close

30+ Kumpulan Dalil Hadits Tentang Qurban Saat Hari Raya Idul Adha

Kumpulan hadits wacana qurban – Sebagai seorang muslim, kita sangat direkomendasikan untuk berqurban di hari raya Idul Adha. Biasanya binatang yg biasa dikurbankan ialah sapi, kambing, domba atau unta. Waktu pelaksanaannya yakni sesudah sholat Idul Adha. Hal ini sungguh dianjurkan alasannya adalah kita akan mendapat pahala & rahmat dr Allah SWT.

Berqurban sendiri ada tata caranya dlm Islam. Mulai dr bagaimana cara penyembelihannya, syarat hewan yg akan disembelih, syarat berqurban, doa menyembelih hewan qurban, cara pembagian daging qurban, & lain sebagainya. Untuk mengetahuinya kita haruslah mencar ilmu & mampu dgn melihat dalil Al-Quran ihwal qurban atau hadist perihal qurban dimana Nabi Muhammad SAW menerangkan banyak hal tentang qurban.

Simak firman Allah SWT berikut ini ihwal dalil qurban:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya:“Sesungguhnya Kami sudah menunjukkan karunia sungguh banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu & sembelihlah qurban.”(Surat Al Kautsar ayat 1-2)

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكاً لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ

Artinya:“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), semoga mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yg sudah direzkikan Allah pada mereka, maka Tuhanmu merupakan Tuhan Yang Maha Esa, sebab itu berserah dirilah ananda terhadap-Nya. Dan berilah kabar gembira pada orang-orang yg tunduk patuh (kepada Allah).” [QS: Al Hajj : 34]

فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Artinya:“Maka makanlah sebagiannya (daging kurban) & berilah makan orang yg merasa cukup dgn apa yg ada padanya (orang yg tak meminta-minta) & orang yg meminta. Daging-daging qurban & darahnya itu sekali-kali tak dapat mencapai (keridhaan) Allah, namun ketakwaan dr kamulah yg dapat mencapainya.”(Surat Al Hajj ayat 36-37)

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Artinya:“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku & matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya & demikian itulah yg ditugaskan kepadaku & gue yaitu orang yg pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (Surat Al An’am ayat ke 162-163)

Selain ayat Al Alquran di atas, ada banyak hadits wacana perintah qurban Idul Adha yg bisa kita pelajari. Dengan begitu kita akan memahami bagaimana manfaat & keistimewaan ibadah qurban. Kita pula bisa memahami ihwal hal hal yg berhubungan dgn kurban seperti syarat & tata caranya lewat hadist hadits Rasulullah SAW.

Dan yg paling penting adalah dgn berqurban, maka kita akan menerima rahmat & pahala yg besar dr Allah SWT. Langsung saja untuk lebih jelasnya, berikut di bawah ini akan dibagikan kumpulan hadits ihwal qurban & penjelasannya lengkap dlm lafadz Arab & terjemahan bahasa Indonesianya.

(baca pula niat shalat Idul Adha)

 kita sangat dianjurkan untuk berqurban di hari raya Idul Adha 30+ Kumpulan Dalil Hadits Tentang Qurban Saat Hari Raya Idul Adha

Hadist Tentang Qurban dlm Bahasa Arab & Artinya

 وَلَهُ: مِنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا; أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ, يَطَأُ فِي سَوَادٍ, وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ, وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ; لِيُضَحِّيَ بِهِ, فَقَالَ: “اِشْحَذِي الْمُدْيَةَ” , ثُمَّ أَخَذَهَا, فَأَضْجَعَهُ, ثُمَّ ذَبَحَهُ, وَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ, اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ, وَمِنْ أُمّةِ مُحَمَّدٍ”

”Beliau pernah memerintahkan untuk dibawakan dua ekor kambing kibas bertanduk, yg kaki, perut & sekitar matanya berwarna hitam. Maka dibawakanlah kambing tersebut pada beliau untuk dijadikan qurban. Beliaupun berkata pada Aisyah, ’Wahai Aisyah, ambilkan pisau.’ Kemudian beliau mengambilnya, membaringkannya & menyembelihnya seraya berdoa: ’Bismillaah, alloohumma taqobbal min muhammadin wa’aali muhammad, wa min ummati muhammad.”

وَعَنْ جُنْدُبِ بْنِ سُفْيَانَ قَالَ: شَهِدْتُ الأَضْحَى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا قَضَى صَلاتَهُ بِالنَّاسِ, نَظَرَ إِلَى غَنَمٍ قَدْ ذُبِحَتْ, فَقَالَ: “مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاةِ فَلْيَذْبَحْ شَاةً مَكَانَهَا, وَمَنْ لَمْ يَكُنْ ذَبَحَ فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللَّهِ” مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

”Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, hendaknya ia menyembelih seekor kambing lagi selaku gantinya. Barangsiapa belum menyembelih, hendaknya ia menyembelih dgn nama Allah.”

وَعَنِ الْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: “أَرْبَعٌ لا تَجُوزُ فِي الضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ الْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ ظَلْعُهَ ا وَالْكَسِيرَةُ الَّتِي لا تُنْقِي” رَوَاهُ الْخَمْسَة ُ . وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان

”Empat macam binatang yg tak boleh dijadikan qurban, yakni: hewan yg terlihat terang butanya, terlihat jelas sakitnya, terlihat terperinci pincangnya, & binatang tua yg tak bersumsum.”

عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا اَيُّوْبَ اْلاَنْصَارِيَّ: كَيْفَ كَانَتِ الضَّحَايَا فِيْكُمْ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص؟ قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ فِى عَهْدِ النَّبِيّ ص يُضَحّى بِالشَّاةِ عَنْهُ وَ عَنْ اَهْلِ بَيْتِهِ. فَيَأْكُلُوْنَ وَ يُطْعِمُوْنَ حَتَّى تَبَاهَى النَّاسُ فَصَارَ كَمَا تَرَى. ابن ماجه و الترمذى و صححه، فى نيل الاوطار 5: 136

Dari ‘Atha’ bin Yasar ia berkata : Saya mengajukan pertanyaan pada Abu Ayyub Al-Anshariy, “Bagaimanakah udlhiyah yg dilakukan di masa Rasulullah SAW?”. Jawabnya, “Seorang pria di zaman Rasulullah SAW menyembelih seekor kambing untuknya & untuk andal baitnya (rumah tangganya), kemudian mereka makan dagingnya itu & memberi makan pada orang lain, sehingga insan bermegah-megah dgn qurban itu sehingga menjadi seperti yg kau-sekalian saksikan sekarang ini”. [HR. Ibnu Majah & Tirmidzi]

عَنْ نُبَيْشَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ((كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الأَضَاحِيِّ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامِ. فَكُلُوا وَادَّخِرُوا))

“Dulu gue pernah melarang kalian untuk menyimpan daging kurban lebih dr tiga hari,  maka kini makanlah & simpanlah.”

 قَالَ جُنْدَبٌ، كَانَ النَّبِيُّ ص يُصَلّى بِنَا يَوْمَ اْلفِطْرِ وَ الشَّمْسُ عَلَى قَيْدِ رُمْحَيْنِ وَ اْلاَضْحَى عَلَى قَيْدِ رُمْحٍ. احمد بن حسن

Telah berkata Jundab, “Adalah Nabi SAW shalat ‘Iedul Fithri bersama kami, sedang matahari tingginya kadar dua batang tombak, & (dia shalat) ‘Iedul Adlha (diwaktu matahari) tingginya kadar satu batang tombak”. [HR. Ahmad bin Hasan]
 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَلَّتِ اْلاِبِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص فَاَمَرَهُمْ اَنْ يَنْحَرُوا اْلبَقَرَ. ابن ماجه 2: 1047، رقم: 3134

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Pernah terjadi pada jaman Rasulullah SAW (jumlah) unta sedikit, maka dia mewakilkan para shahabat berqurban dgn lembu. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1047, no. 3134].

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنِي أَبُو الْمُثَنَّى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

“Tidak ada amalan yg dilaksanakan anak Adam tatkala hari (raya) kurban yg lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dr mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari akhir zaman ia akan tiba dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan hingga pada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” [HR. ibnumajah No.3117].

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيُّ حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِينٍ حَدَّثَنَا عَائِذُ اللَّهِ عَنْ أَبِي دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ قَالَ سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ

“Berkata pada kami Muhammad bin Khalaf Al ‘Asqalani, berkata pada kami Adam bin Abi Iyas, berkata pada kami Sullam bin Miskin, berkata pada kami ‘Aidzullah, dr Abu Daud, dr Zaid bin Arqam, ia berkata: berkata para teman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah, hewan qurban apa ini?” Beliau bersabda: “Ini adalah sunah bapak kalian, Ibrahim.” Mereka berkata: “Lalu pada hewan tersebut, kami dapat apa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu ada satu kebaikan.” Mereka berkata: “Bagaimana dgn shuf (bulu domba)?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu shuf ada satu kebaikan.” [HR. Riwayat Ibnu Majah dlm Sunannya No. 3127]

أَرْبَعٌ لَا يُضَحَّى بِهِنَّ: الْعَوْرَاءُ الْبَيِّنُ عَوَرُهَا، وَالْمَرِيضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا، وَالْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ ظَلَعُهَا، وَالْعَجْفَاءُ الَّتِي لَا تُنْقِيْ

“Ada empat macam yg tak boleh dijadikan qurban. Yaitu, binatang yg rabun & terperinci kerabunannya, hewan yg sakit & terperinci sakitnya, hewan yg pincang & terperinci pincangnya, & binatang yg kurus tak berdaging”. (HR. Ibnu Hibban; Shahih)

 عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ  أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ   مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ وَفِي لَفْظِ: سَمِينَيْنِ     وَلِأَبِي عَوَانَةَ فِي “صَحِيحِهِ” : ثَمِينَيْنِ   . بِالْمُثَلَّثَةِ بَدَلَ السِّين وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ, وَيَقُولُ: بِسْمِ اللَّهِ. وَاللَّهُ أَكْبَرُ

”Biasanya Nabi  biasanya berkurban dgn dua ekor kambing kibas putih yg cantik & bertanduk.  Beliau menyebut nama Allah & bertakbir,  & ia meletakkan kakinya di samping binatang itu.”  Dalam sebuah lafadz: ”dia menyembelih dgn tangan dia sendiri.”  Dalam sebuah lafadz: ”dua ekor kambing gemuk.”  Menurut Abu Awanah: ”dua ekor kambing yg mahal.”  dgn menggunakan aksara tsa,  bukan siin.  Dalam lafadz Muslim: ”Beliau membaca Bismillaahi walloohu akbar.”

Hadits dr Ali bin Abu Thalib,

وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: أَمَرَنِي النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلالَهَا عَلَى الْمَسَاكِينِ, وَلا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

”Rasulullah menyuruh kepadaku untuk mengurusi binatang kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit & pakaiannya pada orang-orang miskin, & gue tak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dr binatang kurban (selaku upah) pada penyembelihnya.”

إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ بِهِ فِيْ يَوْمِنَا هَذَا أَنْ نُصَلِّيَ ثُمَّ نَرْجِعَ فَنَنْحَرَ

“Sesungguhnya yg pertama kali kita kerjakan pada hari ini ialah menunaikan shalat (idul Adha), kemudian pulang lalu menyembelih hewan kurban”. (HR. Bukhari)

 عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لاَ تَذْبَحُوْا اِلاَّ مُسِنَّةً اِلاَّ اَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوْا جَذَعَةً مِنَ الضَّأْنِ. مسلم 3: 1555

Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah ananda menyembelih untuk qurban melainkan yg Musinnah (telah berganti gigi) kecuali jikalau sukar didapati, maka boleh ananda menyembelih jadza’ah (yang berumur 1 tahun) dr kambing”. [HR. Muslim]

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلَالَ ذِي الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

“Apa bila kalian telah meru’yah (melihat) bulan sabit Zulhijah, & seseorang diantara kalian hendak memangkas binatang kurban, maka hendaklah ia menahan diri untuk tak memangkas rambut & kukunya”. (HR. Muslim)

كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ

“Seluruh hari-hari tasyriq ialah waktu menyembelih binatang qurban”. (HR. Ahmad; Shahih)

لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ الضَّأْنِ

“Janganlah kalian memangkas binatang qrban kecuali yg sudah cukup umur. Kecuali jika kalian kesusahan mendapatkannya, maka potonglah domba muda” (HR. Muslim).

 وَعَنْ جُنْدُبِ بْنِ سُفْيَانَ  قَالَ: شَهِدْتُ الأَضْحَى مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا قَضَى صَلاتَهُ بِالنَّاسِ, نَظَرَ إِلَى غَنَمٍ قَدْ ذُبِحَتْ, فَقَالَ: “مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاةِ فَلْيَذْبَحْ شَاةً مَكَانَهَا, وَمَنْ لَمْ يَكُنْ ذَبَحَ فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللَّهِ”   مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

”Barangsiapa menyembelih sebelum shalat,  hendaknya ia menyembelih seekor kambing lagi sebagai gantinya.  Barangsiapa belum menyembelih,  hendaknya ia menyembelih dgn nama Allah.”

 عَنْ قَتَادَةَ بْنِ النُّعْمَانِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ تَبِيْعُوْا لُحُوْمَ اْلهَدْيِ وَ اْلاَضَاحِى فَكُلُوْا وَ تَصَدَّقُوْا وَ اسْتَمْتِعُوْا بِجُلُوْدِهَا وَ لاَ تَبِيْعُوْهَا، وَ اِنْ اُطْعِمْتُمْ مِنْ لَحْمِهَا فَكُلُوْا اِنْ شِئْتُمْ. احمد 5: 478، رقم: 16211

Dari Qatadah bin Nu’man, sebenarnya Nabi SAW bersabda, “Janganlah kalian memasarkan daging-daging Hadyi (denda hajji) & daging udlhiyah (qurban), makanlah & sedeqahkanlah & manfaatkanlah kulitnya, & janganlah kalian menjualnya. Dan apabila kalian diberi dagingnya, maka makanlah bila kalian mau”. [HR. Ahmad]

 عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ؛ قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ((مَنْ رَأَى مِنْكُمْ هِلاَلَ ذِي الْحِجَّةِ، فَأَرَادَ أَنْ يُضَحِّيَ، فَلاَ يَقْرَبَنَّ لَهُ شَعَراً وَلاَ ظُفْراً))

“Barangsiapa di antara kalian mendapati permulaan bulan Dzulhijjah,  kemudian ia ingin berkurban,  maka janganlah ia mendekati (sengaja menyisakan) rambut & kukunya.”

وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “لا تَذْبَحُوا إِلاَّ مُسِنَّةً, إِلاَّ أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ الضَّأْنِ” رَوَاهُ مُسْلِم

”Janganlah kalian menyembelih binatang qurban kecuali yg sudah berumur setahun. Apabila ananda sulit menerimanya, maka sembelihlah kambing yg berumur enam bulan hingga setahun.”

وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: أَمَرَنِي النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلالَهَا عَلَى الْمَسَاكِينِ, وَلا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

”Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi binatang qurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit & pakaiannya pada orang-orang miskin, & gue tak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dr binatang qurban (sebagai upah) pada penyembelihnya.”

وَعَنْ جَابِرِ بنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: نَحَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ: الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ, وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ رَوَاهُ مُسْلِم

”Kami pernah menyembelih bareng Rasulullah pada tahun Hudaibiyah dgn seekor unta untuk tujuh orang & seekor sapi untuk tujuh orang.”
 

 وَلَهُ: مِنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا; أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ, يَطَأُ فِي سَوَادٍ, وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ, وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ; لِيُضَحِّيَ بِهِ, فَقَالَ: “اِشْحَذِي الْمُدْيَةَ” , ثُمَّ أَخَذَهَا, فَأَضْجَعَهُ, ثُمَّ ذَبَحَهُ, وَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ, اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ, وَمِنْ أُمّةِ مُحَمَّدٍ”

”Beliau pernah memerintahkan untuk dibawakan dua ekor kambing kibas bertanduk yg kaki, perut & sekitar matanya berwarna hitam.  Maka dibawakanlah kambing tersebut pada beliau untuk dijadikan kurban.  Beliaupun berkata pada Aisyah, ’Wahai Aisyah, ambilkan pisau.’  Kemudian ia mengambilnya,  membaringkannya & menyembelihnya seraya berdoa: ’Bismillaah,  alloohumma taqobbal min muhammadin wa’aali muhammad,  wa min ummati muhammad.”

 أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُهْدِى مِنَ الْمَدِيَنةِ. فَأَفْتِلُ قَلاَئِدَ هَدْيِهِ. ثُمَّ لاَ يَجْتَنِبُ شَيْئاً مِمَّا يَجْتَنِبُ الْمُحْرِمُ

Rasulullah menjinjing hewan kurban dr Madinah,  lalu ia menganyam gantungan binatang kurbannya.  Beliau tak menjauhi sesuatu dr hal-hal yg mesti dijauhi oleh orang yg berihram.”

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قُلْتُ أَوْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ قَالَ سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا مَا لَنَا مِنْهَا قَالَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ حَسَنَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَالصُّوفُ قَالَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ

Dari Zaid bin Arqam ia bekata; Saya berkata atau mereka mengajukan pertanyaan, “Wahai Rasulullah, untuk apakah hewan kurban ini?” beliau menjawab: “Yaitu sunnah bapak kalian Ibrahim.” Mereka mengajukan pertanyaan lagi, “Lalu kebaikan apakah yg akan kami peroleh darinya?” beliau menjawab: “Setiap helai dr bulunya adalah kebaikan.” Mereka bertanya lagi, “Bagaimana dgn domba?” dia menjawab: “Setiap helai bulu domba itu yaitu bernilai satu kebaikan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim,)

 عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: شَهِدْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص اْلاَضْحَى بِاْلمُصَلَّى. فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ وَ اُتِيَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص بِيَدِهِ وَ قَالَ: بِسْمِ اللهِ وَ اللهُ اَكْبَرُ، هذَا عَنّى وَ عَمَّنْ لَمْ يُضَحّ مِنْ اُمَّتِى. ابو داود 3: 99، رقم:2810

Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : Aku shalat ‘Iedul Adlha bareng Rasulullah SAW di mushalla. Setelah dia selesai berkhutbah, kemudian turun dr mimbar, maka didatangkan seekor kibasy, kemudian beliau menyembelihnya dgn tangan ia, & beliau mengucapkan, “Bismillaahi walloohu Akbar, haadzaa ‘annii wa ‘amman lam yudlohhi min ummatii (Dengan nama Allah & Allah Maha Besar. (Qurban) ini dariku & dr ummatku yg tak berqurban)”. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 99, no. 2810]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الأَضْحَى بِالْمُصَلَّى فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ وَأُتِىَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِيَدِهِ وَقَالَ: (( بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى )).

“Diriwayatkan dr Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhu sebetulnya ia berkata, “Saya menghadiri shalat idul-Adha bareng Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di mushalla (tanah lapang). Setelah beliau berkhutbah, dia turun dr mimbarnya & didatangkan kepadanya seekor kambing. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelihnya dgn tangannya, sambil mengatakan: Dengan nama Allah. Allah Maha Besar. Kambing ini dariku & dr orang-orang yg belum menyembelih di kalangan umatku”

(( مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا. ))

“Barang siapa menerima kelapangan tetapi tak berqurban, maka janganlah ia mendekati kawasan shalat kami.

 عَنْ شَدَّادِ بْنِ اَوْسٍ قَالَ: ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص. قَالَ: اِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلاِحْسَانَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ. فَاِذَا قَتَلْتُمْ فَاَحْسِنُوا اْلقِتْلَةَ وَ اِذَا ذَبَحْتُمْ فَاَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَ لْيُحِدَّ اَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ. مسلم 3: 1548

Dari Syaddad bin Aus, ia berkata : Dua hal yg gue hafal dr Rasulullah SAW, dia bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh, bunuhlah dgn baik. Dan apabila kalian menyembelih, sembelihlah dgn baik, hendaklah salah seorang diantara kalian menajamkan pisaunya, & mudahkanlah penyembelihannya”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1548]

  Menjinjing Buah Tangan Untuk Keluarga Yaitu Sunnah

Demikianlah kumpulan dalil hadits perihal qurban Idul Adha dlm Islam lengkap bahasa Arab & artinya bahasa Indonesia. Semoga hadits tentang keutamaan qurban di atas bisa bermanfaat & menyebabkan kita tergerak utuk berqurban di hari raya idul adha. Wallahu a’lam.