4 Kesalahan Memahami Isra Mi’raj

Isra mi’raj yakni kejadian asing yg menjadi salah satu mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena begitu ajaibnya, cuma orang-orang beriman yg mempercainya.

Ketika Rasulullah menceritakan bahwa Allah baru saja mengisra’kan beliau, orang-orang kafir Quraisy makin mengingkarinya. Sedangkan sebagian orang yg baru masuk Islam kembali murtad sesudah mendengar isra mi’raj yg mencengangkan itu.

Isra mi’raj benar-benar menjadi ujian keimanan. Bahkan yg percaya dgn isra mi’raj pun terkadang salah memahami isra mi’raj.

Berikut ini empat kesalahan yg sering terjadi dlm memahami isra mi’raj.

1. Buraq dlm isra miraj

Ada orang-orang yg meyakini bahwa buraq adalah binatang serupa kuda bersayap dgn kepala seorang perempuan. Untuk menguatkan khayalan ini, terkadang dijumpai adanya lukisan buraq; kuda bersayap dgn kepala seorang wanita.

Gambaran ini jauh dr kebenaran. Bahkan mampu jadi merupakan serpihan dr ghazwul fikri yg dihembuskan lawan-lawan Islam untuk mendiskreditkan Rasulullah sehingga selalu diasosiasikan dgn perempuan.

Tidak ada satu pun hadits shahih yg membenarkan gambaran & khayalan itu. Meskipun dlm Shahih Bukhari diterangkan bahwa kendaraan Rasulullah ketika isra berupa

بِدَابَّةٍ دُونَ الْبَغْلِ وَفَوْقَ الْحِمَارِ أَبْيَضَ

Hewan berwarna putih, tubunya lebih rendah dr bighal & lebih tinggi dr keledai.

gambaran salah tentang buraq (liburnasional.com)

Namun tak pernah ada dalil shahih yg menyebutkan bahwa buraq yakni kuda bersayap dgn kepala seorang perempuan. Para sahabat umumberdiam diri tatkala sesuatu yg bersifat ghaib mirip ini tak dijelaskan dengan-cara rinci.

Yang niscaya, Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahakuasa untuk membuat kendaraan secanggih apapun dgn bentuk seperti apa pun.

2. Rasulullah isra mi’raj ruhnya saja (mimpi)

Sebagian orang ada yg meyakini bahwa isra mi’raj cuma terjadi di alam ruh atau Rasulullah sedang tidur dikala isra mi’raj. Sehingga yg pergi ke Masjidil Aqsa & sidratul muntaha hanya ruh Nabi Muhammad saja sedangkan jasad beliau tetap di Makkah.

Ibnu Katsir menjelaskan dlm tafsirnya bahwa isra mi’raj tak akan disebut sebagai peristiwa besar (dengan diawali tasbih pada ayat pertama surat Al Isra) jikalau hal itu hanya mimpi. Selain itu, kata ‘abdihi dlm ayat itu & kata ar-ru’ya dlm ayat 60 memperlihatkan bahwa Rasulullah isra mi’raj dlm keadaan terjaga, dgn tubuh & ruhnya.

3. Perintah shalat tak diberikan ketika isra miraj

Di antara tokoh yg mempunyai pengertian ini yakni Agus Mustofa, penulis buku Terpesona di Sidratul Muntaha. Alasannya, sebelum isra mi’raj Rasulullah sudah shalat.

Memang benar, Rasulullah & para sahabat sudah mengenal shalat sebelum adanya isra mi’raj. Namun, ketika itu belum diwajibkan shalat lima waktu. Yang ada adalah shalat malam. Para ulama menerangkan bahwa shalat malam dikala itu hukumnya wajib. Hingga tatkala telah diwajibkan shalat lima waktu, maka shalat malam menjadi sunnah & hanya wajib bagi Rasulullah.

Adapun tentang diperintahkannya shalat lima waktu sewaktu isra mi’raj, para ulama setuju dgn hal itu alasannya banyak hadits shahih yg menerangkannya.

4. Memperingati isra mi’raj namun tak shalat

Tidak sedikit orang yg ikut memperingati isra mi’raj & tahu bahwa shalat lima waktu ditugaskan ketika isra mi’raj ternyata mereka tak melakukan shalat lima waktu.

Alasannya macam-macam. Ada yg alasannya adalah malas, ada yg beralasan repot, ada yg ogah-ogahan & sebagainya. Padahal, peringatan isra mi’raj tak ada artinya apa-apa kalau oleh-oleh isra mi’raj berbentukshalat lima waktu tak dikerjakan.

Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]

  Tiga Karomah Umar bin Abdul Aziz