Sebagian anak menyukai animo hujan. Mereka bersenang-bahagia di bawah hujan.
Bermain bersama sobat dengan sukacita. Kadang-kadang badan menggigil tak dipedulikan.
Hujan merupakan fenomena alam. Dengan adanya hujan tumbuh-flora akan hidup. Makanan tanaman memerlukan air untuk mempertahankan kelestariannya.
Di bawah ini merupakan puisi perihal puisi bernuansa desaku.
Daftar Isi
21. Puisi desa
Hujan turun di Desaku
Desa yang indah, permai dan ku cinta
Dengan gerimis maupun rintik
Hujan disambut dengan kebahagiaan
Para petani usang menanti
Kapankah turun hujan yang membasahi?
Di Desaku Yang kurindu
Hujan mengalir ke selokan
Menggenangi sawah membasahi ladang
Membawa desaku menjadi Permai
22. Puisi ibu
Selanjutnya adalah puisi tentang ibu
Wahai ibuku
Engkaulah pahlawanku
Yang menghargai diriku senantiasa
Berjuang demi era depanku
Betapa besar jasa jasamu
Tak mungkin aku membalasnya
Namun doa pelantun senantiasa
Untuk Ibu yang tersayang
23. Puisi alam
Tentunya kita juga mesti belajar membuat puisi alam.
Indonesia adalah sebuah negeri
Yang alamnya indah berseri
Di sinilah aku dilahirkan
Disini pula aku dibesarkan
Sawah sawah terhampar
Begitupula dengan ladang
Memandangnya hati pun damai
Mengunjunginya jiwa terasa tentram
24. Matahari
Berikut ini ialah puisi berjudul “matahari“.
Ketika matahari terbit
Itu ialah suatu menandakan
Bahwa kita masih berkesempatan
Meraih harapan dan masa depan
Jadilah mirip matahari
Yang selalu menerangi
Keluhan orang ia tak peduli
Hanya mengerjakan peran dari robuna Izzati
24. Puisi ibu yang singkat
Kau bagaikan sang surya
Menerangi Alam raya
Maka kamu menerangi jiwa
Mengisi hatiku dengan senang
25. Anak-anak
Anak-anak ialah titipan
Dari Tuhan Yang Maha penyayang
Jangan pernah disia-siakan
Apalagi ditelantarkan
Anak-anak yaitu kedamaian
Bagi hati seorang insan
Bermain senantiasa dengan riang
Tak mengenal kesulitan
26. Puisi tentang lingkungan
Indonesia amatlah subur
Hutan luas membentang
Pantai indah begitu panjang
Gunung-gunung tinggi menjulang
Tapi semuanya hilang
Dirusak oleh tangan-tangan insan
Rusak oleh keserakahan
Ketamakan insan tak berkesudahan
27. Tentara
Lihatlah para serdadu
Berseragam loreng berbaris gagah
Dengan memanggul suatu senjata
Siap membela negeri tercinta
Terima kasih wahai tentara
Negeri ini senantiasa kau jaga
Hingga kami tentram sejahtera
Hidup hening dalam melakukan pekerjaan .
28. Pegunungan
Diantara hamparan negeriku
Tumbuh gunung yang menjulang
Puncaknya menyentuh awan
Badan yang kokoh dari bebatuan
Kaki kecil yang mendaki
Pasti akan merasa lelah
Menapaki jalan setapak
Berliku-liku hingga ke puncak
Tapi lihatlah betapa indah
Pemandangan di atas sana
Diantara udara yang cuek
Tumbuh bunga aneka rupa
29. Guruku Pahlawanku
Guruku pahlawanku
Yang telah mengajariku
Membimbing dengan tabah
Tanpamu aku tak memahami
Bagaimana berhitung dan membaca
Terima kasih wahai guruku
Engkau yaitu pahlawanku