isu dan angkutansehingga perdagangan antar region kian intens dan cepat. Kehidupan kian cepat dan mengglobal menembus batas wilayah yang makin semu.

 Kualitas barang dan jasa semakin baik dengan harga yang kian berkompetisi. Masing-masing wilayah punya kelebihan komparatif dan saling melengkapi satu sama lain. Masyarakat juga semakin kreatif dalam membangun produk dan branding. 

Satu per satu kepala tempat yang kreatif timbul ke publik dan membuat imbas domino ke tempat lain supaya semakin ulet menelurkan sumber daya lokal yang bermutu dalam membangun wilayahnya. 

Dengan demikian penduduk akan kian puas dan terpacu untuk lebih meningkat melihat kinerja pemimpinnya yang baik.