Daftar Isi
1. Puisi Ibu Singkat
Rindu Ini Untukmu Ibu
Ada rindu
Di dalam kalbu.
Bagai rintik hujan,
Ia turun dan menari-nari,
Sesekali berkelindan,
Mengajakku menuliskan puisi.
Puisi tentangmu, Ibu.
Karena saya begitu rindu.
Peluklah Aku
Kala hatiku sedih,
saya tak tahu apakah mesti menangis.
Yang kutahu,
Aku memilikimu Ibu.
Yang memelukku
Selalu.
Sehingga tenang jiwaku,
Dan hilanglah segala murung itu.
2. Puisi Ibu Sedih
Pergimu Tiada Kembali
Bila sepi malam seperti ini,
Rinduku padamu mengganggu jiwa.
Teringat akan senyumanmu,
Yang meneduhkan, mendamaikan, dan menenangkan jiwaku.
Ibu,
Sedih ini kan terobati
Seandainya engkau ada di sini.
Galau ini akan terhapus,
Jika engkau masih bersama kami.
Kini hanya doa
Yang mampu kupanjatkan.
Moga engkau senang di alam sana.
Maafkan Anakmu, Ibu
Hingga hari ini
Belum mampu membalas jasamu.
Engkau yang bekerja keras
Berjuang demi anakmu ini.
Engkau rela berletih-letih,
Bekerja di saban hari,
Demi melihat diriku tak kelemahan apapun.
Ibu,
Maafkan diriku
Yang mampu memberimu.
3. Puisi Ibu Untuk Anak SD (Sekolah Dasar)
Ibuku Hebat
Ibuku andal
Ibuku sayang padaku.
Ibuku andal
Ibu arif mengajariku
Menggambar, melukis, dan berhitung.
Terimakasih Ibu.
Aku bangga pada Ibu.
Bertamasya Bersama Ibu
Kemarin saya bertamasya
Bersama Ibu ke kebun hewan.
Melihat binatang aneka rupa,
Ada kancil, macan, buaya, gajah,
Dan yang lainnya.
Aku bahagia
Karena Ibu mengajakku jalan-jalan,
Setiap piknik.
Terimakasih Ibu.
Memasak Bersama Ibu
Alangkah senangnya hatiku,
Karena saya mampu menolong Ibu.
Memasak dan membuat kudapan manis.
Ibuku memang sungguh pintar,
Membuat kuliner yang lezat.
Semua orang pasti suka
Kalau menjajal kuliner Ibu.
Jika besar nanti,
Aku ingin mirip Ibu,
Yang cerdik memasak dan menciptakan kudapan manis.
4. Puisi Ibu Ceria
Main Ke Kampung Halaman
Di kota ini saya dilahirkan,
Di kota ini aku dibesarkan.
Tapi ibuku…
Ia lahir di kampung halaman.
Katanya,
Kampung ibu sungguh permai,
Ada sawah, sungai, dan gunung yang indah.
Ada kebun
Yang buahnya tinggal dipetik,
Ada sawah
Tempat petani menanam padi.
Hatiku senang sekali,
Karena kemarin
Kami berkunjung ke kampung halaman Ibu.
Dan kampung halaman ibuku
Benar-benar indah mirip lukisan saja.
5. Puisi Ibu Tercinta
Untuk Ibu Tercinta
Malam-malamku dipenuhi kehangatan,
Siang-siangku dipenuhi keceriaan,
Itulah saat-dikala aku bersamamu
Wahai Ibu tersayang.
Bagaimana rindu ini tidak berkembang
Saat engkau jauh dariku
Saat jarak memisahkan
Rinduku menggebu.
Wahai Ibu tersayang,
Ingin kubuat puisi indah,
Sebagai tanda sayang
Rasa sayang yang tak pernah hilang.
6. Puisi Ibu dan Ayah
Terimakasih Untukmu Ayah
Ayah,
Terimakasih…
Untuk setiap pengorbanan
Yang kadang tak terlihat,
Untuk setiap ketabahan
Yang kadang tak kami mengetahui,
Untuk setiap usaha
Yang kadang tak kami tahu.
Ibu,
Terimakasih…
Untuk setiap ketabahanmu
Dalam menjalani hari-hari.
Untuk setiap ketegaranmu
Mendidik kami semua.
Untuk setiap ketekunanmu
Sehingga kami mampu menghadapi dunia ini.
7. Puisi Ibu Indah
mata ibu, yakni jelas bulan
tumpahan sinarnya memeluk hening,
takkan padam meski kamu sudah terpejam.
dan saat hari jadi putih, dia bermetamorfosis bola lain yang lebih terang. #PuisiIbu @adellanurfadila— Arakan Angin (@dikeranda) June 10, 2018
8. Puisi Ibu Menyentuh Hati
Aku ingin menjadi mata kanak-kanak
Dikecup embun di kedua kelopaknya
Hingga ku tersadar
Dan memeluk ibuku
Yang sedang menanam
:doa-doa#Puisi #puisipagi #puisiIbu— Puisi ialah Kita (@arifgumantia) June 24, 2018
9. Puisi Ibu Tersayang
Ibu, saya datang. Engkau yang duduk di halaman menunggu gadismu. Daun-daun gugur, garis-garis wajahmu disantap usia. Sampai jaman telah jadi bacaan manusia-manusia bau tanah. Ibu, selamat tiba di rumah kita. #PuisiIbu @adellanurfadila— tea (@lutjitea)
aku yg hanya mendengar sekelumit dongeng ttg mu, dapat mencicipi luluh lantak’nya hati mu di sebagian besar jalan hidup mu .. #PuisiIbu— little mummut (@littlemummut)
10. Puisi Ibu Pendek
beriku api. membara, sarat semangat. tetesan air matamu. khilafku yang yang dibuat. hanya maaf ku ucap. kau tepat. ibu #puisiibu— 星 (@biintaangjaatuh) December 21, 2010
Ibu yaitu satu-satunya yang tak pernah menganggapmu pengecut. Kalaupun beliau bilang “dirumah saja nak, jangan keluar kali ini”, bukan karena ia tak yakin kau bisa menghadapi ganasnya kenyataan, namun karena beliau tau topeng bau dunia bukan musuh sebanding anaknya.#tentangIbu #sajak— Cendol Dawet Seger (@Gany_mohakim12) June 12, 2018
11. Ibuku
Ibu yaitu malaikat yang menyembunyikan sayapnya. Dia tak ingin anaknya tahu akan rasa sakit dan capeknya. #TentangIBU #SelamatHariIbu— Radio MAS FM (@masfmmalang) December 22, 2016
Tuhan
aku bersaksi
Ibuku sudah melakukan amanat Mu
memberikan kasih sayang Mu
maka kasihanilah Ibuku mirip Kau mengasihi
Kesasih Kekasihmu ,,
Amin #SyahadatAnakPenggalan puisi – Achmad Mustofa Bisri (GusMus)#GusMusGusMu #TentangIbu
— Ripay J.C (@kere_sepaton) December 22, 2018
12. Puisi Ibu 2 bait
[1]
mimpi itu indah, namun hidup jauh lebih indah. itu kata ibu saya. #tentangibu— KRIZ (@felixkriz) December 22, 2010
[2]
“ Hati ibu itu sempurna, tak peduli seberapa banyak kau sudah menyakiti hatinya, Selalu ada kata maaf untuk kita “— Puisi (@puisinacom) April 6, 2019
13. Puisi Ibu 3 bait
Pintu Surga
[1]
Jika engkau berbakti,
Kepada Ibu dan Ayah,
Maka engkau mengetuk pintu surga.
[2]
Karena dalam bakti,
Allah memberimu pahala
Besarnya tiada terkira.
[3]
Maka ketuklah pintu surga,
Dengan berbakti kepadanya,
Tiada henti Sepanjang periode.
Suatu Hari
[1]
Suatu hari nanti
Ayah dan Ibu pasti pergi
Meninggalkanmu sendiri.
[2]
Usia senja telah menanti,
Umur berlalu tidak kembali,
Menuju alam yang baka.
[3]
Jika masih ada potensi ,
Berbakti jangan ditinggalkan,
Itulah yang Allah perintahkan.
14. Puisi Ibu 4 bait
Ceritamu Begitu Indah
[1]
Di dunia ini,
Aku mengenal banyak nama
Yang begitu indah. Tapi tidak ada
Yang lebih indah dibandingkan suatu nama
… Ibu.
[2]
Di dunia ini,
Aku mengenal banyak orang
Yang begitu teduh. Tapi tidak ada
Yang lebih teduh dibandingkan keteduhanmu,
…Ibu.
[3]
Di dunia ini,
Aku mengenal banyak orang
Yang rela berkorban. Tapi tidak ada
Yang lebih besar pengorbanannya selain darimu,
…Ibu.
[4]
Di dunia ini,
Aku merindukan seseorang
Tetapi kerinduanku padamu
Selalu saja lebih besar.
Terbaik 4 #PuisiIbu 😍 Ibu yaitu langit. Sementara kerinduan yaitu nasib daun-daun kering yang menanti hujan turun. #PuisiIbu ✍ @sajakhoax— Adella Nurfadila (@adellanurfadila) June 13, 2018
Cinta, yaitu belahan-belahan doa yang senantiasa kau cipta untukku, sabar, ialah sikap yang kamu benamkan semenjak hembusan nafasku mewarnai duniamu, ibu, bahkan seluruh hidupku tak akan mampu membayarnya. #PuisiIbu @adellanurfadila— Edhoy (@sugiartohalid) June 12, 2018
Senja di matamu ibu, suara azan perlahan meninggalkanku, pada langit yang menyembunyikan kesepiannya, saya ingin pulang.— amuba- (@Hilang_Sendiri) June 11, 2018
Aku tersesat pada dunia
Yang tak kasat
Merangkum ragam semu
Yang membuatku
Kian jauh dengan ibu…
Dan kini tatkala waktu
Menjelang fitti…
Ingin ku basuh jemari kakimu
Agar terbasuh jua segala khilafku#PuisiIbu@adellanurfadila— must (@must75) June 11, 2018
Seperti matahari, Ibu menyoroti setiap anak-anaknya. Panasnya bagai intruksi untuk putra-putrinya supaya bersemangat meraih mimpi.
Ibu, meski sinarnya redup, tetapi senantiasa mampu menandakan.#PuisiIbu @adellanurfadila— dewi mayang s (@dewimy_) June 12, 2018
Pertama kali saya mengenal dunia
Aku merasakan kehangatan pelukmu
Engkau mendekapku sarat cinta
Memberi arti yang tak bisa ku kira
Rela menaruhkan nyawa
Demi tangisanku yang kamu impikan
Ibu dengan apa aku membalas
Selain doa dan catatan senja@adellanurfadila #PuisiIbu— Andi!!! (@AndiHrnt) June 12, 2018
Ibu, pelukmu sehangat sang mentari, Doa-doamu setajam mata pedang,
Semua cintamu membuat langkahku selalu berpijak pada bumi, tempat dimana surgaku ada, sempurna di bawah tapak kakimu. #PuisiIbu @adellanurfadila— Edhoy (@sugiartohalid) June 10, 2018